Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL PENELITIAN

Mahakam Nursing Journal Vol 2, No. 6, Nov 2019 : 254-262

PENGARUH TEKNIK PERNAPASAN BUTEYKO TERHADAP


KEKAMBUHAN ASMA BRONKIAL

Maskhanah1), Noorhidayah2), Firdaus, Rivan 3)


1
Mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Kalimantan
Timur
2,3)
Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
Jalan Wolter Monginsidi No.38 Samarinda Kalimantan Timur 75123
E-mail: maskanah_lagi@yahoo.co.id

Abstract

Bronchial asthma is a disease that can not be cured so that proper prevention is necessary, one of them
with Buteyko breathing techniques that can reduce hyperventilation. The purpose of this study to analyze
the effect of Buteyko breathing techniques on bronchial asthma relapse.
Research design using Quasi Experiment pre and post test without control. The population amounted to
349 outpatient asthma patients Lempake Puskesmas. The sample size is 8 people with the formula Roscoe
(1975) and Arikunto (2010) = 11 respondents with drop out 3 respondents and using consecutive
sampling technique. The instrument used an observation sheet of asthma symptoms adopted from the
mardhiah study (2009). The study time is 3 times a day for 2 weeks.
From result of analysis obtained p value at pretest 0,002; Post test1 0,018 and post test2 0.002. All three
scores <0.05 (95% confidence) then H0 rejected so that Ha accepted
Buteyko breathing techniques can reduce the recurrence of asthma. Suggestion researchers, for further
research is expected to compare Buteyko breathing techniques with other methods in terms of asthma
relapse.

Keywords: Bronchial asthma, Buteyko breathing technique, asthma symptoms.

Abstrak

Asma bronkial merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan sehingga perlu pencegahan yang tepat,
salah satunya dengan teknik pernapasan Buteyko yang mampu mengurangi hiperventilasi. Tujuan
penelitian untuk menganalisis pengaruh pelaksanaan teknik pernapasan Buteyko terhadap kekambuhan
asma bronkial
Rancangan penelitian menggunakan Quasi Experiment pre and post test without control. Populasi
berjumlah 349 pasien asma rawat jalan Puskesmas Lempake. Besar sampel berjumlah 8 orang dengan
rumus Roscoe (1975) dan Arikunto (2010) = 11 responden dengan drop out 3 responden dan
menggunakan teknik consecutive sampling. Instrumen menggunakan lembar observasi gejala asma yang
diadopsi dari penelitian mardhiah (2009). Waktu penelitian dilakukan 3 kali sehari selama 2 minggu. Data
dianalisa menggunakan uji Paired T-Test
Dari hasil analisa diperoleh p value pada pretest 0,002; post test1 0,018 dan post test2 0,002. Ketiga skor
tersebut < 0,05 (95% kepercayaan) maka H0 ditolak sehingga Ha diterima.
Teknik pernapasan Buteyko dapat mengurangi kekambuhan asma. Saran peneliti, bagi peneliti
selanjutnya diharapkan dapat membandingkan teknik pernapasan Buteyko dengan metode lain dalam hal
kekambuhan asma.

