Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah, inayah dan rahmat-Nya,
sehingga penyusunan mini riset ini selesai dengan baik dan tepat waktu. Karena tanpa pertolongan-Nya saya selaku
penyusun tidak akan mampu menyelesaikan mini riset ini. Tidak lupa semoga tercurahkan selalu shalawat serta salam
kepada manusia termulia yakni baginda Rasulullah Muhammad SAW yang berkat usaha kerja kerasnya kita
dipersatukan dalam persaudaraan yang lurus lagi benar dan semoga kita selaku ummatnya selalu dalam jalan-Nya dan
mengikuti jalan Nabi Muhammad SAW.
Dalam pembuatan mini riset ini saya tidak begitu mendapat banyak kesulitan karena adanya saran dari berbagai pihak
tentang pembuatannya dan keterbatasan buku dan informasi yang saya punya. Namun, tidak menutup kemungkinan
mini riset ini masih jauh dari kata sempurna dan banyak kekurangan, baik dari penulisan, ejaan dan sebagainya. Oleh
karenanya, saya sangat mengharapkan dengan lapang dada, kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhirnya, saya
selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada.IBU Dra. Rita M.Pd yang telah memberikan tugas dan
bimbingannya kepada saya. Tidak lupa saya ucapkan pula terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan
bantuannya sehingga saya mampu menyelesaikan mini riset ini dengan baik.
Penulis
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................3
A. Latar Belakang...............................................................................................3
C. Tujuan ............................................................................................................3
A. Simpulan........................................................................................................6
B. Daftar pustaka...............................................................................................7
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Demikian juga Bahasa
Indonesia menjadi sarana budaya dan sarana berpikir masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, peranan Bahasa
Indonesia menjadi sangat penting. Mengingat pentingnya Bahasa Indonesia, kita sebagai mahasiswa dituntut untuk
lebih memahami Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Yang salah satunya adalah dengan mengetahui sejarah
Bahasa Indonesia. Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai suku bangsa dengan berbagai ragam bahasa daerah
yang dimilikinya memerlukan adanya satu bahasa persatuan guna menggalang semangat kebangsaan. Semangat
kebangsaan ini sangat penting dalam perjuangan mengusir penjajah dari bumi Indonesia. Kesadaran politis semacam
inilah yang memunculkan ide pentingnya bahasa yang satu, bahasa persatuan, bahasa yang dapat menjembatani
keinginan pemuda-pemudi dari berbagai suku bangsa dan budaya di Indonesia saat itu.
2.RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah Bahasa Indonesia?
2.Bagaimana perkembangan Bahasa Indonesia?
3.Bagaimana kedudukan dan fungsi dari Bahasa Indonesia?
3. TUJUAN
3.Untuk mengetahui dan memahami kedudukan dan fungsi dari Bahasa Indonesia
3
BAB II
PEMBAHASAN
Bahasa Indonesia adalah Bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia yang digunakan sebagai lingua franca
di nusantara kemungkinan sejak abad-abad awal penanggalan modern paling tidak dalam bentuk informalnya. Bentuk
bahasa sehari-hari ini sering dinamai dengan istilah melayu pasar. Jenis ini sangat mudah dimengerti dan ekspresif,
dengan toleransi kesalahan sangat besar dan mudah menyerap istilah-istilah lain dari berbagai bahasa yang digunakan
para penggunanya. Bentuk yang lebih resmi disebut melayu tinggi. Pada masa lalu digunakan kalangan keluarga
kerajaan disekitar sumatera, malaya, dan jawa. Bentuk bahasa ini lebih sulit karena penggunaannya sangat halus,
penuh sindiran, dan seekspresif bahasa melayu pasar.
Sejarah mencatat bahwa Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu-Riau, salah satu bahasa daerah yang
berada di wilayah sumatera. Bahasa Melayu-Riau inilah yang diangkat oleh para pernuda pada "konggres pernoeda",
28 oktober 1928 menjadi Bahasa Indonesia. Pengangkatan dan penamaan bahasa Melayu-Riau menajdi Bahasa
Indonesia oleh para pemuda pada saat itu lebih bersifat politis daripada linguistis. Tujuannya ialah ingin
mempersatukan para pemuda indonesia. Ketika itu yang mengikuti "konggres pernoeda" adalah wakil-wakil pemuda
indonesia dari Jong Java, Jong Sunda, Jong Batak, Jong Ambon, dan Jong Selebes. Jadi, secara linguistik yang
dinamakan Bahasa Indonesia saat itu sebenarnya adalah Bahasa Melayu. Ciri-ciri kebahasannya tidak berbeda dengan
Bahasa Melayu. Namun, untuk mewujudkan rasa persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia, para pemuda indonesia
pada saat itu secara politis menyebutkan bahasa Melayu-Riau menjadi Bahasa Indonesia. Nama bahasa indonesialah
yang dianggap bisa memancarkan inspirasi dan semangat nasionalisme, bukan nama Bahasa Melayu yang berbau
kedaerahan.
