Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan Alam Pas A4dad484
Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan Alam Pas A4dad484
Kata kunci: Lingkungan Alam Pasir, Kemampuan Sains, Kemampuan Motorik Halus.
Abstract:
Natural Environment which character is constant relatively and all the natural contents
that often stimulate children to play, development and learning unlimited but useful. One
of the natural things which easy to know is sand. The phenomenon happens nowadays
among the learning to the pre- school children is the most of the instant medias are used,
so that the students lack of interaction with the nature.This research purposes are: (1) the
Ž ŽŒ• ˜• •‘Ž œŠ—• —Š•ž›Š• Ž—Ÿ’›˜—–Ž—• Šœ Š œ˜ž›ŒŽ ˜• •ŽŠ›—’—• ˜— Œ‘’••›Ž— œ œŒ’Ž—ŒŽ Š‹’•’-
•’Žœð ûXü •‘Ž Ž ŽŒ• ˜• •‘Ž œŠ—• —Š•ž›Š• Ž—Ÿ’›˜—–Ž—• Šœ Š œ˜ž›ŒŽ ˜• •ŽŠ›—’—• ˜— Œ‘’••›Ž— œ
—Ž –˜•˜› œ”’••œð ûYü •‘Ž Ž ŽŒ• ˜• œŠ—• —Š•ž›Š• Ž—Ÿ’›˜—–Ž—• •ŽŠ›—’—• Šœ Š œ˜ž›ŒŽ ˜• •ŽŠ›—-
’—• •˜ Š›•œ Œ‘’••›Ž— œŒ’Ž—ŒŽ Š—• —Ž –˜•˜› Š‹’•’•’Žœï ŠœŽ ˜— •‘Ž ›ŽœŽŠ›Œ‘ ›Žœž•• Š‹˜ŸŽð ’•
ŒŠ— ‹Ž œž––Š›’£Ž• •‘Š• •‘Ž žœŽ ˜• œŠ—• —Š•ž›Ž Ž—Ÿ’›˜—–Ž—• ‘Šœ •‘Ž Ž ŽŒ• •˜ •‘Ž œŒ’Ž—ŒŽ
Š—• œ˜•• –˜•˜›’Œ Š‹’•’•¢ ˜• •‘Ž ™›Ž, œŒ‘˜˜• Œ‘’••›Ž—ï œ •‘Ž •˜••˜ ’—• ŠŒ•ð ’• œ Š•Ÿ’ŒŽ• •˜ •‘Ž
kindergarten school to improve the learning program by using natural environment as
the studying source.
Key words: Sand Nature Environment, Science Ability, Fine Motor Skills
13
Jurnal KWANGSAN Vol. 2 - Nomor 1, Nopember 2014
14
formasi tentang apa yang ada di seki- atif.
tarnya (Sujiono, 2007:12.3). Hal terse- Peran guru di dalam pembelajaran
but sejalan dengan sifat pembawaan bukan semata-mata memberikan in-
anak sejak lahir, yaitu dorongan rasa formasi, melainkan juga mengarahkan
ingin tahu atau mencari tahu tentang dan memberi fasilitas belajar (directing
apa yang dilihat, didengar dan dirasa- and facilitating the learning) agar proses
kan di lingkungannya. belajar lebih memadai. Sebagaimana
Pada usia empat tahun, koordinasi yang dikemukakan oleh Siregar dan
motorik halus anak secara substansial Nara (2010:12) bahwa pembelajaran
sudah mengalami kemajuan dan ge- merupakan usaha yang dilaksanakan
rakannya sudah lebih cepat, bahkan secara sengaja, terarah dan terencana,
cenderung ingin sempurna. Perkem- dengan tujuan yang telah ditetapkan
bangan anak akan semakin meningkat terlebih dahulu, serta pelaksanaannya
dengan memberikan stimulasi sesuai terkendali, dengan maksud agar ter-
dengan karakteristik anak. Cara mem- jadi belajar pada individu anak didik.
beri stimulasi yang baik menurut Fro- Berdasarkan hal tersebut, guru mem-
bel (Departemen Pendidikan Nasio- liki peranan yang penting dalam me-
nal, 2007) ialah dengan metode yang rencanakan pembelajaran, mencipta-
banyak memberi kesempatan kepada kan lingkungan pembelajaran sebagai
anak untuk sibuk aktif mengerjakan, upaya untuk agar terjadi belajar pada
membuat dan menciptakan sesuatu individu anak didik.
atas inisiatif sendiri (ekspresi). Salah Lingkungan memiliki dampak
satu bentuk pengajaran Frobel adalah ¢Š—• œ’•—’ ”Š— •Ž›‘Š•Š™ ‹Ž›–Š’— •Š-
alat permainan untuk ber-frobel (ke- lam pendidikan anak usia dini. Menu-
trampilan tangan) dengan mengguna- rut Undang-Undang No. 20 Tahun
kan pasir atau tanah liat. 2003 Tentang Sistem Pendidikan Na-
Pengembangan kemampuan sains sional Pasal 1 menyatakan bahwa pem-
dan motorik halus anak dapat berkem- belajaran merupakan proses interaksi
bang dalam lingkungan yang men- anak didik dan sumber belajar pada
dukung, tetapi dapat pula dihambat suatu lingkungan belajar. Lingkungan
dalam lingkungan yang tidak mendu- sebagai sumber belajar dapat diartikan
kung. Lingkungan yang tidak menye- sebagai kesatuan ruang dengan semua
diakan keterbukaan wahana bagi anak benda dan keadaan makhluk hidup
untuk bereksplorasi dan berekspresi (termasuk di dalamnya manusia dan
dapat mempengaruhi sifat kreatif na- perilakunya serta makhluk hidup lain-
nya), sehingga memungkinkan anak
tural anak tidak berkembang maksi-
usia dini untuk belajar tentang infor-
mal. Sebagaimana yang ditekankan
masi, orang, bahan dan alat (Andrian-
oleh Dwirahmah (2013) bahwa mun-
to, 2011:7).
culnya sifat kreatif anak didik apabila Menurut Wilson dan Ellis (da-
adanya wahana yang memberikan ru- lam Mawson, 2010) pentingnya ling-
ang gerak bagi berkembangannya kre- kungan merupakan ciri utama dari
15
Jurnal KWANGSAN Vol. 2 - Nomor 1, Nopember 2014
sistem masa Reggio Emilia bagi anak butkan contoh dari lingkungan yaitu
usia dini dimana itu dianggap sebagai ruang kelas, ruang laboratorium, per-
“guru ketiga”. Anggapan itu didasar- pustakaan, kebun percobaan, tempat
kan pada pandangan para pendidik magang, workshop, dan ruang studio.
