Anda di halaman 1dari 7

e-ISSN : 2685-8150 P-ISSN : 2579-4329

Jurnal Ilmiah Kefarmasian


Journal homepage : http://e-jurnal.stikesalirsyadclp.ac.id/index.php/jp

FORMULASI GEL MUKUS IKAN SIDAT (ANGUILLA BICOLOR)


SEBAGAI KANDIDAT PENYEMBUH LUKA BAKAR
FISH MUCUS GEL FORMULATION (ANGUILLA BICOLOR) AS
CANDIDATES FOR BURN HEALS
Adhe Yoshua Abi, Vegga Dwi Fadila, Siska Asih Mutmainah, Yuhansyah Nur Fauzi
1 Program Studi S1 Farmasi. STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap
2 Cilacap, Indonesia

INFO ARTIKEL ABSTRAK/ABSTRACT

Kata Kunci : Luka bakar bisa di sebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan petir
yang mengenai kulit, mukosa atau jaringan yang lebih dalam. Salah satu
Gel, mukus, ikan bentuk sediaan obat yang baik untuk menyembuhkan luka barkar adalah
sidat gel. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Proses Pembuatan Sediaan
Gel luka bakar dari mukus ikan sidat dan Uji organoleptis, stabilitas,
homogenitas, pH, visikositas dan iritasi gel mukus ikan sidat. Untuk
menghasilkan mukus ikan sidat dilakukan dengan cara perendaman ikan
dengan menggunakan es batu, kemudian lendir yang terdapat pada kulit
ikan diambil. Lendir ikan sidat diformulasikan dalam bentuk sediaan gel
dengan konsentrasi CMC 6, 8, dan 10 gram. Evaluasi sediaan meliputi uji
organoleptis, stabilitas, homogenitas, pH, daya sebar, viskositas dan uji
terhadap iritasi kulit. Kenampakan sediaan gel dari 3 sediaan memiliki
bentuk semi padat, terasa dingin saat di oleskan ke kulit serta memiliki
homogenitas yang baik. pH dari 3 sediaan yaitu 7. Dari sediaan yang
dibuat formulasi 1 dengan konsentrasi CMC 6 gram merupakan formulasi
yang terbaik dan optimal.
Keyword : Burns can be caused by heat, electric current, chemicals and lightning that
affect the skin, mucosa or deeper tissues. One form of medicine that is
Gel, muccus, eel good for healing Barkar's wounds is gel. This study aims to determine the
fish process of making burn gel preparations from eel fish mucus and
organoleptic test, stability, homogeneity, pH, viscosity and irritation of
eel mucus gel. To produce mucus eel fish is done by soaking the fish using
ice cubes, then the mucus contained in the skin of the fish is taken. Eel
mucus is formulated in the form of gel preparations with CMC
concentrations of 6, 8 and 10 grams. Evaluation of preparations includes
organoleptic, stability, homogeneity, pH, dispersal, viscosity and skin
irritation tests. The appearance of gel preparations from 3 preparations
has a semi-solid form, feels cold when applied to the skin and has good
homogeneity. The pH of 3 preparations is 7. From the preparation made
formulation 1 with CMC concentration of 6 grams is the best and optimal
formulation.

