Integrasi nasional terdiri dari dua pengertian yakni secara Etimologi dan Terminologi. Secara etimologi, integrasi nasional terdiri atas dua kata yakni integrasi dan nasional. Integrasi yang berarti menyatu dan nasional yang berarti bangsa atau Negara. Jika digabungkan maka integrasi nasional adalah suatu usaha dan upaya untuk menyatukan atau menggabungkan perbedaan pada kelompok budaya atau kelompok sosial sehingga menjadi satu kesatuan Negara Republik Indonesia. Secara terminologi, integrasi nasional adalah proses penyatuan perbedaan dalam suatu Negara sehingga tercipta keselarasan dan kepaduan dalam suatu negara. Dengan demikian, integrasi biasanya menunjuk suatu proses untuk penyatuan berbagai kelompok masyarakat yang berbeda-beda baik dalam kondisi sosial, budaya, maupun politik kedalam satu kesatuan wilayah untuk membangun kesetiaan yang lebih besar dan bersifat nasional. Sebagai suatu proses, integrasi nasional menekankan pada persatuan persepsi dan perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Hal ini berarti kita harus menerima dengan hati yang tulus akan perbedaan-perbedaan yang terjadi misalnya, perbedaan kasta, agama, daerah, dan sebagainya. Coleman J S dan Rosenberg, Carl G (1964) dan Olawore dan Adisa (2008) dikutip dalam tulisan Tersoo, Ikyase J and Ejue, Egberi A. (2014:33), mengemukakan (mendefined) bahwa integrasi nasioanl adalah: … as a broad subsuming procces whose two dimentions are political integration and territorial integration while political integratios has to do with progressive bridging of the elite mass gap on the vertical plane, while territorial integration refers to the progressive reduction of cultural and regional tension in the procces of creating a homogeneous territorial political community. In the same vein Olwore & Adisa (2008) defined national integration as the attempt at uniting or bringing together the hitherto multi-ethnic groups of people with diverse cultural, historical, language, religions and beliefs systems and one which would remove primordial and subordinate loyalties and sentiments to ethnic nationalities. Mengacu pada pendapat ahli tersebut, bahwa integrasi nasional termasuk integrasi politik dan teritorial secara homogen, dalam perbedaan baik kultur maupun kepercayaan dan agama ke dalam satuan identitas bangsa. Untuk itu, di dalam setiap kehidupan masyarakat, kita akan menemukan integrasi dalam dua wujudnya yakni dalam dimensi vertikal dan horizontal. Dalam dimensi vertikal, integrasi nasional bertujuan mengintegrasikan persepsi dan perilaku elit dan massa, yaitu dengan menghilangkan atau mengurangi kesenjangan- kesenjangan antara kelompok yang dipengaruhinya. Sementara di dalam dimensi horizontal, integrasi nasional berkaitan dengan kadar integrasi antar kelompok-kelompok masyarakat. Pada dimensi ini, proses integrasi diarahkan pada upaya untuk menjembatani perbedaan yang dilahirkan oleh faktor-faktor teritorial (termasuk kultural) dengan mengurangi kesenjangan-kesenjangan yang ditimbulkan oleh faktor-faktor tersebut. 2. Jenis-Jenis Integrasi Nasional Menurut Myron Weiner dan Ramlan Surbakti (2010) menyatakan bahwa integrasi nasional dibagi menjadi 5 jenis yakni: 1) Integrasi Bangsa Integrasi Bangsa adalah proses yang menunjuk pada penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial dalam satu kesatuan wilayah dan dalam suatu pembentukan identitas nasional. Dalam hal ini, berbagai perbedaan yang terjadi dalam kalangan masyarakat dalam aspek budaya dan sosial, di satupadukan dan kemudian dari hasil tersebut maka akan menghasilkan suatu budaya dan sosial baru yang dapat dijadikan sebagai sebuah identitas. 2) Integrasi Wilayah Integrasi wilayah adalah proses yang menunjuk pada masalah pembentukan wewenang kekuasaan nasional pusat di atas unit-unit sosial yang lebih kecil yang beranggotakan kelompok-kelompok sosial budaya masyarakat tertentu. Dalam hal ini wewenang atas kekuasaan suatu Negara di pusatkan pada satu kekuasaan saja yakni pada kekuasaan nasional pusat. Dimana kekuasaan pusatlah yang mengatur segala urusan terhadap unit-unit sosial yang kecil yang berada di bawahnya. 3) Integrasi Elit Massa Integrasi elit massa adalah integrasi yang menunjuk pada masalah penghubungan antara pemerintah dengan yang diperintah. Mendekatkan perbedaan-perbedaan mengenai aspirasi dan nilai pada kelompok elit dan massa. Dalam hal ini pemerintah dapat melakukan musyawarah dengan rakyat terkait pengambilan keputusan terhadap rencana yang akan diambil. 4) Integrasi nilai Integrasi nilai menunjuk pada adanya konsensus terhadap nilai minimum yang diperlakukan dalam memelihara tertib sosial. Hal ini dilakukan agar tidak tercipta sikap saling berselisih satu sama lain karena faktor tata tertib sosialnya. 