Kata Kunci : asma bronkial, teknik pernapasan Buteyko, gejala asma

254
Mahakam Nursing Journal Vol 2, No. 6, Nov 2019 : 254-262

PENDAHULUAN total (Necel, 2009). Sehingga penyakit


Di dunia, penderita asma pada asma jika tidak ditangani dengan benar
tahun 2011 mencapai 235 juta orang dan segera maka dapat mengancam
dan mengalami peningkatan pada tahun kesehatan dan mengakibatkan ke
2014 yakni mencapai 334 juta orang kondisi darurat (Arshad dan Babu,
(The Global Burden of Disease, 2014). 2008). Selain itu, dampak negatif dari
Di Indonesia, penderita asma pada asma juga terjadinya penurunan
tahun 2007 mencapai 3,5% dan produktifitas, penurunan kualitas hidup,
meningkat pada tahun 2013 yaitu peningkatan biaya kesehatan dan risiko
mencapai 4,1% Riskesdas (2007, 2013) perawatan di rumah sakit bahkan
Laporan Dinas Kesehatan mengancam kematian (Muchid dkk,
Provinsi Kalimantan Timur tahun 2012 2007).
hingga 2015 pada data kunjungan Berdasarkan studi pendahuluan
berulang menghasilkan data yang di Puskesmas Lempake pada bulan
berfluktuasi tentang kejadian asma, Februari 2017, dilakukan wawancara
pada tahun 2012 asma mencapai 6,37 dengan lima belas orang pasien asma
%, tahun 2013 meningkat hingga 6,96 dan diperoleh data, enam orang
%, tahun 2014 mengalami peningkatan mengatakan kambuh setelah terpapar
signifikan hingga 7,28 % dan tahun debu, lima orang mengatakan kambuh
2015 menurun hingga sekitar 4,72 %. ketika cuaca dingin dan empat orang
Laporan Dinas Kesehatan Kota lainnya mengatakan kambuh ketika
Samarinda tahun 2015 dari 24 stress berat muncul. Responden
puskesmas yang ada di kota Samarinda, menyatakan kekambuhan terjadi
persentase tertinggi kunjungan pasien dikarenakan responden kurang tahu cara
berulang dengan asma bronkial dari meminimalisir kekambuhan asma.
Puskemas Lempake (13%) dan diikuti Teknik pernapasan Buteyko
Puskesmas Baqa (11%) serta yang merupakan salah satu alternatif
terendah penderita asma yaitu pencegahan kekambuhan asma. Teknik
Puskesmas Loa Bakung (0,22%). pernapasan Buteyko dapat membantu
Asma bronkial merupakan mengurangi kesulitan bernapas dengan
penyakit yang tidak bisa disembuhkan cara hiperventilasi (Kolb, 2009).

255
Mahakam Nursing Journal Vol 2, No. 6, Nov 2019 : 254-262

Melastuti, E (2015) membuktikan Experimental Pre and Post Test without


bahwa teknik pernapasan Buteyko Control Group (Kelana, 2015). Populasi
efektif dalam peningkatan pengontrolan pada penelitian ini adalah seluruh
asma. Selain itu, Zara (2012) juga pasien asma rawat jalan Puskemas
mengakui bahwa setelah dilakukan Lempake Samarinda yaitu sekitar 349
teknik pernapasan Buteyko dapat orang, sampel penelitian ini adalah 11
menurunkan gejala asma dari sedang ke orang dan drop out 3 orang sehingga
ringan. Nurdiansyah, 2013 juga percaya berjumlah 8 orang, memiliki kriteria
bahwa terjadi penurunan gejala asma inklusi pasien asma yang tidak dalam
setelah diberikan teknik pernapasan kondisi serangan, usia dewasa 20-65
Buteyko. tahun (Feldman, 2012) pasien dengan
Puskesmas Lempake Samarinda derajat kekambuhan perisisten ringan
merupakan lokasi yang dipilih peneliti dan sedang, dan tidak dalam
dalam melakukan penelitian karena data mengonsumsi obat-obatan. Sedangkan
pasien dengan asma terbanyak berada di untuk kriteria eksklusinya yakni pasien
puskesmas tersebut. asma yang memilki penyakit
Berdasarkan uraian pada latar komplikasi.
belakang, maka masalah dalam Pada penelitian ini, variabel
penelitian ini adalah “Bagaimana bebas yakni teknik pernapasan Buteyko
pengaruh pelaksanaan teknik yang memilki skala nominal dengan alat
pernapasan Buteyko terhadap ukur stopwatch dan variabel terikat
kekambuhan asma bronkial di wilayah yaitu kekambuhan asma yang memiliki
kerja Puskesmas Lempake Samarinda skala rasio dengan alat ukur lembar
?”. observasi gejala asma mingguan.
Tujuan penelitian ini yaitu Instrumen penelitian ini berupa
menganalisis pengaruh pelaksanaan stopwatch, SOP teknik pernapasan
teknik pernapasan Buteyko terhadap Buteyko, alat tulis dan kertas, lembar
kekambuhan asma bronkial di wilayah observasi gejala asma mingguan,
kerja Puskesmas Lempake Samarinda lembar kuisioner data demografi dan
METODE PENELITIAN video teknik pernapasan Buteyko.
Rancangan penelitian yang Teknik pengumpulan data dalam
digunakan adalah Desain Quasy penelitian ini meliputi pengajuan surat

