47 13 314 1 10 20191117 PDF
47 13 314 1 10 20191117 PDF
Abstract
Bronchial asthma is a disease that can not be cured so that proper prevention is necessary, one of them
with Buteyko breathing techniques that can reduce hyperventilation. The purpose of this study to analyze
the effect of Buteyko breathing techniques on bronchial asthma relapse.
Research design using Quasi Experiment pre and post test without control. The population amounted to
349 outpatient asthma patients Lempake Puskesmas. The sample size is 8 people with the formula Roscoe
(1975) and Arikunto (2010) = 11 respondents with drop out 3 respondents and using consecutive
sampling technique. The instrument used an observation sheet of asthma symptoms adopted from the
mardhiah study (2009). The study time is 3 times a day for 2 weeks.
From result of analysis obtained p value at pretest 0,002; Post test1 0,018 and post test2 0.002. All three
scores <0.05 (95% confidence) then H0 rejected so that Ha accepted
Buteyko breathing techniques can reduce the recurrence of asthma. Suggestion researchers, for further
research is expected to compare Buteyko breathing techniques with other methods in terms of asthma
relapse.
Abstrak
Asma bronkial merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan sehingga perlu pencegahan yang tepat,
salah satunya dengan teknik pernapasan Buteyko yang mampu mengurangi hiperventilasi. Tujuan
penelitian untuk menganalisis pengaruh pelaksanaan teknik pernapasan Buteyko terhadap kekambuhan
asma bronkial
Rancangan penelitian menggunakan Quasi Experiment pre and post test without control. Populasi
berjumlah 349 pasien asma rawat jalan Puskesmas Lempake. Besar sampel berjumlah 8 orang dengan
rumus Roscoe (1975) dan Arikunto (2010) = 11 responden dengan drop out 3 responden dan
menggunakan teknik consecutive sampling. Instrumen menggunakan lembar observasi gejala asma yang
diadopsi dari penelitian mardhiah (2009). Waktu penelitian dilakukan 3 kali sehari selama 2 minggu. Data
dianalisa menggunakan uji Paired T-Test
Dari hasil analisa diperoleh p value pada pretest 0,002; post test1 0,018 dan post test2 0,002. Ketiga skor
tersebut < 0,05 (95% kepercayaan) maka H0 ditolak sehingga Ha diterima.
Teknik pernapasan Buteyko dapat mengurangi kekambuhan asma. Saran peneliti, bagi peneliti
selanjutnya diharapkan dapat membandingkan teknik pernapasan Buteyko dengan metode lain dalam hal
kekambuhan asma.
254
Mahakam Nursing Journal Vol 2, No. 6, Nov 2019 : 254-262
255
Mahakam Nursing Journal Vol 2, No. 6, Nov 2019 : 254-262
255
Mahakam Nursing Journal Vol 2, No. 6, Nov 2019 : 254-262
informed consent dan lembar observasi, Pair 1 (pre test & post 2,875 23,000 0,002
test1)
selanjutnya dilakukan pengumpulan Pair 2 (pre test & post 4,000 21,166 0,018
test 2)
data melalui lembar observasi. Analisa Pair 3 (post test 1 & post 1,125 9,000 0,002
test 2)
data dilakukan dengan analisa univariat
dan bivariat yakni dengan uji paired T- Ketiga skor tersebut berdistribusi
test karena data berdistribusi normal. normal sehingga uji yang dilakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN adalah uji T paired. Berdasarkan tabel
1. Karakteristik Subjek Penelitian
4.5 dapat diketahui bahwa nilai P pada
Tabel 4.1 Karakteristik subjek
penelitian yang mengikuti latihan ketiga nilai diatas adalah 0,002; 0,018
teknik pernapasan Buteyko dan 0,002. Ketiga skor tersebut < 0,05
Karakteristik N (%)
Jenis Kelamin (95% kepercayaan) maka H0 ditolak
Laki-Laki 5 62,5
Perempuan 3 37,5 sehingga Ha diterima.
