Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

“PEMBERIAN OKSIGEN PADA ANAK”

DISUSUN OLEH :

NAMA : ANDRE GIBRAN

NIM : 21117012

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK I
STIKES MUAHMMADIYAH PALEMBANG
LAPORAN PENDAHULUAN
PEMBERIAN OKSIGEN PADA ANAK
A. Pengertian
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk
mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara norma elemen ini
diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan setiap kali bernapas. (Wartonah Tarwanto,
2006)
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia atau fisika).
Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam
proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air.
Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan
dampak yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel. (Wahit Iqbal Mubarak, 2007)

B. Tujuan
1. Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan
2. Untuk menurunkan kerja paru-paru
3. Untuk menurunkan kerja jantung

C. Anatomi Sistem Penapasan dan Gambar Alat Oksigenasi

1. Saluran Pernapasan Atas


a. Hidung
1) Terdiri dari bagian eksternal dan internal. Bagian eksternal menonjol dari wajah dan
disangga oleh tulang hidung dan kartilago. Bagian internal hidung adalah rongga
LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK I
STIKES MUAHMMADIYAH PALEMBANG
berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi
vertikal yang sempit, yang disebut septum.
2) Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung
vaskular yang disebut mukosa hidung
3) Permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi lendir secara
terus menerus dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia
b. Faring
1) Faring dibagi menjadi tiga region: nasal (nasofaring), oral (orofaring), dan laring
(laringofaring)
2) Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratorius dan
digestif
c. Laring
1) Laring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang menghubungkan
faring dan trakea
2) Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:
a) Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah
laring selama menelan
b) Glotis : ostium antara pita suara dalam laring
c) Kartilago tiroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari
kartilago ini membentuk jakun (Adam's apple)
d) Kartilago krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam
laring (terletak di bawah kartilago tiroid)
e) Kartilago artenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago
tiroid ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang
menghasilkan bunyi suara (pita suara melekat pada lumen
laring)
d. Trakhea
1) Disebut juga batang tenggorok
2) Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karina
LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK I
STIKES MUAHMMADIYAH PALEMBANG
2. Saluran Pernapasan Bawah
e. Bronkus
1) Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri
2) Disebut bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus)
3) Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris
kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental
4) Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental yang
dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri, limfatik dan saraf
Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus. Bronkiolus
mengandung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut
tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas.
f. Bronkiolus
Terdiri atas
1) Bronkiolus terminalis, yaitu bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus
terminalis (yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia)
2) Bronkiolus respiratori, dianggap sebagai saluran transisional antara jalan napas
konduksi dan jalan udara pertukaran gas
3) Duktus alveolar dan Sakus alveolar: Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke
dalam duktus alveolar dan sakus alveolar dan kemudian menjadi alveoli
g. Alveoli
Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2 . terdiri tas 3 tipe:
1) Sel - sel alveolar tipe I: adalah sel epitel yang membentuk dinding alveoli
2) Sel-sel alveolar tipe III: adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis dan
bekerja sebagai mekanisme pertahanan
h. Paru-paru
1) Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut
2) Terletak dalam rongga dada atau toraks
3) Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa
pembuluh darah besar
4) Setiap paru mempunyai apeks dan basis
5) Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura interlobaris
6) Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus
LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK I
STIKES MUAHMMADIYAH PALEMBANG
7) Lobos-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen
bronkusnya
i. Pleura
1) Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis
2) Terbagi mejadi 2 yaitu: Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada dan Pleura
viseralis yaitu yang menyelubingi setiap paru-paru
3) Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang berfungsi
untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernapasan, juga untuk
mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru
4) Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk
mencegah kolap paru-paru

3. Gambar Alat Untuk Pemberian Oksigen

a. Nasal Kanul
Gambar Alat (Nasal Kanul)
LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK I
STIKES MUAHMMADIYAH PALEMBANG
b. Rebreathing Mask
Gambar Alat Rebreathing Mask

c. Non Rebreathing Mask


Gambar Alat Non Rebreathing Mask

D. Indikasi dan Kontra indikasi dari Pemberian Oksigen


1. Terapi Pemberian Oksigen dengan Nasal Kanul
Indikasi dan Kontraindikasi (Suparmi, 2008 & Ignatavicius, 2006)
Indikasi:
a. Pasien yang bernapas spontan tetapi membutuhkan alat bantu nasal kanula untuk
memenuhi kebutuhan oksigen (keadaan sesak atau tidak sesak).
b. Pasien dengan gangguan oksigenasi seperti klien dengan asthma, ppok, atau penyakit
paru yang lain
c. Pada pasien yang membutuhkan terapi oksigen jangka panjang
Kontraindikasi:
a. Pada pasien dengan obstruksi nasal
b. Pasien yang apneu
LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK I
STIKES MUAHMMADIYAH PALEMBANG
2. Terapi Pemberian Oksigen dengan Rebreathing Mask
Indikasi dan Kontraindikasi (Potter & Perry, 2010 )
Indikasi:
Pasien dengan kadar tekanan CO2 yang rendah
Kontraindikasi:
Pada pasien dengan retensi CO2 karena akan memperburuk retensi

3. Terapi Pemberian Oksigen dengan Non Rebreathing Mask


Indikasi dan Kontraindikasi (Potter & Perry, 2010)
Indikasi :
Pasien dengan kadar tekanan CO2 yang tinggi, pasien COPD, pasien dengan status
pernapasan yang tidak stabil dan pasien yang memerlukan intubasi
Kontraindikasi:
Pada pasien dengan retensi CO2 karena akan memperburuk retensi