Bahasa Melayu-Riau dipilih sebagai bahasa persatuan negara Republik Indonesia atas beberapa
pertimbangan sebagai berikut :
l. Jika bahasa Jawa digunakan, suku-suku bangsa atau golongan lain di Republik Indonesia akan merasa dijajah
oleh suku Jawa yang merupakan golongan mayoritas di Republik Indonesia.
2.Bahasa Jawa jauh lebih sukar dipelajari dibandingkan dengan bahasa Melayu Riau. Ada tingkatan bahasa
halus, biasa, dan kasar yang digunakan untuk orang yang berbeda dari segi usia, derajat, ataupun pangkat.
3.Bahasa Melayu Riau yang dipilih, dan bukan bahasa Melayu Pontianak, Banjarmasin, Samarinda, Maluku, J
akarta (Betawi), ataupun Kutai, dengan pertimbangan :
Pertama, suku Melayu berasal dari Riau, Sultan Malaka yang terakhir pun lari ke Riau selepas Malaka direbut
oleh Portugis.
Kedua, sebagai lingua franca, bahasa Melayu Riauyang paling sedikit terkena pengaruh misalnya dari bahasa
Tionghoa Hokkien, ataupun dari bahasa lainnya.
Penggunaan bahasa Melayu bukan hanya terbatas di Republik Indonesia. Pada 1945, penggunaan bahasa
Melayu selain Republik Indonesia yaitu Malaysia, Brunei, dan Singapur
4
B. PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA
l. Perkembangan Bahasa Indonesia sebelum masa kolonial
Bahasa Melayu merupakan bahasa perhubungan atau komunikasi sejak abad VII yaitu masa awal bangkitnya kerajaan
Sriwijaya. Pada masanya kerajaan Sriwijaya menjadi pusat kebudayaan, perdagangan, tempat orang belajar filsafat, dan
pusat keagamaan (Budha). Bukti-bukti yang tertulis mengenai pemakaian bahasa melayu dapat ditemukan pada
penulisan batu prasasti. Masuknya agama Islam ke kepulauan nusantara, membuat kedudukan Bahasa Melayu semakin
penting. Para pembawa ajaran Islam memanfaatkan bahasa Melayu sebagai sarana komunikasi.
Abad XVIII, bangsa-bangsa Barat (Belanda) memasuki kepulauan Nusantara. Dalam mendirikan lembaga pendidikan,
pemerintah Belanda mengalami kegagalan sehingga menyebabkan dikeluarkannya SK No. 104/1631 yang antara lain
berisi: . .Pengajaran di sekolah-sekolah bumi putera diberikan dalam bahasa Melayu." Selain itu, juga tersusunnya Ejaan
Van Ophyusen (tahun 1901) yang merupakan ejaan resmi bahasa Melayu. Buku ini disusun oelh charles andrianus van
ophuysen dengan dibantu oleh soetan makmoer dan mohammad taib soetan ibrahim. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu: l.
Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb. 2. Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe,
oemoer, dsb.
2. Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata ma'moer, 'akal, ta',
pa', dinamai', dsb.
Perkembangan bahasa Melayu berikutnya, tampak pada masa kebangkitan pergerakan bangsa Indonesia yang dimulai
sejak berdirinya Boedi Oetomo (1908) yang telah menggunakan Bahasa Melayu sebagai alat bertukar informasi dan
komunikasi antar pergerakan. Hal ini dianggap penting dan perlu, karena dengan itu akan mudah dalam mencapai
persatuan dan kesatuan dalam rangka bernasional.
Setelah Sumpah Pemuda, perkembangan Bahasa Indonesia tidak berjalan dengan mulus. Belanda sebagai penjajah
melihat pengakuan pada bahasa Indonesia itu sebagai kerikil tajam. Oleh karena itu, Belanda membuat pengaruh politik
bahasa yang menghambat perkembangan bahasa Indonesia. Banyak pemuda pelajar berlomba-lomba mempelajari
bahasa Belanda. Sebaliknya, pada masa pendudukan Dai Nippon, Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang
pesat. Karena tentara pendudukan Jepang sangat membenci semua yang berbau belanda.
Sementara itu, orang-orang bumiputera belum bisa berbahasa Jepang. Oleh karena itu, digunakanlah Bahasa Indonesia
untuk memperlancar tugas-tugas administrasi dan membantu tentara Dai Nippon melawan tentara belanda dan sekutu-
sekutunya.
2. Perkembangan bahasa indonesia pada zaman kemerdekaan
Bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Keesokan harinya yaitu tanggal 18
Agustus ditetapkan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam pasal 36 bab XV UUD '45 berbunyi: "Bahasa negara ialah
bahasa Indonesia." Pada tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan Ejaan Republik (Ejaan Soewandi) sebagai
pengganti Ejaan van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.Ciri-ciri ejaan ini yaitu: a) Huruf oe diganti dengan u pada
kata-kata guru, itu, umur, dsb.
1. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat, dsb.
2. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.
3. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang
mendampinginya.
