Anda di halaman 1dari 8

PENGERTIAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara individu-


individu (Littlejohn, 1999).

Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara
dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang (Wiryanto, 2004)

Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan
penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berba2qwgai dampaknya
dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera (Effendy,2003, p. 30). Komunikasi
interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan
setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau
nonverbal. Komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami
istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya (Mulyana, 2000, p. 73)

Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik yang melibatkan
hanya dua orang secara tatap-muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi
orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal, seperti suami-isteri, dua
sejawat, dua sahabat dekat, seorang guru dengan seorang muridnya, dan sebagainya.

Tujuan Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antarpribadi merupakan action oriented, ialah suatu tindakan yang berorientasi pada
tujuan tertentu. Tujuan komunikasi antarpribadi itu bermcammacam, beberapa di antaranya
dipaparkan berikut ini.

1. Mengungkapkan perhatian kepada orang lain

2. Menemukan diri sendiri.

3. Menemukan dunia luar.

4. Membangun dan memelihara hubungan yang harmonis.


5. Mempengaruhi sikap dan tingkah laku.

6. Mencari kesenangan atau sekedar menghabiskan waktu

7. Menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi.

8. Memberikan bantuan (konseling). (Suranto Aw, 2011:19)

Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan suatu cara bagaimana seseorang pemimpin
mempengaruhi, mengarahkan, memotivasi dan mengendalikan bawahannya dengan cara-cara
tertentu, sehingga bawahan dapat menyelesaikan tugas pekerjaannya secara efektif dan efisien.
Kepemimpinan dalam suatu organisasi terjadi karena adanya interaksi antara tiga komponen
penting yaitu manajer, karyawan dan situasi atau kondisi lingkungan kerja tertentu.

Teori X dan Y dikemukakan oleh Douglas McGregor yang berhubungan dengan


karyawan/pegawai dan bagaimana memotivasi mereka.

Dalam menghadapi situasi tipe karyawan di atas, terdapat empat gaya kepemimpinan menurut
Ludlow dan Panton yang dapat digunakan dalam situasi tersebut, antara lain:

- Pengarahan (Directing). Gaya kepemimpinan ini tepat digunakan di mana para karyawan
belum memiliki pengalaman yang cukup dalam menjalankan suatu tugas tertentu, Oleh
karena itu, seorang manajer harus mampu menjelaskan sejelas mungkin dan rinci tentang
apa yang dikerjakan, bagaimana cara mengerjakan dan kapan pekerjaan harus
diselesaikan.
- Pembekalan (Coaching). Gaya kepemimpinan ini tepat digunakan pada situasi dan
kondisi di mana para karyawan telah memiliki pengalaman yang cukup dalam
menyelesaikan masalah. Dalam hal ini, seorang manajer perlu juga memberikan
penjelasan seperlunya terhadap tugas dan pekerjaan yang belum dipahami.
- Dukungan (Supporting). Gaya kepemimpinan dukungan adalah respon manajer yang
harus diperankan ketika karyawan memiliki tingkat kemampuan yang cukup, tetapi tidak
memiliki kemauan untuk melakukan tanggung jawab.
- Pendelegasian (Delegating). Untuk karyawan dengan kemampuan dan kemauan yang
tinggi, maka gaya kepemimpinan yang sesuai adalah gaya “delegasi”. Dengan gaya
delegasi ini pimpinan sedikit memberi pengarahan maupun dukungan, karena dianggap
sudah mampu dan mau melaksanakan tugas/tanggung jawabnya.