255
Mahakam Nursing Journal Vol 2, No. 6, Nov 2019 : 254-262

permohonan data dan ijin penelitian ke tahun (62,5%) dibandingkan dengan


Puskesmas Lempake dan mendapatkan kategori lainnya. Responden mayoritas
data populasi pasien asma yang berdasarkan pendidikan yaitu SMP
selanjutnya akan diambil sampel 8 (50%) dibandingkan dengan kategori
orang serta melakukan identifikasi lainnya
pasien asma sesuai kriteria inklusi dan 2. Uji T-paired
eksklusi berdasarkan catatan medis dan Tabel 4.5
wawancara. Jika calon responden setuju Uji T-Paired

maka peneliti akan memberikan Mean t P value

informed consent dan lembar observasi, Pair 1 (pre test & post 2,875 23,000 0,002
test1)
selanjutnya dilakukan pengumpulan Pair 2 (pre test & post 4,000 21,166 0,018
test 2)
data melalui lembar observasi. Analisa Pair 3 (post test 1 & post 1,125 9,000 0,002
test 2)
data dilakukan dengan analisa univariat
dan bivariat yakni dengan uji paired T- Ketiga skor tersebut berdistribusi
test karena data berdistribusi normal. normal sehingga uji yang dilakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN adalah uji T paired. Berdasarkan tabel
1. Karakteristik Subjek Penelitian
4.5 dapat diketahui bahwa nilai P pada
Tabel 4.1 Karakteristik subjek
penelitian yang mengikuti latihan ketiga nilai diatas adalah 0,002; 0,018
teknik pernapasan Buteyko dan 0,002. Ketiga skor tersebut < 0,05
Karakteristik N (%)
Jenis Kelamin (95% kepercayaan) maka H0 ditolak
Laki-Laki 5 62,5
Perempuan 3 37,5 sehingga Ha diterima.
Usia Hasil penelitian ini menunjukkan
20-25 tahun 1 12,5
26-45 tahun 2 25 pengaruh teknik pernapasan Buteyko
46-65 tahun 5 62,5
Pendidikan dengan frekuensi 3 kali sehari selama 2
SD 1 12,5
SMP 4 50 minggu.
SMA 2 25
Pendidikan Tinggi 1 12,5 Hasil penelitian ini sejalan dengan
Total 8 100
penelitian Melastuti E (2015), dengan
Berdasarkan tabel 4.1, bahwa data
judul “Efektivitas Teknik Pernapasan
diatas menunjukkan proporsi responden
Buteyko Terhadap Pengontrolan Asma
jenis kelamin terbesar pada perempuan
di Balai Kesehatan Paru Masyarakat
(62,5%) dan laki-laki hanya pada
Semarang” yang menyimpulkan bahwa
kisaran (37,5%). Berdasarkan usia,
terdapat perbedaan kontrol asma
responden tertinggi pada usia 46-65

256
Mahakam Nursing Journal Vol 2, No. 6, Nov 2019 : 254-262

sebelum dan sesudah dilakukan teknik kekambuhan asma seperti stres, aktifitas
pernapasan Buteyko dengan (p value < yang berlebihan, bulu kucing, kutu
0,05) yaitu 0,00. Hasil penelitian debu, polusi udara, udara dingin serta
Nurdiansyah (2013) dengan judul dukungan keluarga dalam menjalankan
“Pengaruh Teknik Pernapasan Buteyko teknik pernapasan Buteyko.
Terhadap Penurunan Gejala Pasien Saat sebelum diberikan teknik
Asma Kota Tangerang Selatan”, juga pernapasan Buteyko, peneliti
selaras dengan hasil penelitian ini mewawancarai kondisi responden rata-
bahwa teknik pernapasan Buteyko rata selama semingggu terakhir pernah
efektif terhadap penurunan gejala asma mengalami gejala sesak napas, bernapas
pada penderita asma dengan p value dengan suara wheezing, adanya
0,00. gangguan tidur. Kemudian setelah
Hasil penelitian ini tidak sejalan diberikan teknik pernapasan Buteyko
dengan penelitian Denny A, Abdul K, selama minggu pertama, berdasarkan
Achmad D (2007) dengan judul observasi responden mengalami banyak
“Latihan Pernapasan dengan Metode perubahan yakni berkurangnya
Buteyko Meningkatkan Nilai Force kekambuhan asma di malam hari
Expiratory Volume In 1 Second sehingga responden jarang terbangun
(%FEV1) Penderita Asma Dewasa dari tidur dan pengurangan gejala sesak
Derajat Persisren Sedang) yang napas. Pada observasi minggu terakhir
menyatakan hasil analisis diberikan dengan teknik yang sama,
nonparametrik per bulan selama 3 bulan hasilnya beberapa gejala asma
pengamatan menunjukkan tidak ada mengalami penurunan diantaranya
perbedaan yang bermakna dengan p penurunan bernapas suara dengan
value > 0,05. wheezing, penurunan gejala sesak napas
Peneliti berasumsi bahwa dan tidak adanya gangguan tidur
adanya penurunan gejala asma setelah Tanda gejala asma bronkial
diberikan perlakuan teknik pernapasan menurut Kowalac (2011), antara lain
Buteyko. Hal ini dipengaruhi oleh suara nafas mengi (wheezing), batuk-
kondisi responden yang tidak dalam batuk dengan sputum, kesulitan
serangan asma saat penelitian, dan bernapas, dada seperti tertekan,
respoden menghindari faktor pemicu pengeluaran keringat yang banyak dan