106 |Jurnal Pharmaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap


e-ISSN : 2685-8150 P-ISSN : 2579-4329

A. PENDAHULUAN
Ikan sidat (Anguilla bicolor) adalah meninggal akibat luka bakar, jutaan
salah satu jenis sidat yang sumber lebih menderita cacat tubuh dan
bibitnya berasal dari Jawa (Sukabumi, berpengaruh terhadap efek fisiologis,
Cilacap, Jember) dan bibit terbaik sosial dan ekonomi. Penelitiaan di
banyak ditemukan di sekitar Pelabuhan Belanda menunjukan 70% kejadiaan
Ratu, Sukabumi, Jawa Barat.Di luka bakar terjadi di lingkungan rumah
Indonesia sumber daya ikan sidat belum tangga, 25% di industri, dan kira-kira
banyak dimanfaatkan. Hal ini terlihat 5% akibat kecelakaan lalu lintas
dari tingkat pemanfaatan ikan sidat (Kristanto, 2005). Di Asia tercatat sekitar
secara lokal (dalam negeri) masih sangat 195.000 jiwa yang meninggal karena
rendah, padahal jumlah ikan ini baik luka bakar (WHO, 2012).
dalam ukuran benih maupun ukuran Salah satu bentuk sediaan obat
konsumsi cukup melimpah. Salah satu yang baik untuk menyembuhkan luka
penyebabnya adalah ikan ini belum barkar adalah gel.Gel merupakan
banyakdikenal, sehingga kebanyakan sediaan yang stabilitasnya baik, berupa
penduduk Indonesia belum familiar sediaan halus, mudah digunakan,
untuk mengkonsumsi ikan sidat.Ikan mampu menjaga kelembaban kulit,
sidat (Anguilla sp.) merupakan jenis ikan tidak mengiritasi kulit, mempunyai
yang laku di pasar internasional (Jepang, tampilan yang lebih menarik, dan lebih
Hongkong, Jerman, Italia, dan beberapa lama berada di jaringan luka
negara lainnya). Dengan demikian ikan dibandingkan dengan bentuk sediaan
ini memiliki potensi sebagai komoditas lain (Hasyim dkk., 2012)
ekspor.Kandungan gizi yang tinggi Dari penjelasan di atas maka
menyebabkan ikan sidat sangat diminati mukus/lendir ikan sidat dapat di
terutama oleh negaranegara maju di formulasikan kedalam sediaan gel
Asia Timur. Permintaan ikan sidat di sebagai kandidat penyembuh luka
pasar dunia dapat mencapai 500.000 bakar.Telah dilakukan penelitian
ton pertahun (Sembiring et al. 2015) sebelumnya terkait mukus/lendir ikan
Selain dimanfaatkan dagingnya sidat sebagai penghambat
yang kaya akan gizi dan protein,ikan perkembangan bakteri escherichia
sidat juga mempunyai lendir/mukus coli,namun belum adanya penelitian
yang mengandung banyak protein mukus/lendir ikan sidat yang digunakan
albumin antara lain,protein sarkoplasma sebagai kandidat penyembuh luka bakar
mengandung protein albumin, oleh karena itu dilakukanlah penelitian
mioprotein, mioalbumin, miostromin, ini.
dan globulin x.Lendir juga bisa Lendir/mukus ikan sidat banyak
dimanfaatkan untuk pengobatan mengandung protein albumin antara
tradisional seperti pengobatan pada luka lain proteprotein sarkoplasma
(Roy,2013). mengandung protein albumin,
Salah satu contoh luka adalah mioprotein, mioalbumin, miostromin,
luka bakar,yang bisa di sebabkan oleh dan globulin x. Albumin merupakan
panas,arus listrik,bahan kimia dan petir protein yang dapat larut didalam air
yang mengenai kulit,mukosa atau serta dapat terkoagulasi oleh panas
jaringan yang lebih dalam.Menurut (Allington,2002).
Michael Peck, Joseph Molnar dan Lendir pada kulit ikan mampu
Dehran Swart dalam Bulletin of the bertindak sebagai penyaring patogen
Word Health Organization A global penyebab infeksi, seperti bakteri, virus,
plan for burn prevention and care bahkan benda asing, yang akan
(2009), lebih dari 300.000 orang dibersihkan oleh air tempat ikan tersebut

