Anda di halaman 1dari 8

AKUNTANSI KEPRILAKUAN

“Pengendalian Keuangan”

KELOMPOK 8:

1. I Putu Bagus Sastra Wirayudha 1807531146 / 22


2. Ni Wayan Widya Wedani 1807531147 / 23
3. Made Dwi Ananda Suryani 1807531165 / 28

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
BALI
2020
BAB I
PEMBAHASAN

1.1. Pentingnya Manajemen Keuangan


Manajemen keuangan sangat penting untuk dipelajari dan dipahami saat ini. Dengan
mempelajarinya, manajer keuangan dapat mengelola asetnya dengan baik dan
bertanggung jawab sehingga mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Sebaliknya, jika
manajer keuangan tidak paham mengenai manajemen keuangan maka perusahaan akan
hancur karena gagal dalam mengelola asetnya dengan baik. Tidak hanya aset, kewajiban
dan ekuitas dikelola oleh manajer keuangan.

1.2. Fungsi Keuangan


Fungsi keuangan yang utama adalah dalam hal keputusan investasi, penghitungan
biaya, dan deviden untuk suatu organisasi. Dana dikumpulkan dari sumber-sumber
keuangan eksternal yang berbeda-beda. Imbalan untuk sumber-sumber perhitungan ini
dapat berupa pengembalian, pembayaran kembali, serta produk dan jasa.
Tujuan manajer keuangan adalah membuat rencana guna memperoleh dan
menggunakan dana serta memaksimalkan nilai organisasi. Fungsi manajemen keuangan
dalam organisasi biasanya dipisahkan menjadi dua jabatan yaitu: bendahara dan
administrasi pembukuan atau akuntansi (kontoler).

1.3. Pengertian Pengendalian Keuangan


1.3.1. Umpan Balik Mekanikal vs Respon Prilaku
Pengertian pengendalian telah didasarkan pada konsep “kepercayaan” dan
“kemungkinan”. Para manajer membutuhkan sutau keyakinan tentang cara dunia
mereka bekerja dan dampak-dampak yang mereka harapkan dari suatu inisiatif
dipilih. Bagaimanapun, para manajer secara khusus memiliki peluang untuk dapat
mendeteksi hasil-hasil keprilakuan. Fokus utama dalam pengendalian keuangan
adalah perilaku dari orang-orang yang ada dalam organisasi dan bukan pada
mesin. Aplikasi mekanikal dari pengandalian seperti termometer yang
mengendalikan temperatur tubuh, lebih menekankan pada sifat mekanikal dari
pada sifat perilaku.
1.3.2. Perluasan Konsep-Konsep Tradisonal
Konsep-konsep pengendalian tradisonal dalam akuntansi sering kali berarti hasil
dari informasi akuntansi adalah langkah akhir dari peran akuntan. Dalam
pendekatan prilaku, menghasilkan informasi bukanlah akhir dari keterlibatan
akuntan sehingga informasi dapat dipandang sebagai suatu intermediasi dari
langkah akhir. Tujuan pengendalian didasari oleh keinginan untuk memilih suatu
inisiatif yang akan mengubah kemungkinan pencapaian hasil keprilakuan yang
diharapkan.

