Anda di halaman 1dari 12

A.

KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)


KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) merupakan kriteria batas nilai paling rendah
yang diberikan kepada peserta didik mencapai ketuntasan KKM biasanya sudah ditetapkan
pada awal tahun ajaran baru dan biasanya beberapa satuan pendidikan memiliki karakter
yang sama.Untuk menentukan KKM tersebut harus mempertimbangkan tingkat
kemampuan rata-rata peserta didik itu sendiri serta kemampuan sumber daya pendukung
seperti misalnya sarana prasarana dan lain sebagainya.Biasanya setiap mata pelajaran
memiliki nilai KKM yang berbeda-beda tergantung dari tingkat kesulitan, saran dan lain
sebagainya. Berikut beberapa langkah untuk menentukan KKM :

1. Hitunglah jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap kelas.

2. Tentukan kekuatan / nilai untuk setiap aspek / komponen sesuai dengan


kemampuan masing-masing aspek.

 a. Aspek kompleksitas. Semakin komplek (sukar) KD maka nilainya semakin


rendah, dan semakin mudah KD maka nilainya semakin tinggi.
 b. Aspek sumber daya pendukung (sarana). Semakin tinggi sumber daya
pendukung maka nilainya semakin tinggi.
 c. Aspek intake. Semakin tinggi kemampuan awal siswa (intake) maka nilainya
semakin tinggi pula.
3. Jumlah nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi tiga untuk menentukan KKM
setiap KD.

4. Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD untuk


menentukan KKM mata pelajaran

5. KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama, tergantung pada
kompleksitas KD, daya dukung, dan potensi siswa.
Nilai KKM Mapel merupakan angka bulat, maka nilai KKM 72,5 dibulatkan
menjadi 73. 

B. Pemetaan Kompetensi Dasar


Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh
dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata
pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Kegiatan yang dilakukan adalah :

1.   Penjabaran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ke dalam indikator


Melakukan kegiatan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar dari
setiap mata pelajaran ke dalam indikator. Dalam mengembangkan indikator perlu
memperhatikan hal-hal  sebagai berikut:

a. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik


b. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran
c. Dirumuskan dalam kata kerja oprasional yang terukur dan/atau dapat diamati

2.  Menentukan tema


a.  cara penentuan tema
Dalam menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara yakni:
1.) Cara pertama, 
mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam
masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai.
2.) Cara kedua, 
menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk menentukan
tema tersebut, guru dapat bekerjasama dengan peserta didik sehingga sesuai
dengan minat dan kebutuhan anak.
b. Prinsip Penentuan tema
Dalam  menetapkan tema perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu:

1.) Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa:


2.) Dari yang termudah menuju yang sulit
3.) Dari yang sederhana menuju yang kompleks
4.) Dari yang konkret menuju ke yang abstrak.
5.) Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa
6.) Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk
minat, kebutuhan, dan kemampuannya

3. Identifikasi dan analisis Standar Kompetensi, Kompetensi dasar dan Indikator


Lakukan  identifikasi dan analisis untuk setiap Standar Kompetensi, Kompetensi
Dasar dan indikator yang cocok untuk setiap tema sehingga semua standar
kompetensi, kompetensi dasar dan indikator terbagi habis.

a. Menetapkan Jaringan Tema


Buatlah jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar dan indikator
dengan tema pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat  kaitan antara
tema,  kompetensi dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran. Jaringan tema ini
dapat dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema.

b. Penyusunan Silabus
Hasil seluruh proses yang telah dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya
dijadikan dasar dalam penyusunan silabus. Komponen silabus terdiri dari standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar, alat/sumber, dan
penilaian.

c. Penyusunan Rencana Pembelajaran


Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran guru perlu menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran. Rencana pembelajaran ini merupakan realisasi dari
pengalaman belajar siswa yang telah ditetapkan dalam silabus pembelajaran.
Komponen rencana pembelajaran tematik meliputi:

1.) Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan dipadukan, kelas, semester,
dan waktu/banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan).

2.) Kompetensi dasar dan indikator yang akan dilaksanakan.

3.) Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai
kompetensi dasar dan indikator.
4.) Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan
siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk
menguasai kompetensi dasar dan indikator, kegiatan ini tertuang dalam kegiatan
pembukaan, inti dan penutup).

5.) Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar,
serta sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik sesuai
dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.

6.) Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan digunakan untuk
menilai pencapaian belajar peserta didik serta tindak lanjut hasil penilaian).

C. Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (Kunandar, 2011: 244). Sedangkan
silabus menurut Yulaelawati adalah seperangkat rencana serta pengaturan
pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis, memuat tentang
komponen-komponen yang saling berkaitan dalam mencapai penguasaan kompetensi
dasar.
Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran
dan penilaian yang disusun secara sistematis yang memuat komponen-komponen yang
saling berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar.
Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran atau tema tertentu yang mencakup Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar,
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, pencapaian kompetensi
untuk penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (Trianto, 2010:96).