Reggio (2006:19) bahwa lingkungan Berdasarkan pendapat tersebut dapat
œ’” œŽ”˜•Š‘ •Ž‹’‘ •Š›’ œŽ”Ž•Š› œŽ‹žŠ‘ diartikan lingkungan sebagai sumber
wadah sederhana untuk belajar dan belajar adalah situasi sekitar untuk
mengajar, sebaliknya lingkungan da- menyampaikan pesan. Potensi ling-
pat dilihat sebagai komponen utama kungan sebagai sumber belajar sang-
dari hubungan belajar dan mengajar. at banyak, diantaranya menyediakan
Pendapat ini menunjukkan bahwa tempat bagi anak untuk bereksplorasi
lingkungan mempunyai peran yang dan menemukan hal-hal baru.
penting sebagai area bermain bagi Semua lingkungan yang ada di
anak-anak untuk membantu dalam sekitar anak dapat digunakan sebagai
mengungkap pengetahuan melalui sarana untuk mengoptimalkan kegiat-
kegiatan yang dilakukan. an pendidikan anak usia dini, baik itu
Montessori (dalam Sudono, indoor maupun outdoor. Memanfaat-
2006:17) lingkungan pembelajaran kan lingkungan indoor maupun out-
dipersiapkan sedemikian rupa se- door akan dapat menambah keseim-
hingga menarik perhatian, minat anak bangan dalam kegiatan belajar, yang
dan berkesan bagi anak. Sehingga tim- artinya bahwa belajar tidak hanya da-
bul rasa keingintahuan anak terhadap pat dilakukukan di dalam ruangan,
lingkungan di sekitarnya. namun juga di luar ruangan (Zaman,
Sumber belajar dalam arti yang se- 2007:9.12). Pembelajaran di luar ruang-
an disebut dengan meaningfull learning
luas-luasnya adalah semua yang dapat
karena aktivitas anak bisa lebih me-
memberikan masukan dan informasi
ningkat dengan memungkinkannya
maupun pengertian pada anak, yaitu menggunakan beragam cara, seperti
hal-hal yang dapat memudahkan pem- mengamati, bertanya, mengeksplorasi,
belajaran anak (Sudono, 1995:10). Se- membuktikan sesuatu, berkreasi dan
gala sesuatu yang menarik minat anak lain sebagainya (Utomo, 2013).
dan menimbulkan rasa ingin tahu juga Pedoman Kurikulum Pendidik-
merupakan hal-hal dari sumber bela- an Awal (Curriculum Guidance for the
jar. Dengan kata lain bahwa sumber Foundation Stage) menekankan bahwa
belajar diartikan sebagai sarana yang lingkungan di luar ruangan merupa-
bisa memfasilitasi anak untuk melaku- kan bagian dari lingkungan belajar
kan kegiatan dalam memperoleh pe- anak seperti halnya lingkungan di da-
ngalaman. lam ruang (Bilton, 2005:xvii).
•Šœ’ ”Šœ’ œž–‹Ž› ‹Ž•Š“Š› –Ž—ž - Lingkungan di luar ruangan
rut Mustaji (2013:1) adalah pesan (mes- memberikan kekayaan tersendiri bagi
sage), orang (men), bahan (software), anak untuk mengenal tekstur, warna,
alat (hardware), teknik (technique), dan aroma, dan suara-suara, jauh lebih ber-
lingkungan (œŽ4’—•). Mustaji menye- makna dibandingkan hanya menga-
16
laminya di dalam ruangan saja (Mari- lam Jarret, dkk., 2010) hanya ada satu
yana, dkk., 2010:100). Memanfaatkan zat yang anak modern dapat menggu-
lingkungan di luar ruangan tidak ha- nakannya dengan cukup bebas, yaitu
nya berperan sebagai tempat bermain pasir. Dengan pasir anak-anak dapat
saja melainkan juga sebagai sarana mencampur, mengaduk, menumpuk,
anak untuk mengekspresikan keingi- menimbun, menggali, mengisikan,
nannya, menunjukkan ketertarikan menuangkan, menghaluskan pasir
serta rasa ingin tahu yang tahu. dengan alat bermain pasir dan mem-
Jenis lingkungan yang dapat di- bentuk serta bermain pura-pura mem-
manfaatkan sebagai kegiatan belajar buat kue, rumah, jalan, jembatan, dan
terdiri dari lingkungan alam, ling- kolam.
kungan sosial, dan lingkungan bu- Piaget (dalam Jarret, dkk., 2011)
daya. Dari ketiga jenis lingkungan menyebut pasir sebagai “mental com-
tersebut, lingkungan alam adalah plexity”, yaitu sebagai bahan multi-
lingkungan yang mudah dikenal dan guna yang dapat dimanfaatkan dalam
dipelajari oleh anak usia dini. Sifatnya berbagai kegiatan bermain pada anak
yang relatif menetap, memudahkan usia dini, diantaranya bermain fungsi
anak untuk mengamati perubahan-pe- (misal melompat pada bak pasir atau
rubahan yang terjadi dan dialami da- mengisi dan memindahkan pasir),
lam kehidupan sehari-hari, termasuk mengkonstruksi (misal membangun
juga proses terjadinya. istana pasir), bermain drama (misal
Lingkungan alam terdiri atas se- bermain pura-pura membuat kue).
gala sesuatu yang sifatnya alamiah Berdasarkan pendapat tersebut bahwa
seperti air, tanah, pasir, batu-batuan, bermain pasir dapat mengembangkan
tumbuh-tumbuhan, hewan, sungai, pengetahuan dan imajinasi anak da-
iklim dan suhu udara. Bermain dengan lam mengesksplorasinya.
bahan yang sifatnya alamiah anak-anak Sudono (2006:79) mengatakan tu-
menemukan kepuasan. Bagi Froebel, juan bermain pasir yaitu mengenalkan
taman bermain bagi anak-anak harus- penggunaan pasir sebagai alat yang
lah bersifat “alamiah” (Mariyana, dkk., berguna, mengembangkan kesena-
2010:99). Sesuai dengan kemampuan- ngan untuk bereksplorasi pada anak,
nya, anak-anak dapat mengamati pe- menumbuhkan rasa apresiasi ter-
rubahan-perubahan yang terjadi dan hadap alat yang terdekat untuk berek-
dialami dalam kehidupan sehari-hari, spresi, menanamkan rasa bersyukur
termasuk juga proses terjadinya. Ling- dengan adanya lingkungan hidup ser-
kungan alam merangsang anak untuk ta memeliharanya dan mengembang-
bermain, perkembangan, dan pembe- kan kemampuan berbahasa, penam-
lajaran dengan cara yang tak terbatas bahan kosa kata, penyusunan kalimat.