107 |Jurnal Pharmaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap


e-ISSN : 2685-8150 P-ISSN : 2579-4329

hidup. Lendir akan berganti secara kembali menggunakan es batu hingga


berkala dan akan disekresikan juga menutupi tubuh ikan tersebut. Tujuan
secara berkala (Esteban, 2012). dari pemberian es batu yaitu agar ikan
Pengaruh albumin ikan sidat sidat dapat mengeluarkan mukus/lendir
(Anguilla bicolor) yang terdapat pada lebih banyak dan ikan dalam kondisi
kesediaan salep pada konsentrasi 5, 10, tenang, sehingga lebih mudah dilakukan
dan 20% mengalami perbedaan proses pengambilan.
percepatan kesembuhan luka pada
mencit. Sediaan salep dengan 3. Pembuatan Gel Mukus Sidat dengan
konsentrasi 20% lebih cepat Basis CMC
kesembuhanya pada hari ke-4.dan pada Sediaan Gel Mukus Ikan Sidat dibuat
konsentrasi 5,dan 10% masingmasing dengan variasi konsentrasi CMC yang
kesembuhan pada hari ke-7 dan ke-6 ( berbeda yaitu 6 g; 8 g; dan 10 g.
Chaniful dkk,2018). Formulasi sediaan gel mukus ikan sidat
Lendir pada permukaan kulit ikan yang digunakan pada penelitian ini yaitu
mengandung berbagai komponen :
antibakterial, seperti AMPs Jumlah Bahan
Komposisi
(Antimicrobial peptides), lisozim, No (gram)
Bahan
protease, dan lektin. AMPs F1 F2 F3
(Antimicrobial Peptides) pada lendir 1. Mukus 9 9 9
kulit ikan memiliki sifat antibakterial Sidat (g)
atau bakteriostatik baik pada bakteri 2. CMC (g) 6 8 10
gram negatif maupun bakteri gram 3. Metil 0,075 0,075 0,075
positif (Rakers et al., 2013). Paraben
(g)
B. METODE 4. Propil 0,025 0,025 0,025
Paraben
1. Alat dan Bahan (g)
Bahan – bahan yang digunakan 5. Gliserin 10 10 10
antara lain mukus ikan sidat (Anguilla (ml)
Bicolor), CMC, gliserin, metil paraben, 6. Alkohol 1 1 1
propil paraben, alkohol, aquadest, 96% (ml)
propilen glikol, es batu 7. Propilen 5 5 5
Alat-alat yang digunkan meliputi Glikol
neraca analitik, cawan porselen, mortir (ml)
stamper, penangas air, batang pengaduk, 8. Aquadest 75 75 75
gelas ukur, beaker glass, objek glass, ad (ml)
pipet tetes, gelas arloji, bak penampung, Tabel 1. Formulasi Sediaan Gel Mukus Ikan
alat viskometer, pH meter, spatel, sudip, Sidat.
pot plastik, tube gel, serta alat uji Cara pembuatan sediaan gel Mukus
evaluasi sediaan. Ikan Sidat pertama - tama aquadest
disiapkan 75ml kemudian dipanaskan.
2. Pengambilan mukus ikan sidat Kemudian CMC didespersikan pada suhu
Ikan sidat yang sudah di biarkan 80-90°C dengan aquadest 25ml hingga
terlebih dahulu dalam bak membentuk masa gel. Kemudian
penampungan yang di beri gelembung ditambahkan aquadest hangat 25-30 ml
udara selama 1 malam yang bertujuan dan di aduk.
agar ikan sidat beradaptasi dengan Metil paraben dan propil paraben
lingkungan, pada proses pengambilan dilarutkan dalam 1 ml alkohol 96% yang
mukus/lendir ikan sidat di masukan kemudian di campurkan bersama CMC
kedalam bak yang berisi es batu yang hingga homogen. Kemudian ditambahkan
telah di pecahkan kemudian di isi 10 ml gliserin dan 5 ml propilen glikol,