1.4. Pengendalian Terpadu / Komprehens


Secara formal, sistem pengendalian komprehensif merupakan suatu kofigurasi yang
saling melengkapi, yaitu sub sistem formal yang didukung proses administratif. Untuk
bisa menjadi pengendalian yang komprehensif, suatu sistem pengendalian seharusnya
mencakup aktivitas seperti:
a. Perencanaan.
Proses perencanaan dalam organisasi juga ditandai dengan istilah perilaku
penetapan tujuan. Aspek-aspek terpenting dari proses penetapan tujuan adalah
dasar dari organisasi dan komunikasi. Masalah pokok dari perencanaan dapat
menjadi kunci pengendalian yang efektif. Suatu perencanaan yang terlalu teknis
atau terlalu logis dapat menimbulkan kerusakan pada pengendalian bagi mereka
yang kurang waspada, karena tidak ada perhatian yang utuh pada implikasi
pengendalian terhadap implementasi rencana.
b. Operasi
Dalam organisasi yang terstruktur, fungsi-fungsi organisasi menyadari keberadan
dari rencana manajemen walaupun perencanaan tersebut bersifat tidak formal atau
tidak tertulis. Batasan operasi mengacu pada pelaksanaan aktivitas-aktivitas
organisasi, termasuk didalamnya provisi atau jasa pelayanan dan produksi produk
yang sama pentingnya dengan menjaga fungsi operasi. Pengendalian operasi
merupakan suatu proses perantara dan proses perbaikan terhadap aktivitas-
aktivitas operasi selama proses implementasi atas rencana-rencana manajemen.
c. Umpan Balik
Umpan balik dalam organisasi berasal dari sumber formal dan informal yang
disusun dari komunikasi non-verbal. Komunikasi tersebut dihasilkan secara rutin
dari statistik yang ditabulasikan sebagai dasar untuk evaluasi penyusunan.
Evaluasi ini akan mempengaruhi distribusi kompensasi, pemberian sanksi dan
perubahan atas proses perencanaan serta operasi sebagai akibat dari umpan balik.
d. Interaksi Pengendalian
Perencanaan, operasi dan aktivitas-aktivitas umpan balik telah diindentifikasi
sebagai tiga aspek dari proses administratif yang sangat didukung oleh rancangan
sistem pengendalian terpadu. Hubungan ini dapat ditata untuk menciptakan
kumpulan yang besar jika suatu organisasi dapat menghubungkan sub-sub sistem
pengendalian dengan baik guna mendukung perencanaan, operasi dan umpan
balik.