Kebutuhan Manusia

Berbagai macam teori yang membahas tentang kebutuhan manusia antara lain:

- Teori Hierarki Kebutuhan


Teori ini dikemukakan oleh Abraham Maslow. A. Maslow menyatakan bahwa manusia
memiliki lima kebutuhan yang bertingkat-tingkat, mulai dari kebutuhan dasar (asasi)
sampai kebutuhan aktualisasi diri.
Lima kebutuhan tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Kebutuhan Fisiologis
b. Kebutuhan Keamanan
c. Kebutuhan Sosial
d. Kebutuhan Status
e. Kebutuhan Aktualisasi Diri
- Teori Dua Faktor
Teori ini dikemukakan oleh Frederick Herzberg yang terdiri atas Faktor Hygiene dan
Faktor Motivator.
Faktor Hygiene Faktor Motivator

(sumber ketidakpuasan kerja) (sumber kepuasan kerja)

v  Kondisi kerja

v  Kebijakan perusahaan v  Pekerjaan itu sendiri

v  Supervisi v  Tanggung jawab

v  Gaji v  Pengakuan

v  Hubungan dengan rekan kerja v  Prestasi

v  Status v  Promosi

v  Keamanan kerja v  Pertumbuhan

v  Kehidupan pribadi v  Pengembangan

Mendengarkan Sebagai Keahlian Antarpribadi

Dalam komunikasi antarpribadi, kegiatan mendengarkan (menyimak) suatu percakapan dengan


orang lain merupakan bagian penting dalam memahami suatu pesan yang disampaikan oleh
orang lain.

Menurut Lehman, Himstreet, dan Baty, kebanyakan para manajer dalam setiap harinya
menghabiskan waktu kerjanya untuk mendengarkan (listening) dan berbicara (speaking) dengan
para supervisor, karyawan, pelanggan, dan berbagai asosiasi bisnis. Kebiasaan sebagai
pendengar yang efektif akan menghasilkan beberapa hal positif:

a. Pendengar yang baik akan disukai orang lain karena mereka dapat memuaskan kebutuhan
dasar manusia untuk didengarkan.
b. Kinerja/prestasi kerja karyawan meningkat ketika pesan yang diterima tersebut dapat
dimengerti dengan baik.
c. Umpan balik (feedback) yang akurat dari bawahan (karyawan) akan berdampak positif
pada prestasi kerjanya.
d. Manajer dan karyawan akan terhindar dari munculnya kesalahpahaman dalam
penyampaian suatu pesan.
e. Pendengar yang baik akan dapat memisahkan mana fakta dan mana yang sekedar gosip.
f. Pendengar yang baik memiliki kecenderungan membuka ide-ide baru dari pihak lain,
sehingga hal ini mendorong berkembangnya kreativitas.
g. Pendengar yang efektif juga akan dapat menghasilkan prestasi kerja yang baik dan
peningkatan kepuasan kerja.
h. Kepuasan kerja meningkat karena mereka tahu apa yang terjadi, kapan mereka
mendengar, dan kapan mereka berpartisipasi didalamnya yang tumbuh dari komunikasi
yang baik.

Mendengarkan merupakan langkah pertama menuju komunikasi interpersonal. Pendengar harus


memahami bagaimana cara mendengarkan yang baik dan benar agar komunikasi interpersonal
terjalin dan menjadi komunikasi yang efektif. Hal ini karena pesan bisa saja menjadi tidak jelas
jika proses mendengar dalam komunikasi tersebut tidak efektif meskipun komunikator sudah
jelas.

Mendengar merupakan suatu keahlian dalam komunikasi interpersonal. Karena tidak semua
lawan bicara dapat berkonsentrasi saat mendengarkan. Mendengar secara umum adalah proses
aktif menerima, memproses yang terkait dengan perangsangan dengan indra pendengaran.

Mendengarkan tidak terjadi begitu saja, namun harus ada energi dan komitmen agar terlibat.
Supaya anda menjadi pendengar yang baik maka anda perlu mengetahui tahapan mendengarkan
yang baik. Dan peran pentingnya mendengarkan dalam komunikasi lisan ini sangat perlu
diketahui agar tercipta komunikasi yang harmonis.