108 |Jurnal Pharmaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap


e-ISSN : 2685-8150 P-ISSN : 2579-4329

campurkan hingga homogen. Selanjutnya g. Pengujian Terhadap Iritasi Kulit


di tambahkan sisa aquadest yang di pakai Uji dilakukan dengan pengolesan
dan masukan mukus ikan sidat jika basis gel mukus sidat pada kulit punggung
gel sudah dingin. kelinci yang sebelumnya telah di
bersihkan terlebih dahulu dari bulunya
4. Pengujian Sediaan Gel Mukus Ikan Sidat dengan menggunakan gunting dan pisau
a. Uji Organoleptis cukur. Pengujian di lakukan terhadap 4
Evaluasi menggunakan panca ekor kelinci dewasa dan kemudian
indra, mulai dari bau, warna, tekstur diamati reaksi yang ditimbulkan setelah
sediaan, konsistensi pelaksanaan pengolesan gel tersebut,apakah terjadi
menggunakan subyek responden iritasi atau tidak.
(dengan kriteria tertentu) dengan
menetapkan kriterianya pengujiannya. C. HASIL DAN PEMBAHASAN
b. Uji Stabilitas
Sediaan gel yang telah dibuat Hasil evaluasi pengujian Sifat Fisik Gel
segera di masukan kedalam wadah Mukus Ikan Sidat.
selama 4 minggu, kemudian amati Pengujian Sifat Fisik terhadap gel mukus
apakah terjadi perubahan setelah ikan sidat dilakukan agar diketahui
penyimpanan atau tidak ada sama sekali kestabilan dan kelayakan sediaan gel mukus
perubahan yang di tunjukan. ikan sidat.
c. Uji Homogenitas a. Uji Organoleptis
Uji homogenitas dilakukan dengan Uji Organoleptis dilakukan untuk
cara mengoleskan gel mukus sidat pada melihat tampilan fisik sediaan dengan
preparat kaca transparan dan dilihat ada cara mengamati beberapa karakteristik
atau tidaknya partikel/zat yang belum yang telah ditentukan mulai dari apakah
bercampur secara homogen. sediaan gel terasa dingin atau tidak,
d. Uji ukuran pH Mukus Sidat sediaan mudah menyebar di tangan,
Uji dilakukan dengan mengambil sediaan tidak terasa lengket di kulit,
sempel gel secukupnya untuk dilakukan sediaan tidak meninggalkan bekas
uji pengukuran pH dengan setelah di cuci, sediaan tidak menempel
menggunakan alat pH meter. pada barang atau makanan, dan apakah
e. Uji Daya Sebar sediaan berbau tengik atau tidak. Dari
Sebanyak 0,5 gram gel diletakkan di hasil pengujian fisik sediaan gel mukus
tengah sebuah kaca bulat. Kaca bulat lain ikan sidat dapat dilihat pada grafik 1.
yang telah ditimbang, diletakkan di atas
gel tadi secara hati-hati dan dijaga agar
tidak ada gelembung udara. Biarkan 1
menit dan diukur diameter pasta yang
menyebar, Setelahnya ditambahkan
beban 50 gram dilakukan pengukuran
kembali dan ulangi perlakuan untuk
penambahan beban 100 gram.
f. Uji Visikositas Gel Mukus Sidat
Uji dilakukan dengan
menggunakan alat Viskometer
Brookfield dengan memasukan sempel Grafik 1. Hasil Uji Organoleptis dari 3
gel mukus sidat ke dalam baker glass Formulasi sediaan Gel Mukus Ikan Sidat
sampai sekiranya cukup, lalu memilih Berdasarkan data yang tersaji pada
no.spindel yang sesuai, lalu alat grafik 1. Gel yang paling terasa dingin
dihidupkan agar rotari berputar dan dimana dari 35 responden memilih
amati skala yang tertera kemudian hitung sediaan gel dengan formulasi 1 dan 2.
hasil rpm. Sedangkan pada kriteria gel yang paling