257
Mahakam Nursing Journal Vol 2, No. 6, Nov 2019 : 254-262

denyut nadi cepat. Seperti yang saya Saat inspirasi, udara masuk ke
lihat di lapangan, ada 8 responden yang dalam paru-paru sekitar 2.600 cm3/ 2,6
mengalami hiperventilasi. Tanda klinis liter, udara yang dihirup berupa oksigen
yang biasa terjadi pada responden asma dan ga-gas lain lalu masuk ke alveoli
dengan hiperventilasi yakni sesak nafas. kemudian terjadilah proses pertukaran
Hiperventilasi dapat menyebabkan gas di paru meliputi proses perfusi
kadar CO2 di dalam darah menurun (membawa darah ke jaringan kapiler
sehingga proses difusi dapat terhambat paru) dan ventiasi (membawa udara ke
yang mengganggu proses metabolisme. permukaan alveolus). Disinilah terjadi
Hal ini akan menyebabkan terjadinya proses difusi yaitu proses bertukarnya
penyempian bronkus sehingga terjadilah O2 dan CO2 di jaringan.
sesak napas. Udara yang dihirup berupa O2
Teknik pernapasan Buteyko masuk ke jaringan tubuh sedangkan
diciptakan oleh Prof. Dr. Konstantin CO2 dalam darah akan masuk di alveoli
Buteko asal Rusia yang menjelaskan dan kemudian dikeluarkan ke udara
bahwa teknik pernapasan ini dapat atmosfer melalui hidung saat ekspirasi.
mengurangi hiperventilasi responden Pada responden asma bronkial akan
asma dan bronkospasme sehingga terjadi hiperventilasi sehingga CO2
kekambuhan asma dapat diminimalisir. didalam darah untuk respirasi semakin
Teknik pernapasan Buteyko berkurang yang mengakibatkan
merupakan teknik pernapasan terjadilah penyempitan bronkus pada
kombinasi dari menahan napas dan alveoli sebagai pertahanan tubuh dalam
mengontrol pernapasan yang dilakukan mempertahankan kadar CO2 dalam
3 kali sehari selama 2 minggu. Brindley darah agar tidak habis sama sekali.
(2010) menjelaskan langkah-langkah Latihan pembersihan hidung ini
teknik pernapasan Buteyko yang wajib berfungsi mempertahankan konsentrasi
dilaksanakan meliputi nose clearing oksigen maksimum dan konsentrasi
exercise (latihan pembersihan hidung) karbondioksida minimum di alveoli
yang dilakukan dengan inspirasi dan sehingga mampu menstabilkan kadar
ekspirasi yang hanya dengan CO2 dalam darah dan mengurangi
menggunakan hidung dan pastikan terjadinya bronkospasme. Selain itu,
mulut tertutup saat ekspirasi. mengurangi pengeluaran