Menurut Goss, proses mendengarkan terdiri dari tahapan – tahapan berikut ini:

a. Receiving atau Menerima
Proses mendengarkan diawali dengan menerima pesan dari komunikator baik berupa
pesan verbal maupun nonverbal seperti ekspresi wajah, bahasa isyarat, dan lain lain. Pada
tahap menerima pesan sebaiknya anda memperhatikan hal berikut ini:
 Perhatian fokus pada pengirim pesan baik terhadap hal apa saja yang disampaikan
maupun yang tidak disampaikan
 Lingkungan yang sesuai dan memadai
 Perhatian penuh pada komunikator agar apa yang disampaikan sesuai dengan
topik yang sedang dibicarakan
 Mengutamakan penerima pesan atau komunikan sebagai pendengar dan
menghindari interupsi

2. Understanding atau memahami

Memahami adalah tahapan dimana penerima pesan berusaha mengerti serta memahami apa yang
disampaikan komunikator baik pikiran komunikator maupun intonasi yang mewakili emosi
komunikator. Pada tahap ini sebaiknya:

 Menghubungkan antara fakta di lapangan dengan informasi terbaru yang


disampaikan oleh komunikator
 Memahami inti pesan yang disampaikan komunikator. Namun tidak
menyimpulkan terlebih dahulu sebelum komunikator menyampaikan seluruh
pesan hingga selesai.
 Jika diperlukan, anda bisa tanyakan contoh nyata berdasarkan pesan ataupun
pernyataan yang disampaikan komunikator sekaligus untuk melakukan klarifikasi.
 Anda dapat menerjemahkan apa yang disampaikan komunikator menjadi bahasa
sendiri agar anda lebih mudah memahami pesan tersebut.

3. Remembering atau Mengingat

Pada tahapan proses mendengar, dibutuhkan ingatan agar pesan yang disampaikan dapat diingat
dengan baik. Ingatan yang baik sangat berguna agar pesan yang diterima sesuai dengan yang
disampaikan sehingga tidak menimbulkan ambigu ataupun kerancuan. Misalnya, ingatan tentang
alamat rumah, janji bertemu, arah jalan, dan lain sebagainya. Pada tahapan mengingat,
diperlukan adanya:

 Identifikasi sumber ide serta referensi yang mendukung


 Ringkasan secara singkat namun tidak menghilangkan inti bagian yang penting
agar mudah diingat
 Pengulangan nama ataupun kata kunci yang jelas agar anda mudah untuk
mengingatnya

4. Evaluating atau Evaluasi

Tahapan selanjutnya adalah evaluasi yang terdiri dari pengambilan kesimpulan. Tahap evaluasi
merupakan tahap agar pesan yang disampaikan komunikator sesuai dengan fakta yang terjadi di
lapangan. Pada tahap ini, terdapat beberapa hal yang bisa anda perhatikan:

 Supaya anda lebih memahami sudut pandang pembicara, cobalah untuk


menentang evaluasi anda serta memberikan evaluasi jika anda telah paham pesan
yang disampaikan pembicara.
 Asumsikan bahwa pembicara adalah orang yang berniat baik. sehingga apa yang
disampaikan akan bermanfaat bagi pendengar
 Antara fakta dan opini pembicara dibedakan.
 Identifikasi sikap pembicara yang memiliki kecenderungan pada salah satu hal.

5. Responding atau Menanggapi

Tahapan yang terakhir dari proses mendengar dalam komunikasi interpersonal adalah
menanggapi atau merespon. Tahap ini terdiri dari dua macam yaitu respon yang diberikan pada
saat komunikator sedang menyampaikan pesan dan respon yang diberikan setelah pembicara
menyampaikan keseluruhan pesan. Pada proses komunikasi, memberikan umpan balik atau
respon merupakan hal yang sangat penting karena menentukan apakah proses komunikasi
tersebut berjalan efektif sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, pada saat merespon
sebaiknya anda mencoba untuk:

 Memberikan umpan balik sesuai dengan pesan yang disampaikan. Jangan lupa
juga untuk memberikan kesan jika anda telah mendengarkan dengan cara
memberi tanggapan meskipun sangat singkat seperti suara hmm, ya, he? dan lain
lain. Hal ini dapat membuat anda selain menjadi pendengar juga menjadi
pengendali komunikasi tersebut.
 Cobalah untuk memberikan ekspresi yang mendukung.
 Hal yang diinginkan oleh komunikator adalah ekspresi dan umpan balik yang apa
adanya, sehingga berusahalah untuk jujur.
 Respon yang anda berikan adalah umpan balik dari diri anda sendiri bukan respon
yang ideal.

Anda mungkin juga menyukai