(Wilson, 2008:4). Menggunakan pasir anak belajar ber-
Salah satu jenis bahan alam yang main dengan dirinya sendiri, dengan
sangat disukai anak untuk bermain benda-benda yang ada di sekitarnya,
adalah pasir. Menurut Montessori (da- dengan orang lain, dengan seorang te-
17
Jurnal KWANGSAN Vol. 2 - Nomor 1, Nopember 2014
18
Kenyataan di lapangan dalam lain (Sujiono, 2007). Hal-hal tersebut
pembelajaran anak usia dini saat ini, sekarang telah tergantikan oleh fungsi
menunjukkan dalam proses pembe- buku kegiatan yang menjadi subyek
lajaran sains lebih banyak dilakukan utama dalam kegiatan anak-anak.
dengan menggunakan metode cera- Anak-anak kurang mendapatkan ke-
mah dari guru, contoh pada kegiat- sempatan untuk melakukan proses
an eksperimen percampuran warna. berpikir ilmiah dalam pembelajaran
Guru menjelaskan proses percam- sains.
puran warna tanpa melibatkan anak Kegiatan sains melalui kemam-
secara aktif untuk melakukan proses ™žŠ— –Ž—•Š–Š•’ð –Ž—•”•Šœ’ ”Šœ’ð
percampuran. Anak hanya sebagai menyimpulkan dan mengkomunikasi-
penonton dan pendengar, pada akh- kan dapat melakukan aktivitas sains
irnya anak diberikan lembar kerja dan secara langsung, dimana anak terlibat
mengerjakan kegiatan dari apa yang aktif dalam pembelajaran sains bu-
telah disampaikan oleh guru. Anak kan hanya transfer pengetahuan oleh
tidak mendapatkan kesempatan untuk guru kepada anak tetapi lebih bersifat
ikut aktif dalam proses perolehan hasil konstruk pengetahuan melalui berba-
dan memperoleh hal-hal baru. Dengan gai aktivitas proses sains. Anak juga
kata lain pendekatan pada kegiatan
memperoleh pengalaman belajar yang
sains lebih banyak berorientasi pada
lebih luas dan lengkap. Kegiatan pem-
guru (teacher centered).
belajaran sains tersebut menempatkan
Menurut Silbermen (dalam Har-
anak sebagai subyek dengan kata lain
tono, 2008) menyatakan bahwa di da-
pendekatan yang berorientasi pada
lam pembelajaran, jika anak hanya me-
anak (student centered). Hal tersebut
lihat dan mendengar sesungguhnya
relevan dengan pendapat Nugraha
anak hanya menerima sedikit dari apa
(2008:119) bahwa pembelajaran sains
yang telah dilihatnya yaitu mencapai
pada anak usia dini seharusnya tertuju
50%. Sedangkan jika anak mengalami
pada pendekatan yang berbasis anak,
dan terlibat langsung di dalamnya
pendekatan yang mendorong, mem-
tingkat penerimaannya sebesar 80%.
beri kesempatan dan menyediakan
Begitu juga pada keterlibatan anak di
ruang yang lebar bagi anak untuk ter-
dalam kegiatan sains, pada dasarnya
libat dalam proses pembelajaran.
untuk mengembangkan kemampuan
Bentuk kegiatan motorik halus
kognisi dan motoriknya, serta anak be-
pun sekarang lebih banyak menggu-
lajar untuk mengenal lingkungannya. nakan alat tulis yang berupa pensil
Pembelajaran sains pada anak usia atau krayon serta lembar kerja atau
dini dalam melakukan proses berpikir buku kegiatan. Hal ini menjadikan
ilmiah, anak belajar untuk memahami anak ku- rang bereksplorasi dengan
fenomena, menjawab pertanyaan, me- sumber belajar yang ada di lingkungan
nemukan informasi yang lebih banyak terutama lingkungan alam. Pengem-
tentang sesuatu dan mempertanyakan bangan motorik halus tidaklah harus
kesimpulan yang diperoleh oleh anak selalu menggunakan peralatan menu-
19
Jurnal KWANGSAN Vol. 2 - Nomor 1, Nopember 2014
20
ing untuk aspek perkembangannya, sederhana, (3) melakukan kegiatan
dan pendidikan anak usia dini adalah membandingkan, memperkirakan,
awal bagi mereka untuk belajar sains. –Ž—•”•Šœ’ ”Šœ’”Š— œŽ›•Š –Ž—•”˜–ž-
Aspek yang dapat dikembangkan di nikasikan tentang hal yang diamati, (4)
dalam pembelajaran sains untuk anak meningkatkan kreativitas dan inovasi
usia dini yaitu perkembangan motorik anak.
kasar dan halus, kognisi, sosial, baha- Tujuan pengembangan pembe-
sa, dan moral. lajaran sains secara umum menurut
Menurut National Science Teacher Leeper (dalam Nugraha, 2008:26) agar
Association (NSTA) (dalam Suyanto, anak-anak memiliki kemampuan me-
2010) salah satu standar sains untuk mecahkan masalah yang dihadapi,
TK - Kelas 4 SD adalah sains sebagai memiliki sikap-sikap ilmiah, menda-
cara penyelidikan (scienceas inquiry). patkan pengetahuan dan informasi
Standar ini menyatakan pentingnya ilmiah, dan menjadikan anak-anak
melatih anak melakukan “penyelidik- lebih berminat dan tertarik untuk
an” terhadap berbagai fenomena menghayati sains yang berada dan
alam. ditemukan di lingkungan dan alam
Eshach dan Fried (dalam Trundle, sekitarnya.
2009) menyatakan bahwa pengalaman Berdasarkan tujuan pembelajaran
sains sejak dini sangat penting untuk sains yang diuraikan oleh para ahli di
anak-anak, karena pengalaman ini atas, dapat diartikan bahwa tujuan
membantu mereka memahami ling- pembelajaran sains bagi anak usia dini
adalah membantu melekatkan aspek-
kungan mereka, belajar bagaimana
aspek yang terkait dengan ketrampi-
untuk mengumpulkan dan mengatur
lan proses sains, menumbuhkan mi-
informasi, membuat dan menguji ide- nat pada anak untuk mengenal dan
ide, dan memelihara sikap positif terh- memperlajari benda-benda serta keja-
adap ilmu pengetahuan. dian di luar lingkungannya, sehingga
Kemampuan yang dapat dikem- pengetahuan dan gagasan tentang
bangkan dalam sains menurut Susan- alam sekitar dalam diri anak menjadi
to (2011:63) yaitu: (1) mengeksplorasi berkembang.
berbagai benda yang ada disekitar, (2) Nugraha (2008:27) menyatakan un-
melakukan berbagai percobaan seder- tuk dapat sukses dalam program pem-
belajaran sains, dimensi utama yang
hana, (3) mengkomunikasikan apa
harus ada sebagai sasaran pokoknya,
yang telah diamati dan diteliti.
yaitu dimensi produk, dimensi proses,
Menurut Sujiono (2007:12.3) secara
dan dimensi sikap sains. Pembelajaran
khusus permainan sains di PAUD ber- sains untuk anak usia dini lebih dite-
tujuan agar anak memiliki kemam- kankan pada proses daripada produk.
puan (1) dalam mengamati perubahan- Untuk anak usia dini ketrampilan
perubahan yang terjadi di sekitarnya, proses sains hendaknya dilakukan se-
(2) melakukan percobaan-percobaan cara sederhana sesuai dengan prinsip
21
Jurnal KWANGSAN Vol. 2 - Nomor 1, Nopember 2014
22
kapkan kegiatan di TK dilaksanakan konsentrasi, kontrol, kehati-hatian dan
dengan cara bermain sesuai dengan koordinasi otot tubuh yang satu de-
prinsip TK yaitu”bermain sambil be- ngan yang lainnya (Departemen Pen-
lajar, dan belajar sambil bermain”, hal didikan Nasional, 2007:7).