258
Mahakam Nursing Journal Vol 2, No. 6, Nov 2019 : 254-262

karbondioksida pada tubuh yang terlalu kedua seluruh responden sudah dapat
cepat selain itu ekspirasi melalui hidung menghitung nadi sendiri.
yang lebih kecil dari mulut akan Relaxed breathing (pernapasan
membuat tekanan udara lebih besar relaksasi) dilakukan dengan prosedur
pada sistem pernapasan dan seperti merilekskan tubuh dari bahu,
memberikan efek baik dalam punggung, lutut hingga kaki dengan
mengekstrak oksigen jumlah besar. duduk nyaman punggung tegak dan
Pada minggu pertama, nose clearing hanya fokus pada pernapasan perut.
exercise ini dapat dilakukan oleh semua Saat inspirasi, diafragma berkontraksi
responden saya dengan benar terutama sehingga rongga perut mengembang
pada tahap nodding dan tipping. yang akan menyebabkan udara dipaksa
Namun, pada tahap hold and blow ada 2 masuk dalam jumlah maksimal ke
responden yang masih sulit dalam dalam paru-paru sehingga kadar oksigen
menahan napas sesuai prosedur. cukup di paru-paru, lalu saat ekspirasi,
Adapun, minggu kedua seluruh diafragma berelaksasi sehingga rongga
responden sudah dapat melakukan dada akan mengecil yang menyebabkan
langkah ini sesuai prosedur dengan karbondioksida melalui hidung dengan
benar baik dari tahap nodding, tipping kadar cukup. Saat serangan asma,
maupun hold and blow. responden akan mengalami dispnea
Menghitung denyut nadi selama (napas pendek-pendek) sehingga kerja
satu menit merupakan indikator dalam tubuh dalam bernapas meningkat. Hal
penilaian keberhasilan teknik itu mengakibatkan kadar oksigen dan
pernapasan Buteyko. Jika frekuensi karbondioksida tidak stabil dalam
denyut nadi responden di akhir tubuh. Hal ini menyebabkan terjadinya
pelaksanaan teknik ini meningkat bronkus menyempit.
dibandingkan dengan frekuensi nadi Pernapasan perut ini bermanfaat
awal maka teknik pernapasan Buteyko menguatkan otot diafragma,
dikatakan berhasil. Pada minggu mengurangi kerja tubuh saat bernapas,
pertama, 6 dari 8 responden dapat mendapat oksigen yang cukup sehingga
menghitung nadi sendiri, sisanya fungsi tubuh berjalan dengan optimal.
dibantu oleh keluarga yang telah Latihan Relaxed breathing ini
mengerti. Setelah itu, masuk minggu merupakan langkah yang rumit dan

259
Mahakam Nursing Journal Vol 2, No. 6, Nov 2019 : 254-262

perlu dilakukan secara rutin sehingga asma agar kadar CO2 dalam alveoli
dapat terbiasa melakukannya. Di dapat selalu stabil sehingga dapat
minggu pertama, 6 dari 8 responden terhindar dari bronkospasme dan
berhasil mengikuti pernapasan kekambuhan asma dapat dikurangi.
relaksasi/ pernapasan perut ini, sisanya Pada minggu pertama dan kedua,
masih perlu dibantu oleh keluarga. Pada seluruh responden saya dapat mengikuti
minggu kedua, semua responden dapat langkah Control pause (mengontrol
mengikuti pernapasan relaksasi dengan jeda napas) ini dengan benar sesuai
benar sesuai prosedur. prosedur yang berlaku.
Control pause (mengontrol jeda Reduce breathing (menurunkan
napas) dilakukan dengan cara bernapas aliran pernapasan) meliputi bernapas
normal melalui hidung lalu mulai normal melalui hidung lalu menahan
aktifkan stopwatch kamudian menahan napas hingga merasa kekurangan udara
napas hingga merasa kekurangan udara, dengan menggunakan pernapasan perut
selepas itu hentikan stopwatch dan lalu perhatikan jeda alami yang
ulangi langkah tersebut hingga 3 menit. dirasakan antara bernapas dan istirahat
Saat menahan napas, terdapat titik untuk satu detik dengan meletakkan jari
dimana seseorang tidak kuat lagi dalam dibawah hidung dan menemukan
menahan napas lebih lama yang perlambatan udara yang masuk dan
berakibat mekanisme involunter yang keluar dari lubang hidung.
kuat. Selain itu, saat menahan napas Saat terjadi hiperventilasi, kadar
pO2 alveoli menurun dan pCO2 CO2 dalam alveoli menurun sehingga
meningkat. Saat terjadi hiperventilasi, bronkus menyempit sebagai kompensasi
kadar CO2 dalam alveoli menurun dalam mempertahankan kadar CO2
sehingga bronkus menyempit sebagai dalam tubuh. Menahan napas berfungsi
kompensasi dalam mempertahankan untuk menstabilkan kadar CO2 dalam
kadar CO2 dalam tubuh. alveoli sehingga dapat mencegah
Menahan napas berfungsi untuk terjadinya bronkospasme. Oleh karena
menstabilkan kadar CO2 dalam alveoli itu, pentingnya menahan napas pada
sehingga dapat mencegah terjadinya responden asma agar kadar CO2 dalam
bronkospasme. Oleh karena itu, alveoli dapat selalu stabil sehingga
pentingnya menahan napas pada pasien dapat terhindar dari bronkospasme dan