109 |Jurnal Pharmaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap


e-ISSN : 2685-8150 P-ISSN : 2579-4329

mudah menyebar yang paling banyak 1 7


dipilih adalah formulasi 2. Pada kriteria 2 7
gel yang paling tidak lengket formulasi 1 3 7
dan 2 paling banyak di pilih. Formulasi 2 Tabel 2. Hasil Uji pH Gel Mukus Ikan Sidat
paling banyak dipilih responden terkait Hasil pengujian pH menunjukkan
dengan kriteria gel tidak meninggalkan semua formulasi gel mukus ikan sidat
bekas setelah dicuci. Untuk kriteria gel memiliki pH 7 sehingga memenuhi
tidak mudah menempel pada benda, kriteria pH yang diinginkan dan
formula 1 yang paling memenuhi kriteria berpotensi rendah menyebabkan iritasi
dibanding formulasi 2 dan 3. Formula 1 pada kulit.
dipilih 100% oleh responden terkait e. Pengujian daya sebar
sediaan tidak berbau tengik. Uji daya sebar dilakukan untuk
b. Uji Stabilitas menjamin pemerataan gel saat
Uji stabilitas bertujuan untuk diaplikasikan ke kulit. Hasil uji daya
menentukan kemampuan sediaan gel sebar terdapat pada tabel 3.
untuk bertahan dalam batas yang
ditetapkan dan sepanjang periode
penyimpanan dan penggunaan, sifat Luas Sebar (cm)
karakteristiknya sama dengan yang Formulasi
dimilikinya pada saat sediaan dibuat. TB 50 g 100g
(Dirjen POM, 1995).
Hasil Pengujian stabilitas pada ketiga 1 4,82 5,77 6,40
formulasi sediaan gel mukus ikan sidat
menunjukkan setelah 4 minggu waktu
penyimpanan pada suhu kamar belum
menunjukkan adanya perubahan 2 3,46 3,73 4,48
bentuk, warna, bau dari awal sediaan
dibuat.
c. Uji Homogenitas 3 3,04 3,52 4,01
Uji homogenitas dilakukan dengan
cara mengoleskan gel mukus sidat pada Tabel 3. Hasil Uji Daya Sebar Gel Mukus
preparat kaca transparan dan dilihat ada Ikan Sidat
atau tidaknya partikel/zat yang belum Uji daya sebar yang baik untuk
bercampur secara homogen. Dari ketiga sediaan gel dalam standar SNI adalah
formulasi dapat dilihat bahwa tidak 5,54-6,08 cm. Sedangkan hasil uji daya
terdapat partikel yang saling sebar pada sediaan gel pada penelitian
menggumpal, hal tersebut dapat ini menunjukkan hasil yang artinya daya
diartikan bahwa sediaan gel mukus ikan sebar gel mukus ikan sidat memenuhi
sidat dengan formulasi I, II, dan III dalam range daya sebar yang baik pada
memenuhi syarat uji homogenitas. formulasi ke 1.
d. Uji pH f. Uji viskositas
Uji pH dilakukan untuk melihat Uji dilakukan bertujuan untuk
tingkat keasaman sediaan gel yang mengetahui pengaruh besar terhadap
bertujuan untuk memberikan rasa sediaan basis gel dimana jika sedikit
nyaman dan aman paada saat penambahan dan pengurangan
penggunaan topikal dengan standar pH konsentrasi dapat mempengaruhi tingkat
fisiologis kulit yaitu 4,5-7,0. Pada viskositasnya, semakin tinggi hasil nilai
penelitian ini, pH sediaan gel mukus ikan viskositasnya maka semakin tinggi pula
sidat diukur menggunakan stik pH tingkat viskositasnya/ kekentalannya.
universal. Hasil pengujian pH terdapat Berikut hasil dari nilai viskositas yang
pada tabel 2. diperoleh dengan nomer spindel 4
Formula pH kecepatan rpm 30. Hasil pengujian