1.5. Faktor-Faktor Kontekstual


Konteks dapat menjadi penting untuk keberhasilan dalam mendesain dan
mengimplementasikan sistem pengendalian keuangan yang mengacu pada serangkaian
karakteristik yang menentukan susunan empiris dalam sistem pengendalian yang akan
ditetapkan.
a. Ukuran.
Ukuran dapat dipandang sebagai suatu peluang dan suatu hambatan. Ukuran
dipandang sebagai pemberi manfaat ekonomi dan bukan sebagai strategi
pengendalian. Ukuran dapat menjadi hambatan apabila pertumbuhan ekonomi
menyebabkan eliminasi terhadap strategi pengendalian.
b. Stabilitas Lingkungan.
Desain pengendalian dalam lingkungan yang stabil dapat berbeda dari desain
pengendalian dari lingkungan yang selalu berubah. Stabilitas dari lingkungan
eksogen dapat dilihat dari kekuatan gerakan yang secara eksternal menghasikan
produk-produk yang memerlukan suatu tanggapan.
c. Motif Keuntungan.
Keberadaan motif keuntungan tentunya bukanlah suatu penghalang untuk
menggunakan ukuran-ukuran penilaian akuntansi terhadap produktivitas. Pada sisi
lain, jelas bahwa sistem pengendalian yang didasarkan pada motif dan ukuran-
ukuran profitabilitas sering kali tidak dapat diterjemahkan secara langsung pada
konteks nirlaba (nonprofit). Ukuran-ukuran laba adalah penting dan meskipun
sulit dapat menjadi indikator dari keberhasilan.
d. Faktor-Faktor Proses
Tujuan proses terhadap pengendalian akuntansi dapat menjadi suatu penentu yang
penting dalam desain pengendalian. Proses sederhana maupun kompleks dan
proses biaya variabel maupun biaya tetap akan diperlihatkan secara singkat.
Proses sederhana adalah salah satu yang dapat dikarakteristikkan dengan
memahami hubungan sebab akibat secara baik. Suatu proses yang kompleks
melibatkan berbagai hubungan yang tidak dapat dipahami dengan baik. Biaya-
biaya yang sulit dihindari terjadi pada unit-unit dalam perusahaan, seperti riset dan
pengembangan, pemasaran, dan administrasi karyawan.
1.6. Pertimbangan-Pertimbangan Rancangan
Untuk memperbaiki kemungkinan keberhasilan para desainer akan mencari cara
untuk menemukan hubungan sebab akibat yang dipercaya bersifat nyata dalam
lingkungan sehingga memiliki kemampuan untuk mengantisipasi konsekuensi logis yang
dapat dihasilkan dari penambahan suatu pengendalian atau aturan pengendalian.
a. Antisipasi terhadap Konsekuensi Logis
Antisipasi terhadap konsekuensi logis merupakan komponen-komponen inti
dalam mendesain pengendalian. Kondisi ini merupakan hal yang penting bagi
seorang manajer keuangan yang terbiasa membuat pertimbangan berdasarkan
apakah suatu hasil itu baik atau buruk.
b. Relevansi dengan Teori Agensi
Teori agensi menyangkut persoalan biaya, dimana suatu pendelegasian dengan
asumsi keputusan-keputusan tertentu bersifat tidak nyata atau dipengaruhi secara
bersama-sama agar menjadi tidak nyata. Ide-ide mengenai teori agensi dapat
diilustrasikan dengan perjalanan seorang tenaga penjualan yang secara terus
menerus berada jauh dari kantor. Manajer penjualan akan memiliki sedikit
gagasan mengenai tingkat usaha yang dilakukan oleh agen tersebut, oleh karena
itu perjanjian kerja dari tenaga penjualan akan didasarkan pada prestasi penjualan.
c. Pengelolaan Perubahan
Pengelolaan perubahan adalah sesuatu yang penting dalam menentukan
rancangan-rancangan pengendalian. Para manajer melaksanakan pengendalian
untuk mencapai tujuan-tujuan yang sering kali dihadapkan pada satu atau lebih
dilema bisnis. Keberadaan pengendalian di dalam suatu perusahaan mungkin telah
berhenti fungsinya manakala telah terjadi perubahan. Dalam jangka panjang
perusahaan akan memelihara lingkungan pengendalian lewat suatu proses
perubahan dan kompensasi.

1.7. Pengendalian Dalam Era Pemberdayaan


Untuk melindungi perusahaannya, para manajer senior didorong untuk
mendefinisikan ulang bagaimana mereka melaksanakan tugas-tugas mereka dan
bagaimana mereka yakin bahwa bawahan dengan bakat kewirausahaan tidak
membahayakan kelangsungan hidup perusahaan.
a. Sistem Pengendalian Diagnostik
Sistem pengendalian diagnostik menciptakan tekanan yang dapat menimbulkan
kegagalan pengendalian bahkan krisis. Salah satu tujuan utama sistem penilaian
diagnostik adalah untuk menghilangkan beban manajer terhadap pengawasan yang
konstan.
b. Sistem Kepercayaan
Pada umumnya sistem kepercayaan bersifat singkat, sarat nilai, dan inspirasional,
dimana sistem ini mengarahkan karyawan pada tujuan utama bisnis, cara
organisasi menciptakan nilai, upaya untuk mencapai tingkat kinerja organisasi,
cara seseorang diharapkan untuk mengatur hubungan internal dan eksternal.
Sistem kepercayaan dapat meningkatkan pengendalian diagnostik guna
memberikan pengendalian yang lebih besar kepada manajer.
c. Sistem Batasan
Sistem ini didasarkan pada prinsip manajemen yang sederhana namun mendasar
yang dapat disebut sebagai kekuatan pemikiran negatif. Sistem batasan dan sistem
kepercayaan yang digabungkan akan menciptakan ketegangan yang dinamis serta
kepercayaan yang positif dan inspirasional.
d. Sistem Pengendalian Interaktif
Sistem pengendalian interaktif merupakan sistem informasi formal yang
digunakan oleh para manajer untuk melibatkan diri secara terus menerus dan
secara personal dalam keputusan bawahan.
e. Penyeimbangan Pemberdayaan dan Pengendalian
Para manajer senior yang mengatur arah dan strategi perusahaan secara
keseluruhan memastikan bahwa mereka memiliki cukup pengendalian atas
operasinya yang luas dengan menggunakan seluruh unsur pengendalian untuk
mengkomunikasikan nilai inti, mereka mengandalkan sistem kepercayaan.

