Anda di halaman 1dari 8

8 Perubahan Fisiologis pada Ibu Hamil,

Pernah Mengalaminya Juga?

Selama kehamilan, tubuh Mama mengalami banyak perubahan. Mulai dari perubahan secara
emosional maupun fisiologis. Tapi jangan khawatir, Ma. Sebagian besar dari perubahan ini
adalah hal yang wajar, kok.

Ya, perubahan-perubahan ini adalah bagian alami dari kehamilan dan terjadi karena
penyesuaian tubuh terhadap tumbuh kembang janin.

Salah satunya pada tahap pembentukan embrio awal, di mana terjadi perubahan signifikan
pada semua sistem tubuh Mama. Ini adalah tahapan saat tubuh mempersiapkan dan
membantu kehamilan berkembang dengan normal.

Setiap perempuan umumnya memiliki perubahan fisiologis yang berbeda-beda. Semua


disesuaikan dengan kondisi kesehatan masing-masing. Memahami perubahan dan efek pada
berbagai sistem tubuh dapat membantu mengurangi kecemasan selama kehamilan, Ma.

1. Sering buang air kecil

Pixabay/Redgular

Saat rahim tumbuh semakin besar untuk menjadi ‘rumah’ pertama si Kecil, berbagai organ
tubuh Mama di sekitarnya pun akan sedikit tertekan. Salah satunya kandung kemih.

Oleh sebab itu, seiring bertambahnya usia kehamilan, frekuensi berkemih Mama biasanya
juga akan turut meningkat. Bahkan sedikit minum saja rasanya Mama ingin segera berkemih
lagi, bukan?
Ini adalah salah satu perubahan fisiologis pada ibu hamil yang wajar, Ma. Namun demikian,
jangan lupa untuk mengimbanginya dengan banyak minum air putih juga, ya.

Cara tersebut juga penting dilakukan untuk mencegah infeksi saluran kemih. Agar teknik
mengontrol perkemihan tetap kuat, ada baiknya juga Mama rutin melakukan latihan untuk
memperkuat dasar panggul, misalnya dengan senam kegel.

Saat terjadi peningkatan frekuensi berkemih, pastikan Mama selalu menjaga kebersihan dan
higienis saat melakukannya. Terutama saat Mama sedang berada di tempat umum. Jika perlu,
lakukan tes urine berkala selama kehamilan untuk menghindari infeksi.

2. Rasa tidak nyaman atau nyeri di perut

Pixabay/Pedroserapio

Selain membuat frekuensi berkemih meningkat, rahim yang tumbuh juga memberi tekanan
pada sfingter lambung. Akibatnya, perut pun seringkali terasa mulas, tidak nyaman dan
bahkan nyeri.

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi efek nyeri ini adalah makan dengan
porsi kecil namun sering, menghindari makanan pedas, gorengan dan bersantan, serta
mengonsumsi jahe.

Selain itu, minum banyak air putih dan berbaring di sisi kiri juga bisa membantu meredakan
nyeri di area perut dan dada pada ibu hamil. Apabila Mama selesai makan, hindari langsung
berbaring karena bisa membuat asam lambung mudah naik dan muncul sensasi nyeri yang
berlebihan.
3. Mual dan muntah

Pixabay/Fotorech

Mual dan muntah tak cuma bisa dialami pada kehamilan trimester awal, tapi juga pada bulan-
bulan selanjutnya. Kondisi ini muncul disebabkan oleh perubahan hormon dan kimiawi
selama kehamilan.

Pahamilah bahwa perut yang kosong dan lapar terlalu lama seringkali juga dapat membuat
mual terasa semakin parah. Jadi, sebisa mungkin selalu sediakan camilan dan hindari
membiarkan tubuh lapar terlalu lama.

Beberapa camilan yang bisa Mama pilih di antaranya camilan kering kaya karbohidrat seperti
biskuit serta buah-buahan. Minum teh hangat dan permen jahe juga bisa dilakukan untuk
membantu mengurangi mual berlebihan saat hamil.
4. Mudah lelah

Pixabay/Mirlidera

Saat hamil, pastikan Mama menyediakan waktu lebih banyak untuk beristirahat. Hindari
memaksakan diri tetap beraktivitas atau bekerja saat tubuh mulai merasa lelah.