C.Kedudukan dan Fungsi bahasa Indonesia
l. Kedudukan Bahasa Indonesi
Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, yaitu sebagai bahasa nasional dan sebagai
bahasa resmi/negara. Kedudukan bahasa indonesia sebagai bahasa nasional diperoleh sejak awal kelahirannya,
yaitu tanggal 28 Oktober 1928 dalam sumpah pemuda. Bahasa indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa
nasional sekaligus merupakan bahasa persatuan.
B.Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara berfungsi sebagai: bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar
resmi di lembaga-lembaga pendidikan, bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah, dan bahasa resmi di dalam
pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern.
Fungsi Umum :
a. Contoh fungsi bahas untuk menyatakan ekspresi diri
Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang
tersirat di dalam dada kita, sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita. Unsur-unsur
yang mendorong ekspresi diri antara Iain :
1. menarik perhatian orang Iain terhadap kita
Sebenarnya semua fungsi bahasa sebagai yang dikemukakan di atas tidak terpisah satu sama Iain
dalam kenyataan sehari-hari. Sehingga untuk menetapkan dimana yang satu mulai dan di mana yang
Iain berakhir sangatlah sulit. Pada taraf permulaan, bahasa pada anak-anak sebagai berkembang
sebagai alat untuk menyatakan dirinya sendiri. Dalam buaian seorang bayi sudah dapat menyatakan
dirinya sendiri, ia menangis bila lapar atau haus. Ketika mulai belajar berbahasa, ia memerlukan
kata-kata untuk menyatakan lapar, haus dan sebagainya. Hal itu berlangsung terus hingga seorang
menjadi dewasa; keadaan hatinya, sukadukanya, semuanya coba diungkapkan dengan bahasa agar
tekanan-tekanan jiwanya dapat tersalur. Kata-kata seperti, aduh, hai, wahai, dan sebagainya.
Menceritakan pada kita kenyataan ini.
b. Contoh Fungsi Bahasa Sebagai Alat Komunikasi
Bahasa adalah alat umum yang telah digunakan Oleh manusia untuk berkomunikasi sejak lama.
Dalam kehidupan bahasa digunakan untuk bersosialisasi dengan orang Iain antara Iain dengan berbicara
dan menggunakan isyarat/simbol.
Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan tertentu.
Kita ingin dipahami Oleh orang Iain. Kita ingin menyampaikan gagasan dan pemikiran yang dapat
diterima Oleh orang Iain. Kita ingin membuat orang Iain yakin terhadap pandangan kita. Kita ingin
mempengaruhi orang Iain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang Iain membeli atau menanggapi hasil
pemikiran kita.
Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita
menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak sasaran kita (dalam
arti kita menggunakan kata yang sudah umum).
Melalui bahasa seorang anggota masyarakat perlahan-lahan belajar mengenal segala adat
istiadat, tingkah laku, dan tata karma masyarakatnya. la mencoba menyesuaikan dirinya (adaptasi)
dengan semuanya melalui bahasa. Seorang pendatang bau dalam sebuah masyarakat pun harus
melakukan hal yang sama. Bila ingin hidup dengan tentram dan harmonis dengan masyarakat itu ia
harus menyesuaikan dirinya dengan masyarakat itu; untuk itu ia memerlukan bahasa, yaitu bahasa
masyarakat tersebut. Bila ia dapat menyesuaikan dirinya maka ia pun dengan mudah membaurkan
dirinya (integrasi) dengan segala macam tata karma masyarakat tersebut.
Ceramah agama atau dakwah merupakan contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol
sosial. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau merupakan alat kontrol sosial. Kita juga sering mengikuti
diskusi atau acara bincang-bincang (talk show ) di televise atau radio. Iklan layanan Masyarakat atau
layanan sosial merupakan salah satu wujud penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Semua itu
merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan kepada kita cara untuk memperoleh pandangan
baru, sikap baru, perilaku dan tindakan yang baik. Disamping itu. Kita belajar untuk menyimak dan
mendengarkan pandangan orang lain mengenai suatu hal.
BAB 111
SIMPULAN
Sejarah Bahasa Indonesia dimulai dari munculnya sumpah pemuda, kemudian bahasa indonesia diadopsi dari bahasa
melayu.
2.Bahasa bersifat manusiwi, beragam, dinamis, produktif, arbitrer, bunyi, lambang, sistem.
Sudjana, nana. 1991. Tuntunan Penyusunan Bahasa Indonesia. Bandung : Sinar Baru.
The Liang gie. 1968 . Pengantar Dunia Bahasa Indonesia. Malang : gramedia.
Kanzunnudin, Muhammad. 2011. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Rembang:Yayasan Adhigama.
Alek dan Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:Kencana Prenada Media
Group.
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA
“Disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Bahasa indonesia”.
Dosen pengampun: Dra. Rita M.Pd
Disusun oleh :
Dwiky Ardiansyah Putra : 71180312084
Suci Novivi:
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATRA UTARA
2019