Anda di halaman 1dari 5

MANAJEMEN PERPAJAKAN

Manajemen Pajak Atas Kombinasi Bisnis dan Likuidasi

Oleh :

KELOMPOK 2

Quita Amelia Budiana (2007611005)


Wira Yulia Br Lubis (2007611006)
Ayu Putu Monika Maharani Dewi (2007611016)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2020
AKUISISI ASET VS PERSEDIAAN ASET
Akuisisi Aset
Suatu perusahaan dapat mengakuisisi perusahaan lain dengan jalan membeli aktiva perusahaan
tersebut. Cara ini akan menghindarkan perusahaan dari kemungkinan memiliki pemegang saham
minoritas, yang mana hal ini dapat terjadi pada peristiwa akuisisi saham. Akuisisi aset dilakukan
dengan cara pemindahan hak kepemilikan aktiva-aktiva yang dibeli. Meskipun demikian, proses
hukum pemindahan aktiva-aktiva tersebut dapat menjadi sangat mahal.
Berdasarkan keterkaitan operasinya, akuisisi perusahaan dibedakan menjadi tiga bentuk, yakni:
a. Akuisisi Horizontal. Akuisisi ini dilakukan terhadap perusahaan yang mempunyai bisnis
atau bidang usaha sejenis. Perusahaan yang mengakuisisi dan yang diakuisisi bersaing
untuk memasarkan produk yang mereka tawarkan.
b. Akuisisi Vertikal. Akuisisi ini dilakukan terhadap perusahaan yang berada pada tahap
proses produksi yang berbeda. Misalnya, perusahaan rokok mengakuisisi perusahaan
perkebunan tembakau.
c. Akuisisi Konglomerat. Perusahaan yang mengakuisisi dan yang diakuisisi tidak memiliki
keterkaitan operasi. Misalnya, akuisisi perusahaan yang menghasilkan bahan makanan
oleh perusahaan smartphone.
Aspek Pajak Akuisisi Perusahaan
Apabila suatu perusahaan mengakuisisi perusahaan lain, transaksi tersebut mungkin terkena
pajak mungkin juga tidak. Dalam peristiwa taxable acquisition, pemegang saham dari
perusahaan yang diakuisisi diperlakukan sebagai menjual saham yang mereka miliki, dan
karenanya akan memperoleh capital gains atau capital loss yang akan dikenakan pajak. Dalam
peristiwa akuisisi yang taxable, perusahaan yang mengakuisisi mungkin melakukan revaluasi
atas aktiva tetap dari perusahaan yang diakuisisi.
Dalam peristiwa akuisisi yang tax-free, pemegang saham dari perusahaan yang diakuisisi
dipandang hanya melakukan pertukaran saham dengan nilai yang sama, sehingga tidak
memperoleh capital gains atau loss. Dalam transaksi yang tax-free, aktiva dari perusahaan yang
diakuisisi tidak direvaluasi.
Akuisisi Sebagai Bentuk Penghematan Pajak
Salah satu tujuan suatu perusahaan melakukan akuisisi adalah untuk penghematan pajak. Adapun
manfaat akuisisi dalam hal penghematan pajak dapat diilustrasikan seperti berikut ini:
Suatu perusahaan bernama PT Gula telah menderita kerugian sebesar Rp10 Miliar. Pemilik PT
Gula kemudian menjual perusahaannya kepada perusahaan lain, dan diperlakukan sebagai
penjualan aktiva. Dari hasil penjualan tersebut pemilik PT Gula mengakui memperoleh capital
gain sebesar Rp10 Miliar, karena aktiva tetap dijual dengan harga Rp10 Miliar di atas nilai
bukunya.
Namun, sebelumnya PT Gula telah menderita kerugian sebesar Rp10 Miliar, sehingga capital
gains Rp10 Miliar tersebut akan menutup kerugian yang ada, dan pemilik PT Gula tidak perlu
membayar pajak atas capital gains.

Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai dengan 20 tahun ke depan atau sampai
kerugian pajaknya dapat tertutupi. Perusahaan yang memiliki kerugian pajak dapat melakukan
akuisisi dengan perusahaan yang menghasilkan laba, agar nantinya bisa dimanfaatkan untuk
menutup kerugian pajak. Pada kasus ini, perusahaan yang mengakuisisi akan menaikkan
kombinasi pendapatan setelah pajak dengan mengurangkan pendapatan sebelum pajak dari
perusahaan yang diakuisisi.
Persediaan
Persediaan merupakan aset lancar yang penting bagi perusahaan. Banyak aspek yang perlu
diperhatikan terkait persediaan, tidak hanya aspek akuntansi, tetapi juga aspek perpajakannya.
Persediaan secara khusus diatur di PSAK 14.
PSAK 14 berlaku untuk semua persediaan kecuali persediaan dalam pekerjaan dalam proses
yang timbul sebagai akibat kontrak konstruksi (PSAK 34), serta tidak berlaku bagi persediaan
dalam instrumen keuangan (PSAK 50 dan PSAK 55). Selain itu, PSAK 14 juga tidak diterapkan
bagi pengukuran persediaan yang dimiliki oleh: (1) produsen produk agrikultur dan kehutanan,
hasil agrikultur setelah panen dan mineral dan produk mineral, sepanjang persediaan diukur pada
nilai realisasi neto sesuai dengan praktik di industri tersebut; dan (2) pialang pedagang
komoditas yang mengukur persediaannya pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual.
Persediaan adalah aset yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa dalam bentuk
bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Persediaan harus diukur berdasarkan mana yang lebih rendah antara biaya atau nilai realisasi
neto.
Persediaan dalam Aspek Perpajakan
Pada dasarnya tidak ada ketentuan perpajakan yang secara khusus mengatur mengenai
persediaan. Hal ini dikarenakan aturan perpajakan mengikuti standar akuntansi yang berlaku.
Hanya saja beberapa pasal dalam UU PPh berikut ini perlu diperhatikan:
1. Pasal 10 UU PPh mengatur mengenai pengakuan nilai aset, termasuk persediaan.
Diantaranya:
a. Harga perolehan atau harga penjualan dalam hal terjadi jual beli harta yang tidak
dipengaruhi hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (4)
adalah jumlah yang sesungguhnya dikeluarkan atau diterima, sedangkan apabila
terdapat hubungan istimewa adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau
diterima.
b. Nilai perolehan atau nilai penjualan dalam hal terjadi tukar‐menukar harta adalah
jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar.
c. Nilai perolehan atau pengalihan harta yang dialihkan dalam rangka likuidasi,
penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan usaha
adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga
pasar, kecuali ditetapkan lain oleh Menteri Keuangan.
2. UU PPh memperbolehkan biaya persediaan dicatat dengan metode rata-rata atau LIFO.
“Persediaan dan pemakaian persediaan untuk penghitungan harga pokok dinilai
berdasarkan harga perolehan yang dilakukan secara rata‐rata atau dengan cara
mendahulukan persediaan yang diperoleh pertama”
DAFTAR PUSTAKA
https://klikpajak.id/blog/lapor-pajak/pajak-akuisisi-perusahaan/
https://nasikhudinisme.com/2018/10/05/psak-14-persediaan-dan-aspek-perpajakannya/

Anda mungkin juga menyukai