Perubahan kadar hormon progesteron dalam tubuh ibu hamil seringkali membuat Mama
menjadi cepat lelah. Ini juga menjadi pertanda bahwa tubuh Mama perlu istirahat.

Memaksakan diri tetap bekerja dapat membuat Mama justru bisa terjatuh atau pingsan. Hal
ini tentu akan lebih membahayakan kesehatan kehamilan Mama, lho.

EDITORS' PICKS

 Banyak Manfaat Positif, Begini 7 Manfaat Daun Sirsak untuk Ibu Hamil

 5 Jenis Vitamin Penyubur untuk Pria, Mana yang Paling Ampuh?

 Seberapa Bahaya Usus Buntu bagi Ibu Hamil Muda dan Janin?
5. Gangguan pada pola tidur

Pixabay/Distel2610

Istirahat menjadi salah satu komponen penting yang perlu selalu diperhatikan oleh ibu hamil.
Namun sayangnya, perubahan fisiologis seringkali justru menyebabkan pola tidur menjadi
terganggu.

Beberapa di antaranya karena sering buang air kecil di malam hari, sulit menemukan posisi
tidur yang nyaman di kasur, gerakan janin yang berlebihan dan bahkan karena cemas pada
sesuatu yang tidak pasti.

Untuk menghindari hal ini, Mama bisa coba melakukan beberapa hal. Salah satunya seperti
mengurangi konsumsi kafein, memilih bantal yang lebih empuk dan lembut, serta berbagi
cerita pada Papa untuk mengurangi kecemasan saat hamil.
6. Konstipasi atau sembelit

Freepik/Yanalya

Konstipasi terjadi ketika ada penurunan pada fungsi usus. Seperti diketahui, usus besar
menyerap kelebihan cairan sebagai akibat dari peningkatan progesteron. Nah, perubahan ini
sebenarnya bisa dikurangi melalui pemilihan nutrisi yang tepat.

Selain itu, minumlah 2-3 liter cairan per hari. Jika perlu, minumlah segelas air putih hangat di
pagi hari sebelum makan. Sertakan berbagai makanan kaya serat dalam makanan Mama
seperti buah-buahan, sayuran dan roti gandum.

Jangan lupa juga untuk selalu menjaga aktivitas fisik seperti berjalan dan berolahraga setiap
hari ya, Ma.

7. Wasir

Freepik
Wasir juga menjadi salah satu masalah fisiologis yang kerap dialami oleh ibu hamil. Kondisi
ini terjadi ketika ada ekspansi dan sumbatan pada pembuluh darah.

Selain bisa membuat tidak percaya diri, wasir juga bisa mengganggu aktivitas sehari-hari
Mama. Nah, untuk mencegah wasir, cobalah untuk menghindari sembelit dengan minum
banyak cairan dan mengonsumsi serat yang cukup.

Wasir dapat dihilangkan dengan mandi air hangat. Namun jika wasir yang dialami mulai
terasa semakin parah, sebaiknya segera cek ke dokter dan hindari sembarangan mengonsumsi
obat tanpa resep dokter, Ma.

8. Nyeri punggung

Freepik/Yanalya

Semakin bertambahnya usia kehamilan, seringkali dibarengi juga dengan munculnya


perubahan fisiologis seperti nyeri punggung. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh perubahan
pusat gravitasi, kenaikan berat badan, dan ketegangan otot.

Tubuh yang semakin condong ke depan karena perut bertambah besar membuat Mama
menjadi sulit menjaga stabilitas tubuh. Punggung pun akan bekerja lebih ekstra untuk
menopang dan menyeimbangkan tubuh.

Selain itu, produksi hormon relaxin dan progesteron kadang-kadang juga menyebabkan
pelunakan ligamen, kelemahan sendi, dan ketidakstabilan di pergelangan kaki.

Nyeri punggung dapat dikurangi dengan olahraga seperti yoga prenatal. Selain itu, upayakan
untuk selalu menjaga postur tubuh yang benar dan menggunakan sepatu yang nyaman. Jika
perlu, beri pijatan pada area punggung yang terasa nyeri.

Semua perubahan fisiologis ini sebenarnya wajar, Ma. Tapi jika kondisinya terasa semakin
parah dan mengganggu, segera cari pertolongan pada dokter dan hindari minum sembarang
obat.

Anda mungkin juga menyukai