Usia Hasil penelitian ini menunjukkan
20-25 tahun 1 12,5
26-45 tahun 2 25 pengaruh teknik pernapasan Buteyko
46-65 tahun 5 62,5
Pendidikan dengan frekuensi 3 kali sehari selama 2
SD 1 12,5
SMP 4 50 minggu.
SMA 2 25
Pendidikan Tinggi 1 12,5 Hasil penelitian ini sejalan dengan
Total 8 100
penelitian Melastuti E (2015), dengan
Berdasarkan tabel 4.1, bahwa data
judul “Efektivitas Teknik Pernapasan
diatas menunjukkan proporsi responden
Buteyko Terhadap Pengontrolan Asma
jenis kelamin terbesar pada perempuan
di Balai Kesehatan Paru Masyarakat
(62,5%) dan laki-laki hanya pada
Semarang” yang menyimpulkan bahwa
kisaran (37,5%). Berdasarkan usia,
terdapat perbedaan kontrol asma
responden tertinggi pada usia 46-65
256
Mahakam Nursing Journal Vol 2, No. 6, Nov 2019 : 254-262
sebelum dan sesudah dilakukan teknik kekambuhan asma seperti stres, aktifitas
pernapasan Buteyko dengan (p value < yang berlebihan, bulu kucing, kutu
0,05) yaitu 0,00. Hasil penelitian debu, polusi udara, udara dingin serta
Nurdiansyah (2013) dengan judul dukungan keluarga dalam menjalankan
“Pengaruh Teknik Pernapasan Buteyko teknik pernapasan Buteyko.
Terhadap Penurunan Gejala Pasien Saat sebelum diberikan teknik
Asma Kota Tangerang Selatan”, juga pernapasan Buteyko, peneliti
selaras dengan hasil penelitian ini mewawancarai kondisi responden rata-
bahwa teknik pernapasan Buteyko rata selama semingggu terakhir pernah
efektif terhadap penurunan gejala asma mengalami gejala sesak napas, bernapas
pada penderita asma dengan p value dengan suara wheezing, adanya
0,00. gangguan tidur. Kemudian setelah
Hasil penelitian ini tidak sejalan diberikan teknik pernapasan Buteyko
dengan penelitian Denny A, Abdul K, selama minggu pertama, berdasarkan
Achmad D (2007) dengan judul observasi responden mengalami banyak
“Latihan Pernapasan dengan Metode perubahan yakni berkurangnya
Buteyko Meningkatkan Nilai Force kekambuhan asma di malam hari
Expiratory Volume In 1 Second sehingga responden jarang terbangun
(%FEV1) Penderita Asma Dewasa dari tidur dan pengurangan gejala sesak
Derajat Persisren Sedang) yang napas. Pada observasi minggu terakhir
menyatakan hasil analisis diberikan dengan teknik yang sama,
nonparametrik per bulan selama 3 bulan hasilnya beberapa gejala asma
pengamatan menunjukkan tidak ada mengalami penurunan diantaranya
perbedaan yang bermakna dengan p penurunan bernapas suara dengan
value > 0,05. wheezing, penurunan gejala sesak napas
Peneliti berasumsi bahwa dan tidak adanya gangguan tidur
adanya penurunan gejala asma setelah Tanda gejala asma bronkial
diberikan perlakuan teknik pernapasan menurut Kowalac (2011), antara lain
Buteyko. Hal ini dipengaruhi oleh suara nafas mengi (wheezing), batuk-
kondisi responden yang tidak dalam batuk dengan sputum, kesulitan
serangan asma saat penelitian, dan bernapas, dada seperti tertekan,
respoden menghindari faktor pemicu pengeluaran keringat yang banyak dan
257
Mahakam Nursing Journal Vol 2, No. 6, Nov 2019 : 254-262
denyut nadi cepat. Seperti yang saya Saat inspirasi, udara masuk ke
lihat di lapangan, ada 8 responden yang dalam paru-paru sekitar 2.600 cm3/ 2,6
mengalami hiperventilasi. Tanda klinis liter, udara yang dihirup berupa oksigen
yang biasa terjadi pada responden asma dan ga-gas lain lalu masuk ke alveoli
dengan hiperventilasi yakni sesak nafas. kemudian terjadilah proses pertukaran
Hiperventilasi dapat menyebabkan gas di paru meliputi proses perfusi
kadar CO2 di dalam darah menurun (membawa darah ke jaringan kapiler
sehingga proses difusi dapat terhambat paru) dan ventiasi (membawa udara ke
yang mengganggu proses metabolisme. permukaan alveolus). Disinilah terjadi
Hal ini akan menyebabkan terjadinya proses difusi yaitu proses bertukarnya
penyempian bronkus sehingga terjadilah O2 dan CO2 di jaringan.
