Anda di halaman 1dari 5

MATERI PTS SEMESTER I

KELAS 2 ( A – H )

KEPRIBADIAN
TOKOH – TOKOH
MUHAMMADIYAH

1. KH IBRAHIM

2. KH HISYAM

3. KH MAS MANSYUR

4. KI BAGUS HADIKUSUMO
K.H. IBRAHIM
A. Riwayat Hidup
 Kyai Haji Ibrahim (lahir di Yogyakarta, 7 Mei 1884 – meninggal di Yogyakarta, 13
Oktober 1932 pada umur 58 tahun).
 Ia adalah ketua umum Muhammadiyah yang kedua yang menggantikan KHA Dahlan
 KH. Ibrahim adalah putera dari KH. Fadlil Rachmaningrat, seorang Penghulu Hakim
Negeri Kasultanan Yogyakarta pada zaman Sri Sultan Hamengkubuwono VII, dan ia
adalah adik kandung dari Nyai Ahmad Dahlan.
 KH. Ibrahim adalah ulama yang hafal Al-Qur’an ( hafidz), ahli seni baca Al-Qur’an
(qira’at), serta mahir dalam bahasa Arab.
 Pada periode kepemimpinannya, cabang-cabang Muhammadiyah banyak didirikan di
berbagai tempat di Indonesia.

B. Peran Dalam Muhammadiyah


 Mencegah Penyebaran TBC (Takhayul, Bid’ah, Churofat)
 Mengadakan Badan Perkawinan & Perbaikan Untuk Mengokohkan & Membina Putra/Putri
Muhammadiyah
 Meningkatkan Keamanan
 Menjadi Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah

C. Prestasi yang dimiliki


 Terbentuknya Fonds Dahlan
 Diadakannya Rapat Muktamar Pertama Kali
 Terbitnya Surat Kabar Harian
 Mendirikan Lembaga-lembaga Penerbit Buku-buku Muhammadiyah
 Mendirikan Majelis Tarjih

D. Hikmah Yang Dapat Diambil


 Pantang Menyerah
 Bersabar Dalam Setiap Cobaan
 Menyelesaikan Masalah Dengan Jalan Musyawarah
K.H. HISYAM
A. Riwayat Hidup
 Kyai Haji Hisyam lahir di Yogyakarta, 10 November 1883 – meninggal, 20 Mei 1945
 Pada umur 61 tahun adalah Ketua Pengurus Besar yang ketiga. Ia memimpin
Muhammadiyah selama tiga tahun.
 Ia dipilih dan dikukuhkan sebagai Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah dalam Kongres
Muhammadiyah ke-23 di Yogyakarta tahun 1934.
 Pertama kali ia dipilih dalam Kongres Muhammadiyah ke-23 di Yogyakarta tahun 1934,
kemudian dipilih lagi dalam Kongres Muhammadiyah ke-24 di Banjarmasin pada tahun
1935, dan berikutnya dipilih kembali dalam Kongres Muhammadiyah ke-25 di Batavia
(Jakarta) pada tahun 1936.
 KH Hisyam paling menonjol dalam ketertiban administrasi dan manajemen organisasinya.
 Pada periode kepemimpinannya, titik perhatian Muhammadiyah lebih banyak diarahkan
pada masalah pendidikan dan pengajaran, baik pendidikan agama maupun pendidikan
umum.

B. Peran Dalam Muhammadiyah


 Mengganti nama-nama AUM dari Bahasa Belanda ke Bahasa Indonesia
 Menertibkan Manajemen Organisasi & Administrasi
 Mengembangkan Lembaga-lembaga Pendidikan Muhammadiyah
 Menjadi Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah
 Abdi dalam Ulama Kraton Yogyakarta

C. Prestasi yang dimiliki


 Mendapatkan Bantuan Pemerintah Belanda untuk Meningkatkan Kualitas Sekolah-
sekolah Muhammdiyah
 Terbentuknya Majelis Perekonomian
 Didirikannya Sekolah Dasar 3 Tahun (Volkschool)
 Didirikannya Sekolah Hollands Indlasnche School Met De Qur’an
 Mendirikan Majelis Pertolongan dan Kesehatan

