TINJAUAN PUSTAKA
a) Dehidrasi ringan
Pada dehidrasi ringan, tubuh kehilangan cairan sebesar 5% dari
berat badan sekitar 1,5-2 liter. Kehilangan cairan yang
berlebihan dapat berlangsung melalui kulit, saluran pencernaan,
saluran kemih, paru, atau pembuluh darah.
b) Dehidrasi sedang
Pada dehidrasi sedang, tubuh kehilangan cairan sebesar 5-10%
dari berat badan atau sekitar 2-4 liter.Natrium serum dalam
tubuh mencapai 152-158 mEq/L. salah satu cirri fisik dari
penderita dehidrasi sedang adalah mata cekung.
c) Dehidrasi berat
Pada dehidrasi berat, tubuh kehilangan cairan sebesar 4-6 liter
atau lebih dari 10% dari berat badan. Natrium serum mencapai
159-166 mEq/L. Penderita dehidrasi berat dapat mengalami
hipotensi, oliguria, turgor kulit buruk, serta peningkatan laju
pernapasan.(Lyndon Saputra, 2013).
2) Hipervolemia
Edema dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu edema perifer atau
edema pitting, edema nonpitting, dan edema anasrka.Edema pitting
adalah edema yang muncul didaerah perifer. Penekanan daerah
edema, akan membentuk cekungan yang tidak langsung hilang ketika
tekanan dilepaskan. Hal ini disebabkan oleh perpindahan cairan
kejaringan melalui titik tekan.Edema pitting tidak menunjukkan
kelebihan cairan yang menyeluruh.Edema nonpitting tidak
menunjukkan kelebiahan cairan ekstrasel karena umumnya
disebabkan oleh infeksi dan trauma yang menyebakan pengumpulan
serta pembekuan cairan dipermukaan jaringan. Kelebihan cairan
vaskuler meningkatkan tekanan hidrostatik cairan dan akan menekan
cairan ke permukaan interstisial.
4) Hiperkalemia(>5,0 mEq/L)
Hiperkalemia adalah keadaan kelebihan kadar kalium dalam cairan
ekstrasel. Pada konsdisi ini, nilai kalium serum > 5 mEq/L. pada
pemeriksaan EKG terdapat gelombang T memuncak, QRS melebar,
dan PR memanjang.
Tanda dan gejala hiperkalemia meliputi rasa cemas, iritabilitas,
hipotensi, parastesia, mual, hiperaktivitas system pencernaan,
kelemahan, dan aritmia.Hiperkalemia ini berbahaya karena dapat
menghambat transmisi impuls jantung dan dapat menyebabkan
serangan jantung.
Hiperkalemia dapat terjadi pada pasien luka bakar, penyakit ginjal,
dan asidosis metabolic. Ketika terjadi hiperkalemia, salah satu
upaya yang dapat dilakukan untuk menormalkan kadar kalium
adalah dengan pemberian insulin karena insulin dapat membantu
mkalium masuk kedalam sel.
Referensi :
Tarwoto & Wartonah, 2011. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses
Keperawatan. Jakarta: SalembaMedika
Saputra, Lyndon. 2013. Catatan Ringkas Kebutuhan Dasar Manusia.
Tangerang: Binarupa Aksara