sesak napas. Udara yang dihirup berupa O2
Teknik pernapasan Buteyko masuk ke jaringan tubuh sedangkan
diciptakan oleh Prof. Dr. Konstantin CO2 dalam darah akan masuk di alveoli
Buteko asal Rusia yang menjelaskan dan kemudian dikeluarkan ke udara
bahwa teknik pernapasan ini dapat atmosfer melalui hidung saat ekspirasi.
mengurangi hiperventilasi responden Pada responden asma bronkial akan
asma dan bronkospasme sehingga terjadi hiperventilasi sehingga CO2
kekambuhan asma dapat diminimalisir. didalam darah untuk respirasi semakin
Teknik pernapasan Buteyko berkurang yang mengakibatkan
merupakan teknik pernapasan terjadilah penyempitan bronkus pada
kombinasi dari menahan napas dan alveoli sebagai pertahanan tubuh dalam
mengontrol pernapasan yang dilakukan mempertahankan kadar CO2 dalam
3 kali sehari selama 2 minggu. Brindley darah agar tidak habis sama sekali.
(2010) menjelaskan langkah-langkah Latihan pembersihan hidung ini
teknik pernapasan Buteyko yang wajib berfungsi mempertahankan konsentrasi
dilaksanakan meliputi nose clearing oksigen maksimum dan konsentrasi
exercise (latihan pembersihan hidung) karbondioksida minimum di alveoli
yang dilakukan dengan inspirasi dan sehingga mampu menstabilkan kadar
ekspirasi yang hanya dengan CO2 dalam darah dan mengurangi
menggunakan hidung dan pastikan terjadinya bronkospasme. Selain itu,
mulut tertutup saat ekspirasi. mengurangi pengeluaran
258
Mahakam Nursing Journal Vol 2, No. 6, Nov 2019 : 254-262
karbondioksida pada tubuh yang terlalu kedua seluruh responden sudah dapat
cepat selain itu ekspirasi melalui hidung menghitung nadi sendiri.
yang lebih kecil dari mulut akan Relaxed breathing (pernapasan
membuat tekanan udara lebih besar relaksasi) dilakukan dengan prosedur
pada sistem pernapasan dan seperti merilekskan tubuh dari bahu,
memberikan efek baik dalam punggung, lutut hingga kaki dengan
mengekstrak oksigen jumlah besar. duduk nyaman punggung tegak dan
Pada minggu pertama, nose clearing hanya fokus pada pernapasan perut.
exercise ini dapat dilakukan oleh semua Saat inspirasi, diafragma berkontraksi
responden saya dengan benar terutama sehingga rongga perut mengembang
pada tahap nodding dan tipping. yang akan menyebabkan udara dipaksa
Namun, pada tahap hold and blow ada 2 masuk dalam jumlah maksimal ke
responden yang masih sulit dalam dalam paru-paru sehingga kadar oksigen
menahan napas sesuai prosedur. cukup di paru-paru, lalu saat ekspirasi,
Adapun, minggu kedua seluruh diafragma berelaksasi sehingga rongga
responden sudah dapat melakukan dada akan mengecil yang menyebabkan
langkah ini sesuai prosedur dengan karbondioksida melalui hidung dengan
benar baik dari tahap nodding, tipping kadar cukup. Saat serangan asma,
maupun hold and blow. responden akan mengalami dispnea
Menghitung denyut nadi selama (napas pendek-pendek) sehingga kerja
satu menit merupakan indikator dalam tubuh dalam bernapas meningkat. Hal
penilaian keberhasilan teknik itu mengakibatkan kadar oksigen dan
pernapasan Buteyko. Jika frekuensi karbondioksida tidak stabil dalam
denyut nadi responden di akhir tubuh. Hal ini menyebabkan terjadinya
pelaksanaan teknik ini meningkat bronkus menyempit.
