Anda di halaman 1dari 3

Sistem dalam Fungsi dari tingkatan manufktur

ERP ( enterprise Resource Planning) adalah suatu sistem yang dirancang untuk
mengintergasikan area fungsional utama dari proses bisnis perusahaan ke dalam satu sistem
terpadu, ERP sendri menstandarisasi, menyederhanakan, mengintergrasikan proses bisnis
seperti keuangan, sumber daya manusia, pengadaaan, distribusi dan departemen lainnya.
ERP sendiri digunakan untuk mengintergasikan informasi keuangan, untuk mengelola
pesanan dan persediaan, mengelola dan menganalisis pelanggan, untuk menstandarisasi dan
mempercepat produksi, untuk mengelola HR ( gaji), untuk menangani pengadaan, untuk
membuat berbagai laporan untuk kepentingan bisnis.
PPS adalah sebuah metode yang digunakan untuk membuat perencaan dan pengendalian
produksi, yang merupakan pusat dari setiap perusahaan manufaktur yang dapat berdampak
pada kinerja produk dan juga perusahaan. PPS juga mengatur tentang pengendalian produksi,
manajemen bahan, dan proses produksi, sehingga akan menghasilkan produk dengan kualitas
yang sangat baik, dan juga dapat mengoptimalkan pasokan produksi perusahaan dengan tepat
waktu.
MES (Manufactring execution system ) adlaah sistem terkomputerisasi yang digunakan untuk
manufaktur untuk melacak dan mendokumentasikan tranformasi bahan mentah menjadi
barang jadi, MES memberikan informasi yang membantu pembuat keputusan manufaktur
memahami bagaian kondisi saat ini di lantai pabrik dapat dioptimalkan untuk meningkatkan
hasil produksi. MES bekerja dalam waktu nyata untuk mengaktifkan kontrol beberapa elemen
dari proses produksi ( input, personel mesin dan layanan pendukung )
Sehingga dari pemanfaatan sistem sistem diatas akan terbentuk suatu sistem manufaktur yang
cerdas yang berhubungan dengan sumber daya manusia dengan sistem produksinnya dengan
memperhatikan persoalan produk yang ingin dibuat, pengendalian terhadap kualitas produk
yang ingin dibuat.

Vertical and Horizontal Intergration


Integrasi vertikal terjadi ketika perusahaan memperluas kendali atas seluruh rantai pasokan
industri tertentu. Ada tiga jenis integrasi vertikal; mundur, maju, dan sama (baik maju dan
mundur). Integrasi vertikal dapat terjadi dengan cara apa pun; terhadap pelanggan atau
menuju bahan baku yang digunakan untuk produksi barang. Misalnya, produsen tepung untuk
toko roti dapat berintegrasi secara vertikal dengan mundur ke arah bahan baku, yaitu memulai
operasi pertanian mereka sendiri atau mengintegrasikan secara maju ke arah konsumen
dengan membuka toko roti mereka sendiri. Integrasi vertikal memberikan perusahaan kontrol
yang lebih besar dalam semua aspek proses produksi yang juga menghasilkan biaya yang
lebih rendah dan manajemen yang lebih baik dari keseluruhan produksi. Integrasi vertikal
juga menghasilkan pasokan dan jalan penjualan diamankan untuk perusahaan. Ini berarti
bahwa, ketika perusahaan memasok bahan bakunya sendiri, ia dapat memastikan bahwa
bahan baku tersedia untuk produksi tanpa harus bergantung pada pemasok pihak ketiga.
Sama halnya dengan jalan penjualan, semua yang diproduksi dapat dijual di gerai perusahaan
sendiri alih-alih harus menjual melalui perantara yang mungkin memiliki anggaran pembelian
sendiri. Menjual langsung ke konsumen juga dapat menghasilkan margin yang lebih baik;
karena tidak ada perantara, jumlah penjualan penuh akan tersedia untuk perusahaan.
Integrasi horizontal adalah ketika perusahaan mengakuisisi atau bergabung dengan
perusahaan lain dalam industri yang sama yang menjual produk serupa atau menyediakan
layanan serupa. Integrasi horizontal ditujukan untuk meningkatkan pangsa pasar dan
menghilangkan persaingan. Contoh integrasi horizontal adalah produsen tepung yang
memperoleh atau bergabung dengan sejumlah produsen tepung di daerah tersebut atau
produsen yang tersebar secara geografis. Ini akan memberikan produsen tepung kontrol yang
lebih besar atas industri tepung yang akan menghasilkan pangsa pasar dan monopoli yang
lebih besar.
Integrasi horisontal akan memungkinkan perusahaan untuk berekspansi ke bisnis baru dengan
lebih sedikit kerumitan dan biaya karena mereka membeli bisnis menguntungkan yang sudah
mapan. Perusahaan yang terintegrasi secara horizontal lebih besar dan karena itu akan dapat
menikmati skala ekonomi. Namun, jika perusahaan menjadi terlalu besar, itu dapat
mengakibatkan penegakan pembatasan anti-monopoli.
Tantangan dan kesempatan bagi teknik industri dalam membangun smart
manufacuring
 Perubahan kurikulum yang harus mencakup topik
1. Inovasi terutama dalam konteks inovasi produk/ jasa
2. Teknologi pendukung, termasuk big data, internet, artifical intelligencea
 Kesempatan pendekatan sistem, yang merupakan basis pemikiran TI sangat relevan
dengan upaya pengembangan sistem manufaktur tradisional menjadi smart
manufactur
 Tantangan dari pasar adalah membangun economics of scope yang akan membawa
kepada kemampuan untuk memproduksi customized producs yang berkualitas tinggi
dan harga murah
 Mengubah paradigma dengan menerapakan konsep smart manufacturing
 Kemampuan untuk membangun dan mengoperasikan smart manufaktur adalah sebuah
keharusan
 Pendidikan teknik industri harus menyiapkan lulusnnya agar memiliki kompetensi
dalam konteks smart manufacturing

Anda mungkin juga menyukai