ini adalah cara yang paling efektif, Menurut Hurlock (1998:111) awal
karena anak dapat mengembangkan masa kanak-kanak dapat dianggap
berbagai kreativitas anak, termasuk sebagai “saat belajar” untuk bela-
meningkatkan penalaran dan mema- jar ketrampilan. Apabila anak-anak
hami keberadaan lingkungan. tidak diberi kesempatan mempelajari
Bruner (dalam Sujiono, 2010:32) ketrampilan tertentu, perkemban-
bermain memberikan motivasi anak gannya sudah memungkinkan dan
melakukan kegiatan dalam memecah- ingin melakukannya karena berkem-
kan masalah melalui penemuannya bangnya keinginan untuk mandiri,
sendiri. Kegiatan yang dilakukan itu maka mereka tidak saja akan kurang
merupakan bentuk dari pendekatan memiliki dasar ketrampilan yang telah
pembelajaran pada anak didik (student dipelajari oleh teman-teman sebaya-
centered). Menurut Nugraha (2008:119) nya tetapi juga akan kurang memiliki
menyebutkan bahwa dalam pembela- motivasi untuk mempelajari berbagai
jaran sains pada anak usia dini sehar- ketrampilan pda saat diberi kesempat-
usnya tertuju pada pendekatan yang an.
berbasis anak, pendekatan yang men- Perkembangan motorik diartikan
dorong, memberi kesempatan dan me- sebagai perkembangan dari unsur ke-
nyediakan ruang yang lebar bagi anak matangan dan pengendalian gerak
untuk terlibat dalam proses pembela- tubuh. Ada tiga unsur yang menen-
jaran. tukan dalam perkembangan motorik
yaitu otak, saraf dan otot (Departemen
Motorik Halus Pendidikan Nasional, 2007:9). Ketika
Motorik halus adalah gerakan motorik bekerja, ketiga unsur tersebut
yang hanya melibatkan bagian-bagian melaksanakan masing-masing peran-
tubuh tertentu yang dilakukan oleh nya secara interaksi positif, artinya un-
otot-otot kecil, seperti ketrampilan sur-unsur yang satu saling berkaitan,
menggunakan jari jemari tangan dan saling menunjang, saling melengkapi
gerakan pergelangan tangan yang te- dengan unsur yang lainnya untuk
pat (Sujiono, 2007:1.14). Gerakan mo- mencapai kondisi motoris yang lebih
torik halus tidak membutuhkan tena- sempurna keadaannya.
Karakteristik ketrampilan mo-
ga, namun membutuhkan koordinasi
torik halus (Departemen Pendidikan
mata dan tangan serta ketelitian.
Nasional, 2007:11) sebagai berikut:
Pencapaian ketrampilan motorik a) Usia 3 tahun, kemampuan gerak-
halus lebih lama bila dibandingkan an halus anak belum terlalu berbeda
dengan ketrampilan motorik kasar, dari kemampuan gerakan halus pada
karena motorik halus membutuhkan masa bayi; b) Usia 4 tahun, koordinasi
kemampuan yang lebih sulit misalnya motorik halus anak secara substan-
23
Jurnal KWANGSAN Vol. 2 - Nomor 1, Nopember 2014
24
tahan tubuhnya; (2) ukuran, timban- pada anak usia dini merupakan cara
gan, hitungan, memecahkan masalah, yang efektif untuk mengembangkan
mengamati, dan bereksplorasi meru- kemampuan sains anak. Menurut
pakan kegiatan-kegiatan yang menun- Piaget (dalam Jarret, dkk., 2010) bahwa
jang perkembangan kognitif anak; (3) bermain dengan menggunakan pasir
perkembangan sosial dan emosional anak-anak belajar banyak konsep yang
terjadi ketika anak bermain dengan ri-
penting, misal anak-anak dapat belajar
ang gembira, rukun dan sabar, meng-
sains dan konsep matematika.
hasilkan sesuatu yang membangga-
kan dan menimbulkan perasaan puas, Pembelajaran sains melalui in-
meningkatkan percaya diri dan harga teraksi secara langsung dengan alam
diri. menurut Suyanto (2010) merupakan
Bermain pasir memberi kesibu- pendekatan Open Inquiry yang be-
kan yang sangat mengasyikkan. Ada rarti bahwa pembelajaran tidak hanya
sesuatu yang alami dan mendasar ten- mengajarkan konsep sains tetapi lebih
tang bermain pasir, motivasi kesenan- mengajak anak melakukan eksplorasi
gan dan rasa puas serta keberhasilan
terhadap fenomena alam melalui in-
ada dalam kegiatan ini. Herrigton dan
teraksi langsung dengan obyek.
Lesmeister (dalam Jarret, dkk., 2010)
dalam sebuah artikel Play In The Sand- Menurut Montessori (dalam Jar-
pit, mengemukakan: “Present the seven ›Ž4ð •””ïð XVWVü ‹Ž›–Š’— •Ž—•Š— –Ž—•-
c’s of optimal design for landscaping child- gunakan pasir telah menjadi hal yang
care centers, and they suggest that sand ar- universal bagi anak-anak. Tekstur pa-
ŽŠœ •ž• •• œŽŸŽ›Š• ˜• •‘Ž–ñ œŠ—• ™•Š¢ •’ŸŽœ sir yang butirannya tidak mudah teru-
children an opportunity to explore change rai dibandingkan dengan bahan lain,
(sand can be changed by mixing with water sehingga kualitas taktil pasir cocok
and shaping, and it can be moved from one dengan penekanan sensorik pendidi-
place to another); chance (open-endedness kan anak usia dini yang direkomen-
˜› Ž¡’‹’•’•¢üò Š—• Œ‘Š••Ž—•Ž û˜™™˜›•ž—’•¢ dasikan oleh Froebel, Montessori, dan
•˜ ™›ŠŒ•’ŒŽ —Ž –˜•˜› œ”’••œ Šœ Ž•• Šœ ›˜•Ž ’Š•Ž• û•Š•Š– Š››Ž4ð •””ïð XVWVüï
play). They also note that children will
spend more time in sand areas where they
are allowed to mix sand and water than in Metode
areas where they are not allowed to play A. Pendekatan Penelitian
with the two materials”. Pendekatan yang digunakan da-
Lingkungan alam pasir memberi- lam penelitian ini adalah kuantitatif.
kan peluang bagi anak untuk beresk-
Penelitian kuantitatif merupakan
plorasi pada fenomena yang ada di pa-
pendekatan yang digunakan untuk
sir, dengan mengamati perubahan dan
melakukan percobaan sederhana yang mengetahui hubungan antar variabel
dapat mendorong rasa ingin tahu anak dalam penelitian, menguji teori, dan
terhadap alam. Pemanfaatan lingkun- mencari generalisasi yang mempunyai
gan alam pasir dalam pembelajaran nilai prediktif (Sugiyono, 2012;14).