5) Integrasi Tingkah Laku (Perilaku Integratif) Integrasi tingkah laku menunjuk pada penciptaan tingkah laku yang terintegrasi demi mencapai tujuan bersama. Hal ini ditujukan agar terciptanya tujuan bersama dan tanpa adanya perselisihan karena perlakuan menyimpang yang dilakukan oleh salah satu pihak. Dalam realitas nasional, integrasi nasional dapat dilihat dari tiga aspek yakni: 1) Integrasi Politik Dalam tataran integrasi politik terdapat dimensi vertikal dan horizontal. Dimensi yang bersifat vertikal menyangkut hubungan elit dan massa, baik antara elit politik dengan massa pengikut maupun antara penguasa dan rakyat guna menjembatani celah perbedaan dalam rangka pengembangan proses politik yang partisipatif. Dimensi horizontal menyangkut hubungan yang berkaitan dengan masalah teritorial, antar daerah, suku, umat beragama dan golongan masyarakat Indonesia. 2) Integrasi Ekonomi Integrasi ekonomi berarti terjadinya saling ketergantungan antar daerah dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup rakyat. Adanya saling ketergantungan menjadikan wilayah dan orang-orang dari berbagai latar akan mengadakan kerjasama yang saling menguntungkan dan sinergis. 3) Integrasi Sosial Budaya Integrasi ini merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebut dapat meliputi ras, etnis, agama, bahasa, kebiasaan, sistem nilai, dan lain sebagainya. 3. Pentingnya Integrasi Nasional Integrasi nasional merupakan salah satu cara untuk menyatukan berbagai macam perbedaan yang ada di Indonesia. Integrasi itu sendiri dapat dikatakan sebagai suatu langkah yang baik untuk menyatukan sesuatu yang semula terpisah menjadi suatu keutuhan yang baik bagi bangsa Indonesia. Misalnya menyatukan berbagai macam suku dan budaya yang ada di Indonesia. Integrasi nasional penting untuk diwujudkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia dikarenakan Indonesia merupakan negara yang masih berkembang atau Negara yang masih mencari jati diri. Selain itu integrasi nasional sangat penting untuk diwujudkan karena integrasi nasional merupakan suatu cara yang dapat menyatukan berbagai macam perbedaan yang ada di Indonesia. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman suku, budaya, dan agama. Integrasi nasional sangat dibutuhkan dalam suatu Negara untuk membentuk suatu sistem ketatanegaraan. Jadi, diperlukan hubungan yang ideal antara pemerintah dengan rakyatnya sesuai sistem nilai dan politik yang disepakati. Negara-negara baru, seperti halnya Indonesia tahun 1945. Membangun integrasi menjadi tugas penting. Ada dua hal yang dapat menjelaskan hal ini. Pertama, pemerintah kolonial Belanda tidak pernah memikirkan tentang perlunya membangun kesetiaan nasional dan semangat kebangsaan pada rakyat Indonesia. Penjajah lebih mengutamakan membangun kesetiaan kepada penjajah itu sendiri dan guna kepentingan integrasi pribadi kolonial. Jadi, setelah merdeka, kita perlu menumbuhkan kesetiaan nasional melalui pembangunan integrasi bangsa. Kedua, bagi negara-negara baru, tuntutan integrasi ini juga menjadi masalah pelik bukan saja karena perilaku pemerintah kolonial sebelumnya, tetapi juga latar belakang bangsa yang bersangkutan. Negara-bangsa (nation state) merupakan negara yang di dalamnya terdiri dari banyak bangsa (suku) yang selanjutnya bersepakat bersatu dalam sebuah bangsa yang besar. Dari semua penjelasan di atas dapat dipetik bahwa integrasi diperlukan guna mneciptakan kesetiaan baru terhadap identitas-identitas baru yang diciptakan (identitas nasional), misal, bahasa nasional, simbol negara, semboyan nasional, ideologi nasional, dan sebagainya. Upaya integrasi terus dilakukan agar Indonesia menajdi satu kestatuan yang mana disebutkan dalam semboyan Bineka Tunggal Ika. Adanya upaya mengintegrasikan Indonesia, perbedaan-perbedaan yang ada tetap harus diakui dan dihargai sehingga Indonesia menjadi negara yang makmur. Selain menghargai dan mengakui berbagai macam perbedaan di Indonesia, masyarakat Indonesia harus memiliki rasa toleransi terhadap sesama sehingga tidak terjadi konflik yang berkepanjangan yang dapat merugikan Indonesia. 4. Integrasi vs Disintegrasi Kebalikan dari integrasi adalah disintegrasi. Jika integrasi berarti penyatuan, keterpaduan antar elemen atau unsur yang ada di dalamnya, disintegrasi dapat diartikan ketidakpaduan, keterpecahan di antara unsur- unsur yang ada. Jika integrasi terjadi konsensus maka disintegrasi dapat menimbulkan konflik atau perseteruan dan pertentangan. Disintegrasi bangsa adalah memudarrnya kesatupaduan antar golongan, dan kelompok yang ada dalam suatu bangsa yang bersangkutan. Gejala disintegrasi merupakan hal yang dapat terjadi di masyarakat. Dalam lingkungan masyarakat pasti menginginkan terwujudnya suatau integrasi, namun kenyatannya muncul yang namanya disintegrasi. Disintegrasi disini memiliki banyak ragam dan macam, misalkan pertentangan fisik, perkelahian, tawuran, revolusi, bahkan perang. Daftar Pustaka Joko Sulistiono, Hasibuan Afriadi S. 2018. Peranan Ideologi Dalam Integrasi Nasional. Kebijakan Pemerintahan, 1(1), 1-10. Nurwardani Paristuyanti, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.