260
Mahakam Nursing Journal Vol 2, No. 6, Nov 2019 : 254-262

kekambuhan asma dapat dikurangi. sampel penelitian yang telah diberikan


Pada minggu pertama dan kedua, semua sehingga skripsi ini dapat lancar
responden saya dapat melakukan terselesaikan.
langkah Reduce breathing ini dengan
benar walaupun masih ada 1 responden DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010).
saya yang tidak dapat merasakan jeda 1 Manajemen Penelitian. Jakarta:
detik setelah menahan napas. Rineka Cipta.
Arshad, S Hasan dan Babu, K Suresh.
(2008). Asthma. USA: Oxford
SIMPULAN University Pres.
Dharma, K. K. (2015). Metodologi
Perbedaan yang bermakna Penelitian Keperawatan. Jakarta:
dengan p value < 0,05 dan teknik Trans Info Media.
GINA (Global Initiative for Asthma).
pernapasan Buteyko memiliki pengaruh (2014). Pocket Guide for Asthma
terhadap perbedaan tersebut dengan p Management and Prevension In
Children. Based on the Global
value = 0,02. Saran untuk Tim Strategi for Asthma Management
kesehatan dapat mengadakan program and Prevention.
Kolb, P. (2009). Buteyko for the
promosi kesehatan mengenai teknik Reversal of Chronic
pernapasan Buteyko dan bagi peneliti Hyperventilation. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI. Sumber:
selanjutnya diharapkan dapat http://knol.google.com/k/alexspen
membandingkan teknik pernapasan ce/buteyko (diakses pada 5
September 2016 pukul 00.05
Buteyko dengan metode lain dalam hal WITA).
kekambuhan asma Melastuti, E. (2015). Efektivitas teknik
pernafasan buteyko terhadap
pengontrolan asma di balai
UCAPAN TERIMA KASIH kesehatan paru masyarakat
Semarang. Nurscope. Jurnal
Peneliti berterima kasih atas Keperawatan dan Pemikiran
bimbingan dosen pembimbing I ibu Hj. Ilmiah.
Muchid, Abdul. (2007). Pharmaceutical
Noorhidayah, SE., M. Kes dan Care Untuk Penyakit Asma.
pembimbing II bapak Rivan Firdaus Jakarta: Departemen Kesehatan
RI.
SST., M. Kes yang sangat berperan Necel. (2009). Asma Bronkial (Ilmu
dalam penyusunan skripsi ini. Dan Penyakit Dalam). Fakultas
Kedokteran Universitas
kepada Kepala UPTD. Puskesmas Mulawarman, Kalimantan.
Lempake Samarinda, peneliti berterima Profil Kesehatan Provinsi Kota
Samarinda. (2015). Laporan
kasih atas izin penelitian dan data Dinas Kesehatan Kota

261
Mahakam Nursing Journal Vol 2, No. 6, Nov 2019 : 254-262

Samarinda. Dinas Kesehatan Kota


Samarinda. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).
Profil Kesehatan Provinsi Kaltim. (2013). Laporan Hasil Riset
(2014). Laporan Dinas Kesehatan Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan
Provinsi Kalimantan Timur. Litbangkes.
Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).
Profil Kesehatan Provinsi Kaltim. (2007). Laporan Hasil Riset
(2013). Laporan Dinas Kesehatan Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan
Provinsi Kalimantan Timur. Litbangkes.
Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim. Zara, A. (2012). Pengaruh teknik
Profil Kesehatan Provinsi Kaltim. pernafasan buteyko terhadap
(2012). Laporan Dinas Kesehatan penurunan gejala asma di
Provinsi Kalimantan Timur. wilayah kerja Puskesmas Pasar
Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim, Baru kecamatan Bayang Painan
2014 Pesisir Selatan. Universitas
Profil Kesehatan Provinsi Kaltim. Andalas.
(2011). Laporan Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Timur.
Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim.

262

Anda mungkin juga menyukai