25
Jurnal KWANGSAN Vol. 2 - Nomor 1, Nopember 2014
26
nelitian sampai dengan akhir peneli- pasir berpengaruh terhadap pencapai-
tian, berupa dokumen berbentuk foto an perkembangan kemampuan sains
hasil karya anak, foto kegiatan, video anak. Pendapat ini juga didukung oleh
kegiatan, dan hasil observasi. Crosser dalam sebuah artikel Early
Chilhood (2008) yang berjudul “Mak-
ing The Most of Sand Play”. Beliau me-
E. Instrumen Penelitian
nyatakan bahwa bermain pasir mem-
Instrumen penelitian menurut Pur-
beri peluang bagi anak untuk belajar
wanto (2010:183) adalah merupakan
konsep pengetahuan.
alat atau sarana untuk memudahkan
Lingkungan alam pasir memberi-
pekerjaan peneliti dalam mengum-
kan banyak manfaat bagi perkembang-
pulkan data dengan cara melakukan
an anak usia dini salah satunya adalah
pengukuran. Dalam penelitian ini ins-
kemampuan sains sederhana. Hal ini
trumen yang digunakan berupa pedo-
seperti yang kemukakan oleh Raihan
man observasi kemampuan sains dan
(2011) dalam Parent Guide, yaitu ber-
motorik halus anak.
main pasir menambah pengetahuan
anak mengenai berbagai bentuk, ukur-
F. Teknik Analisis Data
an, perubahan wujud, sehingga me-
1. Pengujian instrumen dengan
ningkatkan kecerdasan anak. Juga re-
menggunakan teknik uji validi-
levan dengan pendapat para ahli pada
tas dan reliabilitas.
sebuah jurnal yang berjudul “Play in
2. Uji prasyarat analisis yang di-
The Sandpit” yang dikemukakan oleh
gunakan adalah normalitas dan
Š™’Œð ž••’•Š— û•Š•Š– Š››Ž4ð •””ïð
homogenitas.
2010) dengan bermain di daerah pasir
sesungguhnya anak-anak belajar kon-
G. Pengujian Hipotesis
sep-konsep penting misalnya, belajar
Untuk pengujian hipotesis per-
sains dan matematika dengan prinsip-
tama dan kedua menggunakan One
prinsip yang berkaitan dengan massa
Way Analysis of Variance (ANOVA Satu
dan kapasitas ketika mereka tuangkan
Jalur). Hipotesis ketiga menggunakan
dan ukuran pasir.
teknik Multivariate Analysis of Variance
Anak-anak memiliki hubungan
(MANOVA). MANOVA digunakan
yang alamiah dengan lingkungan
untuk uji hipotesis tentang pengaruh
alam pasir. Lingkungan tersebut tidak
dari dua variabel dependent (Ghozali, hanya sekedar menyenangkan, tetapi
2013:88). juga menstimulasi perkembangan
anak melalui permainan sensori. Hal
tersebut sependapat dengan reko-
HASIL DAN PEMBAHASAN mendasi dari Froebel, Montessori, dan
A. Pengaruh Pemanfaatan Lingkung- Piaget (dalam Jarret, dkk., 2010) bah-
an Alam Pasir Terhadap Kemampuan wa kualitas taktil pasir cocok dengan
Sains Anak penekanan sensorik pendidikan anak
Hasil analisis statistic uji Anova, usia dini.
menunjukkan bahwa lingkungan alam Pembelajaran sains yang dilaku-
27
Jurnal KWANGSAN Vol. 2 - Nomor 1, Nopember 2014
kan di lingkungan alam pasir mem- bagian dari lingkungan alam yang
berikan banyak kesempatan pada berunsur abiotik (benda mati) dan dis-
anak untuk bereksplorasi terhadap ukai anak untuk bermain. Teksturnya
obyek dengan mengamati perubahan yang lembut dan bersifat multiguna
dan melakukan percobaan sederhana. yaitu mudah dibentuk dan dirubah
Pembelajaran sains yang dilakukan di sehingga merangsang anak untuk
lingkungan alam ini sependapat de- bereksplorasi dengan menggunakan-
ngan Suyanto (2010) yang menyebut- nya. Dengan menggunakan lingkung-
kan bahwa pembelajaran sains yang an alam pasir sebagai sumber belajar
dilakukan secara langsung dengan bagi anak sebenarnya membantu anak
alam merupakan penedekatan Open memperbaiki struktur kognitif yang
Inquiry yaitu pembelajaran tidak ha- ada dan membangun yang baru. Selain
nya mengajarkan tentang konsep sains itu, dengan memanfaatkan lingkungan
tetapi lebih mengajak anak melakukan alam pasir kepada anak sebenarnya
eksplorasi terhadap fenomena alam memperkaya pengalaman belajar
melalui interaksi langsung dengan anak bahwa pembelajaran tidak hanya
obyek. dilakukan di dalam ruangan (indoor)
Pemanfaatan lingkungan alam tetapi juga bisa memanfaatkan ling-
pasir dalam pembelajaran pada anak kungan di luar ruang (outdoor). Hal
usia dini merupakan cara yang efektif tersebut seperti yang dikemukakan
untuk mengembangkan kemampuan oleh Hymes (dalam Fox, 2008) pada
sains anak. Lingkungan alam meru- sebuah artikel yang berjudul “Back To
pakan satu-satunya jenis lingkungan Basic” yang menyatakan bahwa ling-
yang sifatnya menetap, sehingga akan kungan outdoor merupakan perluasan
mudah dikenal dan dipelajari oleh dari lingkungan indoor.
anak. Hal tersebut sejalan dengan Berdasarkan hasil penelitian di TK
pendapat Suyanto dalam (2010) dalam Negeri Pembina Kabupaten Pasuruan,
sebuah jurnal Pendidikan Anak Usia peneliti menyimpulkan bahwa ling-
Dini, menyatakan pengenalan sains kungan alam pasir memberikan ba-
pada anak TK bukan mengajarkan
nyak konstribusi pada kemampuan
konsep sains pada anak, tetapi lebih
mengajak anak melakukan eksplorasi sains anak. Dengan melakukan pem-
terhadap fenomena alam melalui in- belajaran di lingkungan alam pasir,
teraksi langsung dengan obyek. De- anak mengalami proses menemukan
ngan berinteraksi dengan lingkungan, dari kegiatan mengamati yang dilaku-
sesungguhnya melatih anak untuk kan, anak dapat menyebutkan perbe-
mengobservasi, memanipulasi obyek, daan dua jenis benda yang diamati.
melakukan percobaan sederhana dan Hal ini relevan dengan pendapat Sum-
dilanjutkan dengan mengkonstruk- aji (dalam Nugraha, 2008:26) bahwa
si pengetahuan sesuai dengan pola pengembangan pembelajaran sains
pikirnya. pada anak berdampak pada mening-
Pasir merupakan salah satu katnya kecerdasan dan pemahaman
28
anak tentang alam beserta isinya serta pada uji F hitung menunjukkan hasil
segala ragam rahasia yang tidak per- \ð\Z\ •Š— œ’•—’ ”Š— •Ž‹’‘ ”ŽŒ’• •Š›’
nah habis. Serta juga relevan dengan 0,05 (0,003 < 0,05) yang berarti bahwa
lingkungan alam pasir berpengaruh
teori konstruktivis (Triharso, 2013) terhadap perkembangan kemampuan
bahwa pengetahuan akan dibangun motorik halus. Hal tersebut relevan
secara aktif oleh anak melalui persepsi dengan pendapat Herrington dan Les-
dan pengalaman langsung dengan –Ž’œ•Ž› û•Š•Š– Š››Ž4ð •””ïð XVWVü ™Š•Š
lingkungannya. sebuah artikel yang menyebutkan
manfaat lingkungan pasir bagi anak-
Kesimpulan dari hasil hipotesis
anak adalah memberikan kesempatan
pada pengaruh lingkungan alam pa- kepada anak untuk mengeksplorasi
sir sebagai sumber belajar terhadap berbagai variasi perubahan (mencam-
kemampuan sains, berdasarkan hasil pur pasir dengan air dan dibentuk),
analisis uji Anova atau F pada tabel memberikan tantangan yaitu kesem-
4.8 didapat nilai F hitung 7,757 den- patan bagi anak untuk berlatih ke-
•Š— —’•Š’ œ’•—’ ”Š— Š•Š•Š‘ VðVVW ûVðVVW trampilan motorik halus.
< 0,05), maka H0 ditolak dan H1 di- Pemanfaatan lingkungan dalam
terima. Jadi ada pengaruh lingkungan menstimulasi perkembangan mo-
alam pasir sebagai sumber belajar ter- torik halus anak sangat berper-
hadap kemampuan sains anak. anan penting. Hal ini relevan dengan
Dalam penelitian pemanfaatan teori dasar Montessori (dalam Rule
lingkungan alam pasir ini, lebih di- dan Stewart, 2002) pada sebuah jurnal
tekankan pada keaktifan anak dalam yang berjudul ŽŒ•œ ˜• ›ŠŒ•’ŒŠ• ’•Ž
bereks-plorasi terhadap lingkungan Materials on Kindergartners’ Fine Mo-
tersebut. Untuk kegiatan sains pada tor Skills”, yaitu menekankan bahwa
kelompok eksperimen setelah per- pemanfaatan lingkungan merupakan
lakuan, mampu mendorong rasa ke- alat utama bagi anak usia dini untuk
ingintahuan anak terhadap fenomena memperbaiki ketrampilan motorik ha-
di lingkung-an alam serta mengung- lus. Lingkungn memberikan kesem-
kap sebab akibat, dengan kegiatan patan untuk melakukan kegiatan yang
mengamati dengan menggunakan nyata dengan tujuan yang praktis.
kaca pembesar, mengungkapkan se- Pasir merupakan salah satu ba-
bab mengapa pasir basah lebih mudah han main yang paling umum di du-
dibentuk daripada pasir kering, me- nia. Hal ini didukung oleh pendapat
ngungkapkan sebab jika pasir kering ˜—•Žœœ˜›’ û•Š•Š– Š››Ž4ð •””ïð XVWVü
dicampur dengan air, dan membuat bermain dengan menggunakan pasir
adonan dari pasir ke-ring dengan air. telah menjadi hal yang universal bagi
anak-anak. Sifat pasir yang multiguna
yaitu mudah dibentuk dan dirubah
B. Pengaruh Pemanfaatan Lingkun-
kebentuk yang lain, sehingga mem-
gan Alam Pasir Terhadap Kemam- berikan kesempatan kepada anak un-
puan Motorik Halus Anak tuk dapat menghasilkan sebuah karya
Hasil analisis statistik melalui seni sesuai dengan daya imajinasi
29
Jurnal KWANGSAN Vol. 2 - Nomor 1, Nopember 2014
anak. Sejalan dengan pendapat Frobel ring dan basah dalam hal dibentuk,
(Departemen Pendidikan Nasional, dan (4) mengungkapkan sebab dan
2007) bahwa alat permainan untuk ke- akibat dari pasir kering dicampur air.
trampilan tangan bagi anak usia dini Indikator motorik halus terdiri dari,
adalah pasir (1) menggambar di atas pasir dengan
Untuk memberikan pembelajaran menggunakan jari, (2) menggambar
motorik halus sesuai dengan karak- dengan teknik menabur, (3) meniru
teritik usia anak secara optimal, ser- membuat bentuk geometri, dan (4)
ta memperhatikan prinsip-prinsip membuat bentuk sesuai dengan ide.
mengembangkannya. Koran Pen- Ketercapaian indikator di atas
didikan (2013) menyebutkan prinsip dapat diketahui ketika anak-anak
mengembangkan motorik halus yaitu melakukan kegiatan dengan aktif da-
dengan memberikan kebebasan pada lam mengeskplorasi pasir. Anak-anak
anak untuk berekspresi, melakukan memperoleh pengalaman belajar se-
pengaturan waktu dan media agar ŒŠ›Š •Š—•œž—• •Š•Š– ‹Ž›‹Š•Š’ Š”•’ -
•Š™Š• –Ž›Š—•œŠ—• ”›ŽŠ•’ •Šœ Š—Š”ð tas. Hal ini relevan dengan pendapat
memberikan bimbingan agar anak da- Silbermen (dalam Hartono, 2008) jika
pat menemukan cara yang baik dalam anak mengalami dan terlibat lang-
dengan berbagai media sesuai dengan sung di dalam kegiatan pembelajaran
perkembangannya, menumbuhkan tingkat penerimaannya sebesar 80%.
keberanian dengan memberikan mo- Dengan kata lain bahwa pembelajaran
tivasi positif, memberikan dalam sua- dilakukan dengan pendekatan student
sana yang menyenangkan. centered yaitu pendekatan yang ber-
basis anak, pendekatan yang mendo-
C. Pemanfaatan Lingkungan Alam rong, memberi kesempatan dan me-
Pasir Secara Bersama-sama Berpen- nyediakan ruang yang lebar bagi anak
garuh Terhadap Kemampuan Sains untuk terlibat dalam proses pembela-
dan Motorik Halus Anak jaran (Nugraha, 2008:119).
Dalam penelitian ini telah dibuk- Hasil penelitian lingkungan alam
tikan bahwa lingkungan alam pasir pasir ini, relevan dengan Crosser (2008)
memberikan pengaruh terhadap ke- pada sebuah artikel Early Childhood
mampuan sains dan motorik halus yang menyatakan bahwa bermain pa-
anak. Adapun indikator kegiatan pada sir memberi peluang bagi anak untuk
kemampuan sains anak terdiri dari, (1) belajar konsep pengetahuan (dalam
–Ž—ž—“ž””Š— Š”•’ •Šœ ¢Š—• ‹Ž›œ’•Š• penelitian ini termasuk dalam ke-
eksploratif yaitu dengan melakukan mampuan sains) dan keasyikan anak-
percampuran pasir dengan air yaitu anak meremas, mengaduk, mencetak,
membuat adonan, (2) melakukan ke- menggambar, atau menulis di atas
giatan eksploratis dengan mengamati pasir, tersimpan banyak manfaat bagi
bentuk pasir menggunakan lup, (3) perkembangan mereka dalam peneli-
mengungkapkan perbedaan pasir ke- tian ini disebut kemampuan motorik
30
halus). pengembangan holistik anak-anak dis-
Pembelajaran di lingkungan alam emua domain perkembangan (adaptif,
pasir, syarat dengan dunia anak yaitu estetika, kognitif, komunikasi, senso-
bermain dan berisi kegiatan-kegiatan rimotor, dan sosioemosional); (3) cen-
yang memberikan rasa senang kepa- derung lebih bervariasi, kompleks, dan
da anak. Hasil penelitian ini menun- kreatif daripada bermain di jenis-jenis
jukkan bahwa pembelajaran yang pengaturan luar ruangan; (4) menum-
diberikan melalui bermain dan ke- buhkan kecerdasan naturalistik anak-
giatan-kegiatan yang menyenangkan anak, (5) mendukung pembelajaran
tersebut, berpengaruh nyata terhadap dengan semua jenis gaya belajar dan
perkembangan kemampuan sains kemampuan, (6) memiliki kecen-
anak. Demikian pula, pembelajaran di derungan lebih sedikit kecelakaan dan
lingkungan alam pasir menunjukkan perkelahian pada anak-anak.
pengaruh nyata terhadap perkem- Dalam konteks belajar, kejadian-
bangan kemampuan motorik halus kejadian tersebut adalah yang lazim
anak. disebut dengan belajar dan anak mem-
Berdasarkan hasil analisis pada peroleh pengalaman belajar diperoleh
Tabel 4.12 menunjukkan nilai F hitung anak melalui interaksi dengan ling-
untuk Hotelling Trace sebesar 6,117 kungannya. Begitu besar pengaruh
•Š— œ’•—’ ”Š—œ’ ™Š•Š VðVVVï Š• ’—’ ‹Ž- lingkungan alam terhadap pencapai-
rarti terdapat hubungan antara setiap an perkembangan kemampuan sains
faktor dengan dua variabel dependent dan motorik halus anak. Maka, tugas
yaitu kemampuan sains dan motorik guru adalah menyediakan lingkung-
halus anak. Hasil penelitian ini didu- an yang menyenangkan, bermakna
kung oleh pendapat Piaget (dalam dan dapat memfasilitasi multisensorik
Yulianti, 2010:28) yang menyatakan anak dengan menyiapkan dan me-
bahwa anak akan memahami penge- ngelolah lingkungan belajar, sehingga
tahuan melalui interaksi dengan objek dapat memberikan tangsangan ber-
yang ada di lingkungan sekitarnya. bagai indra anak secara baik. Menurut
Pencapaian perkembangan sains bagi Hymes (dalam Fox, 2008) menyatakan
perkembangan motorik halus anak bahwa penggunaan lingkungan out-
dapat menentukan sains sebagai door harus dilakukan secara seksama
produk bagaimana mengembangkan sebagaimana lingkungan indoor, serta
ketrampilan kemampuan motorik ha- harus mendorong motorik dan ke-
lus. trampilan sosial serta membantu anak
Sebba (dalam Wilson, 2008: 6) memperbaiki struktur kognitif yang
menyebutkan bahwa dengan meman- ada dan membangun yang baru.
faatkan lingkungan alam sebagai sa- Hasil penelitian ini sejalan deng-
rana bermain bagi anak-anak mem- an temuan dari Froebel, Montessori,
berikan banyak manfaat, diantaranya: •Š— ’Š•Ž• û•Š•Š– Š››Ž4ð •””ïð XVWVü
(1) memberikan jauh lebih banyak yang mengemukakan bahwa nilai
kesempatan untuk pengembangan pendidikan bermain pasir bermanfaat
dan pembelajaran, (2) mendorong pada perkembangan kognitif, motorik
31
Jurnal KWANGSAN Vol. 2 - Nomor 1, Nopember 2014
dan sosial, mendukung hasil dari pe- perlancar belajar. Jangkauan belajar
nelitian ini. Pemanfaatan lingkungan juga menjadi lebih luas (distance learn-
alam pasir sebagai sumber belajar ing) dan lebih cepat (access to internet or
bagi anak usia dini pada penelitian ini learning through computer), yang pada
juga mendukung teori konstruktivis akhirnya penerapan teknologi pem-
dengan menggunakan pasir mengun- belajaran memiliki kontribusi yang
dang partisipasi anak, memungkink- besar dalam belajar. Apakah yang di-
an anak untuk membuat dan menguji –Š”œž• •Ž”—˜•˜•’ ™Ž–‹Ž•Š“Š›Š— ’•žõ
hipotesis, membentangkan imajinasi, Teknologi pembelajaran adalah suatu
dan juga memberikan pengalaman in- proses yang kompleks dan terpadu
•›Š ’ ž—•ž” ‹Ž•Š“Š› ”Ž•›Š–™’•Š— œ’”ð yang melibatkan orang, prosedur,
kognitif, dan sosial. ide, peralatan, dan organisasi, untuk
Bermain di lingkungan alam pasir menganalisis masalah, mencari cara
yang berada di luar ruangan (outdoor) pemecahan masalah, melaksanakan,
mendorong anak untuk menentukan mengevaluasi dan mengelola pemeca-
arah dan jalan bermain sendiri. Kebe- han masalah dalam situasi di mana
basan ini yang kemudian membuka kegiatan belajar itu mempunyai tu-
jalan bagi anak untuk membangun juan yang terkontrol.
konsep-konsep pembangunan. Menu- Dalam teknologi pembelajaran,
rut Piaget (dalam Crosser, 2008), anak- pemecahan masalah itu berupa kom-
anak memiliki dorongan batin untuk ponen sistem pembelajaran yang te-
membangun pemahaman tentang lah disusun dalam fungsi disain atau
dunia mereka saat mereka mengek- seleksi, dan dalam pemanfaatan, serta
splorasi dan berinteraksi dengan ba- dikombinasikan sehingga menjadi
han. Konsep tentang cara kerja dunia sistem pembelajaran yang lengkap.
yang dibangun secara bertahap dan Komponen-komponen ini meliputi:
menjadi semakin kompleks sebagai pesan, orang, bahan, peralatan, teknik
anak memasuki lingkungan belajar dan latar. Komponen-komponen terse-
yang kaya dan melatih kebebasannya but disebut juga sebagai komponen
untuk bermain. sumber belajar.
Penyediaan sumber belajar (learn-
ing resources) yang memadai bagi set-
B. KAJIAN LITERATUR iap sekolah atau mungkin gugus seko-
Media dan Pembelajaran lah (school cluster) akan memberikan
Berkenaan dengan perkemban- arti penting bagi peningkatan proses
gan teknologi pembelajaran, peranan pembelajaran. Sumber belajar yang
media menjadi sangat penting. Me- dimanfaatkan oleh sekolah atau dapat
dia pembelajaran yang berupa mesin juga dilakukan secara bersama (sha-
(teknologi) dipandang sebagai aplika- ring resources) akan lebih memperce-
si ilmu pengetahuan dapat berwujud pat pemerataan dan persebarluasan
media elektronik atau mesin pembe- kualitas hasil pembelajaran. Hal ini
lajaran lainnya menempati posisi stra- dapat terlaksana dengan baik apabila
tegis dalam mempermudah dan mem-
32
mendukung teori konstruktivis deng- eksperimen dan kelompok kontrol
an menggunakan pasir mengundang yang dapat dilihat dari perolehan rata-
partisipasi anak, memungkinkan anak ›Š•Š ”Ž•žŠ ”Ž•˜–™˜” •Š— •Š›Š• œ’•—’ -
untuk membuat dan menguji hipote- kan yang dihasilkan. Perkembangan
sis, membentangkan imajinasi, dan kemampuan sains anak pada kelom-
juga memberikan pengalaman in- pok eksperimen lebih baik daripada
•›Š ’ ž—•ž” ‹Ž•Š“Š› ”Ž•›Š–™’•Š— œ’”ð kelompok kontrol.
kognitif, dan sosial. 2. Pemanfaatan lingkungan alam
Bermain di lingkungan alam pasir pasir berpengaruh terhadap kemam-
yang berada di luar ruangan (outdoor) puan motorik halus anak. Hal ini di-
mendorong anak untuk menentukan tunjukkan dengan perbedaan perkem-
arah dan jalan bermain sendiri. Kebe-
bangan kemampuan motorik halus
basan ini yang kemudian membuka
anak pada kelompok eksperimen dan
jalan bagi anak untuk membangun
kelompok kontrol yang dapat dilihat
konsep-konsep pembangunan. Menu-
dari perolehan rata-rata kedua ke-
rut Piaget (dalam Crosser, 2008), anak-
anak memiliki dorongan batin untuk •˜–™˜” •Š— •Š›Š• œ’•—’ ”Š— ¢Š—• •’-
membangun pemahaman tentang hasilkan. Perkembangan kemampuan
dunia mereka saat mereka mengeks- motorik halus pada anak kelompok
plorasi dan berinteraksi dengan ba- eksperimen lebih baik daripada ke-
han. Konsep tentang cara kerja dunia lompok kontrol.
yang dibangun secara bertahap dan 3. Pemanfaatan lingkungan alam
menjadi semakin kompleks sebagai pasir secara bersama-sama berpe-
anak memasuki lingkungan belajar ngaruh terhadap kemampuan sains
yang kaya dan melatih kebebasannya dan motorik halus anak usia dini. Hal
untuk bermain. ini ditunjukkan dengan adanya per-
bedaan perkembangan kemampuan
C. SIMPULAN DAN SARAN sains dan motorik halus anak yang sig-
Simpulan —’ ”Š— Š—•Š›Š ”Ž•˜–™˜” Ž”œ™Ž›’–Ž—
Berdasarkan diskusi hasil pene- dan kelompok kontrol
litian BAB V sesuai dengan rumus-
an permasalahan dan tujuan yang Saran
diharapkan dalam penelitian, maka Berdasarkan hasil analisis dan
pada BAB VI dirumuskan simpulan penjelasannya, maka pada penelitian
yang sesuai dengan penelitian tentang
ini dapat diberikan beberapa saran se-
pengaruh lingkungan alam pasir ter-
bagai berikut:
hadap kemampuan sains dan motorik
halus anak., sebagai berikut: 1. Bagi Lembaga PAUD
1. Pemanfaatan lingkungan alam Sebagai lembaga pendidikan
pasir berpengaruh terhadap kemam- awal bagi anak usia dini, dalam me-
puan sains anak. Hal ini ditunjukkan nyediakan sarana dan prasarana bagi
dengan perbedaan perkembangan ke- pembelajaran anak usia dini sebaiknya
mampuan sains anak pada kelompok tidak hanya menggunakan media ins-
33
Jurnal KWANGSAN Vol. 2 - Nomor 1, Nopember 2014
34
Pengembangan Sumber Belajar Anak cejournal/, diakses Pebruari 2012)
Usia Dini, Departemen Pendidikan
Nasional. Mustaji, 2013. Media Pembelajaran, Sura-
baya: Unesa University Press
Fox, Jill Englebright. 2008. Back-to-Basics:
Play in Early Childhood, Montolalu. 2005. Bermain dan Permainan
(http://www.earlychildhoodnews. Anak, Jakarta: Universitas Terbuka.
com/earlychildhood/article_view.
Šœ™¡õ ›•’Œ•Ž ½XZVð •’Š”œŽœ XV Š—ž- Nugraha, Ali. 2005. Pengembangan Pembe-
ari 2014) lajaran Sains Anak Usia Dini., Jakarta:
Danendra.
Hartono. 2008. Strategi Pembelajaran Ac-
tive Learningð û‘4™ñ&&œ•’•Š•šŠ•Š–ï Raihan, Rini. 2011. Pengembangan Ke-
wordpress.com/2008/01/09/strategi- trampilan Menulis Anak Usia Dini Mela-
pembelajaran-active-learning/, di- lui Belajar Visual Pasir dan Jari,
akses 4 Nopember 2013) (http://riniraihan.wordpress.
com/2011/06/06/pengembangan-ke-
Hurlock, Elizabeth. 1998. Psikologi Perkem- terampilan-menulis-anak-usia-dini-
bangan, Jakarta: Erlangga melalui-belajar-visual-pasir-dan-jari/,
diakses 27 September 2013)
Š››Ž4ð ••Šð ŽŽð •ŠŒŽ¢ ›Ž—Œ‘ð ž•ž—ž£ð
Nermin, and Mizrap Bulunuz. 2010. Riyanto, Yatim. 2012. Metodologi Penelitian,
Play In The Sandpit, Surabaya: SIC
( h t t p://w ww.j ournalofplay.org /
sites/www.journalofplay.org/files/ Rule, Audrey and Stewart, Roger. 2002.
pdf-articles/3-2-article-play-in-the- ŽŒ•œ ˜• ›ŠŒ•’ŒŠ• ’•Ž Š•Ž›’Š•œ ˜—
sandpit_0.pdf, diakses 13 Juli 2014) Kindergartners’ Fine Motor Skills”, Ear-
ly Childhood Education Journal, Vol.
Koran Pendidikan. 2013. Tujuh Prinsip 30, No. 1, Fall 2002.
Pengembangan Motorik Halus,
û‘4™ñ&&™Šž•—’›Š—™Ž—•’•’”Š—–&
Siregar, Eveline dan Nara, Hartini. 2011.
view/3173/tujuh-prinsip.html, diakses
28 Nopember 2013) Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor:
Ghalia Indonesia
Mariyana, Rita, Nugraha, Ali dan Rach-
mawati, Yeni. 2010. Pengelolaan Ling- Sudono, Anggani. 2006. Sumber Belajar dan
kungan Belajar, Jakarta: Kencana Pre- Alat Permainan, Jakarta: PT. Gramedia
nada Media Group
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuan-
titatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung:
Mawson, Brent, 2010. —Ÿ’›˜—–Ž—•Š• ’— ž-
Alfabeta
ences on independent collaborative play,
Vol. 1, No. 2, 2010, page 4, Sujiono, Bambang. 2007. Metode Pengem-
(www.education.monash.edu.au/ire- bangan Fisik, Jakarta: Universitas Ter-
35
Jurnal KWANGSAN Vol. 2 - Nomor 1, Nopember 2014
buka (http://ilmuwanmuda.wordpress.
Sujiono, Yuliani Nurani, Tampiomas, Cle- com/pemanfaatan-lingkungan-seba-
ony, dan Syamslatin, Evira. 2007. Me- gai-sumber-belajar-untuk-anak-usia-
tode Pengembangan Kognitif, Jakarta:
dini/, diakses)
Universitas Terbuka
Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Pen- Wilson, Ruth. 2008. Nature and Young Chil-
didikan Anak Usia Dini, Jakarta: PT. In- dren, Routledge: New York
deks
Sujiono, Yuliani Nurani. 2010. Bermain Yatim, Riyanto. 2007. Metodologi Penelitian
Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak, Ja- Kualitatif dan Kuantitatif, Surabaya:
karta: PT. Indeks Unesa University Press.
36