110 |Jurnal Pharmaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap


e-ISSN : 2685-8150 P-ISSN : 2579-4329

viskositas sediaan gel mukus ikan sidat Allington NI. 2002. Channa striatus fish
dapat dilihat pada tabel 4. capsule Report for Biology of Fishes.
Replikasi F1 F2 F3 http://www.imich.edu/bio440/fishcap
1 3,000 5,000 11,000 sule96/channa.htm
2 3,000 5,000 10,200 David, S., 2008. Anatomi Fisiologi Kulit dan
Σ (dPa.s) 3,000 5,000 10,600 Penyembuhan Luka, Dalam : Surabaya
Tabel 4. Hasil Uji Viskositas Gel Mukus Ikan Plastic Surgery
Sidat http://surabayaplasticsurgery.blogspot.
Dari hasil tersebut dapat dinyatakan com. (Diakses pada tanggal 20 Juli
bahwa sediaan dengan Formulasi 1 2017).
memiliki nilai viskositas yang paling Deelder,C.L.1981.Expose Synoptique des
rendah dimana hal tersebut berarti Donnes Biologigues SurL’Anguille,
bahwa sedian gel dengan formulasi 1 Anguilla L.1,758.Synop.FAO.Peche ,80
memiliki laju alir yang cepat. : 80 pp.
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia
g. Pengujian Terhadap Iritasi Kulit Edisi IV. Jakarta : Depkes RI
Pengujian terhadap iritasi kulit Effendi, C., 1999,Perawatan Pasien Luka
bertujuan untuk mengetahui formulasi Bakar,Penerbitan Buku Kedokteran
tidak menimbulkan efek yang tidak EGC Press,Jakarta,1-2,10
diinginkan saat di oleskan ke kulit. Hasil Esteban M A. 2012. An overview of the
Pengujian terhadap iritasi kulit dapat immunological defenses in fish skin.
dilihat pada tabel 5. ISRN immunology. 2012(1): 1-29.
Kelompok Uji Skor ± SD Fuadi Chaniful.M,dkk.2018.Uji Aktivitas
Formulasi 1 0.00 ± 0.00 Salep Luka dari Albumin Ikan Sidat
Formulasi 2 0.00 ± 0.00 (Anguilla bicolor) pada Mencit (Mus
Formulasi 3 0.00 ± 0.00 musculus). e-Jurnal Ilmiah SAINS
Tabel 5. Hasil Pengujian Terhadap Iritasi ALAMI (Known Nature) Volume 1/
Kulit No.: 1 / Halaman 20 - 26 / Agustus
Dari hasil tabel 4. menyatakan bahwa Tahun 2018.
dari ketiga formulasi setelah proses Gibson,M., 2001 , Pharmaceutical
pengolesan dan pengamatan selama 72 jam Preformulation and Formulation,CRC
tidak menunjukkan adanya iritasi yang Press,United States of America.
timbul baik eritemia dan edema. Hasyim, Kristian, L., Iradah, J., dan Ajeng
Kurniati, 2012. Formulasi dan Uji
KESIMPULAN Efektivitas Gel Luka Bakar Ekstrak Daun
Cocor Bebek (Kalanchoe Pinnata L.)
Berdasarkan hasil penelitian yang telah pada Kelinci (Oryctolagus Cuniculus),
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Skripsi. Makassar: Fakultas Farmasi
formulasi yang paling baik sebagai kandidat Universitas Hasanuddin.
penyembuh luka bakar adalah formulasi ke Purwanto, J. 2007. Pemeliharaan Benih
1 dengan konsentrasi CMC sebanyak 6 Ikan Sidat (Anguilla bicolor) dengan
gram. Dikarenakan dari hasil uji Padat Tebar yang Berbeda. Balai Besar
organoleptis, stabilitas, homogenitas, pH, Pengembangan Budidaya Air Tawar.
daya sebar, viskositas dan pengujian Sukabumi, Bul.TekLit. AkuakulturVol. 6
terhadap iritasi kulit yang paling optimal No. 2
adalah formulasi 1. Rakers S, Lars Niklasson, Dieter Steinhagen,
Charli Kruse, J Schauber, Kristina
Sundell K et al. 2013. Antimicrobial
peptides (AMPs) from fish epidermis:
PUSTAKA perspectives for investigative
dermatology. JID. 133(5): 1140– 9.

111 |Jurnal Pharmaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap


e-ISSN : 2685-8150 P-ISSN : 2579-4329

Rowe,RC.,Jheskey,P.J.,and Owen,S.c.,
2006,Handbook of Pharmaceutical
Excipients, Pharmaceutical Press,USA
Roy, R. 2013. Budidaya sidat. Penerbit
Agromedia Pustaka, Jakarta
Sembiring, A. Y., Hendrarto, B., Solichin A.
2015. Respon Ikan Sidat (Anguilla
bicolor)Terhadap Makanan Buatan
Pada Skala Laboratorium.Diponegoro
Journal of Maquares, Vol. 4, No. 1,
2015.
Titaley,S.,Fatmawati dan Widy,A.L. 2014.
Formulasi Dan Uji Efektifitas Sediaan
Gel Ekstrak Etanol Daun Mangrove
Api-api(Avicennia marina)sebagai
antiseptik tangan. Jurnal Ilmiah Farmasi
UNSRAT Vol.3 No.2 Mei 2014 ISSN
2302-249399.
WHO. 2012. Burn. Media Centre Burn.
mailto:. diakses 4 Januari 2014.
Widyasari R A H. 2013. Disain terpadu
pengembangan industri perikanan sidat
Indonesia (Anguilla spp) berkelanjutan
di Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi
Provinsi Jawa Barat [thesis]. Institut
Pertanian Bogor.

112 |Jurnal Pharmaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap

Anda mungkin juga menyukai