1. Langkah-langkah pengembangan silabus (Trianto, 2010: 99):


a. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Mengkaji SK dan KD
mata pelajaran sebagaimana tercantum pada Standar Isi.
b. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran. Mengidentifikasi materi
pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian KD.
c. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dirancang
untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan
fisik dalam rangka pencapaian KD.
d. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi. Indikator merupakan
penanda pencapaian KD. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun
alat penilaian.
e. Menentuan Jenis Penilaian. Penilaian pencapaian kompetensi dasar siswa
dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan
tes dalam bentuk tertulis.
f. Menentukan Alokasi Waktu. Penentuan alokasi waktu pada setiap KD
didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per
minggu. Alokasi waktu merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai
KD yang dibutuhkan oleh siswa yang beragam.
g. Menentukan Sumber Belajar. Penentuan sumber belajar didasarkan pada SK
dan KD serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi.
2. Manfaat Silabus
Silabus bermanfaat sebagai pedoman pengembangan perangkat pembelajaran lebih
lanjut, mulai dari perencanaan, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan pengembangan
penilaian.

Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut,


seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan
pengembangan sistem penilaian. Silabus merupakan sumber pokok dalam penyusunan
rencana pembelajaran, kaib rencana pembelajaran untuk satu Standar Kompetensi
maupun satu Kompetensi Dasar.

Silabus juga bermanfaat sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan


pembelajaran, misalnya kegiatan belajar secara klasikal, kelompok kecil, atau
pembelajaran secara individual. Demikian pula, silabus sangat bermanfaat untuk
mengembangkan sistem penilaian.

3. Isi Silabus
a. Identitas mata pelajaran
b. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
c. kompetensi inti,

d. kompetensi dasar

e. tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A/dll);

f. materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis
dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;

g. pembelajaran,yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan;

h. penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk


menentukan pencapaian hasil belajar

i. alokasi waktu

j. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau
sumber belajar lain yang relevan.

3. Prinsip Pengembangan Silabus


a. Ilmiah; Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

b. Relevan; Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam
silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan
spritual peserta didik.

c. Sistematis; Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional


dalam mencapai kompetensi.

d. Konsistensi; Adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar, indikator,


materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.

e. Kecukupan; Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar,


dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

f. Aktual & Kontekstual; Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni
mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.

g. Fleksibel; Keseluruhan komponen silabus dapat mengako-modasi keragaman peserta


didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan
masyarakat.
h. Menyeluruh; Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (Kognitif,
afektif, Psikomotor) atu sesuai degan esensi mata pelajaran masing-masing.

D. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan


prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang
ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus (Kunandar, 2011: 263).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20


dinyatakan bahwa “Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, sumber belajar, dan
penilaian hasil belajar ”.  Menurut Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007, komponen RPP
adalah: Identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian
kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.

1. Tujuan dan Fungsi RPP

Tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah untuk: (1) mempermudah,


memperlancar dan meningkatkan hasil proses belajar-mengajar; (2) dengan menyusun
rencana pembelajaran secara profesional, sistematis dan berdaya guna, maka guru akan
mampu melihat, mengamati, menganalisis, dan memprediksi program pembelajaran
sebagai kerangka kerja yang logis dan terencana (Kunandar, 2011: 264).

Fungsi rencana pembelajaran adalah sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan
kegiatan belajar-mengajar (kegiatan pembelajaran) agar lebih terarah dan berjalan secara
efektif dan efisien (Kunandar, 2011: 264).

2. Unsur-Unsur yang Perlu Diperhatikan dalam Penyusunan RPP


a. mengacu pada kompetensi dan kemampuan dasar yang harus dikuasai siswa, serta
materi dan submateri pembelajaran, pengalaman belajar yang telah dikembangkan di
dalam silabus;

b. menggunakan berbagai pendekatan yang sesuai dengan materi yang memberikan


kecakapan hidup (life skills) sesuai dengan permasalahan dan lingkungan sehari-hari;
c. menggunakan metode dan media yang sesuai, yang mendekatkan siswa dengan
pengalaman langsung;
d. penilaian dengan sistem pengujian menyeluruh dan berkelanjutan didasarkan pada
sistem pengujian yang dikembangkan selaras dengan pengembangan silabus (Kunandar,
2011: 265).

3. Langkah-langkah menyusun RPP (Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007):


a. Menuliskan Identitas Mata Pelajaran, yang meliputi: sekolah; mata pelajaran; tema;
kelas/semester; alokasi waktu.
b. Menuliskan Standar Kompetensi. SK merupakan kualifikasi kemampuan minimal
siswa yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
diharapkan dicapai pada suatu mata pelajaran.
c. Menuliskan Kompetensi Dasar. KD adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator
kompetensi.
d. Menuliskan Indikator Pencapaian Kompetensi. Indikator kompetensi adalah perilaku
yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi
dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
e. Merumuskan Tujuan Pembelajaran. Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan
hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar. Tujuan
pembelajaran dibuat berdasarkan SK, KD, dan Indikator yang telah ditentukan.
f. Materi Ajar. Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,
dan ditulis dalam bentuk peta konsep sesuai dengan rumusan indikator pencapaian
kompetensi.
g. Alokasi Waktu. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian
KD dan beban belajar.
h. Menentukan metode pembelajaran. Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa mencapai KD atau
indikator yang telah ditetapkan.
i. Penilaian Hasil Belajar. Prosedur dan instrumen penilaian hasil belajar disesuaikan
dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar penilaian.
j. Menentukan Media/Alat/Bahan/Sumber Belajar. Penentuan sumber belajar
didasarkan pada SK dan KD, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi.