BAB II
KESIMPULAN

2.1.Manajemen keuangan sangat penting untuk dipelajari oleh manajer keuangan karena
dapat mengelola asetnya dengan baik dan bertanggung jawab sehingga mendatangkan
keuntungan bagi perusahaan.
2.2.Fungsi keuangan yang utama adalah dalam hal keputusan investasi, penghitungan biaya,
dan deviden untuk suatu organisasi. Tujuan manajer keuangan adalah membuat rencana
guna memperoleh dan menggunakan dana serta memaksimalkan nilai organisasi.
2.3.Pengertian pengendalian ada dua yaitu umpan balik mekanikal vs respon prilaku dalam
hal ini fokus utama dalam pengendalian keuangan adalah perilaku dari orang-orang yang
ada dalam organisasi dan bukan pada mesin. Dan konsep perluasan konsep-konsep
tradisonal dimana konsep-konsep pengendalian tradisonal dalam akuntansi sering kali
berarti hasil dari informasi akuntansi adalah langkah akhir dari peran akuntan.
2.4.Secara formal, sistem pengendalian komprehensif merupakan suatu kofigurasi yang
saling melengkapi, yaitu sub sistem formal yang didukung proses administratif. Untuk
bisa menjadi pengendalian yang komprehensif, suatu sistem pengendalian seharusnya
mencakup aktivitas seperti: perencanaan, operasi, umpan balik dan interaksi
pengendalian.
2.5.Konteks dapat menjadi penting untuk keberhasilan dalam mendesain dan
mengimplementasikan sistem pengendalian keuangan yang mengacu pada serangkaian
karakteristik yang menentukan susunan empiris dalam sistem pengendalian yang akan
ditetapkan seperti: ukuran, stabilitas lingkungan, motif keuntungan, faktor-faktor proses.
2.6.Untuk memperbaiki kemungkinan keberhasilan para desainer akan mencari cara untuk
menemukan hubungan sebab akibat yang dipercaya bersifat nyata dalam lingkungan
sehingga memiliki kemampuan untuk mengantisipasi konsekuensi logis yang dapat
dihasilkan dari penambahan suatu pengendalian atau aturan pengendalian seperti:
antisipasi terhadap konsekuensi logis, relevansi dengan teori agensi, dan pengelolaan
perubahan.
2.7.Untuk melindungi perusahaannya, para manajer senior didorong untuk mendefinisikan
ulang bagaimana mereka melaksanakan tugas-tugas mereka dan bagaimana mereka yakin
bahwa bawahan dengan bakat kewirausahaan tidak membahayakan kelangsungan hidup
perusahaan seperti: sistem pengendalian diagnostik, sistem batasan, sistem kepercayaan,
sistem pengendalian interaktif, dan penyeimbangan pemberdayaan dan pengendalian.

DAFTAR PUSTAKA

Yacub, Mochammad. 2020. “Pengendalian Keuangan”. [Tersedia di:


https://www.academia.edu/16902606/TUGAS_AKUNTANSI_KEPRILAKUAN]
diakses pada tanggal 25 September 2020
Unknown. 2019. “Pengendalian Keuangan”. [Tersedia di:
https://newpostmk.blogspot.com/2019/02/makalah-pengendalian-keuangan_7.html]
diakses pada tanggal 25 September 2020

Anda mungkin juga menyukai