D. Hikmah Yang Dapat Diambil


 Tidak Mudah Berputus Asa
 Pendidikan Adalah Hal Terpenting Untuk Kemajuan
 Bijak dalam beberapa hal
 Memiliki Kecerdasan yang luar biasa
K.H. MAS MANSUR
A. Riwayat Hidup
 Kyai Haji Mas Mansur (lahir di Surabaya, 25 Juni 1896 – meninggal di Surabaja, 25 April
1946 pada umur 49 tahun)
 adalah seorang tokoh Islam dan pahlawan nasional Indonesia.
 Ibunya bernama Raudhah, seorang wanita kaya yang berasal dari keluarga Pesantren
Sidoresmo Wonokromo Surabaya,
 Ayahnya bernama KH. Mas Achmad Marzoeqi, seorang pionir Islam, ahli agama yang
terkenal di Jawa Timur pada
 masanya. Dia berasal dari keturunan bangsawan Astatinggi Sumenep, Madura.
 Dia dikenal sebagai imam tetap dan khatib di Masjid Ampel, suatu jabatan terhormat pada
masa itu
 Memiliki anak Eanam

B. Peran Dalam Muhammadiyah


 Menegaskan Faham Agama Dalam Muhammadiyah
 Memperkuat Kehidupan Beragama
 Memusyawarahkan Keputusan
 Menjadi Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah
 Konsultan Muhammadiyah Jawa Timur

C. Prestasi yang dimiliki


 Diaktifkannya Kembali Majelis Tarjih
 Merumuskan Masalah Lima
 Menyusun Langkah Dua Belas Untuk Menghidupkan Kembali Muhammadiyah
 Membuat Karya Tulis yang berbobot ( Suara Santri, Majalah Siaran )
 Membentuk Majelis yang diberi nama Tanwir Al Afkas

D. Hikmah Yang Dapat Diambil


 Berjuang Untuk Mencapai Kesuksesan,
 Agama Adalah Penyangga Utama Hidup Kita Ini,
 Pantang menyerah
 Memiliki Keberanian yang luar biasa
 Sellu disiplin dalam segala hal
KI BAGUS HADIKUSUMO
A. Riwayat Hidup
 Ki Bagus Hadikusumo (lahir di Yogyakarta, 24 November 1890 – meninggal pada usia 64
tahun )
 Ayahnya bernama Raden Haji Lurah Hasyim, seorang abdi dalem putihan agama Islam
Kraton Yogyakarta
 Anak ke tiga dari lima bersaudara
 Ki Bagus Hadikusumo memperoleh pendidikan dari Kedua Orang tuanya
Setelah tamat dari “Sekolah Ongko Loro”, ( tiga tahun kemudian sekolah dasar ) Ki Bagus
belajar di Pesantren Wonokromo Yogyakarta.
 Banyak mengkaji kitab-kitab Fiqih dan Tasawuf.
 Kemahirannya dalam sastra Jawa, Mwlayu, dan Belanda,didapatkan dari seorang guru
yang bernama Ngabehi Sasrasoeganda.
 Belajar Bahasa Inggris dari seorang tokoh yang bernama Mirza Wali Ahmad Baig
 Dalam Usia 20 tahun, Ki Bagus Hadikusumo menikah dengan Siti Fatmah ( Putri Raden
Haji Suhud ) dan memperoleh Empat orang anak
 Salah satu diantaranya bernama Djarnawi Hadikusumo, yang kemudian terkenal menjadi
Tokoh Muhammadiyah dan pernah menjadi orang nomor satu di Parmusi
 Setelah Siti Fatmah meninggal, Ki Bagus Hadikusumo menikah lagi dengan seorang wanita
Pengusaha dari Yogyakarta yang bernama Mursilah.Dan dikaruniai Tiga Orang anak
 Ki Bagus Hadikusumo kemudian menikah lagi dengan Siti Fatimah ( juga seorang
pengusaha, setelah istir kedua meninggal ) dan dikaruniai lima anak.

B. Peran Dalam Muhammadiyah


 Menjadi Ketua Majelis Tabligh tahun 1922
 Menjadi Ketua Majelis Tarjih tahun 1926
 Menjadi Anggota Komisi MPM Hoofdbestuur Muhammadiyah tahun 1926
 Menjadi Ketua PP Muhammadiyah tahun 1942 – 1953

C. Prestasi yang dimiliki


 Memperkokoh Eksistensi Hukum Islam di Indonesia
 Menulis buah pikirannya kedalam sebuah buku karyanya
 Merumuskan Muqaddimah UUD 1945
 Mendirikan HW
 Menjadi anggota BPUPKI dan membubarkan PKI

D. Hikmah Yang Dapat Diambil


 Pendidikan Agama pada anak di mulai sejak dini
 Belajar beberapa bahasa itu penting, karena untuk menambah wawasan kedepannya
 Ikhlas dalam mengerjakan sesuatu itu kuncinya
 Berani Amar Ma’ruf Ma’ruf Nahi Munkar
 Tekun belajar agar menjadi orang alim,mubaligh, dan pemimpin umat

Anda mungkin juga menyukai