E. Bahan Ajar
Depdiknas (2006:4) mendefinisikan “bahan ajar atau materi pembelajaran
(instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah
ditentukan”.Menurut Prastowo (2012:17)
Bahan ajar pada dasarnya merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks)
yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan
dikuasai siswa dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan
penelaahan implementasi pembelajaran.
National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency
Based Training dalam Majid (2008:174) “bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang
digunakan guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan
yang dimaksud dapat berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis”.
Secara Umum Pengertian bahan ajar adalah merupakan seperangkat materi pelajaran
yang dapat membantu tercapainya tujuan kurikulum yang disusun secara sistematis dan utuh
sehingga tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan, memudahkan siswa belajar, dan
guru mengajar.

1. Bentuk Bahan Ajar


a. Bahan ajar cetak (printed), yaitu sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas,
yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi.
Contoh: handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wall chart,
foto/gambar, model, atau maket
b. Bahan ajar dengar (audio) atau program audio, yaitu: semua sistem yang
menggunakan sinyal radio secara langsung, yang dapat dimainkan atau didengar
oleh seseorang atau sekelompok orang. Contoh: kaset, radio, piringan hitam, dan
compact disk audio
c. Bahan ajar pandang dengar (audio visual), yaitu: segala sesuatu yang
memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak
secara sekuensial. Contoh: video, compact disk, dan film.
d. Bahan ajar interaktif (interactive teaching materials), yaitu: kombinasi dari dua
atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video) yang oleh
penggunanya dimanipulasi atau diberi perlakuan untuk mengendalikan suatu
perintah dan atau perilaku alami dari presentasi. Contoh: compact disk interaktif.

2. Cara Kerja Bahan Ajar

a. Bahan ajar yang tidak diproyeksikan. Bahan ajar ini adalah bahan ajar yang tidak
memerlukan perangkat proyektor untuk memproyeksikan isi di dalamnya. Sehingga,
siswa bisa langsung mempergunakan membaca, melihat,mengamati bahan ajar
tersebut. Contoh: foto, diagram, display, model, dan lain sebagainya.

b. Bahan ajar yang diproyeksikan. Bahan ajar yang diproyeksikan adalah bahan ajar
yang memerlukan proyektor agar bisa dimanfaatkan dan atau dipelajari siswa.
Contoh: slide, filmstrips, overhead transparencies (OHP), dan proyeksi komputer.

c. Bahan ajar audio. Bahan ajar audio adalah bahan ajar yang berupa sinyal audio yang
direkam dalam suatu media rekam. Untuk menggunakannya, kita mesti memerlukan
alat pemain (player) media perekam tersebut, seperti tape compo,CD, VCD,
multimedia player, dan sebagainya. Contoh: kaset, CD, flash disk, dan sebagainya.

d. Bahan ajar video. Bahan ajar ini memerlukan alat pemutar yang biasanya berbentuk
video tape player, VCD, DVD, dan sebagainya. Karena bahan ajar ini hamper mirip
dengan bahan ajar audio, jadi memerlukan media rekam. Namun, perbedaannya bahan
ajar ini ada pada gambarnya. Jadi, secara ber samaan, dalam tampilan dapat diperoleh
sebuah sajian gambar dan suara. Contoh: video, film, dan lain sebagainya

e. Bahan (media) komputer. Bahan ajar komputer adalah berbagai jenis bahan ajar
noncetak yang membutuhkan komputer untuk menayangkan sesuatu untuk belajar.
Contoh: computer mediated instruction (CMI) dan computer based multimedia atau
hypermedia.

3. Sifat Bahan Ajar

a. Bahan ajar berbasiskan cetak. Yang termasuk dalam kategori bahan ajar ini adalah
buku, pamphlet, panduan belajar siswa, bahan tutorial, buku kerja siswa, peta, charts,
foto, bahan dari majalah atau Koran, dan lain sebagainya.
b. Bahan ajar berbasiskan teknologi. Yang termasuk dalam kategori bahan ajar ini
adalah audioassete, siaran radio, slide, filmstrips, film, video, siaran televise, video
interaktif, computer based tutorial, dan multimedia.

c. Bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek. Contoh: kit sains, lembar
observasi, lembar wawancara, dan lain sebagainya.

d. Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan ineraksi manusia (terutama untuk
keperluan pendidikan jarak jauh). Contoh: telepon, handphone, video conferencing,
dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai