Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMANFAATAN ALANG-ALANG (Imperata cylindrica) MENJADI BIODIESEL


SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN

BIDANG KEGIATAN:
PKM - GAGASAN TERTULIS

Diusulkan oleh:
Fourina Sri Rahimah
1906300486
Teknik Kimia 2019

UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2019
1

PEMANFAATAN ALANG-ALANG (Imperata cylindrica) MENJADI BIODIESEL


SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah


Minyak bumi masih menjadi sumber energi utama di dunia termasuk di
Indonesia dan merupakan jenis energi yang tidak terbarukan atau non renewable. Saat
ini diperlukan upaya untuk mencari sumber energi alternatif dari minyak bumi.
Biomassa dapat menjadi solusi paling menjanjikan. Namun, bahan baku biomassa yang
banyak digunakan saat ini masih banyak yang digunakan untuk keperluan sehari-hari.
Kelapa sawit adalah bahan baku yang sering digunakan untuk biomassa.
Salah satu bahan biomassa yang ketersediaannya melimpah, belum banyak
dimanfaatkan, dan secara alami memiliki dampak negatif bagi tanaman lain adalah
alang-alang. Alang-alang (Imperata cylindrica) merupakan rumput liar yang cukup
mudah ditemukan di Indonesia dalam jumlah banyak. Menurut D. Agustina (2015), di
wilayah Asia Tenggara dapat dijumpai sekitar 35 juta ha dan sekitar 8,5 juta ha tersebar
di Indonesia. Tumbuhan ini mempunyai pertumbuhan yang cepat setiap tahun dan
mampu tumbuh pada lahan kritis. Alang-alang juga tidak termasuk tumbuhan yang
digunakan dalam industri bahan pangan. Berdasarkan analisis CHN (Karbon, Hidrogen,
dan Nitrogen), alang-alang memiliki kadar karbon sebesar 41%. Komposisi kimia dari
alang-alang terdiri atas selulosa (51,61%), holoselulosa (77,69%) yang dibuat dari
selulosa dan hemiselulosa, serta lignin (22%).
Tujuan
Penulisan ini bertujuan untuk:
1. Memaparkan inovasi terkait sumber bahan baku energi alternatif yang tidak
mengganggu industri bahan pangan.
2. Memanfaatkan rumput liar menjadi bahan baku biodiesel yang dapat menjadi
sumber energi terbarukan.
Manfaat
Adapun manfaat dari tulisan ini adalah:
1. Mengurangi jumlah tanaman yang mengganggu pertanian.
2. Memberikan solusi bahan baku biomassa yang menjanjikan.

GAGASAN

Kondisi Kekinian
2

Kondisi Minyak Bumi di Indonesia


Masalah energi telah menjadi perhatian serius semua negara termasuk Indonesia.
Menurut data dari BP Global Company (2018) ketersediaan cadangan minyak 2017
mengalami penurunan hingga 1 miliar barel menjadi 3,2 miliar barel bila dibandingkan
dengan tahun 2010. Sementara konsumsi BBM terus meningkat mencapai sekitar 1,6
juta barel per hari. Grafik cadangan minyak bumi di Indonesia 1980-2017 dapat dilihat
pada Gambar 1.

Gambar 1. Grafik Cadangan Minyak Terbukti Indonesia (1980-2017)


Kondisi Penggunaan Alang-Alang di Indonesia
Di Indonesia, alang-alang menjadi tanaman pengganggu pada tanaman padi,
tebu, jagung, dan sebagainya. Saat ini, pemanfaatan alang-alang masih terbatas sebagai
pakan ternak, bahan obat, dan bahan baku kertas (pulp). Ketersediannya yang
melimpah, pemanfaatan yang kurang, pertumbuhan cepat, dan memiliki kandungan
karbon serta selulosa yang cukup tinggi, menjadikan alang-alang berpotensi sebagai
bahan baku biodiesel.
Solusi Terdahulu
Menurut Arief Tajalli (2015), biofuel termasuk jenis biomassa yang dikonversi
menjadi bahan bakar cair, terutama untuk transportasi. Yang paling umum adalah
ethanol dan biodiesel. Etanol dapat diproduksi dari tanaman pangan seperti jagung di
negara ini, tebu di Brazil dan gula bit di Eropa. "Selulosa" etanol juga bisa dibuat dari
kayu atau limbah kertas serta rumput yang tumbuh khusus seperti switchgrass atau dari
residu pertanian. Biodiesel umumnya terbuat dari lemak hewan atau minyak nabati.
Perkembangan produksi dan konsumsi biodiesel di Indonesia disajikan pada tabel
berikut dalam ribu kilo liter.
Tabel 1. Permintaan Dan Penawaran Biodiesel Indonesia
3

Sumber: GAPKI IPOA (2017)


2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Beginning 18 15 81 38 40 55 7 57 34 34
Stocks
Production 630 330 740 1800 2200 2800 3000 1180 2450 2600
Import 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Exports 610 204 563 1440 1515 1800 1350 343 200 100
Consumptio 23 60 220 358 670 1048 1600 860 2250 2400
n
Ending 15 81 38 40 55 7 57 34 34 134
Stocks

Tabel 2. Kapasitas Produksi Biodiesel Indonesia


Sumber: GAPKI IPOA (2017)
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Number of 14 20 22 22 26 26 26 27 28 29
Biorefinerie
s
Nameplate 3138 3528 3936 4281 4881 5670 5670 6750 7286 7628
Capacity
Capacity 20% 9% 19% 42% 45% 49% 53% 17% 34% 34%
Use (%)

Potensi bahan baku biomassa dapat ditinjau berdasarkan nilai kalor atau nilai
panas yang dihasilkan. Nilai tersebut dapat dijadikan standar klasifikasi untuk
menentukan prioritas jenis bahan baku yang akan dimanfaatkan. Berikut merupakan
tabel asumsi nilai kalor (calorific value) dan kandungan air (moisture content) bahan
baku biomassa.
Tabel 3. Asumsi nilai kalor dari beberapa sumber bahan baku
Sumber: Penabulu Alliance (2015)
No Jenis Industri Bahan Baku (Feedstock) Calorivic Moistur
Value e (%)
(Kkal/kg)
1 Kelapa Sawit Serat sawit (fiber) 3340 30
Cangkang sawit (shell) 4300 15
Tandan kosong sawit (EFB) 1200 45
Pelepah sawit (frond) 3350 20
4

Batang replanting sawit (trunk) 3500 20


2 Tebu Ampas tebu (bagasse) 1850 50
Daun dan pucuk tebu (cane) 3000 30
3 Kelapa Sabut kelapa 3300 30
Tempurung kelapa (coconut shell) 4300 15
4 Karet Batang replanting karet (trunk) 4400 15
5 Padi Sekam padi (rice husk) 3350 12
Jerami padi 2800 50
6 Jagung Tongkol jagung (corn cob) 3500 14
Batang dan daun jagung 2500 40
7 Kayu Kayu limbah industri (woodwaste) 4400 15
8 Sampah Kota Refuse derived fuel 2200 20
9 Pulp & Paper Black liquor 3300 70

Kelapa sawit masih menjadi bahan baku yang banyak digunakan sebagai
biomassa. Padahal, kelapa sawit masih sangat dibutuhkan pada industri bahan pangan.
Oleh karena itu, diperlukan bahan baku lain yang tidak mengganggu sektor industri
kebutuhan sehari-hari.
Solusi yang Ditawarkan
Alang-alang dapat menjadi solusi untuk bahan baku biomassa. Tumbuhan ini
jumlahnya banyak dan sifatnya mengganggu tumbuhan lain. Pemanfaatannya juga
belum banyak dan tidak akan mengganggu sektor industri.
Karakteristik Alang-Alang
Alang-alang diteliti melalui mikroskop sebagai berikut.

Gambar 2. SEM of Cogon Grass at 500x and 1000X magnification


Sumber: Key Engineering Materials (2018)
Dari Gambar 2 menunjukkan permukaan bergerigi dan kasar yang memfasilitasi
adsorpsi dari minyak ke permukaan. Berdasarkan jurnal Pertanika pada tahun 2013,
alang-alang mengandung lignin (22,07%), holoselulosa (77,69%), dan selulosa
(51,61%). Tabel 4 menunjukkan beberapa kandungan fisik dan kimia dari alang-alang.
5

Tabel 4. Kandungan Alang-Alang


Sumber: Key Engineering Materials (2018)
Analisis Cogon Grass
Karbon (%) 41,88
Nitrogen (%) 0,27
Hidrogen (%) 5,4
pH 6,48
Bulk density (g/ml) 0,34
Ash Content (%) 7,8

Persiapan biofuel dari bahan baku alang-alang dilakukan secara pirolisis dalam
reaktor kontinu dan kondisi standar. Metode pirolisis memiliki peluang yang
menjanjikan dalam aplikasi industri untuk konversi biomassa menjadi bahan bakar yang
cocok untuk pembakaran internal mesin dan heatgeneration. Metode tersebut adalah
metode yang paling dapat diterapkan untuk konversi termokimia dari selulosa,
hemiselulosa, dan lignin dalam biomassa menjadi bahan bakar cair karena
memungkinkan peningkatan hasil produk cair terkondensasi berkualitas tinggi.

Gambar 3. Diagram skematik unit pirolisis: 1) continuous pyrolysis reactor, 2) hopper,


2.1) biomass hopper, 2.2) coarse sand and rounded rocks hopper, 3) char coke tank,
4,5) condensers, 6) gas storage, 7) cooling tower, 8) biofuel stock, 9) biofuel and
recovered gases, 10) cooling pump.
Sumber: Theoretical and Experimental Chemistry (2013)
Sampel dari alang-alang digiling dan dikeringkan pada suhu 90 °C selama 2 jam.
Kadar air dalam sampel yang dihasilkan tidak melebihi 5%. Fraksi dengan diameter
partikel 0,1-1,0 mm diambil untuk pirolisis. Bahan baku tersebut ditempatkan ke dalam
6

reaktor kontinu pada feeding rate 2 kg/jam menggunakan twin screw yang berputar
pada 150 rpm. Gambar 3. Menunjukkan skema untuk peralatan yang digunakkan untuk
pirolisis pada suhu 400-500 °C dengan bantuan coarse sand dan rounded rocks. Biofuel
dianalisis untuk menentukan kadar air, ash content, volatile matter, dan fixed carbon;
analisis unsur juga dilakukan. Hasil pirolisis langsung dimasukkan ke dalam
kromatografi gas yang dilengkapi dengan detektor termal dan detektor spektrometri
massa. Kedua senyawa alifatik dan aromatik terdeteksi dan diidentifikasi dalam biofuel
yang dihasilkan. Uap pirolisis mengandung gas yang dapat dikondensasi yaitu, biofuel,
asam asetat, dan air.
Pihak-Pihak Terkait
Agar pemanfaatan alang-alang menjadi biodiesel ini dapat diimplementasikan
secara luas di masyarakat, dibutuhkan kerja sama dari beberapa pihak, di antaranya:
1. Lembaga riset
Lembaga riset memiliki peran dalam pembuatan biofuel dari alang-alang ini
untuk melakukan penelitian dan riset lebih lanjut supaya memperbaiki dan
menyempurnakan produksi biodiesel agar lebih efektif.
2. Petani
Alang-alang bersifat parasit bagi tanaman disekitarnya termasuk tanaman
budidaya pertanian sering kehilangan nutrisi dan berujung pada defisiensi unsur
hara. Oleh karena itu, dapat dilakukan kerja sama dengan petani untuk
memanfaatkan alang-alang di lahan pertaniannya.
3. Pemerintah
Peran pemerintah dengan kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya
Mineral) adalah membuat peraturan dan regulasi mengenai penggunaan biodiesel
dan pembatasan penggunaan bahan bakar fosil, memberikan perlindungan hak cipta
agar produksinya terjamin secara hukum, dan juga melakukan sosialisasi kepada
masyarakat umum mengenai penggunaan biodiesel.
Langkah-Langkah Strategis
Agar pemanfaatan alang-alang menjadi biodiesel ini dapat diimplementasikan
secara luas di masyarakat, dibutuhkan langkah-langkah strategis dalam penerapannya.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan:
1. Melakukan penelitian mengenai biodiesel yang menggunakan bahan baku alang-
alang.
2. Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak seperti petani dan juga pemerintah.
3. Melakukan kerjasama dengan industri terkait biodiesel agar dapat memproduksi
biodiesel dengan efisien.
7

KESIMPULAN

Gagasan yang Diajukan


Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan alang-alang
dalam pembuatan biodiesel merupakan salah satu solusi sumber energi terbarukan di
Indonesia. Tujuan dari ide ini adalah untuk mengurangi penggunaan cadangan minyak
bumi, mengurangi penggunaan bahan baku biomassa yang masih digunakan dalam
industri pangan, serta memaksimalkan pemanfaatan alang-alang yang merupakan
rumput liar pengganggu. Biodiesel adalah bahan bakar yang ramah lingkungan
dibanding bahan bakar fosil karena hasil pembakarannya lebih bersih. Pemilihan alang-
alang sebagai bahan baku didasarkan pada fakta bahwa tumbuhan tersebut memiliki
kandungan karbon dan selulosa yang cukup tinggi serta masih kurang dimanfaatkan.
Alang-alang tersebut diolah menjadi biodiesel dengan metode pirolisis.
Teknik Implementasi
Dalam proses implementasi pembuatan biodiesel ini dibutuhkan kerja sama dari
berbagai pihak agar kelangsungannya terjaga di masa depan. Langkah strategis yang
dilakukan adalah dengan melakukan kerja sama dengan Lembaga riset, petani dan
pemerintah sebagai penyedia bahan baku, dan industri biodiesel sebagai mitra kerja dan
membantu melakukan sosialisasi mengenai penggunaan biodiesel kepada masyarakat.
Selain itu, diperlukan juga kerja sama dari pemerintah dan kementerian ESDM terkait
pembuatan peraturan dan regulasi mengenai penggunaan biodiesel dan pembatasan
penggunaan bahan bakar fosil, perlindungan hak cipta agar produksinya terjamin secara
hukum, serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat umum mengenai penggunaan
biodiesel. Namun, hal yang paling penting dari pengimplementasi gagasan ini adalah
kesediaan masyarakat Indonesia dalam penggunaan biodiesel.
Prediksi Hasil
Dari gagasan yang diajukan, bahan bakar minyak yang berasal dari fosil dapat
digantikan dengan biodiesel. Penggantian ini diharapkan dan diprediksikan dapat
mengurangi penggunaan cadangan minyak bumi, mengurangi penggunaan kelapa sawit
atau bahan industri pangan lainnya sebagai bahan baku biomassa, serta memaksimalkan
pemanfaatan rumput liar yang mengganggu. Keuntungan yang didapat dari penggunaan
biodiesel ini adalah lebih ramah lingkungan. Tantangan yang dihadapi adalah
dibutuhkan perizinan kepada pihak terkait untuk menerapkan sistem, baik dari proses
produksi sampai dengan proses distribusi, dibutuhkan uji coba dan penelitian lebih
lanjut dalam pembuatan biodiesel dan pendistribusiannya, serta berusaha menjaga
sistem pengolahan agar terbebas dari gangguan.
8

DAFTAR PUSTAKA
Agustina, D. (2015). Efektivitas Penggunaan Bioetanol dari Limbah Padat Alang-
Alang (Imperata cylindrica (L) Beauv.) Terhadap Lama Pembakaran Kompor
Bioetanol. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Databoks. (2019). Cadangan Minyak Terbukti Indonesia Terus Turun. [online]
Available at: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/02/14/cadangan-minyak-
terbukti-indonesia-terus-turun [Accessed 6 Nov. 2019].
Ibrahim, S., Baharuddin, S., Ariffin, B., Hanafiah, M. and Kantasamy, N. (2018).
Cogon Grass for Oil Sorption: Characterization and Sorption Studies. Key Engineering
Materials, 775, pp.359-364.
Liong, Y., Halis, R. and Mohamed, R. (2014). Chemical Characterization of Imperata
cylindrica (‘Lalang’) and Pennisetum purpureum (Napier grass) for Bioethanol
Production in Malaysia. Tropical Agricultural Science, 36 (S), pp.109-116.
Indonesian Palm Oil Association (GAPKI IPOA). (2017). Perkembangan Biodiesel di
Indonesia dan Terbesar di Asia. [online] Available at:
https://gapki.id/news/3250/perkembangan-biodiesel-di-indonesia-dan-terbesar-di-asia
[Accessed 6 Nov. 2019].
Promdee, K. and Vitidsant, T. (2013). Preparation of Biofuel by Pyrolysis of Plant
Matter in a Continuous Reactor. Theoretical and Experimental Chemistry, 49(2),
pp.126-129.
Sangpatch, T., Supakata, N., Kanokkantapong, V. and Jongsomjit, B. (2019). Fuel oil
generated from the cogon grass-derived Al–Si (Imperata cylindrica (L.) Beauv)
catalysed pyrolysis of waste plastics. Heliyon, 5(8), p.e02324.
Tajalli, A. (2015). Panduan Penilaian Potensi Biomassa sebagai Sumber Energi
Alternatif di Indonesia. Penabulu Alliance.

Anda mungkin juga menyukai