dibandingkan dengan frekuensi nadi Pernapasan perut ini bermanfaat
awal maka teknik pernapasan Buteyko menguatkan otot diafragma,
dikatakan berhasil. Pada minggu mengurangi kerja tubuh saat bernapas,
pertama, 6 dari 8 responden dapat mendapat oksigen yang cukup sehingga
menghitung nadi sendiri, sisanya fungsi tubuh berjalan dengan optimal.
dibantu oleh keluarga yang telah Latihan Relaxed breathing ini
mengerti. Setelah itu, masuk minggu merupakan langkah yang rumit dan
259
Mahakam Nursing Journal Vol 2, No. 6, Nov 2019 : 254-262
perlu dilakukan secara rutin sehingga asma agar kadar CO2 dalam alveoli
dapat terbiasa melakukannya. Di dapat selalu stabil sehingga dapat
minggu pertama, 6 dari 8 responden terhindar dari bronkospasme dan
berhasil mengikuti pernapasan kekambuhan asma dapat dikurangi.
relaksasi/ pernapasan perut ini, sisanya Pada minggu pertama dan kedua,
masih perlu dibantu oleh keluarga. Pada seluruh responden saya dapat mengikuti
minggu kedua, semua responden dapat langkah Control pause (mengontrol
mengikuti pernapasan relaksasi dengan jeda napas) ini dengan benar sesuai
benar sesuai prosedur. prosedur yang berlaku.
Control pause (mengontrol jeda Reduce breathing (menurunkan
napas) dilakukan dengan cara bernapas aliran pernapasan) meliputi bernapas
normal melalui hidung lalu mulai normal melalui hidung lalu menahan
aktifkan stopwatch kamudian menahan napas hingga merasa kekurangan udara
napas hingga merasa kekurangan udara, dengan menggunakan pernapasan perut
selepas itu hentikan stopwatch dan lalu perhatikan jeda alami yang
ulangi langkah tersebut hingga 3 menit. dirasakan antara bernapas dan istirahat
Saat menahan napas, terdapat titik untuk satu detik dengan meletakkan jari
dimana seseorang tidak kuat lagi dalam dibawah hidung dan menemukan
menahan napas lebih lama yang perlambatan udara yang masuk dan
berakibat mekanisme involunter yang keluar dari lubang hidung.
kuat. Selain itu, saat menahan napas Saat terjadi hiperventilasi, kadar
pO2 alveoli menurun dan pCO2 CO2 dalam alveoli menurun sehingga
meningkat. Saat terjadi hiperventilasi, bronkus menyempit sebagai kompensasi
kadar CO2 dalam alveoli menurun dalam mempertahankan kadar CO2
sehingga bronkus menyempit sebagai dalam tubuh. Menahan napas berfungsi
kompensasi dalam mempertahankan untuk menstabilkan kadar CO2 dalam
kadar CO2 dalam tubuh. alveoli sehingga dapat mencegah
Menahan napas berfungsi untuk terjadinya bronkospasme. Oleh karena
menstabilkan kadar CO2 dalam alveoli itu, pentingnya menahan napas pada
sehingga dapat mencegah terjadinya responden asma agar kadar CO2 dalam
bronkospasme. Oleh karena itu, alveoli dapat selalu stabil sehingga
pentingnya menahan napas pada pasien dapat terhindar dari bronkospasme dan
260
Mahakam Nursing Journal Vol 2, No. 6, Nov 2019 : 254-262
261
Mahakam Nursing Journal Vol 2, No. 6, Nov 2019 : 254-262
262