E. Asuhan Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada pasien dengan gangguan pemenuhan
kebutuhan oksigenasi diantaranya adalah :
a. Bersihan jalan napas tidak efektif
Yaitu tertumpuknya sekresi atau adanya obstruksi pada saluran napas.
Tanda-tandanya :
1) Bunyi napas yang abnormal
2) Batuk produktif atau non produktif
3) Cianosis
4) Dispnea
5) Perubahan kecepatan dan kedalaman pernapasan
Kemungkinan faktor penyebab :
1) Sekresi yang kental atau benda asing yang menyebabkan obstruksi
2) Kecelakaan atau trauma (trakheostomi)
3) Nyeri abdomen atau nyeri dada yang mengurangi pergerakan dada
4) Obat-obat yang menekan refleks batuk dan pusat pernapasan
LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK I
STIKES MUAHMMADIYAH PALEMBANG
5) Hilangnya kesadaran akibat anasthesi
6) Hidrasi yang tidak adekuat, pembentukan sekresi yang kental dan sulit untuk di
expektoran
7) Immobilisasi
8) Penyakit paru menahun yang memudahkan penumpukan sekresi

b. Pola napas tidak efektif


Yaitu respon pasien terhadap respirasi dengan jumlah suplay O2 kejaringan tidak
adekuat
Tanda-tandanya :
1) Dispnea
2) Peningkatan kecepatan pernapasan
3) Napas dangkal atau lambat
4) Retraksi dada
5) Pembesaran jari (clubbing finger)
6) Pernapasan melalui mulut
7) Penambahan diameter antero-posterior
8) Cianosis, flail chest, ortopnea
9) Vomitus
10) Ekspansi paru tidak simetris
Kemungkinan faktor penyebab :
1) Tidak adekuatnya pengembangan paru akibat immobilisasi, obesitas, nyeri
2) Gangguan neuromuskuler seperti : tetraplegia, trauma kepala, keracunan obat
anasthesi
3) Gangguan muskuloskeletal seperti : fraktur dada, trauma yang menyebabkan
kolaps paru
4) CPPO seperti : empisema, obstruksi bronchial, distensi alveoli
5) Hipoventilasi akibat kecemasan yang tinggi
6) Obstruksi jalan napas seperti : infeksi akut atau alergi yang menyebabkan
spasme bronchial atau oedema
7) Penimbunan CO2 akibat penyakit paru
LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK I
STIKES MUAHMMADIYAH PALEMBANG
c. Gangguan pertukaran gas
Yaitu perubahan asam basa darah sehingga terjadi asidosis respiratori dan alkalosis
respiratori.
Tanda-tandanya :
1) Dispnea,
2) Abnormal gas darah arteri
3) Hipoksia
4) Gelisah
5) Takikardia
6) Sianosis
7) Hipoksemia
8) Tingkat kedalaman irama pernafasan abnormal
Kemungkinan penyebab :
1) Penumpukan cairan dalam paru
2) Gangguan pasokan oksigen
3) Obstruksi saluran pernapasan
4) Bronkhospasme
5) Edema paru
6) Pembedahan paru

2. NIC
a. Bersihan jalan napas tidak efektif
1) Auskultasi dada bagian anterior dan posterior
2) Lakukan pengisapan jalan napas bila diperlukan
3) Pertahankan kaedekuatan hidrasi untuk menurunkan viskositas sekresi.
4) Instruksikan untuk batuk efektif & teknis napas dalam untuk memudahkan
keluarnya sekresi.
5) Kolaborasi dengan berikan obat sesuai indikasi: mukolitik, ekspektoran,
bronkodilator, analgesik
6) Kolaborasi dengan berikan obat sesuai indikasi :mukolitik, ekspektoran,
bronkodilator.
LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK I
STIKES MUAHMMADIYAH PALEMBANG
7) Kolaborasi dengan bantu mengawasi efek pengobatan nebulizer dan fisioterapi
lain mis : spiromerti iasentif, perkusi, drainase postural.

b. Pola napas tidak efektif


1) Tinggikan kepala tempat tidur, letakkan pada posisi semi fowler
2) Bantu klien untuk melakukan batuk efektif & napas dalam
3) Berikan tambahan oksigen masker/ oksigen nasal sesuai indikasi
4) Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian ekspektoran

c. Gangguan pertukaran gas


1) Berikan O2 sesuai indikasi
2) Pantau GDA Pasien
3) Pantau pernapasan

F. Persiapan Alat dan Bahan :


1. Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter dan humidifier
2. Nasal kateter, kanula, atau masker
3. Vaselin,/lubrikan atau pelumas (jelly)

F. Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3. Cek flowmeter dan humidifier
4. Hidupkan tabung oksigen
5. Atur posisi semifowler atau posisi yang telah disesuaikan dengan kondisi pasien.
6. Berikan oksigen melalui kanula atau masker.
7. Apabila menggunakan kateter, ukur dulu jarak hidung dengan telinga, setelah itu
berikan lubrikan dan masukkan.
8. Catat pemberian dan lakukan observasi.
9. Cuci tangan
LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK I
STIKES MUAHMMADIYAH PALEMBANG
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito-Moyet,Lynda Juall.2013. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Jakarta : EGC


Nanda.2012-2014. Panduan Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi Jakarta: EGC

Wilkinson,Judith M.2011. Buku Saku Dignosis Keperawatan, Diagnosis NANDA,Intervensi


NIC ,Kreteria Hasil NOC Edisi 9. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai