Referensi Dari PU
Referensi Dari PU
RC
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
SATUAN KERJA PENGEMBANGAN SISTEM PLP PROVINSI RIAU
Jl. Bakti No. 28, Pekanbaru
DOKUMEN PEMILIHAN
Nomor : F.04/POKJA-PSPLP/APBN/VII/2018/08
Tanggal : 26 Juli 2018
Lampiran 1:
BAB VIII - SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
Untuk Pengadaan:
Pekerjaan Konstruksi
Pembangunan Perpipaan Air Limbah Kota Pekanbaru
Area Selatan (Paket SC-1)
DAFTAR ISI
SUB BAB SPESIFIKASI TEKNIS ............................................................................................. 5
A. KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN..................................................... 5
A.1. Pendahuluan ....................................................................................................... 5
A.2. Lokasi Pekerjaan ................................................................................................. 5
A.3. Papan Nama Proyek ........................................................................................... 5
A.4. Ruang Lingkup Pekerjaan ................................................................................... 6
fA.5. Perizinan ............................................................................................................ 6
A.6. Penanggung Jawab Teknis Pelaksanaan Pekerjaan ........................................... 6
8-1
A.29 Penyiapan Standar Operasi dan Pemeliharaan serta Pelatihan ..................... 28
A.30. Test Pit ............................................................................................................ 29
A.31. Penyelidikan Tanah (pengeboran, termasuk SPT dan laporan) - Geoteknik .. 30
4). Informasi Geoteknik Paket SC-1 dan SC-2 .......................................................... 32
A.32. Sosialisasi Kepada Masyarakat ...................................................................... 38
A.33. Pengamanan Utilitas Eksisting (Bawah Tanah) ............................................. 38
A.34. Pre-Commisioning dan Commisioning............................................................ 38
8-2
1. Material ............................................................................................................... 77
2. Pemasangan ........................................................................................................ 79
3. Pengukuran dan Pembayaran ............................................................................. 80
G. PEKERJAAN PENGADAAN PIPA, PEMASANGAN PIPA, TEST HIDROLIS DAN PROPERTY
(HOUSE CONNECTION) ............................................................................................ 80
G.1. PENGADAAN PIPA ............................................................................................ 80
1. Material ............................................................................................................... 80
8-3
J.4 Pengukuran dan Pembayaran .......................................................................... 134
8-4
BAB VIII
Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus dibaca bersama-sama dengan
gambar-gambar yang keduanya menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan. Istilah
pekerjaan mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan dan material yang harus
dipadukan dalam konstruksi-konstruksi yang diperlukan menurut dokumen-dokumen
kontrak serta semua tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang dan menjalankan
peralatan dan material tersebut. Spesifikasi untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dan
material yang harus disepakati harus diterapkan baik pada bagian dimana spesifikasi
tersebut ditemukan maupun bagian-bagian lain dari pekerjaan dimana pekerjaan atau
material tersebut dijumpai.
8-5
Gambar A.1 Papan Nama Proyek
NAMA PAKET :
NOMOR KONTRAK :
NILAI KONTRAK :
LOKASI :
WAKTU PELAKSANAAN :
TANGGGAL MULAI :
TANGGAL SELESAI :
SUMBER DANA :
KONTRAKTOR :
KONSULTAN PENGAWAS :
8-6
1. Penyedia wajib menetapkan dan menempatkan seorang Kepala Pelaksana
berpendidikan S1 Teknik Lingkungan/Penyehatan yang memiliki SKA yang cakap
untuk memimpin dan bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan pekerjaan
dan memiliki pengalaman sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun dalam
pelaksanaan pekerjaan sejenis. Penetapan ini harus dikuatkan dengan surat
pengangkatan resmi dari Penyedia ditujukan kepada Direksi Teknis/Lapangan.
2. Selain Kepala Pelaksana Penyedia harus menempatkan tenaga ahli yang diperlukan
sesuai dengan lingkup pekerjaan.
3. Tenaga ahli dimaksud minimal terdiri:
a. Satu orang Tenaga Ahli Struktur Engineer.
b. Satu orang Tenaga Ahli Quantity Engineer.
c. Satu orang Tenaga Ahli Geoteknik.
d. Satu orang Tenaga Ahil Sistem Manajemen Mutu.
e. Satu orang Tenaga Ahil K3 Konstruksi, dan
f. Satu orang Tenaga Ahil Teknik Jalan Raya.
Masing-masing tenaga ahli tersebut harus memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) dan
berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan sejenis sekurang-kurangnya 8
(delapan) tahun.
4. Selain pelaksanaan, Penyedia diwajibkan pula memberitahu secara tertulis kepada
Direksi Teknis/ Lapangan susunan Organisasi Lapangan lengkap dengan nama dan
jabatannya masing-masing.
5. Bila dikemudian hari menurut tim Direksi Teknis/Lapangan, Pelaksana kurang
mampu melaksanakan tugasnya, maka Penyedia akan diberitahu secara tertulis
untuk mengganti pelaksananya.
6. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya surat pemberitahuan, Penyedia
sudah harus menunjuk pelaksana baru sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan.
A.7. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
1). Umum.
Penyedia wajib menyelenggarakan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:
05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
1. Penyedia wajib menyusun tingkat risiko kegiatan yang akan dilaksanakan untuk
dibahas dengan PPK sebagaimana yang disusun pada awal kegiatan.
2. Penyedia wajib membuat RK3K dengan ketentuan sebagai berikut :
8-7
a. Dibuat pada awal kegiatan.
b. Harus mencantumkan kategori resiko pekerjaan yang telah ditentukan
bersama PPK.
c. Pada awal dimulainya kegiatan, Penyedia mempresentasikan RK3K kepada
Pejabat Pembuat Komitmen untuk mendapat persetujuan.
d. Tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian yang memang perlu dilakukan
kaji ulang) dilakukan setiap bulan secara berkesinambungan selama
pelaksanaan pekerjaan konstruksi berlangsung.
3. Penyedia wajib melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada setiap paket pekerjaan yang
mempunyai risiko K3 tinggi atau melibatkan sekurang-kurangnya Petugas K3
Konstruksi pada setiap paket pekerjaan yang mempunyai risiko K3 sedang dan
kecil.
4. Melakukan kerja sama untuk membentuk kegiatan SMK3 Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum bila ada dua atau lebih Penyedia yang bergabung dalam satu
kegiatan.
5. Penyedia melapor ke Dinas Tenaga Kerja dan Jamsostek setempat sesuai
ketentuan yang berlaku.
6. Penyedia wajib membuat Laporan Rutin Kegiatan P2K3 ke Dinas Tenaga Kerja
setempat dan tembusannya disampaikan kepada PPK.
7. Penyedia wajib melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum.
8. Penyedia wajib membuat rangkuman aktifitas pelaksanaan SMK3K bidang
pekerjaan umum sebagai bagian dari dokumen serah terima kegiatan pada
akhir pekerjaan.
9. Penyedia wajib melaporkan kepada PPK dan Dinas Tenaga Kerja setempat
tentang kejadian berbahaya, kecelakaan kerja konstruksi dan penyakit akibat
kerja kosntruksi yang telah terjadi pada kegiatan yang dilaksanakan.
10. Penyedia wajib menindaklanjuti surat peringatan yang diterima dari PPK.
11. Penyedia wajib melakukan pengendalian resiko K3 Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum yang meliputi: inspeksi tempat kerja, peralatan, sarana
pencegahan kecelakaan konstruksi sesuai dengan RK3;
12. Penyedia yang melaksanakan pekerjaan tingkat resiko tinggi wajib memiliki
sertifikat K3 perusahaan yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi yang telah
diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN);
13. Penyedia wajib melaksanakan seluruh ketentuan K3 sesuai dengan ketentuan-
ketentuan sebagaimana diatur dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
8-8
14. Penyedia wajib menghitung dan memasukkan biaya penyelenggaraan SMK3
Konstruksi bidang PU. Besarnya biaya penyelenggaraan SMK3 tidak tercantum
dalam RAB dan diambil dari keuntungan/overhead Penyedia;
15. Penyedia wajib menindak lanjuti surat peringatan yang diterima oleh PPK;
16. Penyedia bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja apabila tidak menyelenggarakan SMK3 Konstruksi Bidang PU
sesuai dengan RK3K;
17. Penyedia wajib mengikutsertakan pekerjanya dalam program perlindungan
tenaga kerja selama kegiatan pekerjaan konstruksi;
18. Penyedia wajib melakukan pengendalian resiko K3 konstruksi, termasuk
inspeksi meliputi:
a. Tempat kerja;
b. Peralatan kerja;
c. Cara kerja;
d. Alat Pelindung Kerja;
e. Alat Pelindung Diri;
f. Rambu-rambu; dan
g. Lingkungan kerja konstruksi sesuai dengan RK3K
2). Persyaratan.
Penyedia Jasa harus memenuhi syarat–syarat dan undang–undang yang berlaku
didalam Negara Republik Indonesia selama berlakunya Kontrak, yang
menyangkut syarat–syarat keselamatan kerja, kesehatan dan kesejahteraan dari
karyawan Penyedia Jasa, Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa harus mematuhi
peraturan keselamatan kerja dari Departemen Tenaga Kerja yang berlaku.
Penyedia Jasa pemenang pemilihan wajib melakukan program prosedur
Kesehatan Keselamatan Kerja K3/ Health Safety Environment HSE, perawatan
dan pengobatan darurat, dukungan/ rujukan puskesmas/ Rumah Sakit terdekat
termasuk dokter dan perawat.
Syarat–syarat yang perlu diperhatikan:
• Semua pekerjaan galian hendaknya ditopang benar–benar agar tidak runtuh,
kemiringan galian disesuaikan dengan kondisi tanah agar tidak runtuh, tebing
galian dilindungi agar tidak terkena air hujan langsung, menanggulangi air
tanah dan dibagian atas tebing galian diberi pagar pengaman sementara dan
tanda–tanda peringatan yang sesuai.
8-9
• Semua pekerja yang melaksanakan, mengunjungi atau memeriksa sesuatu
bagian dari pekerjaan hendaknya diberi dan diharuskan memakai
perlengkapan pengaman yang sesuai seperti: topi lapangan (helmet), sepatu
lapangan (safety shoes), alat pelindung pernafasan (masker), pelindung api
las, kaca mata dan sarung tangan, rompi dan alat pelindung lain yang
dinyatakan perlu oleh Direksi Pekerjaan.
• Kemudahan akses yang aman bagi pelaksana dan pengawas dalam
pelaksanaan pekerjaan dan pengawasan.
3). Pembayaran
Besarnya biaya manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sudah
diperhitungkan dalam penawaran dan termasuk dalam nilai kontrak.
A.8. Keamanan Kerja
1. Pelaksanaan
a. Penyedia diwajibkan menjaga keamanan terhadap barang-barang milik Proyek,
Direksi Teknis/Lapangan dan milik pihak ketiga yang ada di lapangan baik
terhadap pencurian maupun pengrusakan.
b. Untuk maksud-maksud tersebut Penyedia diharuskan membuat pagar
pengamanan.
c. Pagar pengaman dimaksud minimal terbuat dari seng gelombang dengan
rangka kayu yang kuat.
d. Bila terjadi kehilangan atau kerusakan barang-barang atau pekerjaan, tetap
menjadi tanggung jawab Penyedia dan tidak dapat diperhitungkan dalam biaya
pekerjaan tambah atau pengunduran waktu pelaksanaan.
e. Apabila terjadi kebakaran, Penyedia bertanggung jawab atas akibatnya, untuk
itu Penyedia harus menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap pakai,
ditempatkan di tempat-tempat yang strategis dan mudah dicapai.
2. Pengukuran dan Pembayaran
Pagar Pengamanan diukur dalam satuan linear meter (m) yang terdapat dalam
Daftar Kuantitas item I. Biaya Umum sub item 3. Direksi Keet dan 8. Stock Yard,
Gudang Semen & Peralatan dan Bedeng Pekerja.
Pembayaran untuk Pagar Pengaman dibayar berdasarkan sertifikat yang
dikeluarkan oleh Direksi Pekerjaan bahwa Direksi Keet serta Stock Yard, Gudang
Semen & Peralatan dan Bedeng Pekerja telah lengkap dibangun termasuk Pagar
Pengamanan.
A.9. Penyediaan Air Kerja, Tenaga Listrik dan Penerangan
1. Pelaksanaan
8 - 10
a. Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung,
Penyedia harus memperhitungkan biaya penyediaan air bersih guna
keperluan air kerja, air minum untuk pekerja dan air kamar mandi.
b. Air yang dimaksud adalah bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumber air,
serta pengadaan dan pemasangan pipa distribusi air tersebut bagi keperluan
pelaksanaan pekerjaan dan untuk keperluan Kantor Proyek, kantor Penyedia,
kamar mandi/ WC atau tempat-tempat lain yang dianggap perlu.
8 - 11
d. Paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia harus
menyerahkan gambar kerja (shop drawing) kepada pihak Direksi Teknis/
Lapangan sebanyak 3 (tiga) rangkap, termasuk perhitungan-perhitungan yang
berhubungan dengan gambar tersebut.
e. Gambar kerja untuk semua pekerjaan harus senantiasa disimpan di lapangan.
Gambar-gambar tersebut harus berada dalam kondisi baik, dapat dibaca dan
merupakan hasil revisi terkahir. Penyedia juga harus menyiapkan gambar-
gambar yang menunjukan perbedaan antara gambar rencana dan gambar kerja.
Semua biaya untuk itu menjadi tanggung jawab Penyedia.
A.11. Ukuran-Ukuran
Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran sebenarnya dan gambar
tersebut adalah gambar berskala. Jika terdapat perbedaaan antara ukuran dan
gambarnya, maka Penyedia harus segera meminta pertimbangan dan persetujuan
dari Direksi Teknis/ Lapangan untuk menetapkan mana yang benar.
A.12. Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan, Mesin dan Personil
1. Pelaksanaan
a. Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan baik berupa alat-alat kecil
maupun besar, harus disediakan oleh Penyedia dalam keadaan baik dan siap
pakai, sebelum pekerjaan fisik yang bersangkutan dimulai antara lain:
- Mesin pengaduk beton dan mesin penggetar
- Mesin pemadat/compactor
- Peralatan pengelasan dan pendukungnya.
- Crane
- Perlengkapan penerangan untuk keamanan dan kerja lembur.
- Peralatan lainnya yang nyata-nyata diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
b. Penyedia harus menjaga ketertiban dan kelancaran selama perjalanan alat-alat
berat yang menggunakan jalanan umum agar tidak mengganggu lalu-lintas.
c. Direksi Teknis/Lapangan berhak memerintahkan untuk menambah peralatan
atau menolak peralatan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi persyaratan.
b. Demobilisasi.
Pengukuran dan pembayaran untuk demobilisasi dibuat dalam harga Lump
Sum yang terdapat dalam Daftar Kuantitas item I. Biaya Umum Sub item 1.
Mobilisasi dan Demobilisasi peralatan, mesin dan personil.
c. Semua peralatan dan material harus disuplai dengan urutan dan waktu
sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan
dengan memperhitungkan jadwal untuk pekerjaan lainnya.
A.14. Dokumen dan Jaminan Kualitas
a. Penyedia diharuskan untuk menyerahkan jaminan kualitas dari bahan – bahan
utama yang akan dipasang dari instansi yang berwenang untuk mengeluarkan
jaminan.
b. Penyedia harus melampirkan gambar serta brosur asli dari pabrik dalam
dokumen penawarannya, yang menggambarkan ukuran dan spesifikasi teknis
dari material yang digunakan pada pemasangan pipa.
A.15. Contoh-Contoh Material
a. Contoh-contoh material harus segera ditentukan dan diambil dengan cara
pengambilan contoh menurut Acuan Normatif yang disetujui Direksi
Teknis/Lapangan. Contoh-contoh harus menggambarkan secara nyata kualitas
material yang akan dipakai pada pelaksanaan pekerjaan.
b. Contoh-contoh yang telah disetujui Direksi Teknis/ Lapangan harus disimpan
terpisah dan tidak tercampur atau terkotori yang dapat mengurangi kualitas
material tersebut. Penawaran Penyedia harus sudah termasuk biaya yang
diperlukan untuk pengujian material.
c. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan barang/ material yang disetujui sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan tidak tersedia di pasaran maka penyedia dapat
mengajukan alternatif barang/ material dengan kualitas yang sama dengan
spesifikasi yang ditentukan, dengan persetujuan Direksi Teknis/ Lapangan.
A.16. Perlindungan Terhadap Cuaca
8 - 14
1. Pelaksanaan
A.Pengukuran
a. Penyedia harus melakukan pengukuran kembali di lapangan, dan
menggambarkan kembali sesuai kondisi real di lapangan (shop drawing).
b. Pengukuran harus dilakukan oleh tenaga ahli dalam bidangnya dan
berpengalaman.
c. Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada Direksi Teknis/ Lapangan agar dapat
ditentukan sebagai pedoman atau referensi dalam melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan gambar rencana dan persyaratan teknis.
d. Jika pada saat pengukuran terjadi keraguan, maka hal ini harus ditanyakan
kepada Direksi Teknis/ Lapangan.
B. Pematokan
a. Penyedia harus mengerjakan pematokan untuk menentukan posisi jalur pipa
dan peil/elevasi pipa sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini seluruhnya
harus mendapat persetujuan Direksi Teknis/ Lapangan terlebih dahulu sebelum
memulai pekerjaan selanjutnya. Direksi Teknis/ Lapangan dapat melakukan
revisi pemasangan patok terse
but bila dipandang perlu. Penyedia harus mengerjakan revisi tersebut sesuai
dengan petunjuk Direksi Teknis/ Lapangan.
b. Sebelum memulai pekerjaan pemasangan patok, Penyedia harus
memberitahukan kepada Direksi Teknis/ Lapangan sekurang-kurangnya 2 (dua)
hari sebelumnya,sehingga Direksi Teknis/ Lapangan dapat mempersiapkan
segala sesuatu yangdiperlukan untuk melakukan pengawasan.
c. Pekerjaan pematokan yang telah selesai, diukur oleh Penyedia untuk
mendapatpersetujuan Direksi Teknis/ Lapangan. Hanya hasil pengukuran yang
telah disetujuiDireksi Teknis/ Lapangan yang dapat digunakan sebagai dasar
untuk pembayaran pekerjaan. Penyedia wajib menyediakan alat-alat ukur
dengan perlengkapannya, juru ukur serta pekerjaan lain yang diperlukan oleh
Direksi Teknis/ Lapangan untuk melakukan pemeriksaan/ pengujian hasil
pengukuran.
d. Semua tanda-tanda di lapangan yang diberikan oleh Direksi Teknis/ Lapangan
atau dipasang sendiri oleh Penyedia harus tetap dipelihara dan dijaga dengan
baik oleh Penyedia. Apabila ada yang rusak harus segera diganti dengan yang
baru dan meminta kembali persetujuan dari Direksi Teknis/ Lapangan. Bila
terdapat penyimpangan dari gambar rencana, Penyedia harus mengajukan 3
(tiga) rangkap gambar penampang dari daerah yang dipatok tersebut. Direksi
Teknis/Lapangan akan membubuhkan tanda tangan persetujuan dari
pendapat/ revisi pada satu copy gambar tersebut dan mengembalikannya
kepada Penyedia. Setelah diperbaiki Penyedia harus mengajukan kembali
gambar hasil revisinya. Gambar-gambar tersebut harus dibuat agar
memungkinkan untuk direproduksi. Semua gambar gambar yang telah disetujui
8 - 15
harus diserahkan kepada Direksi Teknis/ Lapangan dalam bentuk asli dan 2
(dua) copy. Ukuran dan huruf yang digunakan pada gambar tersebut harus
sesuai dengan ketentuan Direksi Teknis/ Lapangan.
2. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan kuantitas yang dibayar adalah dalam satuan lump sum (ls) yang
dibayarkan secara merata sepanjang periode pelaksanaan pekerjaan untuk
seluruh kegiatan survey dan pendataan yang dilakukan dan pelaporan yang
diserahkan kepada Direksi Pekerjaan, sesuai harga satuan yang diajukan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.
Pembayaran meliputi kompensasi penuh untuk seluruh transportasi, peralatan,
tenaga kerja, material, pelaksanaan survey, pemeriksaan, survey bangunan,
biaya kalibrasi alat survey, gambar-gambar, pelaporan dan seluruh pekerjaan
yang diperlukan untuk melengkapinya.
Total seluruh pembayaran tidak boleh lebih besar dari harga lump sum yang
terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
8 - 16
barrier beton atau dari plastik yang diisi air dan perlengkapan lalu lintas
lainnya dan harus menyediakan bendera dan petunjuk lalu lintas dengan cara
lain sepanjang ZONA kerja pada setiap saat selama Periode Pelaksanaan.
Manajemen lalu lintas harus dilakukan sesuai dengan perundangan dan
peraturan yang berlaku.
c) Semua pengaturan lalu lintas yang disediakan dan dipasang oleh Penyedia
harus dikaji oleh Direksi Pekerjaan agar sesuai dengan ukuran, lokasi,
reflektifitas (daya pantul), visibilitas (daya penglihatan), kecocokan, dan
penggunaan yang sebagaimana mestinya sesuai dengan kondisi kerja yang
khusus.
d) Pada lokasi dimana secara umum kondisi jalan padat sepanjang hari, Penyedia
hanya akan diijinkan untuk menggali parit dan memasang pipa selama malam
hari dari jam 20:00 PM sampai 04:00 PM pada hari berikutnya. Operasi atau
kegiatan komersial normal pada area tersebut tidak terganggu.
2. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan
a) Penutupan Jalan yang Diperbolehkan
Daerah konstruksi dibagi dalam daerah kerja dimana daerah kerja ini dibagi
lagi dalam zona kerja. Pekerjaan diperbolehkan dilaksanakan secara simultan
dengan daerah kerja dan zona kerja dalam jumlah tertentu.
b) Implementasi Pekerjaan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
Jika pada setiap saat, Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa ketentuan yang
sebagaimana mestinya untuk pengendalian lalu lintas yang aman tidak
disediakan, tidak dipelihara atau tidak dilaksanakan sesuai lingkup dari RMKL,
Direksi Pekerjaan dapat membatasi operasi Penyedia yang mempengaruhi
situasi semacam ini sampai penyesuaian yang diperlukan telah dilaksanakan.
Direksi Pekerjaan dapat juga menangguhkan seluruh pekerjaan sampai
penyesuaian tersebut dicapai.
Bilamana keselamatan umum atau karyawan Penyedia diabaikan secara serius
dan dengan sengaja oleh Penyedia, Direksi Pekerjaan dapat melakukan
tindakan perbaikan yang sepadan dan memotong biaya dari hak Penyedia
sebagai kompensasi kerugian dari jumlah yang dibayarkan kepada Penyedia.
Semua personil paling sedikit berusia 18 tahun, dan Personil harus
mengenakan baju yang reflektif, sepatu safety boot dan helm kerja pada
setiap saat selama jam kerja di dalam daerah kerja. Dalam pelaksanaan
pekerjaan harus berkoordinasi dengan pihak kepolisian.
Operasi pada malam hari harus diterangi dengan lampu dan atau sistem
reflektif yang disetujui Direksi Pekerjaan. Sistem penerangan harus
ditempatkan dan dioperasikan sedemikian agar dapat menghindarkan sorot
cahaya terhadap pengguna jalan yang mendekati lokasi tersebut. Lampu pijar
tidak diperkenankan.
Penyedia harus menyediakan personil untuk melakukan pengawasan
8 - 17
berkesinambungan terhadap operasi pengendalian lalu lintasnya. Personil
tersebut harus tersedia baik siang maupun malam untuk menanggapi
panggilanjika ada kerusakan antara lain terhadap barikade, lampu, rambu-
rambu,baik karena vandalisme atau kecelakaan lalu lintas. Penyedia harus
memberitahu identitas personil tersebut kepada Direksi Pekerjaanmaupun
pejabat lalu lintas setempat (termasuk polisi) di tempat kerja.
c) Bahan dan Peralatan
Semua bahan dan peralatan yang disediakan untuk implementasi kegiatan-
kegiatan manajemen dan keselamatan lalu lintas harus disediakan oleh
Penyedia dan tetap menjadi miliknya pada akhir periode kontrak.
Pengaturan lalu lintas harus dibuat sedemikian hingga perlengkapan tersebut
tidak boleh merusak atau melukai kendaraan atau pengguna jalan jika
tertabrak atau terjungkal dan harus tetap stabil dan berdiri di tempat ketika
diterpa angin.
d) Koordinator Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (KMKL)
Penyedia harus menyediakan tenaga Koordinator Manajemen dan
Keselamatan Lalu Lintas (KMKL) yang memenuhi syarat dan memadai, dengan
pengalaman yangsesuai minimum 3 tahun dalam tugas-tugas semacam ini dan
staf yang diperlukan (jumlah minimum 2 orang) yang dibawahinya untuk
seluruh pengendalian dari manajemen dan keselamatan lalu lintas, termasuk
koordinasi dengan pejabat lalu lintas setempat yang bertanggung jawab
sesuai yuridiksi Daerah Kerja, sedemikian hingga dapat memperkecil
halangan, resiko keselamatan dan memperlancar aliran lalu lintas yang
melalui daerah konstruksi dan melalui jalan-jalan pengalihan yang sesuai dan
disetujui. Pemilihan KMKL harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
KMKL harus secara aktif berpartisipasi dalam semua rapat reguler maupun
khusus dengan Direksi Pekerjaan. KMKL harus siap sedia pada setiap saat (24
jam per hari,7 hari per minggu) melalui komunikasi bergerak untuk kesulitan-
kesulitan, keadaan darurat, dan hal-hal lain dari lalu lintas dan manajemen
keselamatan dalam seluruh waktu dari pekerjaan.
KMKL adalah individu yang akan ditujuk oleh Direksi Pekerjaan atas semua
permintaan yang berhubungan dengan hal-hal manajemen dan keselamatan
lalu lintas. KMKL mempunyai wewenang untuk mengambil keputusan dan
berkoordinasi dengan personil Penyedia untuk hal-hal manajemen dan
keselamatan lalu lintas.
Tugas-tugas KMKL harus mencakup berikut ini:
1) Memahami persyaratan kontraktual, termasuk denah, spesifikasi, dan
lingkungan di mana pekerjaan sipil akan dilaksanakan;
2) Menginspeksi rutin terhadap kondisi dan keefektifan dari pengaturan lalu
lintas yang digunakan dalam kegiatan dan memastikan bahwa
perlengkapan tersebut berfungsi sebagaimana mestinya, bersih, dapat
8 - 18
dilihat dan memenuhi spesifikasi, denah, serta peraturan-peraturan
setempat;
3) Meninjau dan mengantisipasi kebutuhan atas pengaturan lalu lintas yang
sesuai, memberi pendapat kepada Direksi Pekerjaan tentang hal-hal
terkait, dan memastikan bahwa RMKL telah diimplementasikan untuk
pergerakan lalu lintas yang aman dan efisien;
4) Mengkoordinasikan pemeliharaan dari pengoperasian lalu lintas dengan
Direksi Pekerjaan;
5) Melakukan rapat keselamatan lalu lintas dengan kepolisian setempat
sebelum pelaksanaan pekerjaan dan rapat berkala yang dianggap perlu
atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Direksi Pekerjaan
harus diberitahu sebelumnya untuk menghadiri rapat-rapat ini.
e) Penutupan Jalan yang Tidak Sah
Semua penutupan dini atas jalan atau lajur di luar waktu yang ditetapkan
dapat dikategorikan sebagai penutupan jalan yang tidak sah.
Semua penutupan total jalan tanpa suatu jalan pengalihan yang pantas harus
dipandang sebagai penutupan jalan yang tidak sah dan Penyedia harus
menanggung segala tuntutan yang timbul dari pihak ketiga.
f) Akses Menuju Daerah Kerja
Penyedia harus menggunakan sebuah Kendaraan Penghantar ketika
memasuki atau meninggalkan daerah kerja sampai jalan tersebut dibuka
untuk lalu lintas. Penyedia harus menyediakan fasilitas yang sama untuk
Personil Direksi Pekerjaan dan Pemilik Proyek.
Manuver ini (memasuki dan meninggalkan daerah kerja) harus dilaksanakan
dengan aman sehingga memperkecil resiko terhadap para pekerja dan
pengguna jalan.
g) Kejadian Khusus dan Hari Libur
Direksi Pekerjaan mencadangkan haknya untuk tidak mengijinkan penutupan
jalan. Penyedia harus mempertimbangkan kejadian semacam ini dalam
rencana kerjanya.
Bilamana terjadi Kejadian Kahar, Direksi Pekerjaan dapat juga membatalkan
penutupan jalan.
h) Penutupan Lajur/Jalan dengan Menggunakan Tanda Visual
Penutupan lajur dengan menggunakan tanda visual harus dilakukan sesuai
dengan detil-detil dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.
i) Penutupan Jalan Keluar/Masuk pada Jalan Raya
Penutupan jalan keluar/masuk pada jalan raya harus dilakukan sesuai dengan
detil- detil dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
8 - 19
Pekerjaan.
j) Penutupan Jalan Keluar/Masuk pada Jalan dalam Kota
Penutupan jalan keluar/masuk pada jalan dalam kota harus dilakukan sesuai
dengan detil-detil dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.
k) Rambu-rambu untuk Pekerjaan Jalan
Penyedia harus menyediakan rambu jalan atau perlengkapan penanganan lalu
lintas. Penyediaan dan penempatan rambu ini sekurang-kurangnya harus
sesuai dengan pedoman Perambuan Sementara untuk Pekerjaan Jalan No. Pd-
T-12-2003. Penyedia harus menyediakan peralatan tersebut dalam waktu 48
jam dan memasang serta memelihara peralatan tersebut selama Periode
Pelaksanaan.
3. Pekerjaan Jalan Atau Jembatan Sementara
a) Umum
Penyedia harus menyediakan memelihara, dan membongkar semua jalan,
jembatan, jalan masuk dan sejenisnya yang diperlukan oleh Penyedia untuk
menghubungkan Penyedia dengan jalan umum pada saat Penyelesaian
Pekerjaan.
Jalan sementara ini harus dibangun sampai diterima Direksi Pekerjaan,
meskipun demikian Penyedia tetap harus bertanggung jawab terhadap setiap
kerusakan yang terjadi atau disebabkan oleh jalan sementara ini.
b) Lahan yang Diperlukan
8 - 20
d) Jalan Alih Sementara atau Detour
Pada area yang dapat diakses kendaraan, semua parit galian yang telah
dikembalikan setelah pemasangan pipa air limbah harus ditutup dengan
8 - 21
lapisan permukaan bata beton. Hal ini akan mengijinkan lalu lintas untuk
menggunakan area baru lebih cepat. Lapisan bata paving tetap dalam posisi
sampai tidak ada penurunan tanah (sub soil). Bata beton diletakkan dalam
pola pada lapisan pasir yang dipadatkan paling sedikit 0,15 m. Setelah 4
minggu, Penyedia diijinkan untuk memindahkan bata beton untuk digunakan
kembali.
Hanya kemudian permukaan jalan bisa dikembalikan sesuai aslinya, contoh
beton atau aspal.
5. Pengukuran Dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
dilakukan sesuai dengan item yang ada di dalam Daftar Kuantitas dan Harga item
I. Biaya Umum sub item 4. Manajemen Lalu Lintas. Pembayaran bulanan harus
memnuhi semua ketentuan. Bilamana Penyedia tidak memenuhi semua dari
ketentuan-ketentuan dari Pasal ini maka jenis pekerjaan yang tersebut tidak akan
dibayar bulan yang bersangkutan untuk Manajemen dan Keselamatan Lalu
Lintas.
Jumlah yang dibayarkan merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan,
semua bahan, semua peralatan, pekerja, perkakas dan biaya lainnya yang perlu
untuk pemasangan dan pemeliharaan semua pemasangan sementara.
Penyedia harus dibebani seluruh biaya aktual untuk semua pengoperasian
manajemen dan keselamatan lalu lintas yang dilaksanakan oleh Direksi Pekerjaan
atau pihak-pihak lain sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
8 - 23
1. Apabila dipandang perlu, Direksi Teknis/ Lapangan dapat mengadakan rapat-
rapat dengan mengundang Penyedia dan pihak-pihak tertentu yang berkaitan
dengan pembahasan dan permasalahan pelaksanaan pekerjaan. Semua hasil/
risalah rapat merupakan ketentuan yang bersifat mengikat bagi Penyedia.
2. Keputusan rapat yang disepakati dituangkan dalam berita acara dan
ditandatangani oleh seluruh pihak yang berkepentingan.
A.23. Prestasi Kemajuan Pekerjaan
8 - 24
g. Kejadian insiden/kecelakaan atau penyakit akibat kerja, jika ada, dan tindak
lanjutnya;
h. Catatan lain yang dianggap perlu.
2. Laporan Mingguan, yang berisi terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi
hasil kemajuan fisik pekerjaan mingguan, hasil inspeksi K3, mutu, dan lingkungan
termasuk tindak lanjutnya, serta catatan lain yang dianggap perlu.
3. Laporan bulanan dibuat oleh Penyedia, terdiri dari rangkuman laporan mingguan
dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan bulanan, termasuk hasil pelaksanaan
RK3K, program mutu dan lingkungan.
4. Untuk kelengkapan laporan, Penyedia dan Direksi Teknis wajib membuat foto-
foto dan video dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dan evaluasi pencapaian
sasaran K3, mutu dan lingkungan, termasuk rekomendasi untuk peningkatan
kinerja K3, mutu dan lingkungan.
5. Penyedia jasa harus menyampaikan film video yang telah di edit untuk durasi
waktu sekitar 60 menit seluruh tahapan pekerjaan utama dengan narasi bahasa
Indonesia. Video film harus dibuat oleh spesialis yang profesional dengan
pengalaman yang telah diketahui memproduksi film dokumentasi paling tidak 3
(tiga) tahun.
Dalam waktu 60 hari setelah SPMK, penyedia barang/jasa harus menyampaikan
kepada Direksi untuk persetujuan detail spesialis profesional yang diusulkan
untuk pembuatan video film dan untuk usulan program shooting lainnya.
Penyedia barang/jasa harus menunjukkan kepada Direksi demontrasi kemajuan
pengeditan rekaman video proyek dalam waktu 40 menit dari persiapan
pekerjaan sampai satu tahun setelahnya. Setelah rekaman film selesai dan
diterima oleh direksi, penyedia barang/jasa menyampaikan sebanyak 10
rekaman DVD atau media rekaman lainnya kepada Direksi.
6. Dokumentasi pelaksanaan pekerjaan minimal pada kondisi 0%, 25%, 50%, 75%
dan 100% atau sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan Direksi
Teknis/Lapangan.
7. Tidak ada item tersendiri untuk pembiayaan pembuatan laporan termasuk
rekaman video proyek. Biaya pembuatan laporan sudah diperhitungkan dalam
penawaran dan termasuk dalam nilai kontrak.
8. Dalam pembuatan dokumentasi harus berisi informasi mengenai jenis pekerjaan,
lokasi dan kondisi kemajuan pekerjaan.
A.26. Shop Drawing
1. Penyedia wajib membuat shop drawing yang terdiri dari gambar kerja lengkap
sesuai dengan kondisi lapangan untuk semua pekerjaan serta detail khusus yang
8 - 25
belum tercakup lengkap dalam gambar rencana atau yang diminta Direksi
Teknis/Lapangan. Shop drawing ini harus jelas mencantumkan dan
menggambarkan semua data yang diperlukan.
2. Semua dokumen gambar harus dibuat dengan menggunakan software CAD.
3. Shop drawing harus disetujui dahulu oleh Direksi Teknis/ Lapangan sebelum
pelaksanaan pekerjaan.
4. Biaya pembuatan shop drawing sudah diperhitungkan dalam penawaran dan
termasuk dalam nilai kontrak.
A.27. As Built Drawing
1. Setelah pekerjaan selesai Penyedia diharuskan menyerahkan As Build Drawing
yang menunjukan gambar yang terpasang disertai perubahannya bila ada paling
lambat 14 (empat belas) hari sebelum penyerahan akhir pekerjaan.
2. Semua dokumen gambar harus dibuat dengan menggunakan software CAD.
3. Dokumen pekerjaan terlaksana/terpasang (as built documents) yang diserahkan
kepada pengguna pekerjaan konstruksi pada saat serah terima akhir pekerjaan
adalah termasuk dokumen hasil proses manajemen risiko K3 Perancangan dan
Pelaksanaan serta SOP K3 Pemanfaatan Bangunan/ Konstruksi.
4. Apabila penyedia terlambat menyerahkan gambar pelaksanaan, maka PPK dapat
menahan sejumlah uang sesuai ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak.
5. Apabila penyedia tidak menyerahkan gambar pelaksanaan, maka PPK dapat
memperhitungkan pembayaran kepada penyedia sesuai dengan ketentuan
dalam syarat-syarat khusus kontrak.
6. Biaya pembuatan as built drawing sudah diperhitungkan dalam penawaran dan
termasuk dalam nilai kontrak.
A.28. Direksi Keet, Stock Yard, Gudang Semen & Peralatan, Bedeng Pekerja
1. Pelaksanaan.
Furniture Jumlah
8 - 27
Meja (1.5 m x 0.75 m) lengkap dengan 3 rak dan kunci lengkap 5
dengan kursi dengan sandaran tangan
Lampu duduk 5
Meja rapat (1.0 mx 1.8 m) 1
Kursi lipat untuk meja rapat 10
TV Plasma (40 inches) 1 set
LCD Proyektor dengan layar 1
Laptop PC 1
Desktop PC 1
Fasilitas internet berikut provider 1
Laser printer berwarna A3 1
AC 1 PK 4
Almari Gambar 4 laci dengan kunici 3
Almari gambar 1
White Board (1.8x0.9 m) 1
Ruang Istirahat untuk 6 orang 1
Dispenser air 1
Lemari es 1
Kitchen set 1
Set meja ping pong 1
8 - 28
mempertimbangkan kekurangan pengalaman personil pengelola dalam
operasi dan pemeliharaan.
c. Manual harus mencakup seperti nama dan lokasi pabrikan, kantor perwakilan
pabrik pembuat, pemasok terdekat, daftar lengkap semua gambar yang
berlaku, daftar suku cadang, dan daftar komponen untuk setiap komponen
dari salah satu item.
d. Daftar bagian komponen harus mencakup kode, nomor seri dan instruksi
lainnya dan sejauh mungkin harus dirinci untuk semua peralatan yang
disediakan.
e. Pemeliharaan yang dilakukan untuk barang-barang ini harus dijelaskan secara
rinci termasuk frekuensi inspeksi dan pelumasan yang direkomendasikan.
2. Pembayaran.
Besarnya biaya SOP dan Pelatihan sudah diperhitungkan dalam penawaran dan
termasuk dalam nilai kontrak.
A.30. Test Pit
1. Umum.
Test Pit dilakukan untuk mengetahui keberadaan utilitas di bawah permukaan
perkerasan atau badan jalan, terlebih apabila informasi mengenai keberadaan
utilitas tersebut kurang memadai. Test Pit dilakukan sesuai dengan tipe dan
peruntukannya sebagai berikut:
8 - 30
Penyedia dapat menggunakan mesin bor dengan pencucian (rotary wash
drilling). Pada lapisan dasar batu harus dibor menerus.
4. Pengujian yang Diperlukan pada Semua Lubang.
Standard penetration test (SPT) dan benda uji yang terganggu (Disturb Sample,
DS) pada Pengujian Pengeboran harus dilakukan sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. SPT dan DS harus diambil dengan interval
1 (satu) meter atau pada setiap perubahan strata tanah mana yang lebih kecil.
Elevasi muka air tanah harus dicatat untuk setiap lubang. Pada pengeboran
batu maka seluruh benda uji inti harus diambil dan disimpan dalam kotak
benda uji inti untuk pemeriksaan Direksi Pekerjaan.
Sondir (Dutch Cone Penetration Test, Dutch CPT) harus dilakukan untuk
mengukur tahanan ujung dan hambatan akibat gesekan dengan interval 0,2 m
sampai tahanan ujung maksimum sebesar 250 kg/cm2 dicapai atau mencapi
kedalaman 60 meter, atau sesuai denggan instruksi Direksi Pekerjaan.
5. Pencatatan Hasil Bor.
Jika diminta oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia harus menyediakan hasil bor yang
telah selesai pada hari kerja tesrsebut disertai informasi berikut ini :
a) Posisi bor dan nomor kode
b) Pengurangan elevasi puncak dari bor
c) Tanggal dan waktu pengeboran
d) Diameter bor
e) Jenis alat yang digunakan
f) Kedalaman di mana pengeboran diberi casing
g) Kedalaman setiap lapisan dari permukaan
h) Uraian strata
i) Kedalaman dan hasil dari pengujian
j) Elevasi muka air tanah tetap
k) Keterangan
Semua uraian dan klasifikasi tanah harus sesuai dengan “Prosedur Pengujian
Tanah, ASTM” dan “Unified Soil Classification System, USCS”.
6. Pengujian Lanjutan Yang Mungkin Diperlukan
Direksi Pekerjaan dapat meminta pengujian yang lebih terinci dari yang
diuraikan diatas pada setiap sisi jembatan jika ditemukan bahwa informasi
tersebut tidak memadai.
Bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, benda uji inti yang tak
terganggu harus diambil dalam lapisan tanah kohesif dengan menggunakan
tabung shelby.
Benda uji silinder yang disegel akan digunakan untuk pengangkutan dari
lapangan ke laboratorium.
3). Pengukuran dan Pembayaran
8 - 31
1. Pengukuran
Pengujian pengeboran diukur berdasarkan jumlah “titik” bor yang telah
dilakukan.
2. Pembayaran
Pembayaran akan dilakukan menurut kuantitas yang diukur diatas dan dengan
harga kontrak per titik bor untuk mata pembayaran yang terdapat dalam Daftar
Kuantitas dan Harga. Pembayaran harus sudah termasuk kompensasi penuh
untuk semua pengeboran, casing jika diperlukan, pengujian penetrasi dan
pengambilan benda uji, pencatatan dan penunjukkan hasil uji serta
penyimpanan benda uji sampai pembuangan benda uji disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
4). Informasi Geoteknik Paket SC-1 dan SC-2
Kota Pekanbaru ditutupi oleh batuan sedimen kuartener. Secara regional, formasi
ini (dari tua ke muda) diklasifikasikan sebagai: formasi minas (Qpmi); batuan
endapan yang lebih tua (Qp), dan batuan endapan muda (Qh).
Seperti ditunjukkan pada Gambar 1, sebagian besar wilayah proyek ditutupi oleh
batuan sedimen dengan formasi tua ke muda (Holocene, kurang dari 10.000
tahun), batuan endapan dan endapan sungai (Qpmi) yang terdiri dari kerikil, pasir,
tanah liat, vegetasi dan gambut. Sebagaimana dibahas kemudian, investigasi
lapangan dapat mencapai kedalaman 30 m tanpa kesulitan.
PENELITIAN LAPANGAN
8 - 32
Penelitian lapangan dilakukan antara 25 Februari 2018 dan 13 Maret 2018. Tiga rig
pengeboran, satu peralatan uji geser lapangan, dan rig sondir 2,5 ton dengan batang
dan alat pengambilan contoh tanah yang terkait, serta sumur uji dan satu peralatan
geo elektrik dimobilisasi ke lokasi untuk menunjang penelitian geoteknik.
Penelitian dilakukan pada 9 lubang bor, 10 lubang sondir, 5 uji geser lapangan, 3
sumur uji, dan 10 baris geo elektrik pada lokasi jaringan pipa air limbah, tes
permeabilitas lapangan dilakukan setelah pengeboran selesai di setiap lubang bor.
Pelaksanaan pengeboran menggunakan metode pengeboran kering dengan uji
penetrasi standar (SPT) pada interval 1,5 m mulai dari 1,0 m di bawah permukaan
tanah.
Sampel tak terganggu diambil pada tanah lempung.
Pekerjaan lapangan diawasi oleh tenaga ahli pengeboran yang mencatat strata yang
ditemui, memotret sampel dan memantau sondir, menguji lubang, menguji
kemiringan, pengukuran geo elektrik. Kedalaman lubang bor ditentukan melalui
konsultasi dengan ahli geoteknik MSMIP.
Ringkasan penelitian lapangan terdapat pada Tabel 1. Hasil penelitian lapangan
secara lengkap (Laporan final survey geoteknik Kota Pekanbaru) dapat dilihat pada
Lampiran A.
8 - 33
Tabel 1. Ringkasan Hasil Penelitian Lapangan
8 - 34
8 - 35
Tabel 1. Ringkasan Hasil Penelitian Lapangan (Lanjutan)
8 - 36
PENGUJIAN LABORATORIUM
Sampel yang dipilih diangkut ke Bandung untuk pengujian di geoteknik di laboratorium
GBO. Maksud dari tes ini adalah untuk mengkonfirmasi klasifikasi lapangan dan
menentukan bahan untuk menetapkan parameter geoteknik. Kadar air, berat unit alami,
berat unit kering, berat jenis, dan ukuran partikel yang dilakukan untuk semua jenis tanah.
Batasan atterberg, konsolidasi, kekuatan triaksial, dan uji geser langsung dilakukan untuk
sampel tanah kohesif.
Ringkasan pengujian laboratorium disediakan dalam Tabel 2.
8 - 37
A.32. Sosialisasi Kepada Masyarakat
1. Umum
Sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, dilakukan terlebih dahulu
koordinasi dan sosialisasi dengan instansi atau pihak-pihak terkait. Selain
koordinasi dan sosialisasi dengan pihak terkait juga dilakukan sosialisasi kepada
masyarakat sesuai rencana lokasi pekerjaan. Setelah pelaksanaan koordinasi dan
sosialisasi tersebut dilaksanakan maka diharapkan masyarakat dapat mengerti
dan sekaligus mendukung pelaksanaan pekerjaan sejak awal hingga selesai.
Penyelenggaraan koordinasi dan sosialisasi tersebut akan dilaksanakan oleh
pemilik proyek dibantu oleh Penyedia dan konsultan pengawas.
2. Pembayaran
Besarnya biaya Sosialisasi kepada masyarakat sudah diperhitungkan dalam
penawaran dan termasuk dalam nilai kontrak.
A.33. Pengamanan Utilitas Eksisting (Bawah Tanah)
1. Umum.
Dalam melaksanakan pekerjaan, Penyedia harus mempertimbangkan dengan
cermat keberadaan utilitas bawah tanah seperti pipa PDAM, kabel listrik, pipa
gas, kabel telpon, drainase dll, dengan melakukan koordinasi dengan instansi
terkait untuk memperoleh data awal sepanjang lokasi pekerjaan dan
melakukan tes pit pada titik tertentu.
Apabila dalam pelaksanaannya terdapat utilitas bawah tanah yang rusak akibat
penggalian dan utilitas tersebut tidak diketahui keberadaan sebelumnya dan
dianggap penting untuk diperbaiki atau dipindahkan (relokasi) maka Direksi
Pekerjaan dapat mempertimbangkan biaya akibat pekerjaan tersebut dengan
melampirkan bukti-bukti yang dapat dipertanggung jawabkan.
2. Pengukuran dan Pembayaran.
Pengukuran dan pembayaran untuk pengamanan utilitas eksisting dibuat dalam
harga Lump Sum yang terdapat dalam Daftar Kuantitas item I. Biaya Umum
Harga lump sum untuk item ini dibayar berdasarkan sertifikat yang dikeluarkan
oleh Direksi Pekerjaan bahwa pelaksanaan pekerjaan pengamanan utilitas
eksisting telah dilaksanakan disemua lokasi sesuai dengan arahan Direksi
Pekerjaan.
Total seluruh pembayaran tidak boleh lebih besar dari harga lump sum yang
terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
A.34. Pre-Commisioning dan Commisioning
1. Umum.
8 - 38
Penyedia harus menyerahkan rencana pengujian, komisioning dan verifikasi yang
akan digunakan untuk menunjukkan/mendemontrasikan bahwa fasilitas
terpasang, peralatan, proses dan sistem, mampu berkinerja dengan baik secara
individu maupun sebagai bagian dari jaringan terpadu. Penyedia harus
menyampaikan rencana final kepada Direksi Pekerjaan/Lapangan untuk review
paling tidak 14 hari sebelum dimulainya pekerjaan komisioning.
2. Pengukuran dan Pembayaran.
Pengukuran dan pembayaran untuk pre-commissioning dan commissioning dibuat
dalam harga Lump Sum yang terdapat dalam Daftar
Harga lump sum untuk item ini dibayar berdasarkan sertifikat yang dikeluarkan
oleh Direksi Pekerjaan bahwa persiapan commissioning dan pelaksanaan
commissioning telah dilaksanakan dan berjalan lancar tidak ada kendala dan
permasalahan.
Total seluruh pembayaran tidak boleh lebih besar dari harga lump sum yang
terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
A.35. Pengecatan
1) Ketentuan-Ketentuan Pengecatan.
Untuk mendapatkan hasil pengecatan yang baik maka pengecatan perlu
memenuhi ketentuan-ketentuan pengecatan, jika menginginkan hasil yang
memuaskan.
Sedangkan ketentuan-ketentuan pengecatan mempunyai tujuan dan fungsi
pengecatan yaitu :
1. Tujuan dan fungsi pengecatan.
a. Untuk memberikan warna yang indah.
b. Untuk melindungi dan menjaga agar benda tersebut tidak mengalami proses
pelapukan atau menjadi rusak.
c. Untuk melindungi struktur dari pengaruh negatif alam cuaca.
d. Untuk menambah ketahanan kontruksi dari pengaruh panas.
2. Syarat-syarat bahan cat.
Sebagai bahan bangunan, cat harus memenuhi syarat-syarat didalam
penggunaannya, antara lain adalah :
a. Cat harus kering dalam waktu 15-20 menit.
b. Pengecatan harus dapat menghasilkan lapisan yang lengket, rata, kenyal,
melekat dengan baik, tidak menyerap debu, dan harus melekat dan
menutup dengan baik benda yang dicat.
8 - 39
3. Mutu cat.
Cat didalam pasaran telah diketahui mutunya oleh para pemakai. Cat yang baik
adalah cat yang setelah dipakai :
a. Tidak menimbulkan pecah-pecah.
b. Warnanya tidak luntur.
c. Harus dapat kering maksimum 20 menit.
d. Dapat menghasilkan lapisan cat yang lengket.
e. Bila diulaskan daapt menutup dengan rata.
f. Kenyal.
g. Melekat dengan baik.
h. Tidak menyerap debu.
i. Tahan terhadap iklim.
2) Pekerjaan Pengecatan
a. Benda yang akan dicat harus dipastikan sudah kering sebelum pengecatan
dilaksanakan.
b. Haluskan benda yang akan dicat menggunakan amplas.
c. Bila benda yang akan di cat adalah tembok yang masih sedikit basah, lapiskan
satu lapis isolasi vernis, tunggu sampai kering.
d. Lapiskan plamur dengan menggunakan pisau plamir (kafe), tunggu sampai
kering.
e. Haluskan tembok dengan amplas sampai halus.
f. Lapiskan beberapa lapis cat tembok
g. Pengecatan tembok lama :
- Hilangkan sebagian besar cat tembok yang lama, dengan cara dikerok atau
diampelas.
- Bersihkan tembok dengan air, tunggu sampai kering.
- Lapiskan plamur menggunakan kafe untuk meratakan, tunggu sampai kering.
- Haluskan dengan ampelas sampai halus.
- Lapiskan cat tembok sampai rata.
3). Pengukuran dan Pembayaran.
Pengukuran dan besarnya biaya pengecatan sudah diperhitungkan dalam
pekerjaan pembuatan pagar dan termasuk dalam nilai kontrak.
B. PEKERJAAN TANAH
B.1. Referensi dan Standar Sipil
8 - 40
Semua pekerjaan sipil mengacu kepada acuan normatif yang telah ada, antara lain:
SNI 07-0076-1987 Tali kawat baja.
SNI 03-0349-1989 Bata beton untuk pasangan dinding.
SNI 03-1738-1989 Panduan pengujian CBR lapangan
SNI 03-1742-1989 Metode pengujian kepadatan ringan untuk tanah.
SNI 03-1743-1989 Metode pengujian kepadatan berat untuk tanah.
SNI 03-1744-1989 Metode pengujian CBR laboratorium.
8 - 41
SNI 03-2458-1991 Metode pengambilan contoh untuk campuran beton segar.
SNI 03-2493-1991 Pembuatan dan perawatan benda uji beton di laboratorium.
SNI 03-2495-1991 Spesifikasi bahan tambahan untuk beton.
SNI 15-2530-1991 Metoda pengujian kehalusan Semen Portland.
SNI 15-2531-1991 Metode pengujian berat jenis Semen Portland.
SNI 03-2647-1992 Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan
gedung.
8 - 42
SNI 03-1729-2002 Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung.
SNI 03-2491-2002 Metode pengujian kuat tarik belah beton.
SNI 03-2835-2002 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah.
SNI 03-3449-2002 Tata cara perancangan campuran beton ringan dengan
agregat ringan.
SNI 03-6762-2002 Metode pengujian tiang pancang terhadap bahan lateral.
SNI 03-6796-2002 Metode pengujian untuk menentukan daya dukung tanah
dengan beban statis pada pondasi dangkal.
SNI 03-6806-2002 Tata cara perhitungan beton tidak bertulang struktural.
SNI 03-6812-2002 Anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan beton.
SNI 03-6814-2002 Tata cara pelaksanaan sambungan mekanis untuk tulangan
beton.
SNI 03-6817-2002 Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton.
SNI 03-6820-2002 Spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan adukan dan
plesteran dengan bahan dasar semen.
SNI 03-6861.2-2002 Spesifikasi bahan bangunan bagian B (bahan bangunan dari
besi/baja).
SNI 03-6880-2002 Spesifikasi beton struktural.
SNI 03-6882-2002 Spesifikasi motar untuk pekerjaan pasangan.
SNI 03-6889-2002 Tata cara pengambilan contoh agregat.
8 - 43
iv. Jadwal waktu pelaksanaan.
v. Pembuangan galian.
vi. Dan lain-lain yang berhubungan dengan pekerjaan galian.
c. Penggalian harus dilaksanakan sampai mencapai kedalaman sebagaimana
ditentukan dalam gambar-gambar. Dalam pelaksanaan galian harus sesuai
rencana dan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Direksi
Teknis/Lapangan.
8 - 44
Bahan-bahan untuk urugan harus dipilih dari tanah pilihan, dipadatkan
hingga tercapai 95% kepadatan kering maksimum menurut SNI-03-2828:
2011. Bahan untuk urugan umum harus dihampar berlapis dengan tebal
yang tidak melebihi 300 mm dimana ketebalan yang dimaksud adalah
sebelum pemadatan.
Pemadatan harus dilakukan dengan alat pemadat mekanis Stamper dan
untuk pekerjaan yang besar dapat dipakai Vibratory Roller, Tandem Roller
dan sebagainya, dengan kapasitas yang sesuai. Dalam proses pemadatan
diperlukan penyiraman air dengan alat Water Truck agar dicapai hasil
pemadatan yang maksimal sesuai standar.
b) Urugan Tanah Pilihan
Urugan tanah pilihan merupakan tanah galian yang diolah/dipilah atau tanah
yang dibeli dari luar, mengandung tanah liat (diameter dibawah 5 mikron)
kurang dari 30% berat. Tanah ini terdiri dari tanah mineral yang secara
substansial bebas dari bahan organik, humus, kayu, sampah dan bahan-
bahan lainnya yang tidak dapat dipadatkan dengan baik. Urugan pilihan tidak
boleh mengandung bebatuan lebih besar dari 50 mm dalam dimensi apapun.
c) Urugan Pasir
Urugan pasir harus yang merupakan pasir galian atau pasir yang dibeli dari
luar, mengandung lumpur dan tanah liat (diameter dibawah 75 mikron)
kurang dari 30% berat totalnya. Pasir ini terdiri dari pasir mineral secara
substansial bebas dari bahan organik, tanah atas, kayu, sampah dan bahan-
bahan lainnya yang tidak dapat dipadatkan dengan baik. Urugan pasir tidak
boleh mengandung bebatuan lebih besar daripada 50 mm dalam dimensi
apapun.
d) Urugan Butiran/Granular
Urugan butiran adalah kerikil deposit alam, yang terdiri dari partikel keras
dan tahan lama dari batu, berjenjang halus sampai kasar dalam gradasi
seragam yang wajar (5 ~ 50mm). Tidak boleh ada bebatuan yang lebih besar
daripada 100 mm dalam dimensi apapun.
Material ini harus bebas dari terak, abu, atau bahan merusak lainnya serta
mengandung tanah liat kurang dari 5% dari berat. Batu pecah dari berbagai
ukuran yang sama dan kualitas sebagai kerikil alami dapat diterima untuk
digunakan sebagai urugan butiran.
e) Urugan pasir untuk struktur dan alas pipa
Urugan pasir untuk struktur dan alas pipa harus pasir hasil galian atau dibeli
dari luar yang mengandung lumpur dan tanah liat (diameter dibawah 75
mikron) kurang dari 10% beratnya. Pasir ini terdiri dari pasir mineral yang
8 - 45
secara substansial bebas dari bahan organik, tanah atas, kayu, sampah dan
bahan pantas lainnya yang tidak dapat dipadatkan dengan baik. Tidak ada
bebatuan yang lebih besar daripada 50 mm dalam dimensi apapun yang
terkandung di dalam urugan pasir untuk struktur dan alas pipa. Apabila
kondisi lapangan tidak memungkinkan untuk memasang urugan pasir
sehingga mengakibatkan ketidakstabilan landasan pipa dan elevasinya maka
lapisan pasir harus ditambah dengan bantalan pipa beton sebagaimana
dijelaskan dalam Gambar.
5. Pembuangan Tanah Galian
Semua tanah galian yang tidak cocok untuk digunakan sebagai tanah urug
atau tanah berlebih harus dibuang ke tempat pembuangan yang disewa oleh
Penyedia tanpa pembayaran tambahan.
Pembuangan tanah galian keluar area pekerjaan pipa dan bekas galian
menggunakan Dump Truck. Tanah yang dibuang ditempat lokasi pembuangan
tanah yang disewa oleh Penyedia tidak boleh menumpuk dan harus diratakan
dengan memakai Bulldozer.
2). Pengukuran dan Pembayaran
1. Penggalian untuk pemasangan pipa dengan metoda parit terbuka (open
trench).
Pengukuran dilakukan dengan volume meter kubik (m³) sesuai dengan
dimensi yang ditunjukkan pada gambar atau sesuai dengan yang
diperintahkan oleh Direksi.
Pembayaran dilakukan dengan harga satuan sesuai Daftar Kuantitas dan
Harga, dan sudah termasuk biaya material, tenaga, peralatan, dan pekerjaan
terkait lainnya.
2. Penggalian untuk pemasangan maintenance hole.
Pengukuran dilakukan dengan volume meter kubik (m³) sesuai dengan
dimensi yang ditunjukkan pada gambar atau sesuai dengan yang
diperintahkan oleh Direksi.
Pembayaran dilakukan dengan harga satuan sesuai Daftar Kuantitas dan
Harga, dan sudah termasuk biaya material, tenaga, peralatan, dan pekerjaan
terkait lainnya.
3. Penggalian untuk pemasangan pipa dengan metoda Boring dan Jacking.
Tidak ada item tersendiri untuk pengukuran dan pembayaran galian tanah
dengan metode boring dan jacking.
8 - 46
Semua pembayaran galian tanah pemasangan pipa dengan metoda boring
dan jacking serta pekerjaan terkait lainnya sudah termasuk di dalam harga
satuan Daftar Kuantitas dan Harga.
4. Turap/Pengaman Galian dan Tonggak Penyangga untuk pipa air limbah dan
manhole.
Pengukuran Turap/Pengaman Galian dan Tonggak Penyangga diukur
berdasarkan satuan meter panjang (m1) sebagaimana terdapat dalam gambar
pemasangan pipa.
Pembayaran dilakukan dengan harga satuan sesuai Daftar Kuantitas dan
Harga, dan sudah termasuk biaya untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan
termasuk material, tenaga, peralatan, dan biaya terkait lainnya.
Tidak ada item pembayaran tersendiri untuk Turap/Pengaman Galian dan
Tonggak Penyangga pada pekerjaan penggalian manhole. Seluruh biaya yang
timbul sudah harus termasuk dan diperhitungkan di dalam pekerjaan
pemasangan manhole.
5. Urugan (material coarse agregat, material granular, material pasir urug) untuk
pipa parit terbuka dan manhole.
Pengukuran material urugan diukur dalam satuan m³ yang terdapat dalam
Daftar Kuantitas dan Harga item Pemasangan Pipa Sistem Galian Terbuka.
Pembayaran urugan dan pemadatan bahan urugan parit untuk keperluan
pemasangan pipa air limbah dan manhole sudah termasuk dan
diperhitungkan dalam biaya pekerjaan pemasangan pipa sistem galian
terbuka.
6. Urugan untuk manhole metode Bor Langsung dan Metode Jacking.
Tidak ada item pembayaran tersendiri untuk pekerjaan ini. Pembayarannya
sudah termasuk dan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan pemasangan
manhole metode Bor Langsung dan Metode Jacking.
7. Buangan Tanah Sisa Galian
Pengukuran pekerjaan buangan tanah sisa galian dalam satuan meter kubik
(m3) tanah terbuang dan disetujui Direksi Pekerjaan, dan pembayarannya
sesuai dengan harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
8 - 47
Pekerjaan galian untuk pemasangan pipa dan bangunan di bawah tanah
seringkali terganggu oleh adanya air tanah. Oleh karena itu sebelum galian
tanah untuk pekerjaan pipa dan bangunan bawah tanah dimulai, harus
menyiapkan peralatan pengeringan seperti Water Pump agar air tanah yang
ada tidak mengganggu proses pelaksanaan pekerjaan. Masalah galian dalam
lebih kritis bila kondisi tanah merupakan tanah lunak atau pasir lepas dalam
kondisi muka air tanah yang tinggi.
Sesungguhnya masalah dewatering dapat diartikan dalam 2 tinjauan. Yang
pertama adalah pengeringan lapangan kerja dari air permukaan (misalnya air
hujan atau air banjir yang masuk area galian). Yang kedua adalah karena
peristiwa rembesan yang mengakibatkan air berkumpul di area galian dan
mengganggu pekerjaan.
Metode dewatering yang dipilih tergantung beberapa faktor, antara lain : debit
rembesan air, jenis tanah, kondisi lingkungan sekitarnya, sifat tanah, air tanah,
ukuran dan dalam galian, daya dukung tanah, kedalam dan tipe pondasi, design
dan fungsi dari struktur, rencana pekerjaan.
b) Tujuan Pekerjaan Dewatering.
Tujuan dari dewatering adalah :
- Menjaga agar dasar galian tetap kering. Untuk mencapai tujuan tersebut
biasanya air tanah diturunkan elevasinya 0,5 – 1 m dibawah dasar galian
- Mencegah erosi buluh. Pada galian tanah pasir (terutama pasir halus dibawah
muka air tanah) rembesan air kedalam galian dapat mengakibatkan
tergerusnya tanah pasir akibat aliran air.
- Mencegah resiko sand boil. Pada saat dilaksanakan galian, maka perbedaan
elevasi air didalam dan diluar galian semakin tinggi
- Mencegah resiko terjadinya kegagalan upheave. Bila tekanan air dibawah
lapisan tanah lebih besar daripada berat lapisan tanah tersebut maka lapisan
tanah tersebut dapat terangkat atau mangalami failure
- Mencegah gaya uplift terhadap bangunan sebelum mencapai bobot tertentu.
Pada bangunan-bangunan yang memiliki basement, maka pada saat bobot
bangunan masih lebih kecil daripada gaya uplift dari tekanan air, dewatering
harus tetap dijalankan hingga bobot mati dari bangunan melebihi gaya uplift
tersebut.
- Mencegah rembesan
- Memperbaiki kestabilan tanah
- Mencegah pengembungan tanah
- Memperbaiki karakteristik dan kompaksi tanah terutama dasar
- Pengeringan lubang galian
- Mengurangi tekanan lateral
8 - 49
menawarkan pekerjaan wellpoints yang memiliki keunggulan yang
dikerjakan dengan relatif cepat dalam kondisi tanah apapun, dengan
peralatan yang sama digunakan untuk proyek skala besar & kecil.
Wellpoints terdiri dari tabung berdiameter kecil dengan slot di dekat bagian
bawah yang dimasukkan ke dalam tanah dari mana air yang ditarik oleh
sebuah vakum yang dihasilkan oleh pompa dewatering. Wellpoints biasanya
dipasang di bagian pusat dalam garis sepanjang atau di sekitar tepi
penggalian. Sebagaimana vakum yang terbatas, ketinggian air yang dapat
ditarik adalah terbatas pada sekitar 6 meter.
Untuk bekerja di kedalaman lebih jauh, Wellpoints dapat diinstal secara
bertahap, dengan yang pertama mengurangi tingkat air hingga lima meter,
dan tahap kedua, dipasang di tingkat yang lebih rendah, menurunkan lebih
lanjut. Umumnya wellpoints dianggap 'sekali pakai' yang terdiri dari dua
elemen penting, wellpoints & pipa permukaan.
Wellpoints diinstal baik menggunakan metode 'pengaliran' konvensional,
dimana memompa air pada tekanan tinggi (dipasok oleh pompa pengaliran
& / atau tekanan udara) melalui tabung baja yang ditempatkan secara
seksama, ditangguhkan oleh ekskavator. Wellpoints dapat diinstal dengan
menggunakan rig bor berongga kecil-putar atau batang. Pengeboran juga
memiliki keuntungan dari waktu instalasi yang cepat dan dalam proyek-
proyek air tanah di mana polutan tidak dapat hilang.
Biasanya lubang di setiap WellPoint ditempatkan dalam urutan 100mm
dengan diameter 150mm. Jarak dan kedalaman dari lubang tergantung pada
kondisi tanah dan persyaratan penarikan, tetapi biasanya adalah antara
1.0m dan 3.0m. Setelah terinstal, wellpoints individu digabungkan oleh suatu
kontrol untuk vakum header horisontal (kolektor) utama. Header utama
pada gilirannya dihubungkan ke pompa vakum 100mm/150mm sentrifugal
atau piston yang biasanya dapat menangani antara 25 sampai 60 wellpoints
per pompa. Tanah yang dihasilkan ini kemudian dipompa sepanjang pipa
untuk dibuang melalui tangki penyelesaian V-notch ke titik yang cocok.
3. Cut Off
Prinsip metode cut off adalah memotong aliran bidang air tanah melalui cara
mengurung daerah galian dengan dinding. Metode ini perlu
memperhitungkan dalamnya “D” tertentu agar tidak terjadi rembesan air
masuk ke dalam daerah galian.
Dinding cut off dapat menggunakan :
- Stell sheet pile (tidak dipakai sebagai struktur dinding permanen)
- Concrete diaphragma wall (sebagai struktur dinding permanen)
- Concrete secant pile (dapat dipakai sebagai dinding permanen)
Metode cut off dipilih apabila kondisi sama dengan pemilihan predrainage,
dinding cut off difungsikan juga sebagai penahan tanah atau sebagai dinding
8 - 50
bangunan. Penurunan MAT akan mengganggu / merugikan lingkungan
sekitarnya.
2) Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dalam harga satuan Lump Sum yang terdapat dalam Daftar Kuantitas
dan Harga.
Pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk semua mesin, tenaga
kerja, peralatan, bahan, perijinan, kompensasi kepada masyarakat dan semua
pekerjaan insidental yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
pengeringan/dewatering.
B.4. Shaft (Lubang Starting Pit dan Arriving Pit)
1. Pelaksanaan.
Desain shaft untuk mendorong dan menerima mesin bor terowongan harus
disiapkan dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk diperiksa dan disetujui
sebelum dimulainya konstruksi.
Lokasi shaft diputuskan dengan mempertimbangkan jarak pendorongan
berdasarkan justifikasi pengalaman Penyedia dan perhitungan rinci dari aplikasi,
posisi dari manhole dan kondisi lokasi pekerjaan seperti adanya utilitas, struktur,
bangunan dan lalu lintas.
Konstruksi dinding maupun tonggak penyangga shaft tidak boleh dibuat dari
bahan kayu atau papan kayu. Konstruksi dinding shaft maupun tonggak
penyangga haruslah terbuat dari material baja dengan dimensi yang mampu
menahan gerakan tanah, stabil, kedap dan memberikan resistensi terhadap
tahanan tanah akibat pendorongan pipa. Demikian juga dengan bagian dasar
shaft harus di perhitungkan sedekimian rupa dari gaya tekanan keatas oleh air
tanah.
Shaft harus dilengkapi dengan struktur plat baja (tebal min. 8 mm) dan karet
dengan ketebalan tidak kurang dari 25 mm untuk menjaga sedemikian rupa
sehingga tidak ada material ataupun air tanah yang masuk kedalam starting pit
ataupun arrival pit saat pekerjaan pemasangan pipa dengan metoda jacking yang
pada akhirnya menyebabkan kelongsoran dipermukaan tanah.
Penyedia harus melakukan perbaikan struktur tanah (soil improvement) di
sekitar shaft sehingga mampu menahan gaya dorong yang diperlukan saat
pemasangan pipa. Pemasangan dinding beton dengan penulangan dan susunan
plat baja sebagai pijakan yang mampu mengakomodir gaya dorong yang
diperlukan saat merencanakan panjang jacking.
Shaft harus dilengkapi sistem pengurasan yang memadai untuk menampung
rembesan air tanah.
Titik sumuran untuk pengurasan air atau untuk menstabilkan tanah yang
berdekatan dengan shaft di jalur mesin bor wajib digunakan oleh Penyedia atas
kebijakannya tanpa pembayaran tambahan.
8 - 51
2. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran pekerjaan shaft dalam satuan unit, dan pembayarannya sesuai
dengan harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
C. HORIZONTAL DIRECTIONAL DRILLING (HDD) DAN JACKING
Dokumen ini tidak menggantikan manual yang relevan yang ada atau standar. Penyedia
harus bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua aspek teknik yang relevan,
standar dan spesifikasi ditaati selama pelaksanaan pekerjaan dengan penggunaan
Microtunnelling dan Pipe Jacking.
C.1. Definisi
Sejumlah singkatan dan istilah teknis digunakan dalam spesifikasi ini:
Direksi - Orang atau perusahaan yang memberikan
pekerjaan yang harus dilakukan.
CCTV - Closed Circuit Television Penggunaan kamera
video untuk visual memeriksa instalasi.
Sering digunakan di mana manual tidak layak
atau memungkinkan.
Contingency Plan (CP) - Sebuah rencana untuk prosedur cadangan,
tanggap darurat, dan pemulihan pascabencana.
Penyedia - Orang atau perusahaan yang melakukan
Pekerjaan yang diperlukan.
MT - Microtunnelling, Cara menginstal layanan
saluran bawah tanah untuk akurasi tinggi
menggunakan mesin Microtunnelling.
Umumnya dipandu oleh laser dan paling sering
digunakan untuk instalasi aliran gravitasi
sistem, yaitu saluran pembuangan dan
stormwater atau layanan lain di mana akurasi
tinggi diperlukan.
MTBM - Microtunnelling Boring Machine. Peralatan
penggalian mekanik yang dioperasikan dari
jarak jauh, dapat dikendalikan, terhubung ke
dan mendorong maju dengan pipa jacked atau
batang/ bor mekanik.
Operator - orang terlatih yang sesuai atau memenuhi
syarat mengoperasikan mesin, instrumen, atau
peralatan lainnya.
Pipe jacking (PJ) - Cara untuk memasang pipa saluran
pembuangan yang berfungsi sebagai lapisan
konstruksi dan terowongan dukungan awal,
8 - 52
dipasang untuk stabilitas dan keamanan selama
konstruksi, dan sebagai pipa saluran
pembuangan. Pipa mendorong (atau
mendongkrak) membuat terowongan. Selokan
atau pipa pembawa mendorong maju sebagai
terowongan.
TBM atau Jacking Pipe Machine - Tunnel Boring Machine. Peralatan penggalian
mekanik yang dikendalikan, dipandu dan
diartikulasikan, terhubung ke dan didorong
oleh pipa jacked.
Spesifikasi - Sebuah dokumen yang menentukan, secara
lengkap, tepat, cara diverifikasi, persyaratan,
desain, perilaku, atau karakteristik lain dari
sistem, komponen, produk, hasil, atau layanan
dan juga sering disebut prosedur untuk
menentukan apakah ketentuan tersebut telah
memuaskan.
Standar - Sebuah dokumen yang menyediakan kriteria
teknis, metode dan proses. Menetapkan norma
rekayasa.
Pekerjaan - Proyek atau tugas yang harus diselesaikan oleh
Penyedia atas nama Direksi.
Benchmark (BM) - Titik yang teridentifikasi koordinat x, y dan
elevasi z dipasang dan dibangun di lapangan
sebagai titik acuan dalam perencanaan dan
pelaksanaan/ konstruksi.
HSE - Health Safety Envireonment
K3 - Kesehatan Kelemamatan Kerja
C.2. Spesifikasi Format
Berdasarkan spesifikasi ini, format digunakan dalam mengerjakan lingkup pekerjaan
spesifik dan/ atau spesifikasi. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk kemudahan
Penyedia oleh pengguna jasa/ industri menggunakan spesifikasi ini.
C.3. Submittal
Penyedia harus menyerahkan dokumentasi dan pelelangan sesuai dengan submittal
spesifikasi ini dan Persyaratan Umum.
Dokumentasi rinci pelatihan dan pengalaman yang relevan dari personil Penyedia
disampaikan kepada Direksi. Personil semua Penyedia diminta untuk sepenuhnya
terlatih dalam tugas masing-masing dan dalam keselamatan operasi peralatan yang
akan digunakan selama Pekerjaan. Pelatihan untuk Industri Pengeboran/ Drilling dan
8 - 53
atau Pelatihan Industri Konstruksi Sipil untuk standar kompetensi yang relevan dan
kualifikasi.
Sebelum menandatangani Kontrak, Penyedia harus memastikan:
1) Microtunnelling yang memungkinkan untuk dipakai yaitu memastikan
keberadaannya dan kedekatan yang diusulkan pada layanan yang ada secara jelas
dan memahami risiko.
2) Bahwa penyelidikan geoteknik yang komprehensif telah dilakukan dan tersedia
pada saat pelelangan.
3) Hubungan dengan otoritas yang relevan misalnya kereta api, otoritas jalan dan
warga setempat selesai dan sistem penghubung selama pekerjaan konstruksi
dikembangkan dan rinci dalam dokumen pelelangan. Mendefinisikan persyaratan
pihak ketiga yang akan berdampak pada pekerjaan ini misalnya pemantauan
penyelesaian tanah jika diperlukan selama bekerja.
C.4. Metodologi Tunneling
Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia harus menyerahkan pernyataan yang jelas
dan rinci untuk pelaksanaan instalasi trenchless pipa kepada Direksi yang meliputi
namun tidak terbatas pada hal berikut:
• Rencana Manajemen Keselamatan,
• Rencana Risiko Pengelolaan,
• Rencana Traffic Management,
• Rencana Manajemen Mutu,
• Rencana Pengelolaan Lingkungan dan masalah Polusi Suara,
• Gambaran umum metode konstruksi, urutan operasi dan jenis dukungan,
• Jenis produk pipa baru yang diusulkan (spesifikasi pipa) dan atau koneksi pipa jenis
peralatan yang digunakan,
• Produsen dan jenis peralatan tunneling/ Pengeboran dan sistem operasi terkait
diusulkan dan kemampuan peralatan yang dipilih,
• Jenis pencahayaan dan sistem ventilasi,
• Utilitas bawah tanah layanan lokasi existing dan mengusulkan tindakan
pencegahan khusus,
• peralatan dan metode pemantauan tanah,
• Konfirmasi bahwa MTBM harus mampu mencapai toleransi sejalan dan tingkat yang
ditentukan,
• Tipe grouting dan sambungan yang digunakan dan spesifikasi yang relevan,
• Perhitungan ukuran, kedalaman dan lokasi lubang akses yang diperlukan,
• Dewatering, by pass aliran, pengujian lapangan produk akhir dan CCTV frekuensi
inspeksi (harus disepakati dengan Direksi),
• Lokasi akses pit (start dan arriving pit), dukungan denah dan tata letak lokasi kerja,
8 - 54
• Metode transportasi, lahan sementara, peralatan pengangkutan, dan lokasi
pembuangan,
• Program jam kerja sehari-hari dan durasi untuk operasi,
• Sub-Penyedia Spesialis kesesuaian catatan pelatihan kompetensi personil/ SKA
yang berlaku.
1) Pemasangan Pipa Microtunnelled.
Penyedia harus memberikan semua tenaga kerja, pabrik, bahan, alat dan
peralatan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan.
Penyedia harus menetapkan, berkas dan memelihara hingga catatan tanggal
tersebut menunjukkan bahwa sistem manajemen mutu Penyedia dilaksanakan
secara efektif.
Penyedia harus mengikuti prosedur instalasi pipa direkomendasikan diilustrasikan
namun tidak terbatas pada hal berikut:
a. Instalasi Pipa
(i) Pipa yang digunakan untuk Microtunnelling adalah khusus. Harus mampu
menahan semua kekuatan yang dikenakan selama fase konstruksi serta
kondisi pembebanan akhir di tempat. Semua pipa harus mampu menahan
beban tekan lebih besar dari beban jacking.
(ii) Untuk pipa jacking kaku (beton, tanah liat dan polycrete) ujung pangkal
dari pipa dan ditengah harus dilindungi terhadap kerusakan yang dapat
terjadi selama proses jacking. Metode rinci diusulkan untuk melindungi dan
mendistribusikan kekuatan jacking pada sambungan sesuai pada
persetujuan Direksi, namun metode yang digunakan untuk melindungi
sambungan tidak harus mengganggu kemampuan sendi untuk menutup
atau menyegel sepenuhnya dengan cara apapun. Setiap pipa menunjukkan
tanda-tanda kegagalan, diharuskan untuk didorong keluar melalui lubang
penerima (shaft/ reciving pit) dan dibuang.
(iii) Produsen pipa harus kerjasama operasional dengan Penyedia (KSO) pada
saat pelelangan. Perubahan proporsi produsen pipa harus disetujui oleh
Direksi secara tertulis. Penyedia harus memberikan catatan pengalaman
dan informasi jenis produk pada saat pelelangan.
(iv) Penyedia harus mengangkut, menangani dan menyimpan pipa dan alat
kelengkapan sesuai dengan rekomendasi pabrikan setiap saat. Resiko rusak
atau hilang harus diperbaiki dan/ atau diganti oleh Penyedia tanpa biaya
tambahan kepada Direksi.
b. Gambar dan Perhitungan
8 - 55
Semua gambar konstruksi dan perhitungan desain yang digunakan selama
konstruksi harus serahkan ke Direksi dengan tanda sebagai Dokumen, Gambar
Kerja ("Shop Drawing") dan Gambar Seperti Dibangun ("As-Built Drawing").
Perubahan harus mencakup berikut namun tidak terbatas pada pipa jalur baru,
akses pit, sambungan pipa, bangunan dan koneksi layanan lateral.
2) Penyelesaian dan Pemantauan
(i) Penyedia harus melakukan semua perawatan dan tindakan pencegahan yang
diperlukan untuk melindungi struktur, utilitas dan jasa yang ada dalam daerah
perencanaan dan pelaksanaan Pekerjaan.
(ii) Penyedia harus bertanggung jawab untuk identifikasi dan perlindungan
layanan yang ada (Existing) di mana dilintasi kegiatan konstruksi.
(iii) Direksi harus diberitahu segera dari semua layanan yang dilaksanakan selama
kemajuan Pekerjaan. Layanan harus ditandai pada gambar kerja "Shop
Drawing" dan gambar yang dibangun "As-Built Drawing" oleh Penyedia untuk
diperiksa dan disetujui Direksi.
(iv) Dimana terdapat persimpangan jalan raya, rel kereta api yang terkait dan
sungai atau saluran, Penyedia wajib mencatat dan melaporkan setiap
penyelesaian tanah untuk kepuasan institusi terkait.
(v) Dimana utilitas dan pipa existing yang terkait, Penyedia harus memantau
penyelesaian tanah langsung di atas atau dibawah, dan 3 m sebelum dan
sesudah utilitas atau pipa persimpangan.
(vi) Penyedia harus memastikan permukaan atau pemantauan tanah dicatat pada
As (centreline) menjelang operasi tunneling minimal 30 m interval atau
setidaknya tiga lokasi per terowongan.
(vii)Penyedia harus berhenti beroperasi ketika titik pemantauan mengamati atau
menunjukkan adanya gangguan permukaan. Penyedia harus mengusulkan
tindakan segera untuk diperiksa dan disetujui oleh Direksi untuk memperbaiki
masalah.
3) Persyaratan Kinerja
(i) Penyedia harus menyediakan bukti sertifikasi oleh produsen peralatan MT dan
PJ dari konsumsi energi, kondisi, dan karakteristik operasional dari semua
peralatan yang akan digunakan untuk menginstal pipa yang ditentukan
(ii) Penyedia harus memberikan rincian dari semua operasi injeksi bentonit jika
diperlukan untuk digunakan sebagai pelumas selama operasi pengeboran.
8 - 56
(iii) Dewatering tidak diizinkan untuk microtunneling, tapi, jika diperlukan dapat
diizinkan untuk pembangunan pit.
(iv) Penyedia harus menjamin pipa yang mendorong ke tempat penerima tanpa
merusak sambungan pipa atau bagian pipa yang sudah selesai.
(v) Penyedia harus memastikan bahwa peralatan MT menggunakan sistem
pembuangan material yang akan memiliki kemampuan menyeimbangkan
tekanan tanah atau air di permukaan.
(vi) Penyedia harus memastikan bahwa sistem laser dikendalikan dan dipantau
oleh operator setiap saat. Semua fungsi dari sistem harus dipantau dan
dikirim ke konsol operasi jarak jauh.
(vii) Penyedia harus memastikan bahwa terowongan perisai diartikulasikan dan
melakukan manuver dengan jack kemudi atau metode lain yang disetujui
untuk memungkinkan kontrol akurat dari garis dan grade.
(viii)Penyedia harus memastikan bahwa peralatan memiliki kemampuan
membatasi gaya jacking yang diterapkan pada pipa atau terowongan perisai
agar tidak melebihi beban tekan.
(ix) Penyedia harus menjamin bahwa sistem pelumasan disediakan dan
menyuntikkan pelumas di belakang perisai tunneling untuk menurunkan
gesekan.
(x) Penyedia harus memastikan bahwa semua tekanan air tanah yang dihadapi
selama penggalian terowongan diimbangi oleh mesin tunneling.
4) Masuk dan Keluar Poros.
Penyedia harus mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menjamin
keamanan pekerjaan dan harus memastikan kepatuhan terhadap persyaratan
sebelum disetujuinya Rencana Manajemen Keselamatan setiap saat.
Ukuran semua penggalian harus sesuai dengan persyaratan sebagai berikut:
(i) Poros harus dari ukuran minimum yang mungkin sepadan dengan praktek
kerja yang aman dan terletak di lubang pemeliharaan. Penyedia harus memilih
ukuran dan menyediakan desain semua shaft/ pit.
(ii) Setiap penggalian yang melebihi kedalaman 1,5 m harus diberi
pengaman/support.
(iii) Semua tindakan yang diperlukan harus diambil untuk memastikan bahwa
penggalian yang tersisa dalam kondisi aman.
(iv) Pekerjaan tanah harus ditetapkan sesuai dengan desain.
8 - 57
(v) Penyedia harus memeriksa lapangan, dan memverifikasi semua tahapan yang
ada, titik kontrol survei dan menetapkan BM (Benchmark), sebelum memulai
pekerjaan tanah.
(vi) Semua penggalian harus dilakukan dengan tingkat kedalaman dan luas seperti
yang ditunjukkan pada Gambar. Penggalian harus dijaga bebas dari tanah
yang mudah longsor, air dan sampah.
5) Grade dan Keselarasan Toleransi.
(i) Toleransi gradien dan keselarasan dari lapisan akhir harus sesuai dengan
spesifikasi Direksi.
(ii) Diameter overcut tidak akan melebihi diameter pipa luar dengan lebih dari 2%
atau 30 mm mana yang lebih kecil, kecuali setuju dengan persetujuan tertulis
sebelumnya dari Direksi.
(iii) Penyedia harus merekam posisi yang tepat dari MTBM, TBM atau perisai
setelah setiap dorongan untuk memastikan keselarasan adalah dalam
toleransi yang ditentukan. Penyedia harus melakukan koreksi langsung ke
keselarasan sebelum toleransi yang diijinkan terlampaui jika mis-alignment
dicatat.
(iv) Penyedia harus memeriksa dan kontrol survei terowongan, apakah ada
gangguan tanah sekali untuk setiap 50 meter terowongan yang terbangun.
6) Hambatan dan Kehilangan Tanah.
Setelah selesai dan sukses memasang pipa dan membongkar semua peralatan dan
bahan galian untuk operasi MT & PJ, Penyedia wajib melakukan pemeriksaan
sebagai berikut.
(i) Jika dilakukan penghentian dalam proses pekerjaan, penyebab penghentian
harus ditentukan oleh Penyedia. Bila penyebabnya telah diidentifikasi,
metode instalasi harus dimodifikasi dengan baik sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya dihadapi. Penghentian harus dijelaskan apabila akibat kesalahan
langsung Penyedia seperti peralatan yang rusak, bahan atau metode yang
salah, maka semua biaya perbaikan akan menjadi tanggungan Penyedia.
(ii) Kehilangan tanah yang terjadi selama operasi mircrotunnelling akan
menimbulkan rongga. Rongga dapat diisi dengan semen terdiri dari satu
bagian semen dan lima bagian bahan koral.
7) Pipa atau Tunnel Pengujian dan Pemeriksaan.
Setelah selesai dan sukses memasang pipa dan membersihkan semua peralatan
dan bahan galian untuk operasi tunneling, Penyedia harus melakukan pemeriksaan
diuraikan sebagai berikut.
8 - 58
(i) Untuk pipa dengan diameter yang cukup besar yang memungkinkan akses
manusia, selama instalasi Penyedia harus secara berkala melakukan inspeksi
kedalam pipa atau terowongan. Frekuensi inspeksi harus disepakati dengan
Direksi sebelum memulai instalasi.
(ii) Pengujian air pada sambungan pipa menggunakan metode udara tekanan
rendah (sesuai dengan ASTM C828) untuk melengkapi persyaratan tes.
(iii) Pengujian Hidrostatik dan inspeksi CCTV untuk pipa harus digunakan untuk
melengkapi persyaratan tes yang diperlukan.
(iv) Pengujian lebih lanjut mungkin diperlukan untuk memastikan tidak ada
kebocoran pipa.
(v) Semua lembar uji peralatan inspeksi test harus disediakan oleh Penyedia
sebagai bagian dari dokumen dan gambar "As-Built".
8) Penutupan Shaft.
Setelah sukses menyelesaikan semua hasil pengujian, semua peralatan dan bahan
galian untuk operasi microtunnelling dibongkar. Penyedia harus menimbun dan
memadatkan kembali bekas galian kondisi asli semaksimal mungkin atau sesuai
dengan spesifikasi teknik dan disetujui Direksi.
9) Pengendalian Mutu dan Jaminan.
(i) Penyedia harus menyerahkan deskripsi dari metode dan frekuensi kontrol
survei yang akan digunakan.
(ii) Penyedia harus memelihara catatan untuk gambar "As-Built" dan data lainnya
sesuai dengan Syarat-Syarat Umum Kontrak, Spesifikasi ini dan Lingkup
Pekerjaan, sepanjang durasi kontrak.
(iii) Direksi berhak untuk akses masuk ke fasilitas Penyedia dan catatan Quality
Control dan Quality Assurance untuk keperluan Audit Quality Control dan
Quality Assurance dan inspeksi test selama periode kontrak.
(iv) Sistem Manajemen Mutu Penyedia harus menentukan metode untuk
melakukan audit internal sendiri.
C.5. Persyaratan Umum
1) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
a. Penyedia harus melakukan semua Pekerjaan sesuai dengan persyaratan
lingkungan daerah yang sesuai.
b. Sebelum dimulai, setiap pekerjaan tanah atau opersi penggalian, Penyedia
harus mendapatkan "Izin Penggalian" dari Instansi terkait dan untuk
8 - 59
mengidentifikasi lokasi instalasi bawah tanah (yaitu gas, saluran pembuangan,
air, bahan bakar, listrik dan kabel komunikasi) di daerah . Jika diperlukan,
Penyedia harus mendapatkan semua persetujuan yang dibutuhkan dari instansi
terkait. Penyedia harus mengambil semua langkah yang diperlukan untuk
memastikan bahwa semua instalasi tersebut terlindungi dari kerusakan atau
perpindahan selama pekerjaan.
c. Penyedia harus mendapatkan "Persetujuan Akses", dan bertanggung jawab
untuk membersihkan sisa-sisa konstruksi, limbah dan puing-puing dari
Pemerintah Kota.
2) Geoteknik Dasar Laporan
Ini adalah tanggung jawab Penyedia untuk memastikan bahwa test tanah
geoteknik yang diberikan oleh Direksi cukup untuk menyelesaikan pekerjaan.
3) Rencana Manajemen Kontrol Lalu Lintas.
a. Penyedia harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan persyaratan dari
Rencana Manajemen Kontrol Lalu Lintas yang telah disetujui Direksi, dan
persyaratan tambahan dari instansi terkait.
b. Penyedia harus menjamin akses yang dipertahankan untuk lalu lintas umum dan
konstruksi. Lalu lintas harus diisolasi dari lalu lintas konstruksi bila
memungkinkan. Di daerah di mana akses untuk lalu lintas umum tidak dapat
dipisahkan dari lalu lintas konstruksi, langkah-langkah yang tepat lalu lintas
harus dibersihkan mengidentifikasi dalam Rencana Manajemen Kontrol Lalu
Lintas tersebut.
c. Rencana Manajemen Kontrol Lalu Lintas harus secara jelas mengidentifikasi
perangkat kontrol lalu lintas yang dilaksanakan untuk pekerjaan. Semua
perangkat kontrol lalu lintas harus tetap bersih untuk memastikan visibilitas
dan reflektifitas dimaksimalkan untuk kedua hari dan malam lalu lintas.
d. Setiap by-pass jalan, jalan memutar dan karya lainnya sementara seperti yang
diusulkan harus secara jelas mengidentifikasi dalam Rencana Manajemen Lalu
Lintas tersebut. Rincian sementara yang diusulkan harus diperiksa Direksi untuk
disetujui sebelum dimulainya pekerjaan ini.
e. Berdasarkan persyaratan ini, diagram manajemen lalu lintas harus disediakan
untuk pihak yang ditentukan oleh Direksi untuk distribusi dan ditampilkan pada
semua papan pengumuman keselamatan dan rambu lalu lintas. Diagram ini
harus diperbarui untuk menampilkan kondisi terakhir setiap saat.
f. Rencana pengelolaan lalu lintas dilaksanakan di lapangan harus diperiksa setiap
hari atau pada frekuensi yang lebih lama yang diperlukan untuk memastikan
mereka dipelihara sesuai dengan rencana. Daftar lalu lintas rencana
8 - 60
manajemen harus dipelihara untuk mencerminkan inspeksi dan pemeliharaan
yang dilakukan.
g. Penyedia harus memberikan rencana manajemen hubungan masyarakat dan
Social Corporate Responsibility (CSR).
4) Praktek Kerja Aman
a. Rapat rutin dilakukan sebelum dimulainya pekerjaan sehari-hari dan catatan
tertulis dari pertemuan (dan topik keamanan) akan diserahkan kepada Direksi.
8 - 62
D.3.1 Mutu Semen.
a. Semen harus berupa semen portland (PC) biasa yang sesuai dengan Acuan
Normatif SNI 15-2049-1994 tentang Mutu dan Cara Uji Semen Portland.
b. Semua semen yang berasal dari pabrikan yang sudah disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan dan harus dikirim ke lapangan dalam kantong yang
tertutup atau dalam tempat lain dari pabrikan yang sudah disetujui.
c. Bilamana dikehendaki oleh Direksi Teknis/ Lapangan, Penyedia harus
memberikan pada Direksi Teknis/ Lapangan, satu faktur untuk tiap
pengiriman semen, dimana tertera nama pabrikan, jenis dan jumlah semen
yang dikirim, bersama dengan sertifikat pengujian dari pabrikan yang
menyatakan bahwa semen yang dikirim sudah diuji dan dianalisa dalam
segala hal sesuai dengan Acuan Normatif.
d. Semua semen harus diangkut dan disimpan dalam tempat yang tidak
tembus air serta dilindungi dari kelembaban sampai saat pemakaian,
semen yang membatu atau menggumpal atau yang rusak kantongnya akan
ditolak.
e. Semen harus menjalani pengujian tambahan yang sesuai dengan Acuan
Normatif bila dianggap perlu oleh Direksi Teknis/ Lapangan. Direksi
Teknis/Lapangan berhak untuk menolak semen yang tidak memuaskan,
sekalipun sudah terdapat sertifikasi dari pabrikan.
f. Semua semen yang ditolak harus segera disingkirkan dari lapangan atas
biaya Penyedia. Penyedia harus menyediakan semua contoh pengujian dan
memberikan bantuan yang mungkin diperlukan oleh Direksi Teknis/
Lapangan untuk melakukan pengujian.
g. Penyedia harus menjamin agar setiap saat terdapat persediaan semen
dalam jumlah yang cukup di lapangan sehingga kemajuan kerja tidak
terganggu dan memberikan waktu yang cukup untuk pelaksanaan
pengujian
D.3.2. Pasir (agregat halus) dan batu pecah (agregat kasar).
a. Mutu agregat halus: butir-butir tajam, keras, bersih, dan tidak mengandung
lumpur dan bahan-bahan organis.
K 100 fc 8,30
K 125 fc 10,38
K 150 fc 12,45
K 175 fc 14,53
K 200 fc 16,60
K 225 fc 18,68
K 250 fc 20,75
K 275 fc 22,83
K 300 fc 24,9
K 325 fc 26,98
K 350 fc 29,05
8 - 64
D.3.5. Penyimpanan Semen.
a. Penyedia harus menyediakan dan mendirikan gudang-gudang di tempat
yang sesuai untuk menyimpan dan menangani semen, gudang-gudang
tersebut harus benar-benar kering, berventilasi baik, tidak tembus air dan
berkapasitas cukup.
8 - 65
c. Direksi Teknis/ Lapangan melaksanakan inspeksi atas kesiapan pelaksanaan
pengecoran tersebut untuk kemudian menyetujui atau tidak menyetujui
rencana pelaksanaan pengecoran.
d. Seluruh pelaksanaan kegiatan pengecoran harus dipimpin oleh seorang
penanggung jawab pelaksanaan yang mempunyai keahlian dan
pengalaman yang cukup dalam pelaksanaan pengecoran.
e. Setiap sub-sub kegiatan yang terdiri dari pekerjaan pengadukan,
pengecoran dan pemadatan harus dipimpin oleh seorang kepala tukang
yang akan mengarahkan pekerja dalam pelaksanaan pengecoran.
f. Semua pekerjaan pengecoran harus dilakukan oleh tenaga-tenaga pekerja
yang terlatih, yang jumlahnya harus mencukupi untuk menangani
pekerjaan pengecoran yang dilakukan.
g. Selama pelaksanaan pengecoran penyedia harus menunjuk seorang
pengawas yang khsusus mengawasi kondisi bekisting dan pembesian agar
selama pelaksanaan pengecoran tidak mengalami perubahan sesuai
gambar rencana pembetonan.
h. Penyedia wajib menyediakan peralatan cadangan seperti beton moln
(concrete mixer 0,3-0,6 m³), pompa (concrete pump) dan concrete vibrator
agar apabila terjadi kerusakan peralatan tidak mengganggu pelaksanaan
pengecoran.
i. Penyedia harus mengatur setting-time pelaksanaan pengecoran
sedemikian sehingga adukan beton tidak melewati batas waktu yang
disyaratkan sebelum pengecoran.
D.4.2. Adukan
a. Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan mix design masing-
masing untuk umur 3, 7, 14, 21 dan 28 hari yang didasarkan pada minimum
20 hasil pengujian atau lebih sedemikian rupa sehingga hasil uji tersebut
dapat disetujui oleh Direksi Teknis/ Lapangan. Hasil uji yang disetujui
tersebut sudah harus diserahkan selambat-lambatnya 6 minggu sebelum
pekerjaan dimulai.
b. Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa Direksi Teknis/ Lapangan
tentang kekuatan/kebersihannya. Semua pembuatan dan pengujian trial
mix dan design mix serta pembiayaanya adalah sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Penyedia. Trial mix dan design mix harus diadakan lagi bila
agregat yang dipakai diambil dari sumber yang berlainan, merk semen yang
berbeda atau supplier beton yang lain.
8 - 66
c. Beton harus diaduk ditempat yang sedekat mungkin dengan tempat
pengecor, pengadukan harus menggunakan mixer yang digerakkan dengan
daya yang kontinyu serta mempunyai kapasitas minimal 1 m3. Jenisnya
harus disetujui oleh Direksi Teknis/ Lapangan dan dijalankan dengan
kecepatan sebagaimana dianjurkan oleh pabrikan.
d. Pengadukan beton harus dengan Concrete Mixer kapasitas 0,3 – 0,6 m³
atau dengan Truck Mixer (Agitator). Pengadukan dengan tangan tidak
diijinkan, kecuali jika sudah disetujui oleh Direksi Teknis/ Lapangan untuk
mutu beton tertentu.
e. Pengadukan harus sedemikian sehingga beton tersebar merata ke seluruh
massa, tiap partikel terbungkus mortar dan mampu menghasilkan beton
padat yang homogen tanpa adanya air yang berlebihan.
D.4.3. Lantai Kerja
Beton bertulang tidak boleh diletakkan langsung di permukaan tanah, kecuali
jika ditetapkan lain, maka harus dibuat lantai kerja minimal 5 cm dengan mutu
beton Bo (K- 175) di atas tanah sebelum tulangan beton ditempatkan.
D.4.4. Tebal Minimum Penutup Beton
a. Bila tidak disebutkan lain tebal penutup beton harus sesuai dengan
persyaratan SNI 03-2847-2002.
b. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketebalan penutup beton,
untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari
beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan
dicor.
c. Bila tidak ditentukan lain, maka penahan-penahan jarak dapat berbentuk
blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak
minimum 8 buah setiap meter cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan
jarak tersebut harus tersebar merata.
D.4.5. Spesi Semen
Spesi harus terdiri dari satu bagian semen sebanding sejumlah bagian agregat
halus yang ditetapkan dan ditambah air bersih sedemikian sehingga dihasilkan
campuran akhir yang konsistensi plastisnya disetujui oleh Direksi Teknis/
Lapangan. Spesi harus diaduk pada satu landasan kayu atau logam dalam
jumlah kecil menurut keperluan dan setiap spesi yang sudah mulai mengeras
atau telah dicampur dalam waktu lebih dari 30 menit tidak boleh dipakai
dalam pekerjaan. Spesi yang sudah mengeras sebagian tidak boleh diolah lagi
untuk dipakai.
D.4.6. Pengangkutan
8 - 67
A. MANUAL
a. Adukan beton dari tempat pengaduk harus secepatnya diangkut ke
tempat pengecoran dengan cara sepraktis mungkin yang metodenya
harus mendapat persetujuan Direksi Teknis/ Lapangan terlebih dahulu.
Metode yang dipakai harus menjaga jangan sampai terjadi pemisahan
bahan-bahan campuran beton (segregation), kehilangan unsur-unsur
betonnya dan harus dapat menjaga tidak timbulnya hal-hal negatif yang
diakibatkan naiknya temperatur ataupun berubahnya kadar air pada
adukan. Adukan yang diangkut harus segera dituangkan pada formwork
(bekisting) yang sedekat mungkin dengan tujuan akhirnya untuk
menjaga pengangkutan lebih lanjut.
b. Alat-alat yang digunakan untuk mengangkut adukan beton harus
terbuat dari bahan dengan permukaan halus dan kedap air.
c. Adukan beton harus sampai ditempat dituangkan dengan kondisi benar-
benar merata (homogen). Slump test yang dilakukan untuk sample yang
diambil pada saat adukan dituangkan kebekisting harus tidak melewati
batas-batas toleransi yang ditentukan.
B. BETON READY MIX
a. Adukan beton yang memakai Beton Ready Mix digunakan untuk
pekerjaan pembuatan maintenance hole dan penutup bekas galian pipa
di permukaan jalan.
b. Beton Ready Mix harus berasal dari suatu sumber yang disetujui oleh
Direksi Teknis/ Lapangan dan harus memenuhi persyaratan yang
ditentukan, Penyedia/Penyedia harus bertanggung jawab untuk
mengusahakan agar beton memenuhi persyaratan dalam spesifikasi ini
termasuk pengontrolan mutu, keteraturan pengiriman serta pemasukan
beton secara berkesinambungan. Jika salah satu dari persyaratan dalam
spesifikasi ini tidak dipenuhi, Direksi Teknis/ Lapangan akan menarik
kembali persetujuannya dan mengharuskan Penyedia mengganti
pemasok.
c. Penyedia harus menyediakan di batchingplant 1 timbangan dan
saringan–saringan standard dengan penggetar (shaker) untuk mengecek
secara teratur campuran yang sudah direncanakan.
d. Penyedia harus mengatur agar Direksi Teknis/ Lapangan dapat
memeriksa alat pembuat beton ready mix bila mana diperlukan.
e. Penyedia harus membuat catatan-catatan yang diperlukan, catatan-
catatan mengenai semen, agaregat dan kadar air kedap tiap adukan
harus diserahkan kepada Direksi Teknis/ Lapangan setiap hari. Berat
8 - 68
semen dan agregat kasar serta halus harus terus dicatat dalam dokumen
pengiriman, serta dilakukan pengujian secara periodik untuk
menentukan kadar air agregat dan jumlah air yang ditambahkan pada
setiap adukan harus disesuaikan menurut hasil tes tersebut.
f. Penyedia atau pemasok readymix harus mengatur setting time
sedemikian rupa sehingga beton yang akan dicorkan tidak mengalami
setting (penggumpalan).
8 - 69
Concrete Pump mengingat tingginya pengecoran dan jauhnya posisi Ready
Mix Truck dari lokasi yang akan dicor.
b. Air tergenang pada acuan beton atau pada tempat beton akan dicor harus
segera di hilangkan. Aliran air yang dapat mengalir ketempat beton dicor,
harus dicegah dengan mengadakan drainase yang baik atau dengan
metode lain yang disetujui oleh Direksi Teknis/ Lapangan, untuk mencegah
jangan sampai beton yang baru dicor menjadi terkikis pada saat atau
setelah proses pengecoran.
c. Pengecoran tidak boleh dimulai sebelum kondisi bekisting tempat beton
dicor, kondisi pemukaan beton yang berbatasan dengan daerah yang akan
dicor, dan juga keadaan pembesian selesai diperiksa dan disetujui oleh
Direksi Teknis/ Lapangan.
d. Beton yang akan dicorkan harus pada posisi sedekat mungkin dengan
acuan atau tempat pengecoran untuk mencegah terjadinya segregasi yang
disebabkan pemuatan kembali atau dapat mengisi dengan mudah
keseluruhan acuan.
e. Selama pelaksanaan pengecoran harus diawasi secara ketat mengenai
kualitas adukan beton, kondisi bekisting dan posisi tulangan.
f. Tidak diperkenankan melakukan pengecoran untuk suatu bagian dari
pekerjaan beton yang bersifat permanen tanpa dihadiri Direksi Teknis/
Lapangan.
g. Penyedia harus mengatur kecepatan kerja dalam menyalurkan adukan
beton agar didapat suatu rangkaian kecepatan baik mengangkut,
meratakan dan memadatkan adukan beton dengan suatu kecepatan yang
sama dan menerus agar beton selalu dalam keadaan plastis dan dapat
mengisi dengan mudah kedalam sela-sela diantara tulangan.
h. Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1 (satu) jam
setelah pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu tersebut dapat
diperpanjang sampai 2 jam, apabila adukan beton digerakkan terus
menerus secara mekanis. Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih
panjang lagi, maka harus dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan
yang berupa bahan pembantu yang disetujui Direksi Teknis/ Lapangan.
Beton harus dicor sedekat-dekatnya ketujuannya yang terakhir untuk
mencegah pemisahan bahan-bahan akibat pemindahan adukan didalam
cetakan.
i. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian atau ke bekisting
yang dalam, yang dapat menyebabkan terlepasnya koral dari adukan beton
karena berulang kali mengenai batang pembesian atau tepi bekisting ketika
8 - 70
adukan beton itu dijatuhkan. Beton juga tidak boleh dicor dipermukaan
bekisting yang dapat mengakibatkan penimbunan adukan pada
permukaannya. Hal ini harus disiapkan corong atau saluran vertikal untuk
pengecoran agar adukan beton dapat mencapai tempatnya tanpa terlepas
satu sama lain.
Bagaimanapun juga tinggi jatuh dari adukan beton tidak boleh melampaui
1,5 meter di bawah ujung corong.
j. Beton yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya atau beton yang
telah terkotori oleh bahan lain tidak boleh dipergunakan dalam
pengecoran.
k. Mengencerkan adukan yang sudah diangkut atau adukan beton yang sudah
terlanjur agak mengeras tapi belum dicorkan sama sekali tidak
diperkenankan,
l. Pengecoran beton harus dilakukan secara terus menerus tanpa berhenti
hingga selesainya pengecoran suatu panel atau penampang yang dibentuk
oleh batas-batas elemennya atau batas penghentian pengecoran yang
ditentukan untuk siar pelaksanaan.
m. Dalam hal terjadi kerusakan alat pada saat pengecoran, atau dalam hal
pelaksanaan suatu pengecoran tidak dapat dilaksanakan dengan menerus,
Penyedia harus segera memadatkan adukan yang sudah dicor sampai batas
tertentu dengan kemiringan yang merata dan stabil saat beton masih
dalam keadaan plastis. Bidang pengakhiran ini harus dalam keadaan bersih
dan harus dijaga agar berada dalam keadaan lembab sebagaimana juga
pada kondisi untuk construction joint, sebelum nantinya dituangkan
adukan yang masih baru. Bila terjadi penyetopan pekerjaan pengecoran
yang lebih lama dari satu jam, pekerjaan harus ditangguhkan sampai suatu
keadaan dimana beton sudah dinyatakan mulai mengeras yang di tentukan
oleh pihak Direksi Teknis/ Lapangan
n. Beton yang baru selesai dicor, harus dilindungi terhadap rusak atau
terganggu akibat sinar matahari ataupun hujan. Juga air yang mungkin
mengganggu beton yang sudah dicorkan harus ditanggulangi sampai suatu
batas waktu yang disetujui Direksi Teknis/ Lapangan terhitung mulai
pengecorannya.
o. Tidak sekalipun diperkenankan melakukan pengecoran beton dalam
kondisi cuaca yang tidak baik untuk proses pengerasan beton tanpa suatu
upaya perlindungan terhadap adukan beton, hal ini bisa terjadi baik dalam
keadaan cuaca yang panas sekali atau dalam keadaan hujan. Perlindungan
yang dilakukan untuk mencegah hal hal ini harus mendapat persetujuan
Direksi Teknis/ Lapangan.
8 - 71
p. Beton dan penulangan yang menonjol tidak boleh diganggu dengan cara
apapun sekurang-kurangnya 48 jam sesudah beton dicor, kecuali jika
diperoleh ijin tertulis dari Direksi Teknis/Lapangan. Semua beton harus
dicorkan pada siang hari, pengocoran bagian manapun tidak boleh dimulai
jika dapat diselesaikan pada siang hari kecuali jika sudah diperoleh ijin dari
Direksi Teknis/ Lapangan untuk pengerjaan malam hari, ijin demikian tidak
akan diberikan jika Penyedia tidak menyediakan sistem penerimaan yang
memadai, yang disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan.
q. Penyedia harus membuat catatan lengkap mengenai tanggal, waktu dan
kondisi pengecoran beton pada tiap bagian pekerjaan, catatan ini harus
tersedia untuk diperiksa oleh Direksi Teknis/ Lapangan.
D.4.8. Pemadatan Beton
Beton yang dicorkan harus dipadatkan secara sempurna dengan memakai
concrete vibrator (secara mekani) yang sesuai dan dioperasikan oleh tenaga
berpengalaman dan terlatih agar dapat mengisi sepenuhnya daerah sekitar
tulangan, alat konstruksi dan alat instalasi yang akan tertanam dalam beton
dan daerah sudut acuan.
Hasil pekerjaan beton berupa masa yang seragam, bebas dari rongga dan
segregasi serta memperlihatkan permukaan yang merata ketika bekisting
dibuka dan mempunyai kepadatan yang mendekati kepadatan uji kubus.
Harus diperhatikan agar semua bagian beton terkena vibrasi tanpa timbul
segregasi akibat vibrasi yang berlebihan.
Lama penggetaran untuk setiap titik harus dilakukan sekurang-kurangnya 5
detik dan maksimal 15 detik.
Batang penggetar tidak boleh mengenai cetakan atau bagian beton yang
sudah mengeras dan tidak bole dipasang lebih dekat 100 mm dari cetakan
atau dari beton yang sudah mengeras serta diusahakan agar tulangan tidak
terkena oleh batang penggetar.
Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang batang penggetar
dan tidak bole lebih tebal dari 500 mm. Untuk bagian konstruksi yang sangat
tebal harus dilakukan lapis demi lapis.
Jumlah vibrator yang dipakai didalam suatu pengecoran harus sesuai dengan
laju pengecoran. Penyedia harus juga menyediakan sekurang-kurangnya 1
vibrator cadangan untuk dipakai bila terjadi kerusakan.
D.4.9. Perataan Permukaan Beton
Bila dilaksanakan perataan permukaan atas dari beton yang dicor setempat,
permukaan yang dihasilkan harus datar dengan nilai akhir yang rata tetapi
8 - 72
bertesktur kasar. Sebelum pengerasan pertama dimulai, permukaan tersebut
harus diratakan lagi dengan sendok dimana perlu untuk menutupi keretakan
dan mencegah timbulnya lelehan yang berlebihan pada permukaan beton
yang terbuka.
D.4.10. Siar-siar Konstruksi
a. Semua siar kontruksi beton harus dibentuk rata horizontal atau vertikal.
Siar-siar tersebut harus berakhir pada bekisting yang kokoh yang dipasang
dengan baik, jika perlu dibor guna melewati penulangan. Bila pengecoran
ditunda sampai pengecoran beton mulai mengeras, maka dianggap
terdapat siar konstruksi. Pengecoran beton harus dilaksanakan menerus
dari satu siar ke siar berikutnya, tanpa memperhatikan jam-jam istirahat.
b. Jika umur beton kurang dari 3 hari, permukaan tersebut harus disiapkan
dengan penyikatan seluruhnya, tetapi jika umurnya sudah lebih dari 3 hari
atau sudah terlalu keras, permukaan tersebut harus dicetak secara ringan
untuk memperlihatkan agregat. Setelah permukaan tersebut dibersihkan
dan disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan bekisting akan diperiksa dan
dikencangkan. Siar-siar konstruksi harus dikerjakan sebagaimana
ditetapkan pada gambar atau spesifikasi.
D.4.11. Beton Kedap Air
a. Beton untuk tangki air, dinding penahan tanah dan pekerjaan beton
lainnya yang berhubungan dengan air harus dibuat kedap air, antara lain
dengan menambahkan bahan aditive yang sesuai dan atas persetujuan
Direksi Teknis/ Lapangan.
Penggunaan bahan aditive tersebut harus sesuai petunjuk dari pabrik
pembuat serta adanya jaminan bahwa bahan aditive tersebut tidak akan
mempengaruhi kekuatan maupun ketahanan beton.
b. Penyedia harus mendapatkan persetujuan Direksi Teknis/ Lapangan
dalam hal cara pengadukan, campuran beton, pengangkutan, pengecoran
dan perawat beton untuk mendapatkan sifat-sifat kedap air pada bagian
pekerjaan itu.
c. Nilai Slump beton yang diperlukan adalah minimum untuk menjamin
pengecoran dan pemadatan beton yang sesuai untuk dilaksanakan.
d. Penyedia bertanggung jawab atas pekerjaan beton tersebut terhadap
sifat kedap airnya. Apabila terjadi kebocoran atau rembesan air maka
semua biaya perbaikan untuk mengembalikan sifat kedap air tersebut
adalah menjadi tanggung jawab Penyedia.
8 - 73
e. Penyedia harus memberikan jaminan untuk jangka waktu 10 (sepuluh)
tahun terhadap sifat kedap air hasil pekerjaannya terhitung sejak
selesainya masa pelaksanaan pekerjaan.
f. Apabila terjadi kebocoran atau kerusakan-kerusakan lain selama jangka
waktu pemelihaan, Penyedia atas biaya sendiri harus segera memperbaiki
bagian yang mengalami kerusakan tersebut.
D.4.12. Perawatan dan Perlindungan Beton
8 - 74
d. Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur 7,
14 dan 28 hari.
e. Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum tahapan
pelaksanaan akan dilakukan, yaitu khususnya untuk pekerjaan yang
berhubungan dengan pelepasan perancah dan penarikan baja prategang.
Sedangkan untuk pengujian di luar ketentuan pekerjaan tersebut, harus
diserahkan kepada Direksi Teknis/Lapangan dalam jangka waktu tidak
lebih dari 3 hari setelah pengujian dilakukan.
f. Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan SNI, dilakukan di lokasi
pengecoran dan harus disaksikan oleh Direksi Teknis/ Lapangan. Untuk
pengecoran di lokasi yang tinggi atau sulit dijangkau digunakan metoda
pembetonan dengan menggunakan pompa (concrete pump), maka
pengambilan contoh segala macam jenis pengujian lapangan harus
dilakukan dari hasil adukan yang diperoleh dari ujung pipa "concrete-
pump" pada lokasi yang akan dilaksanakan.
g. Pengujian kekuatan beton dilakukan pada laboratotrium independen
yang ditentukan oleh Direksi Teknis/ Lapangan.
D.4.14. Pengontrolan Mutu Beton dan Pengujian Lapanga
Penyedia bertanggung jawab sepenuhnya untuk menghasilkan beton yang
seragam yang memiliki kekuatan serta sifat-sifat lain sebagaimana
ditetapkan. Untuk ini Penyedia harus menyediakan dengan biaya sendiri
serta menggunakan alat penimbang yang akurat, sistem volumetrik yang
akurat untuk mengukur air, peralatan yang sesuai untuk mengaduk dan
mengecor beton serta peralatan dan fasilitas lain yang diperlukan untuk
pengujian sebagaimana yang diuraikan di sini atau menurut petunjuk Direksi
Teknis/Lapangan.
D.4.15. Penolakan Beton
a. Jika pengujian kekuatan tekan dari suatu kelompok kubus uji gagal
mencapai standar yang ditetapkan, maka Direksi Teknis/ Lapangan
berwenang untuk menolak seluruh pekerjaan beton dimana kubus-kubus
tersebut diambil.
E. PEKERJAAN BEKISTING
1. Pemasangan.
a. Penyedia harus menyerahkan kepada Direksi Teknis/ Lapangan semua perhitungan
dan gambar rencana bekistingnya untuk mendapat persetujuan bilamana diminta
Direksi Teknis/ Lapangan, sebelum pekerjaan dilapangan dimulai. Dalam hal
bekisting ini, walaupun Direksi Teknis/ Lapangan telah menyetujui untuk
digunakannya suatu rencana bekisting dari penyedia, segala sesuatunya yang
diakibatkan oleh bekisting tadi tetap sepenuhnya menjadi tanggung jawab
penyedia.
b. Bekisting harus direncanakan untuk dapat memikul beban-beban konstruksi dan
getaran-getaran yang ditimbulkan oleh peralatan penggetar. Defleksi maksimum
dari Cetakan dan Acuan antara tumpuannya harus lebih kecil dari 1/400 bentang
antara tumpuan tersebut.
c. Bekisting untuk pekerjaan kolom dan lain-lain pekerjaan beton harus menggunakan
multiplek 18 mm, papan tebal minimum 2,5 cm, balok 5/7, 6/10, 8/10 dolken 8 –
12 cm atau bahan lain yang disetujui oleh Direksi Teknis/ Lapangan.
8 - 76
d. Semua bekisting harus diperkuat dengan klem dari balok kecil dan harus yang kuat
serta cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi ketika beton
dicorkan, dipadatkan dan mengeras. Bekisting dari kayu harus dibuat dari kayu
yang sudah diolah dengan baik, semua sambungan harus cukup kencang agar tidak
terjadi kebocoran.
e. Tiang penyangga baik yang vertikal/ miring harus dibuat sebaik mungkin untuk
memberikan penunjang yang dibutuhkan tanpa menimbulkan perpindahan
tempat, kerusakan dan overstress pada beberapa bagian konstruksi. Struktur dari
tiang-tiang penyangga harus ditempatkan pada posisi sedemikian rupa sehingga
konstruksi bekisting benar-benar kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri
dari beban beban lain yang berada diatasnya selama pelaksanaan, bila perlu
Penyedia membuat perhitungan besar lendutan dan kekuatan dari bekisting
tersebut.
f. Untuk bekisting dinding vertikal diharuskan menggunakan alat (plastic cone) untuk
memastikan bahwa bekisting tersebut tidak mengalami lendutan.
g. Pembongkaran cetakan dan acuan harus dilaksanakan sedemikian rupa agar
keamanan konstruksi tetap terjamin dan disesuaikan dengan persyaratan SNI. .
h. Semua permukaan beton yang terbuka harus licin dan halus, maka bekisting harus
dilapisi dengan triplek bermutu tinggi yang sudah disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan.
i. Bekisting yang sudah selesai dibuat dan sudah disiapkan untuk pengecoran beton,
akan diperiksa oleh Direksi Teknis/ Lapangan, beton tidak boleh dicor sebelum
bekisting disetujui oleh Direksi Teknis/ Lapangan. Untuk menghindari kelambatan
dalam mendapatkan persetujuan, sekurang - kurangnya 24 jam sebelumnya,
penyedia harus memberitahukan Direksi Teknis/ Lapangan.
2. Pengukuran dan Pembayaran.
Tidak ada pembayaran terpisah yang dilakukan untuk pekerjaan bekesting. Biaya
untuk pelaksanaan pekerjaan ini dianggap sudah termasuk dalam harga satuan yang
terkait pekerjaan beton sesuai dengan yang terdapat dalam gambar dan Daftar
Kuantitas dan Harga.
F. BAJA TULANGAN UNTUK BETON
1. Material
a. Sesuai dengan SNI klasifikasi dan mutu baja tulangan harus seperti yang ditunjukan
pada tabel berikut :
Tabel F.1 Derajat-Kualitas Baja Tulangan dan Tegangan yang di Izinkan
8 - 77
Tegangan Luluh Tegangan Izin Tegangan Ijin
Jenis Macam Karakteristik Permanen Sementara
(kg/cm2 (0,58 kg/cm2) (0,83 kg/cm2)
Baja
U 22 2.200 1.200 1.800
Lemah
Baja
U 24 2.400 1.400 2.000
Lemah
Baja
U 29 3.200 1.850 2.650
Sedang
Baja
U 32 3.200 1.850 2.650
Sedang
U 39 Baja Keras 3.900 2.250 3.200
b. Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada
saat pemesanan baja tulangan Penyedia harus menyerahkan sertifikat resmi dari
laboratorium resmi.
c. Batang-batang baja yang digunakan untuk tulangan harus bersih, bebas dari karat,
kotoran, material lepas, gemuk, cat, lumpur, kulit giling serta bahan lain yang
melekat. Batang-batang baja tulangan harus disimpan ditempat yang terlindung,
ditumpuk dan tidak bolehmenyentuh tanah dan dilindungi terhadap karat atau
rusak karena cuaca.
d. Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian periodik
minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1 benda uji
untuk uji lengkung untuk setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan
contoh baja tulangan, akan ditentukan oleh Direksi Teknis/Lapangan.
e. Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus dilakukan
di laboratorium yang direkomendasi oleh Direksi Teknis/Lapangan dan minimal
sesuai dengan SII-0136-84. Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh
Penyedia.
f. Bila baja tulangan harus disimpan, maka tempat penyimpanan yang beratap tahan
air dan diberi alas dari muka tanah atau air yang tergenang serta harus dilindungi
dari kemungkinan kerusakan dan karat.
g. Pada tahap awal pekerjaan, Penyedia harus mempersiapkan daftar tekukan
(Bending Schedule) untuk disetujui oleh Direksi Teknis/ Lapangan. Semua baja
tulangan harus ditekuk secara tepat menurut bentuk dan dimensi yang
diperlihatkan dalam gambar dan sesuai peraturan yang berlaku. Baja harus ditekuk
dengan alat yang sudah disetujui oleh Direksi Teknis/ Lapangan.
h. Tulangan tidak boleh ditekuk atau diluruskan dengan cara yang dapat
menimbulkan kerusakan. Tulangan yang mempunyai lengkungan atau tekukan
yang tidak sesuai dengan gambar tidak boleh dipakai.
8 - 78
i. Bila diperlukan suatu radius untuk tekukan atau lengkungan maka dikerjakan
dengan sebuah per yang mempunyai diameter 4 kali lebih besar dengan diameter
batang yang ditekuk.
j. Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimun 1 mm
yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak tersepuh seng.
2. Pemasangan
a. Tulangan harus dipasang dengan tepat sesuai posisi yang diperlihatkan pada
gambar dan harus ditahan jaraknya dari bekisting dengan memakai dudukan
beton atau gantungan logam menurut kebutuhan. Pada persilangan diikat dengan
kawat baja pada pilar dinding dengan diameter tidak kurang dari 2.6 mm, ujung-
ujung kawat harus diarahkan kebagian tubuh utama beton.
b. Tulangan yang untuk sementara dibiarkan menonjol keluar dari beton pada siar
kontruksi atau lainnya tidak boleh ditekuk selama pengecoran ditunda kecuali
diperoleh persetujuan dari Direksi Teknis/ Lapangan.
c. Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti dari beton
yang sudah mengering atau mengering sebagian yang mungkin menempel dari
pengecoran sebelumnya. Sebelum pengecoran tulangan yang sudah dipasang
pada tiap pekerjaan harus disetujui oleh Direksi Teknis/ Lapangan. Pemberitahuan
kepada Direksi Teknis/ Lapangan untuk melakukan pemeriksaan harus
disampaikan dalam tenggang waktu pekerjaan. Jarak minimal dari permukaan
suatu batang termasuk sengkang ke permukaan beton terdekat dengan gambar
untuk tiap bagian pekerjaan.
d. Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan persyaratan
SNI.
Tabel F.2 Toleransi Baja Tulangan
Diameter, ukuran sisi atau jarak antara Variasi dalam berat Toleransi
dua permukaan yang berlawanan yang diperbolehkan Diameter
< 10 mm 7% 0,4 mm
16 – 28 mm 5% 0,50%
29 – 32 mm 4% -
e. Batang-batang tulangan tidak boleh dipotong jika tidak perlu dan harus
ditempatkan pada seluruh panjangnya. Apabila ini tidak memungkinkan maka
8 - 79
potongan dapat diijinkan apabila panjang batang yang disediakan melebihi
panjang yang ditunjukkan pada gambar-gambar.
f. Sambungan-sambungan harus dibuat pada tempat-tempat dan dengan cara-cara
seperti ditunjukkan pada gambar-gambar kecuali jika dengan cara lain yang
disetujui oleh Direksi Teknis/ Lapangan. Sambungan-sambungan tidak diijinkan
pada tempat-tempat yang terdapat tegangan maksimun dan harus ditempatkan
berselang-seling sehingga tidak lebih dari 1/3 dari batang-batang yang disambung
pada satu tempat
g. Pada tempat-tempat batang-batang tulangan saling melewati (overlap) satu sama
lain, maka batang-batang harus didukung sehingga batang-batang itu tidak
berhubungan satu sama lain jika ruang mengijinkan. Batang-batang itu hanya
diikat dengan aman minimun pada dua tempat persambungan.
h. Panjang sambungan harus dibuat seperti yang ditunjukkan pada Gambar Rencana.
3. Pengukuran dan Pembayaran
Tidak ada pembayaran terpisah yang dilakukan untuk pekerjaan baja tulangan. Biaya
untuk pelaksanaan pekerjaan ini dianggap sudah termasuk dalam harga satuan
pekerjaan yang terkait pekerjaan beton sesuai dengan yang terdapat dalam gambar
dan Daftar Kuantitas dan Harga.
8 - 80
2. Penyedia barang/ jasa harus menyediakan perpipaan dari semua material
sebagaimana ditunjukkan dalam daftar kuantitas bahan. Semua pipa, fitting,
valve dan perlengkapan lainnya harus sesuai untuk pemakaian di daerah tropis,
beriklim lembab dan bersuhu udara 32°C.
3. Penyedia Jasa harus menyediakan Sertifikat Jaminan Barang dari pabrik pembuat
yang menyatakan bahwa barang tersebut sesuai dengan kebutuhan yang dirinci
dalam spesifikasi teknis. Penyedia Jasa juga harus menyampaikan tentang
laporan hasil uji kimiawi dan fisik yang telah dilakukan di pabrik dan berlaku
untuk semua jenis barang.
4. Standar
a. Semua material yang ditawarkan harus produksi dalam negeri sesuai dengan
standar SNI 06-0162-1987
b. Semua material yang dikirim harus seratus persen baru (bukan material
bekas), dalam keadaan baik dan memenuhi syarat spesifikasi teknis yang
ditentukan.
c. Pipa harus PVC kaku dan harus sesuai dengan JIS K6741 Kelas VU untuk pipa
lateral dan VP Kelas untuk pipa tekanan yang terhubung dari pompa
submersible di pit basah kecuali ditentukan lain. Pipa harus sesuai untuk
pemotongan lapangan, jointing dan kopling.
5. Standard yang dapat diberlakukan adalah:
SNI 06-0162-1987 Pipa PVC untuk saluran air buangan didalam dan diluar
bangunan.
SNI 06-0178-1987 Sambungan Pipa PVC untuk saluran air buangan didalam
dan diluar bangunan.
SNI 06-2548-1991 Metode Pengujian Diameter Luar Pipa PVC untuk Air
Minum dengan Jangka Sorong.
SNI 06-2549-1991 Metode Pengujian Kekuatan Pipa PVC untuk Air Minum
terhadap Hidrostatik.
SNI 06-2550-1991 Metode Pengujian Ketebalan Dinding Pipa PVC untuk Air
Minum.
SNI 06-2551-1991 Metode Pengujian Bentuk dan Sifat Tampak Pipa PVC
untuk Air Minum
SNI 06-2552-1991 Metode Pengambilan Contoh Uji Pipa PVC untuk Air
Minum
8 - 81
SNI 06-2553-1991 Metode Pengujian Perubahan Panjang Pipa PVC untuk Air
Minum dengan Uji Tungku
SNI 06-2554-1991 Metode Pengujian Ketahanan Pipa PVC untuk Air Minum
terhadap Metilen Khlorida
SNI 06-2555-1991 Metode Pengujian Kadar PVC pada Pipa PVC Air Minum
dengan THF
SNI 06-2556-1991 Metode Pengujian Diameter Luar Pipa PVC untuk Air
Minum dengan Pita Meter
JIS K6741
AS 1260
6. Diameter Pipa
Diameter pipa yang dipakai sesuai dengan yang dirinci dan ditunjukkan dalam
daftar kuantitas bahan.
7. Tekanan kerja
- Tekanan kerja dari pipa minimal 100 m kolom air atau 10 kg/cm2 atau menurut
standar SNI yang berlaku dan tekanan pengujian minimal 2 (dua) kali tekanan
kerja pipa. Penyedia barang/ jasa harus menyertakan tanda bukti hasil
pemeriksaan tekanan kerja dari pipa/ fitting pipa yang ditawarkan dan
melakukan pengujian setelah pengiriman dilakukan dan sampai lokasi.
- Bila dianggap perlu, atas permintaan Direksi Lapangan/ Direksi Teknis, Penyedia
barang/ jasa harus melakukan pengujian kekuatan tekanan kerja pipa/fitting
pipa di lapangan pada pipa/ fitting pipa yang dikirim ke lapangan atas biaya
Penyedia barang/ jasa. Jumlah pipa/ fitting pipa yang akan diuji di lapangan
akan ditentukan kemudian oleh Direksi Lapangan/ Teknis. Bila ternyata hasil
pengujian tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi ini, maka Penyedia barang/
jasa harus menggantinya dengan yang baru sampai memenuhi persyaratan
spesifikasi yang ditentukan.
8. Kelas Pipa
Jenis pipa PVC dengan tekanan nominal 10 kg/cm2 menurut standard SNI yang
berlaku dan mempunyai panjang efektif 6 meter.
9. Jenis dan Macam Sambungan
8 - 82
a. Sambungan pipa dengan diameter ≤ 2 " memakai hubungan dengan ”solvent
cement”, untuk diameter pipa > 2 " memakai hubungan dengan ”Rubber ring
Joint”.
b. Untuk penyambungan pipa dengan solvent cement ini, Penyedia Jasa harus
menyediakan solvent cement sesuai dengan rekomendasi pabrik.
c. Sambungan tersebut harus mampu menahan resultante pergerakan
memanjang akibat dari perubahan suhu pipa sebesar 50ºC tanpa mengganggu
kekedapan terhadap air.
d. Pipa-pipa PVC dan pipa-pipa lengkung untuk hubungan-hubungan dengan ring
karet harus salah satu diakhiri dengan spigot dengan hubungan ring karet
yang bundar.
e. Ujung-ujung pipa yang rata harus dengan lengkung tidak lebih dari 15 derajat
atau dipakai ketentuan-ketentuan dari pabrik pembuatnya sehingga
hubungan tersebut kedap air dan tidak bocor.
10. Fitting
a. Fitting sambungan harus sesuai dengan standar SNI 06-0178-1987 dan bila
tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) maka sistem
sambungan untuk dia. > 2” harus menggunakan rubber ring joint, untuk ≤ 2”
menggunakan solvent cement.
b. Semua fitting direncanakan mempunyai tekanan kerja 1.23 mpa (12.4 kg/cm2)
c. Kecuali ditentukan lain, semua fitting harus dari jenis injection molded atau
heat process (pencetakan atau proses panas) dan didesain dengan
karakteristik dan kekuatan yang sama dengan pipa yang disambung.
d. Bila fitting yang dispesifikasikan bukan terbuat dari PVC maka harus dari besi
tuang ductile (Ductile Cast Iron). Bell and Flange yang dispesifikasikan harus
mempunyai flange pada satu ujungnya dan push-on bell satu sambungan jenis
mekanikal pada ujung yang lain. Tee dengan cabang flange, jika
dispesifikasikan, harus berupa ujung-ujung dengan push-on dan ujung pipa
cabang dengan flange. Permukaan luar fitting tersebut harus dilapisi lapisan
pelindung dari bahan bitumen, yaitu coal tar atau aspheltic base, yang
mempunyai ketebalan kering tidak kurang dari 0,3 mm. Permukaan dalam dari
fitting tersebut harus dilapisi epoxy atau coal tar epoxy yang dipakai untuk
lining harus dari bahan yang tepat untuk pipa air minum dan dilengkapi
sertifikat dari instansi yang berwenang (public health authorities).
e. Baut dan mur yang akan dipakai untuk flange dan sambungan mekanikal
harus dari baja yang digalvanis.
Pipa RCP
8 - 83
1. Material
a. Pipa harus dibuat padat dengan cara diputar sehingga mendapatkan
kepadatan dari gaya putar tersebut (centrifugal force) atau dengan cara lain
yang mampu memastikan beton kuat tekan untuk Jacking. Pipa harus
memiliki permukaan dalam yang halus tanpa gradasi dan cacat, sesuai
dengan semua persyaratan.
b. Agregat biasa yang sesuai untuk campuran beton harus digunakan dalam
proporsi yang tepat sehingga menghasilkan matriks agregat terbaik dalam
komposisi campuran beton. Ukuran-ukuran dan bentuk partikel harus
sedemikian rupa sesuai untuk saluran pembuangan. Agregat dengan ukuran
maksimum 15 mm harus digunakan sesuai dengan BS 1047.
c. Semen yang digunakan dalam pembuatan pipa adalah Sulfate Resisting
Portland Cement Type V yang memenuhi SNI 15-2049-2004. Kandungan
semen dalam campuran tidak boleh kurang dari 400 kg / m3 dan rasio air-
semen harus ditentukan oleh pabrik sesuai untuk mencapai kekuatan beton
minimum yang dipersyaratkan 500 kg/cm2.
2. Sertifikat Jaminan Barang
Penyedia barang/jasa harus menyediakan Sertifikat Jaminan Barang dari pabrik
pembuat yang menyatakan bahwa barang tersebut sesuai dengan kebutuhan
yang dirinci dalam spesifikasi teknis. Penyedia barang/ jasa juga harus
menyampaikan tentang laporan hasil uji kimiawi dan fisik yang telah dilakukan di
pabrik, serta melakukan pengujian setelah pipa dikirim dan sampai di lokasi.
3. Standar
a. Semua material yang ditawarkan harus produksi dalam negeri dengan standar
SNI 03-6368-2000 atau AS 4058-2007. Bila ternyata belum dibuat di dalam
negeri, maka yang ditawarkan dapat menggunakan standard lain, dengan
syarat bahwa kualitas keseluruhan sekurang-kurangnya sama dengan apa
yang ditetapkan dalam dokumen lelang ini.
b. Semua material yang dikirim harus seratus persen baru (bukan material
bekas), dalam keadaan baik dan memenuhi syarat spesifikasi teknis yang
ditentukan.
c. Penyedia barang/ jasa harus menyediakan dan menyertakan semua pipa dan
fitting, valve, coupling, meter, mur, baut, gasket, material penyambung dan
bahan pelengkap sebagaimana dirinci dalam Daftar Kualitas dan Bahan atau `
dalam gambar/ drawing.
4. Standard yang dapat diterima adalah:
8 - 84
SNI 03-6368-2000 Spesifikasi Pipa Beton Untuk Saluran Air Limbah,
Saluran Air Hujan dan Gorong-gorong.
ASTM C 618 Specification for Fly Ash and Row Calcined Natural
Pozzolan for Use as Mineral Admixture in Portland
Cement Concrete
ASTM C 882 Terminology Relating In Concrete Pipe and Related
Products
BS5911-Part100-1988 Precast concrete pipes, fittings and
ancillary products.
AS 4196.
JIS A5372.
8 - 87
7. Pada waktu pemasangan pipa harus diperhatikan benar-benar mengenai
kedudukan pipa agar yang dipasang betul-betul lurus serta pada peil yang
benar dan dasar pipa harus terletak rata, tidak boleh ada benda keras yang
memungkinkan rusaknya pipa dikemudian hari.
8. Pada waktu pemasangan pipa, galian untuk perletakan pipa harus kering, tidak
boleh ada air sama sekali dan bagian dalam pipa harus bersih. Penyambungan
pipa hanya dilakukan dalam keadaan kering.
9. Disekeliling pipa harus diberi lapisan pasir sesuai dengan gambar sehingga
terdapat pasir minimal setebal 10 cm dibawah, disamping, dan diatas pipa,
kecuali untuk pipa-pipa yang memotong jalan (crossing jalan) diurug segera
dengan pasir penuh dan tanah bekas galian harus disingkirkan agar dapat
segera dapat dilalui kendaraan-kendaraan. Dan khusus untuk jalan-jalan
protocol (lalu lintas padat dan kendaraan-kendaraan berat) harus dilindungi
dengan pelat baja.
10. Semua pemasangan fitting penyambungan pipa seperti tee, elbow/bend dan
sebagainya harus diberi blok-blok penahan dari beton (beton K-175).
11. Setiap pekerjaan pemasangan pipa yang dihentikan pada waktu diluar jam-
jam kerja, ujung-ujung pipa yang terakhir harus ditutup rapat air untuk
mencegah masuknya kotoran/ benda-benda asing/ air kotor kedalam pipa.
Material yang digunakan untuk tutup ujung pipa tersebut harus bersih dan
bebas dari minyak/oli, aspal atau bahan-bahan minyak pelumas lainnya.
12. Semua ujung pipa yang terakhir dan tidak dilanjutkan lagi harus ditutup
(didop/plug) dan diberi beton penahan (beton K-175).
13. Penyedia jasa harus melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan
pemasangan pipa sesuai dengan dokumen pelelangan dan syarat-syarat
yang tercantum dalam syarat – syarat teknis pekerjaan ini.
a. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan.
- Semua pipa dan sambungan-sambungan harus diperiksa dengan teliti
terhadap retak-retak dan kerusakan-kerusakan lainnya ketika pipa
berada di atas galian, segera sebelum pemasangannya pada posisi
terakhir.
- Ujung spigot harus diperiksa secara seksama karena bagian ini yang
paling mudah rusak pada waktu pengangkutan. Pipa atau peralatan yang
rusak harus diletakkan dekat galian untuk diperiksa oleh Direksi
Lapangan/ Teknis, yang akan menentukan perbaikan atau dibuang.
b. Penurunan Pipa Kedalam Galian.
8 - 88
- Peralatan seperti Crane 20-30 ton digunakan untuk memindahkan pipa
dari truk.
- Semua pipa, ”Fitting, dan Valve” harus diturunkan kedalam galian satu
persatu dengan menggunakan tripod/tackle, handle crane & hoist atau
dengan perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai, sedemikian rupa
untuk mencegah kerusakan pada bahan tersebut maupun lapisan
pelindung luar dan dalamnya.
8 - 89
dilapangan untuk menandakan kedalaman penetrasi spigot yang benar
kedalam sambungan pipa.
14. Pemasangan Pipa.
a. Pipa harus diletakkan agar diperoleh perletakan/tumpuan yang seragam
dan menerus sesuai jalur dan gradien yang diperlihatkan dalam gambar
dan sesuai dengan jadual perletakan yang ditentukan bagi pemasangan.
Sebelum menempatkan pipa ke posisinya gradien akhir harus dicek
dengan peralatan survey.
b. Tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah benda asing masuk
kedalam pipa saat ditempatkan pada jalur pemasangannya. Selama
pemasangan, tidak boleh ada sampah, perkakas, kain, atau benda lainnya
yang diletakkan/ditinggalkan kedalam pipa.
c. Setiap batang pipa yang diletakkan dalam bagian ujung spigot harus
diletakkan ditengah bell, pipa didorong masuk dan ditempatkan pada
jalur dan gradien yang benar.
d. Pipa harus dimantapkan di tempatnya dengan bahan urugan yang
dipadatkan merata, kecuali pada bagian bellnya. Tindakan pencegahan
harus diambil untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke
dalam sambungan.
e. Pada saat tidak dilakukan pekerjaan penyambungan ujung terbuka pipa
harus ditutup dengan cara yang memadai yang disetujui oleh Direksi
Lapangan/Teknis.
f. Khususnya pada musim hujan, penyedia barang/ jasa harus melakukan
tindakan untuk mencegah air hujan/ atau sampah dan benda lainnya yang
tidak perlu masuk ke pipa yang telah dipasang, dan jangan sampai pipa
tersebut terapung.
g. Pemasangan pipa pada daerah tebingan sungai harus terlindung dari
banjir dan pipa dipasang pada tebing dengan dengan perkuatan dengan
clem, dyna bolt atau bahan lainnya yang mampu menahan beban pipa.
15. Jenis dan Macam Sambungan.
a. Penyambungan pipa-pipa dilaksanakan sesuai dengan petunjuk
penyambungan pipa dari pabrik pembuat pipa dan atau berdasarkan
petunjuk-petunjuk dari Direksi Lapangan/ Teknis.
b. Penyedia barang/ jasa tidak boleh memulai pelaksanaan pekerjaan
sebelum alat-alat bantu yang diperlukan sudah tersedia dilapangan. Pipa
8 - 90
harus dipasang sesuai gambar-gambar, kecuali bila Direksi
Lapangan/Teknis menunjukkan lain.
Solvent Semen
8 - 91
- Kedalam masuknya spigot ditentukan tanda-tandanya, pipa-pipa yang
belum ada tandanya supaya diberi tanda untuk memastikan
masuknya pipa secara cukup.
- Defleksi pipa-pipa diijinkan untuk sambungan, besarnya ditentukan
sesuai instruksi pabrik yang memproduksi pipa ataupun petunjuk-
petunjuk langsung dari Direksi Lapangan/Teknis, dengan pedoman
bahwa defleksi pipa tersebut setelah pipa disambung secara utuh.
Flange
- Sebelum dipasang flanges pipa harus sudah bersih permukaannya,
kemudian dipasang dan dibaut dengan putaran secukupnya.
- Sebelum pekerjaan pembautan, semua baut dan mur harus diberi
gemuk dengan sempurrna.
- Baut-baut harus dikunci dengan kunci-kunci khusus sehingga dapat
menjamin kesamarataan baut-baut pipa dengan kedudukan flens
pipa, sehingga terdapat tekanan yang sama pada seluruh permukaan
dari flens.
Fitting
Semua jenis fitting dipasang sesuai dengan fungsi dan jenisnya seperti
yang tercantum dalam Bill of Quantity dan gambar,sesuai dengan jenis
pipanya.
Thrust Blok
8 - 92
a. Penyedia barang/jasa harus melengkapi valve sesuai dengan yang
dibutuhkan dan menurut standar yang disetujui. Seluruh valve sesuai
dengan ukuran yang disebutkan dan bila mungkin dari jenis atau model
yang sama dan dikeluarkan oleh satu pabrik.
b. Seluruh valve pada badan bagian luar harus tercetak asli dari pabrik dan
dicor dengan huruf timbul yang dapat menunjukkan :
- Nama pemilik proyek
- Nama atau Merk Dagang Pembuatnya
- Tahun pembuatan (97 berarti 1997)
- Tekanan kerja
- Diameter nominal
- Arah panah aliran bila valve tersebut digunakan satu aliran
c. Valve dengan diameter lebih kecil atau sama dengan 25 mm boleh dari
brass/kuningan, kecuali untuk handwheel terbuat dari besi tuang atau
besi tempa atau jenis sambungan dari sambungan ulir.
d. Batang katup terbuat dari bahan stainless steel sesuai standar EN 10088
atau setara yaitu Baja tahan karat AISI 420 atau AISI 316, Galur batang
trapezoidal hendaknya sesuai bentuk alur acme DIN 103
e. Valve dengan diameter 50 mm keatas menggunakan sambungan sistem
dengan flange dan terbuat dari ductile iron.
f. Ketebalan flange harus ditentukan berdasarkan tekanan kerja seperti yang
dispesifikasikan dan sesuai dengan standard internasional yang diakui.
g. Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) maka
seluruh Valve harus dibuat khusus untuk menerima tekanan kerja
minimal 10 bar
h. Semua lubang/bukaan sambungan pipa harus ditutup untuk mencegah
masuknya benda-benda asing.
i. Harga penawaran valve sudah termasuk perlengkapan untuk
penyambungan seperti gasket, mur, baut dan ring untuk satu sisi flange
dengan tambahan 10%.
j. Besar dan ukuran perlengkapan tersebut disesuaikan dengan spesifikasi
teknis dari flange valve, mur, baut dan ring dikirim dalam keadaan bukan
material bekas.
k. Valve yang disupplai adalah termasuk kateogori/ Type B, dimana
desainnya lebih kuat & tahan untuk torsi yang diberikan.
l. Valve harus bersih, kering dan bebas dari kotoran sebelum digunakan.
8 - 93
Coating sudah menggunakan Electrostatically Applied Epoxy Resin
Coating, lebih baik disertakan sertifikasi Coating sesuai standard GSK
Coating.
m. Petunjuk operasi (operating manual) harus disediakan untuk setiap jenis
valve dan perlengkapannya.
n. Penyedia barang/ jasa harus menyertakan sertifikat keaslian dari pabrik
dengan garansi dari kerusakan yang disebabkan malfungsi tanpa tindakan
disengaja dirusak dengan pemakaian normal minimal 5 tahun.
17. Gate Valve.
a. Bila tidak disebut dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), maka gate
valve yang ditawarkan adalah gate valve dari jenis “Non Rising Stem”.
b. Penawaran gate valve sebaiknya disediakan hand wheel dan kunci T (Tee
Key) sebagai bonus dalam penawaran. Jumlah T Key & Handwheel
minimal 40% dari setiap valve yang ditawarkan yang ukurannya sama.
Handwheel dari bahan Besi tuang kelabu sedangkan T Key dari Mild Steel.
Semua Gate Valve harus disediakan Stamp Cap (tutup batang ulir) dari
Besi tuang kelabu .
c. Bila dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) diperlukan extension
spindle maka material tersebut terbuat dari baja galvanis yang telah
dilakukan Electrostatically applied epoxy resin (GSK Coating). Harga
penawaran extension spindle sudah termasuk spindle Cap dari Besi tuang
kelabu .
d. Badan dari gate valve terbuat dari Ductile Cast Iron atau juga disebut
Ductile Iron.Tangkai valve jenis non-rising dan dengan katup yang solid
(solid wedge gate). Valve harus cocok untuk pemasangan dengan posisi
tegak (vertikal mounting). Valve harus dirancang untuk saluran air yang
bebas hambatan yang mempunyai diameter tidak kurang dari diameter
nominal valve apabila dalam posisi terbuka.
e. Teknologi Valve sudah menggunakan konsep O-Ring, bukan Gland
Packing. O-Ring dibuat dari bahan Karet EPDM dan aman digunakan
untuk air minum.
8 - 94
g. Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari besi tuang kelabu , rata
dan tahan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban lalu lintas
yang padat. Tutup harus disertakan pada surface box tersebut.
h. Joint antara tutup dengan badan bisa berupa engsel atau dihubungkan
dengan baut. Ukuran surface box disesuaikan dengan masing-masing
dimensi valve dan sudah dicoating dengan anti karat.
i. Valve dengan ukuran lebih kecil dari 50 mm mempunyai badan yang
terbuat dari perunggu, skrup bonnet (topi sekrup), gate valve memiliki
solid wedge (baji), skrup dalam dan tangkai pengungkit.
j. Gate valve perunggu harus didesain dan dibuat sesuai dengan JIS B 2011
atau ketentuan lain yang disetujui. Tekanan kerja besamya 0.98 Mpa (10
kglcm²). Valve harus dilengkapi dengan roda pemutar dan ujung berulir
(sekrup). Badan Valve harus merupakan cetakan perunggu yang mengacu
pada JIS H 5111, kelas 6 atau cetakan perunggu dengan daya rentang
tidak kurang dari 196 N/mm2 (20 kg/m2). Piringan terbuat dari perunggu
cetakan sesuai spesifikasi di atas atau dari kuningan yang mengacu pada
AS H 3250, kelas C 3711 atau dari tembaga yang mempunyai daya
rentang tidak kurang dari 314 N/mm2 (32 kg/m2).
Stem/tangkai harus terbuat dari tembaga sesuai spesiflkasi di atas.
18. Butterfly Valve.
a. Butterfly Valve (Katup Kupu-kupu) yang disediakan semuanya tipe Double
Flange untuk mengurangi biaya aksesories tambahan.
b. Badan valve, Bonnet dan Gland flange dibuat dari Ductile Iron/ Besi
Daktile.
c. Memiliki pelindung karet (rubber sealing) dari EPDM yang tahan terhadap
air berkhlorinasi.
d. Seluruh permukaan valve (bagian luar dan dalam) telah dilapisi pelindung
elektrostatik (Electrostatically apllied epoxy powder coating) dengan
ketebalan coating 250 – 400 mikron di perumukaan rata dan150- 300
mikron on di bagian sudut-sudutnya.
19. Chek Valve.
8 - 95
c. Pada bagian luar badan check valve harus terdapat cap (tercetak) yang
dapat menunjukkan merk, atau dari pabrik mana yang membuatnya,
besamya diameter, tekanan kerja, dan arah aliran air.
d. Badan keseluruhan, cakram dari badan check valve (hinge) terbuat dari
besi Ductile Cast Iron/ Ductile Iron.
e. Tekanan kerja dari check valve mampu menahan 10 kg/cm2 atau 10 Bar.
f. Chek Valve harus didesain sedemikian rupa sehingga piringan, dudukan
cincin dan bagian-bagian dalam lainnya yang mungkin perlu untuk
perbaikan harus mudah diambil, mudah dipindahkan dan mudah diganti
tanpa menggunakan peralatan khusus atau harus memindahkan valve
dari jalurnya.
20. Perlintasan Pipa.
a. Perlintasan pipa meliputi perlintasan pipa dengan jalan raya, kereta api
dan sungai, seperti yang telihat dalam gambar. Penyedia Jasa hendaknya
mendapatkan izin-izin yang diperlukan untuk membuat bangunan
perlintasan dan biaya yang timbul untuk itu menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa.
b. Untuk pipa-pipa yang melintasi badan air / sungai, bila diijinkan pipa-pipa
dapat digantungkan pada jembatan yang ada setelah gambar
perencanaan mendapat persetujuan dari instansi yang berwenang. Pipa
yang digunakan untuk perlintasan ini adalah pipa baja. Apabila tidak
memungkinkan digantung pada jembatan yang ada maka harus diadakan
jembatan pipa tersendiri.
c. Jembatan pipa direncanakan mengunakan pipa baja seperti terlihat pada
gambar rencana. Penyedia Jasa harus mempersiapkan semua tenaga,
alat-alat, dan perlengkapan-perlengkapan lainnya yang diperlukan unutk
melaksanakan pekerjaan ini.
d. Pemasangan jembatan-jembatan pipa tidak hanya melaksankan
pekerjaan ini pembuatan pondasi saja, akan tetapi sekaligus
melaksanakan pemasangan pipanya dan penyambungan didalam tanah
dengan dengan pipa yang berdekatan dengan jembatan.
8 - 96
dengan jenis pipa, ketebalan dan diameter pipa yang digunakan, serta
apabila perancah dilepas maka bentang pipa menjadi lurus;
g. Gambar kerja yang memperlihatkan susunan rinci bahan pipa dan juga
garis pemotongan dan sudut masing-masing pipa untuk lawan lendut
harus disiapkan. Sebelum melaksanakan pemasangan jembatan pipa,
gambar yang menunjukan semua ukuran-ukuran, detail pipa, pondasi
abutment, tiang pancang dan perhitungan-perhitungan yang diperlukan
harus diserahkan kepada Direksi Lapangan/ Teknis untuk terlebih dahulu
diperiksa dan disetujui. Penyedia jasa tidak dibenarkan melaksanakan
pemasangan jembatan pipa sebelum gambar kerja disetujui Direksi
Lapangan/ Teknis
h. Ring support harus betul-betul dipasang pada setiap bantalan per bagian
sebagaimana terlihat pada gambar. Ring support harus dibuat dari satu
jenis baja sesuai dengan standar yang ditentukan. Setelah semua clamp
pengaman pipa dipasang pada posisi yang dikehendaki dilas pada
sekeliling pipa dan dicat.
i. Semua pipa baja yang terekspos, fitting, sambungan dan pipa yang akan
ditanam dalam tanah harus dilindungi sesuai dengan SNI yang berlaku
untuk pelapisan pipa baja mengenai lapisan pelindung luar dan lapisan
pelindungan dalam.
j. Konstruksi perlintasan pipa melalui rel kereta api harus memakai pelindung
pipa dengan bahan dari kontruksi beton atau kontruksi lainnya yang
dapat menahan beban dari kereta yang lewat, dan mendapat persetujuan
dari PT. Kereta Api Indonesia (PT. KAI)
k. Pelaksanakan pekerjaan perlintasan rel kereta api dibawah pengawasan
oleh PT. Kereta Api Indonesia (PT. KAI).
21. Pengujian.
a. Pengujian pada jalur pipa harus dilakukan setelah pemasangan pipa
katup, bangunan khusus jembatan pipa, penembusan pipa (pipe driving),
perlintasan pipa dan perlengkapan lainnya, sesuai dengan standar.
b. Pengujian tekanan air (hydrostatic-pressure test) pada jalur pipa harus
dilakukan untuk menjamin bahwa sambungan pipa dan perlengkapannya
dalam keadaan baik, kuat dan tidak bocor serta blok-blok penahan (thrust
block permanen) sanggup menahan tekanan sesuai dengan tekanan kerja
pipa.
c. Tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengujian tekanan air dan
pengujian kebocoran, serta peralatan meter yang diperlukan untuk
penguatan tekanan dan kebocoran harus disediakan.
8 - 97
d. Bagian jaringan pipa yang diuji harus diisi penuh dengan air. Pengisian air
dilakukan dengan pemompaan (an electric piston type test pump) yang
dilengkapi meteran air dan harus dicegah terjadinya gelombang-
gelombang tekanan, semua udara didalam pipa dilepas, serta sebuah
manometer dengan kran penutupnya harus dihubungkan pada cabang
jaringan pipa yang diuji. Apabila bagian dari pipa yang diuji tidak terdapat
katup udara, Penyedia barang/ jasa harus menyediakan dan mengusulkan
cara pengeluaran udara.
22. Pengujian Tekanan Air.
a. Sebelum pengujian tekanan air dimulai, blok-blok bantalan penahan dan
semua konstruksi pengaman dari beton harus sudah berumur Iebih dari 7
hari.
b. Untuk pipa diameter 600 mm dan yang lebih kecil, setiap bidang jalur pipa
harus diisi dengan air bersih dan diuji dengan tekanan 0,75 MPa (≈7,5
kg/cm2).
c. Untuk pipa diameter 800 mm dan yang lebih besar, pengujian dilakukan
dengan tekanan yang sama dengan memakai test band.
d. Penimbunan kembali harus diselesaikan kecuali pada bagian-bagian
sambungan dimana peralatan ini harus terlihat dan diamati pada waktu
penguatan berlangsung.
e. Jika penimbunan sebagian harus dilakukan karena masalah gangguan lalu
lintas atau keperluan lainnya, maka harus sesuai dengan petunjuk tenaga
ahli.
f. Jaringan perpipaan yang telah terpasang sepanjang lebih dari 500 m, dapat
langsung diisolasi untuk diuji secara hidrostatis dengan tekanan uji
disesuaikan dengan jenis dan kelas pipa, kecuali bila ditetapkan lain.
g. Semua peralatan yang diperlukan untuk pengujian tekanan hidrostatis
harus disediakan dan terlebih dahulu harus diperiksa serta disetujui oleh
tenaga ahli. Jika hasil pengujian tekanan hidrostatis dinyatakan gagal
maka harus dicari sumber kebocoran dan lalu diperbaiki, serta lakukan uji
ulang hingga memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
8 - 98
23. Pengujian Tekanan (Pipa Diameter 600 mm dan yang Lebih Kecil).
a. Semua pengujian harus dilakukan pada jalur pipa per bagian setelah
galian diurug, tetapi sebelum perbaikan kembali lantai keras. Sambungan
sedapat mungkin harus ditempatkan selama pengujian berlangsung.
b. Sebelum pengujian, seluruh pipa harus digelontor secara merata dengan
air bersih.
c. Jalur pipa harus disiapkan untuk pengujian dengan menutup semua katup,
memasang sumbat yang memadai pada bukaannya, dan membuka katup
udara sepanjang jalur pipa.
d. Bila di titik puncak tidak dipasang katup pelepas udara, maka harus
dipasang katup penguapan (evaporation) pembantu.
e. Bila tidak tersedia bangunan permanen seperti ruang/bak katup, ujung
bidang pipa yang diuji harus dilindungi terhadap air yang bertekanan 0,75
MPa (≈7,5 kg/cm2).
f. Jalur pipa harus diisi dengan air bersih secara perlahan agar
kantongkantong udara dapat dilepaskan, sampai seluruhnya diisi dan
berada dalam tekanan ringan yang harus dipertahankan untuk jangka
waktu 24 jam. Kerusakan yang timbul pada jalur pipa pada tahap ini harus
segera diperbaiki.
g. Tekanan air harus dinaikkan ke pengujian tekanan. Jangka waktu
pengujian tekanan dilakukan selama 2 (dua) jam. Pipa, fitting sambungan,
atau katup yang rusak harus disingkirkan dan diganti.
Pengujian harus diulang sampai memuaskan.
h. Bila pengujian pipa yang terpasang memperlihatkan kebocoran yang lebih
besar dari yang ditetapkan dalam Tabel, lokasi kebocoran harus
ditetapkan, lalu bahan atau sambungan yang rusak segera diperbaiki atau
diganti.Pengujian harus diulang sampai kebocoran berada dalam kisaran
yang diijinkan.
Tabel G.3 Kebocoran yang diijinkan bagi pipa dengan 100 sambungan
8 - 99
150 4,56 450 13,68
200 6,08 500 15,20
250 7,60 600 18,24
24. Pengujian Tekanan Dengan Test Band (Pipa Diameter 700 mm dan yang Lebih
Besar)
a. Test band dipakai untuk setiap sambungan dari bagian dalam pipa.
Setiap sambungan harus diuji segera setelah pekerjaan penyambungan
selesai. Jangka waktu pengujian tidak boleh kurang dari 5 menit dengan
tekanan uji dijaga agar tetap konstan.
b. Pada laporan, seluruh hasil pengujian harus memperlihatkan lokasi,
waktu, tanggal dan data setiap pengujian, termasuk peta lokasi pengujian.
c. Sambungan yang rusak harus segera dilepas dan disambung kembali,
serta lakukan lagi pengujian.
25. Penggelontoran Pipa.
a. Semua pipa yang terpasang harus dibersihkan dengan penggelontoran
memakai air bersih. Penggelontoran dilakukan dengan
membuka/menguras cabang pembuang (drainase branch), mulai dari
hulu dan secara bertahap ke arah hilir.
b. Jangka waktu pengurasan cabang pembuang harus ditetapkan.
c. Selain itu lokasi harus dengan segera ditetapkan dan diperbaiki apabila
ditemukan kebocoran selama penggelontoran, walaupun hasil pengujian
dinyatakan telah disetujui.
26. Pembersihan Pipa.
a. Setelah pengujian tekanan hidrostatis dinyatakan selesai dan berhasil,
kotoran dalam pipa harus dibersihkah dengan membuka semua katup
penguras (wash-out), membilas dan memberi desinfektan pada jaringan
pipa.
b. Pembersihan bagian dalam pipa dilakukan dengan mengalirkan air bersih
yang mempunyai kecepatan tinggi yaitu di atas 0,75 cm/detik dan dalam
jangka waktu sampai air yang keluar dari katup penguras secara visual
bersih dan tidak mengandung sedimen
8 - 100
Pipa RCP
1. Penyimpanan.
a. Pipa harus disimpan dan diatur sedemikian rupa untuk mencegah
kerusakan terutama pada ujungnya. Setiap pipa dengan ujung yang rusak
yang akan mengganggu kinerja sambungan tidak akan diterima dan tidak
boleh digunakan dalam pekerjaan.
b. Semua pipa beton yang dikirim ke lapangan harus diperiksa oleh Direksi
Lapangan/Teknis dan setiap potongan pipa yang ditolak karena ada cacat
segera dikeluarkan dari lapangan. Penyedia diperbolehkan memperbaiki
pipa yang rusak sejauh kerusakan dianggap dapat diperbaiki dan tunduk
pada persetujuan Direksi Lapangan/Teknis sebelum eksekusi. Pipa yang
tidak diperiksa oleh Direksi Lapangan/Teknis tidak akan diterima.
Penyedia harus menyediakan cukup waktu untuk memungkinkan
pemeriksaan tersebut dilakukan.
2. Pemasangan.
a. Peralatan seperti Crane 20-30 ton digunakan untuk memindahkan pipa dari
truk.
b. Semua pipa harus diturunkan kedalam galian satu persatu dengan
menggunakan Crane 20-30 ton selain perkakas atau peralatan lainnya yang
sesuai, sedemikian rupa untuk mencegah kerusakan pada bahan tersebut
maupun lapisan pelindung luar dan dalamnya.
c. Proses pemasangan pipa harus dimulai saat penggalian selesai. Tanpa
penundaan, Penyedia harus meletakkan pipa didasar galian pada
kedalaman yang ditunjukan pada Gambar. Pipa harus diletakkan dengan
benar dan dengan kemiringan yang terjaga.
d. Jika ada air tanah, Penyedia harus mengatur pengeringan air agar galian
dalam kondisi kering selama pemasangan pipa dan sampai benar-benar
tertimbun dan dipadatkan.
e. Kecuali diizinkan oleh Direksi Lapangan/Teknis, dan dalam keadaan khusus
saja, semua pemasangan pipa dilakukan dari arah hulu, dengan soket pipa
menghadap ke hulu.
f. Selama pemasangan pipa hindari penurunan dasar penggalian pada lokasi
badan pipa dan sambungan untuk membantu memudahkan pemasangan.
Bila ada tanah yang keras dan berbutir pada dasar galian harus diganti
dengan pasir yang dipadatkan. Pemadatan dilakukan dengan manual untuk
memberikan dukungan yang stabil pada pipa sebelum dilakukan
penimbunan.
3. Toleransi Pemasangan Pipa.
8 - 101
Keakuratan pemasangan pipa harus berada dalam toleransi plus minus 20
mm dari elevasi sebenarnya dan plus minus 5 % penyimpangan koordinat dari
yang sebenarnya disetiap titik.
4. Penyambungan.
a. Sebelum pipa diturunkan ke kedalam galian, spigot dan socket harus
dibersihkan dan terbebas dari kotoran atau bahan lainnya yang akan
menghalangi penyambungan pipa. Gasket karet harus dibersihkan dan
ditempatkan dengan benar didalam spigot.
b. Gasket dan bagian socketnya diolesi dengan pelumas yang disediakan oleh
pabrikan pipa dan tidak berbahaya pada Gasket. Pipa harus pada posisi
yang benar selaras dengan galian untuk menghindari kemungkinan
menyentuh pinggir galian. Segera setelah spigot berada pada posisi
ditengah-tengah socket, socket didorong kedalam spigot dengan alat
jacking.
c. Pemeriksaan Gasket yang tertekan akibat proses pemasukan socket harus
dilakukan secara bertahap sebelum seluruh pipa masuk yang ditandai
dipermukaan socket untuk menghindari Gasket terjept dan rusak. Soket
harus masuk cukup baik sepanjang jalur pipa sehingga tidak mudah lepas.
d. Hanya jacking atau alat lainnya yang boleh dipakai untuk melakukan
penyambungan. Dalam kondisi apapun, linggis atau peralatan lain yang
mungkin menyebabkan kerusakan pada pipa tidak boleh digunakan untuk
tujuan ini.
5. Pengujian.
Sebelum dilakukan penimbunan kembali/penutupan galian elevasi dasar pipa
harus dicek kembali apakah diletakkan dalam toleransi atau tidak dan
sambungan pipa harus diperiksa dengan metode yang benar yang disetujui
Direksi Lapangan/Teknis.
Setelah selesai penimbunan setiap pipa dicek terhadap kebocoran air tanah
yang masuk kedalam pipa serta kotoran-kotoran sisa pekerjaan bila ada.
Pemeriksaan dilakukan di setiap manholes dan apabila ditemukan kebocoran
segera diperbaiki.
8 - 102
Pembayaran dilakukan sesuai dengan harga satuan dalam Daftar Kuantitas
dan Harga dari pipa terpasang dan diterima oleh Direksi Pekerjaan.
b. Sistem Boring
Pengukuran untuk pemasangan pipa PVC diukur dalam satuan linear meter
(m1) yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan Pemasangan
Pipa dan Maintenance Hole.
Pembayaran berdasarkan jumlah panjang pipa terpasang beserta
kelengkapannya mulai dari penimbunan starting pit dan arriving pit sampai
dengan penutupan permukaan ke kondisi semula untuk berbagai diameter
pipa dan kedalaman tanah sesuai dengan harga satuan dalam Daftar Kuantitas
dan Harga dari pipa dan accessories terpasang dan diterima oleh Direksi
Pekerjaan.
Pipa RCP
a. Sistem Galian Terbuka (open trench)
Pengukuran untuk pemasangan pipa RCP diukur dalam satuan linear meter
(m) sedangkan accessories diukur dalam satuan buah seperti yang terdapat
dalam Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan Pemasangan Pipa dan
Accessories.
Pembayaran berdasarkan jumlah panjang pipa dan accessories terpasang
beserta kelengkapannya mulai dari penimbunan galian sampai dengan
penutupan permukaan kekondisi semula untuk berbagai diameter pipa dan
dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
b. Sistem Jacking
Pengukuran untuk pemasangan pipa RCP diukur dalam satuan linear meter
(m) yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan Pemasangan
Pipa Sistem Jacking.
Pembayaran berdasarkan jumlah panjang pipa terpasang beserta
kelengkapannya mulai dari penimbunan starting pit dan arriving pit sampai
dengan penutupan permukaan kekondisi semula untuk berbagai diameter
pipa, kedalaman tanah dan dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
Penyedia melaksanakan transportasi pipa (PVC dan RCP) mulai dari Pabrik ke
tempat penampungan (stock yard) dan dari tempat penampungan ke lokasi
pemasangan. Kualitas pipa yang didatangkan harus sesuai dengan standar
Pabrik. Loading dan unloading pipa harus mengikuti standar yang ditentukan
pabrikan. Apabila terdapat cacat pada pipa yang terjadi dalam perjalanan atau
8 - 103
dalam proses pemuatan dan penurunan di Pabrik atau di tempat penampungan
atau lokasi pemasangan, Penyedia berkewajiban menggantinya.
8 - 104
Pemulihan tekanan uji harus dilakukan pada interval setengah jam. Jumlah air
yang ditambahkan setiap waktu, disebut kemudian sebagai air makeup, harus
diukur, dicatat dan ditotal di akhir pengujian.
Selama 3 jam pengujian jumlah air make up ditambahkan untuk menjaga
tekanan pengujian yang ditentukan tidak boleh melebihi jumlah yang diberikan
oleh rumus berikut:
Q = .5 DLH
Dimana Q = jumlah make up lebih dari 3 jam (liter) yang diperbolehkan,
D = Nominal diameter pipa (m),
L = Panjang pipa yang diuji (km),
H = Rata rata tekanan pada bagian yang diuji (m)
Ada atau tidaknya cacat dalam pekerjaan Penyedia harus tampak/jelas.
2. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran pekerjaan tes hidrolis dalam satuan meter panjang (m 1) dan
disetujui Direksi Pekerjaan serta pembayarannya sudah termasuk dalam
pemasangan pipa sesuai dengan harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga.
G.5. PROPERTY (HOUSE CONNECTION)
Pembongkaran Keramik.
a. Umum.
Perbaikan keramik lantai mungkin suatu pekerjaan yang agak sulit dilakukan
bila kurang mengerti cara mengerjakannya. Sebetulnya hal ini bisa mudah
dilakukan apabila dilakukan dengan kesabaran dan teknik pembongkaran
yang sesuai. Disamping itu juga untuk mempermudah mengerjakannya harus
tersedia beberapa alat untuk membongkar keramik lantai . Dan juga hal
yang sangat perlu adalah bagaimana keramik tersebut dapat dengan mudah
dibuka dengan bantuan bahan aditiv yang cocok dipergunakan.
b. Metode pembongkaran keramik.
Melepaskan nut keramik pada sisi bagian keramik yang akan dibongkar.
Pemisahan nut dari keramik merupakan hal yang utama dilakukan untuk
mendapatkan ruang untuk mendapatkan lapisan ikatan semen dibawah
keramik sehingga jika nut sudah dibuka maka pemisahan keramik dari
ikatan semen akan lebih mudah dilakukan dan tidak akan mencederai
keramik sisi lainnya.
Beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk membuka nut keramik :
- Pemahatan.
8 - 105
Membuka nut melalui pemahatan nat dengan menggunakan pahat
kecil. Membuka nut dengan menggunakan grenda mesin , jenis grenda
harus menggunakan grenda jenis pemotong keramik.
Saat melakukan proses pembongkaran keramik ini sering mengandung
resiko, sehingga harus dilakukan dengan hati hati dan penuh
kesabaran karena dengan mengerjakan yang ceroboh bisa mencederai
keramik disisi lainnnya sehinga kita harus membongkarnya juga.
- Bahan Kimia.
Saat ini sudah ditemukan beberapa bahan kimia (bahan aditif) yang
bisa membantu untuk memudahkan pembongkaran keramik. Salah
satu bahan aditif yang biasa digunakan adalah penghancur semen
(cement remover). Bahan aditif ini biasanya dituangkan di permukaan
garisan nut keramik, kemudian di tunggu beberapa saat. Setelah itu
kemudian nut akan lebih mudah dipahat atau digrenda sehingga untuk
pembongkaran keramik akan semakin mudah.
Melakukan pembukaan keramik supaya terpisah dari lapisan semen
dibawah keramik. Alat yang diperlukan adalah pisau scrab/ pisau dempul
yang berbentuk lebar dan kaku . Caranya adalah pisau didorong pada
sudut bawah keramik diarahkan ke bagian tengah lembaran keramik.
Kemudian tekan pisau scrab dengan palu secara perlahan. Jika
beruntung, keramik akan terangkat sekaligus. Jika tidak kemungkinan
akan terangkat sebahagian atau pecah, sehingga anda perlu mengangkat
kembali lapisan keramik yang masih tertinggal.
Pembersihan lapisan adukan semen lama, hal ini dilakukan untuk
membuat perekat yang baru antara lantai dengan keramik yang akan
dipasangkan. Semua lapisan adukan yang lama harus dibuka, bisa
menggunakan pahat beton untuk menghancurkannya. Kemudian lakukan
pembersihan untuk mengangkat semua lapisan hingga benar benar
bersih, jika perlu gunakan vacum supaya debu terangkat semuanya atau
bisa menggunakan lap basah kemudia dikeringkan.
Pembongkaran Beton.
1.Pelaksanaan.
a. Beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Pembongkaran lantai beton dilakukan karena adanya berbagai masalah
dibawah lantai atau adanya pekerjaan baru yang mengharuskan lantai
dibongkar.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sbb :
o Untuk masalah pipa, tentukan lokasi dan kedalaman pipa bawah
tanah. Cari keran di luar ruangan atau tutup saluran bawah tanah.
8 - 106
o Untuk masalah air, cari area di mana air keluar melalui celah-celah
beton, atau merembes melalui pinggiran suatu dataran.
o Untuk saluran listrik, cari gardu listrik di luar area rumah dan menggali
sepanjang yang diperlukan untuk menentukan ke mana saluran
listriknya mengalir.
o Untuk perbaikan lainnya, atau untuk memasang infrastruktur baru
yang mengharuskan menggali sebuah area yang dilapisi beton, harus
meriset rencana pembangunan untuk menentukan di mana harus
mulainya.
b. Metode pembongkaran.
Tandai lokasi bagian beton yang ingin dipecahkan.
Gunakan pensil atau kapur untuk menandai lokasinya.
Matikan infrastruktur lain yang relevan.
Jika menggali di atas sebuah jalur sambungan listrik atau pipa, matikan
listrik atau air sebelum memulainya.
Potong garisnya dengan gergaji listrik sedalam mungkin.
Potong garis dengan rata untuk membuat pinggiran yang rapi. Berhati-
hatilah dalam menggergaji. Gergaji ini sangat kuat dan dapat
menyebabkan cedera parah. Selalu gunakan respirator atau masker
wajah untuk melindungi diri dari debu dan ikuti instruksi
penggunaannya. Jika memungkinkan, gunakanlah gergaji basah dan
berikan aliran air dalam kadar yang cukup untuk mencegah debu dan
kerusakan pada gergaji.
Cungkil beton di sekitar potongannya.
Gunakan bor palu elektrik yang besar untuk melakukan hal ini.
Miringkan bor sehingga sisi tempat akan mengangkat potongannya
melonggar, bukan sisi yang ingin pertahankan.
Galilah lubangnya lebih dalam lagi secara bertahap.
Dengan menggunakan alat yang sama, kerjakan area di sekitar
potongannya, tusukkan lebih dalam setiap kali mencapai bagian dasar
beton. Ini merupakan bagian tersulit dari proses pemecahan, karena
potongan-potongan yang dipecahkan tidak bisa dilepaskan sampai ada
ruang bagi mereka untuk menjatuhkan diri.
Cungkil ke dalam untuk memperbesar celah yang ada.
Segera setelah ada celah antara beton yang ingin dilepas dan beton
yang ingin pertahankan, cungkil dengan peralatan yang sama untuk
memperbesar celahnya hingga setidaknya 8 cm, atau secukupnya agar
dapat membuang potongan-potongan beton.
Pecahkan potongan-potongan yang lebih besar dengan palu pemecah
atau palu elektrik.
8 - 107
Setelah celah yang cukup lebar tercipta sehingga bisa menghindari
rusaknya bagian beton yang ingin dipertahankan, selanjutnya langkah
dibawahnya ini digunakan untuk mengangkat keseluruhan bagian yang
rata :
- Gunakan pengumpil untuk mendapatkan hasil tercepat dan paling
efektif.
- Jangan gunakan palu listrik atau peralatan listrik lainnya jika berada
di dekat pipa air, saluran listrik, atau benda-benda sejenis.
- Buang potongan yang rusak dan bagian-bagian kecil beton dari
lubang saat memperbesarnya, sehingga potongan-potongan lainnya
memiliki ruang untuk terjatuh tanpa tersangkut.
- Gunakan pemotong kawat untuk memotong kawat dan gergaji besi
untuk memotong rangka.
Bersihkan pinggiran dinding lubang.
Setelah semua beton yang diperlukan diangkat, cungkil dinding
vertikal lubang untuk membuatnya rata. Hal ini akan memastikan
perbaikan yang lebih kuat (atau pinggiran yang lebih menarik jika tidak
berencana mengganti betonnya).
2. Pengukuran dan Pembayaran.
Pengukuran untuk pekerjaan Bongkaran Beton diukur dalam satuan meter
kubik (m³) yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan
Properti.
Pembayaran dilakukan berdasarkan harga satuan dalam Daftar Kuantitas
dan Harga bongkaran beton yang diterima oleh Direksi Pekerjaan.
Pemasangan Keramik.
1.Pelaksanaan.
a. Beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Dalam pemasangannya ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan,
agar pemasangan keramik tepat dan benar.
• Tentukan jenis keramik yang dibutuhkan, misalnya untuk lantai
eksterior atau interior. Pemilihan ini disesuaikan dengan kondisi
tempat pemasangannya.
• Tentukan luas permukaan yang akan dilapisi keramik, serta bahan
pemasangannya. Keramik yang dibutuhkan dilebihkan sekitar 15%
dari luas ruangan terukur untuk jenis pemasangan paralel, dan 25%
untuk diagonal.
• Tentukan warna, ukuran, dan motif keramik.
• Tentukan metode atau cara pemasangan yang akan dilakukan,
apakah open join dengan lebar nat >3mm, atau closed join dengan
nat kecil < 3mm.
8 - 108
• Tentukan pola pemasangan yang diinginkan, apalah paralel atau
diagonal. Pemasangan secara diagonal akan membutuhkan lebih
banyak keramik karena banyaknya keramik yang dipotong pada tepi
ruangan.
b. Persiapan Memasang Keramik.
Pastikan lantai yang akan dipasang keramik sudah kuat dan rata. Hal ini
untuk memastikan keramik yang terpasang tidak akan retak dan pecah.
Pastikan pula dasar lantai tidak terdapat retakan dan serpihan, jika ada
harus dihaluskan dan dibersihkan terlebih dahulu.
c. Cara Pemasangan Keramik
Tentukan titik pusat dari area lantai.
Menemukan titik pusat merupakan prioritas utama, karena hal ini
akan menentukan di mana harus memasang keramik yang pertama
dan berikutnya.
Mulailah pemasangan keramik yang pertama dari titik pusat ke salah
satu dinding.
Aplikasikan mortar perekat keramik dengan cetok (bergerigi lebih baik)
secara merata pada dasar lantai. Rentangan aplikasi perekat sebaiknya
jangan terlalu luas cukup 3-4 ubin keramik. Dikhawatirkan perekat
akan cepat mengering, sehingga rekatannya pada keramik tidak bagus.
Letakkan keramik di atasnya, dan tekan ke bawah dengan pelan, serta
ketok dengan palu karet hingga posisi ubin stabil. Pada saat mengetok
keramik, pastikan ada suara yang timbul. Jika suara berdengung
berarti ada perekat yang tidak merekat pada keramik. Segera angkat
keramik tersebut dan lakukan perbaikan pengadukan perekat hingga
merata dan tempelkan pada posisi semula.
Gunakan tile spacer (pemisah ubin) dan lanjutkan pemasangan ubin
berikutnya.
Pakailah waterpass alumunium untuk mengepaskan ketinggian
keramik sampai merata. Jika terlihat ada permukaan yang tidak rata,
maka bisa menambah atau mengurangi mortar perekat keramik
sampai rata.
Pada saat pemasangan pada ujung baris, lakukan pengukuran pada
keramik yang akan dipotong dengan cara menempatkannya di atas
keramik terakhir, serta dengan memberi ruang untuk nat. Tandai
dengan spidol pada keramik yang akan dipotong.
Ulangi langkah nomer 2 hingga 7 untuk baris keramik berikutnya.
Biarkan selama satu setengah hari agar mortar perekat keramik
mengering.
Lakukan pengisian nat dengan grout. Grout merupakan mortar
(semen) yang digunakan untuk mengisi kekosongan atau celah
keramik.
Bersihkan kelebihan grout dengan menggunakan spons basah.
8 - 109
2. Pengukuran dan Pembayaran.
Pengukuran untuk pekerjaan Pemasangan Keramik Lantai diukur dalam
satuan meter persegi (m²) yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga
Pekerjaan Properti (House Connection).
Pembayaran dilakukan berdasarkan harga satuan dalam Daftar Kuantitas
dan Harga Pemasangan Keramik yang dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
Bak Kontrol.
1. Umum.
Bak kontrol merupakan bak kecil yang terpasang diantara pasangan pipa air
kotor yang berguna sebagai pengontrol setiap saat jika pipa air kotor
mengalami penyumbatan.
Bak kontrol menggunakan penutup dari cor beton bertulang dilengkapi
dengan besi pegangan untuk membuka.
Dasar bak kontrol harus lebih dalam dari dasar pipa air kotor yang ada
dimaksudkan agar endapan yang terjadi mudah dibersihkan.
Penempatan bak kontrol diujung/akhir pipa air kotor atau bagian
persilangan pipa atau belokan pipa.
Konstruksi bak kontrol dibuat dari pasangan ½ batu dengan adukan 1 Pc : 4
Ps dan diplester kedap air 1 Pc : 3 Ps .
2. Pengukuran dan Pembayaran.
Pengukuran untuk pemasangan Bak Kontrol diukur dalam satuan buah yang
terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan Properti (House
Connection).
Pembayaran berdasarkan Bak Kontrol terpasang dan berfungsi dan dapat
diterima oleh Direksi Pekerjaan, dengan harga satuan sesuai Daftar Kuantitas
dan Harga.
8 - 110
• Jika sampai keluar ke saluran kota, akan menyebabkan bau yang tidak
sedap (pencemaran) dan dapat menimbulkan penyakit.
• Jika sampai masuk kedalam Septic Tank, akan menganggu proses Septic
Tank.
2. Jenis Grease Trap.
• Grease trap pasif, yaitu perangkat sederhana yang digunakan di bawah
kompartemen bak cuci dalam dapur. Grease trap ini membatasi aliran
dan menghapus 85-90% dari lemak dan minyak yang masuk. Makanan
padat bersama dengan lemak, minyak, dan gemuk akan terjebak dan
disimpan dalam perangkat ini.
• Tangki in-ground berukuran besar, yang biasanya 500-2000 galon. Unit-
unit ini dibangun dari beton, fiberglass, atau baja. Dengan sifat ukuran
lebih besar, perangkat ini memiliki kapasitas penyimpanan lemak dan
limbah padat yang lebih besar untuk aplikasi aliran limbah yang tinggi
seperti pada restoran atau rumah sakit.
Trap ini biasa disebut pencegat gravitasi (gravity interceptors). Pencegat /
trap memerlukan waktu retensi dari 30 menit untuk memungkinkan
lemak, minyak, gemuk dan limbah padat makanan untuk menetap di
tangki. Semakin banyak limbah masuk ke tangki maka begitu pula air yang
bebas lemak didorong keluar dari tangki.
• GRD (Grease Recovery Devices / Perangkat Pemulihan Lemak),
menghapus lemak / minyak permukaan secara otomatis ketika terjebak.
3. Grease Trap Portable.
Produk Grease Trap ini biasanya dipasang dibawah kitchen sink dan
berfungsi untuk menyaring minyak/lemak dan sampah padat agar tidak
mengalir masuk ke dalam saluran pembuangan, sehingga mencegah
terjadinya penyumbatan pipa saluran, pencemaran lingkungan dan
mengganggu masyarat sekitar karena limbah minyak/lemak berbau sangat
tidak sedap dan akan menyebar kemana-mana apabila sampai mengalir ke
saluran got yang terbuka.
Semua air cucian dari dapur melalui Sink, akan mengalir masuk kedalam
Grease Trap Portable. Sampah padat bekas cucian akan tersaring pada
Basket Strainer Ø 2mm. Setelah melalui basket, air + grease masuk ke ruang
2, Grease akan naik ke permukaan air secara gravitasi karena berat jenis
lemak / grease lebih ringan dari pada air. Kemudian air yang berada dibawah
grease akan keluar melalui pipa ke saluran kota. Sampah-sampah pada
basket dan grease yang ada dipermukaan air harus dibersihkan secara
berkala.
4. Pengukuran dan Pembayaran.
8 - 111
Pengukuran untuk pemasangan Grease Trap diukur dalam satuan buah yang
terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan Properti (House
Connection).
Pembayaran berdasarkan Grease Trap terpasang dan berfungsi dan dapat
diterima oleh Direksi Pekerjaan, dengan harga satuan sesuai Daftar Kuantitas
dan Harga.
8 - 114
h. Geotekstil yang dikirim ke lapangan harus dengan suatu pelindung yang
membungkus material tersebut terutama dari sinar matahari. Penyimpanan
dan pemasangan gulungan geotekstil tersebut tidak boleh mengakibatkan
kerusakan fisik.
i. Pemasangan geotekstil harus sesuai dengan petunjuk yang dikeluarkan
oleh pabrik. Geotekstil harus dihamparkan secara memanjang dengan
tepat.Geotekstil harus dipasang pada lokasi seperti yang dicantumkan pada
Gambar Rencana atau atas petunjuk Konsultan Pengawas.
j. Permukaan tanah tempat geotekstil akan digelar, haruslah bersih dari benda-
benda tajam/runcing seperti akar pohon dan batuan-batuan yang dapat
menimbulkan kerusakan pada geotekstil.
k. Penyambungan Geo Textile yang satu ke lainnya dapat dilakukan dengan cara
saling melewati (overlapp) atau dengan cara dijahit (Sewn).
2. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran untuk pemasangan Geotextile Sistem Galian Terbuka (open trench)
dalam satuan meter persegi (m²) sebagaimana terdapat dalam Daftar Kuantitas
dan Harga.
Pembayaran dilakukan berdasarkan harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga dari pengadaan dan pemasangan Geotextile yang diterima oleh Direksi
Pekerjaan.
8 - 115
J. LAPISAN PENUTUP PERMUKAAN JALAN/PENGEMBALIAN ASPAL
J.1. Umum
A. LAPIS RESAP PENGIKAT (Prime Coat) dan LAPIS PEREKAT (Tack Coat)
1) Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan pemasangan material aspal pada
permukaan yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk penghamparan
Pelaburan Aspal atau Lapisan Campuran Aspal. Pada umumnya Lapis Resap
Pengikat (Prime Coat) harus digunakan pada permukaan yang bukan beraspal
(misalnya lapis pondasi agregat/batu pecahan), sedangkan Lapis Perekat (Tack
Coat) harus digunakan pada permukaan yang beraspal (seperti lapis Penetrasi
Macadam yang ada, Aspal beton, ATB, HRS, Pelaburan Aspal dll).
2) Standar dan Rujukan
AASHTO M 81-85 Aspal yang dilarutkan (cut-back- Asphalt) tipe yang
pengeringannya cepat.
AASHTO M 82-85 Aspal yang dilarutkan – tipe yang pengeringannya
sedang.
AASHTO M 140-80 Aspal emulsi (aspal yang diemulsi dengan air).
AASHTO M 208-82 Aspal emulsi tipe Kationik.
AASHTO M 226-80 Viskositas Aspal Semen.
AASHTO T 189-86 Pengaruh dari panas dan udara pada material aspal
(Pengujian lapisan tipis aspal dalam oven).
B.S 3403 Tachometer Industri.
3) Cuaca
Lapisan Resap Pengikat harus dipasang hanya pada permukaan yang kering atau
sedikit lembab sedangkan lapis perekat harus dipasang hanya pada permukaan
yang benar-benar kering. Pemasangan Lapis Resap Pengikat atau Lapis Perekat
harus tidak dilaksanakan waktu angin kencang, hujan atau akan turun hujan.
Kecuali mendapat persetujuan lain dari Direksi Pekerjaan. Pekerjaan
pemasangan Lapisan Resap Pengikat dan Lapis Perekat harus dilakukan selama
musim kering.
4) Kualitas Pekerjaan dan Perbaikan dari Pekerjaan yang tidak memuaskan.
Lapisan yang telah selesai harus menutup keseluruhan permukaan yang dilapisi
dan tampak merata, tanpa ada lokasi yang tidak tertutup atau beralur atau
berlebihan aspalnya.
8 - 116
Dalam hal Lapis Resap Perekat, permukaan harus mempunyai daya lekat yang
cukup pada waktu pengerjaan pelapisan ulang. Untuk penampilan yang
kelihatan bintik-bintik, timbul dari bahan pengikat yang didistribusi sebagai
butir-butir tersendiri boleh diterima untuk Lapis Perekat yang lebih ringan
asalkan penampilannya kelihatan rata dan keseluruhan takaran pemakaiannya
benar.
Dalam hal Lapis Resap Pengikat, setelah pengeringan selama 4 hingga 6 jam atau
menurut ketentuan produsen, bahan pengikat harus telah meresap ke dalam
lapis pondasi, meninggalkan sebagian bahan pengikat dengan menunjukkan
bahwa permukaannya berwarna hitam atau abu - abu tua yang merata dan
tidak porous. Tekstur untuk permukaan lapis pondasi agregat harus rapi dan
harus tidak ada genangan atau lapisan tipis bahan pengikat atau bahan pengikat
yang bercampur dengan agregat halus yang cukup tebal harus dikikis dengan
pisau.
Perbaikan dari lapis resap pengikat dan lapis perekat yang tidak memuaskan
harus seperti diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan termasuk pembuangan
bahan lebihan, penggunaan agregat penutup, atau pengerjaan pelapisan
tambahan seperlunya. Lubang kecil dari lapis resap harus ditutup dengan
segera. Direksi Pekerjaan mungkin memerintahkan lubang yang besar atau
kerusakan lain dibongkar dengan penggaruk dan dipadatkan kembali atau
penggantian lapisan pondasi diikuti oleh pengerjaan kembali lapis resap
pengikat.
5) Pelaporan
Penyedia harus menyediakan bahan-bahan berikut ini kepada Direksi Pekerjaan:
a. Lima liter contoh dari setiap bahan bitumen yang diusulkan oleh Kontrktor
untuk digunakan dalam pekerjaan dilengkapi sertifikat dari pabrik
pembuatnya, diserahkan sebelum konstruksi dimulai. Sertifikat tersebut
harus menjelaskan bahwa bahan pengikat memenuhi ketentuan-ketentuan
spesifikasi dan kelas yang sesuai untuk bahan pengikat untuk Lapis Resap
Pengikat atau Lapis Perekat.
b. Harus disiapkan catatan yang memuaskan untuk sertifikat kalibrasi dari
semua instrument dan meteran pengukur dan tongkat celup ukur untuk
distributor aspal, diserahkan tidak boleh kurang dari 30 hari sebelum
pelaksanaan dimulai. Tongkat celup ukur, alat instrumen dan meteran ukur
harus dikalibrasikan dengan toleransi ketelitian dan tanggal pelaksanaan
kalibrasi harus tidak melebihi dua tahun sebelum pelaksanaan dimulai.
c. Diagram semprot diserahkan sebelum konstruksi dimulai, supaya
pemeriksaan peralatan dapat dilaksanakan.
8 - 117
d. Contoh-contoh bahan yang dipakai pada setiap hari kerja. Catatan-catatan
harian untuk pekerjaan pelaburan yang telah dan takaran-takaran pemakaian
bahan.
6) Kondisi Pekerjaan
a. Pekerjaan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga memberi
ketidaknyamanan yang minimum bagi lalu lintas dan membolehkan lalu lintas
satu arah tanpa merusak pekerjaan yang sedang ditangani.
8 - 118
Hot Rolled Sheet equivalen dengan LATASTON (Bina Marga Specification
12/PT/B/1983) dan ditunjukan untuk digunakan pada jalan-jalan yang
memikul lalu lintas ringan atau sedang. Hal-hal karakteristik paling penting
adalah keawetan, fleksibilitas dan ketahanan kelelahan yang tinggi,
sedangkan pertimbangan kekuatan hanya kepentingan kedua, asalkan
batas-batas terendah dari spesifikasi ini dilampaui.
b. Laston (AC)
8 - 119
Jenis Campuran Simbol Tebal Rancangan
Nominal (cm)
Lataston HRS 3
Aspal Beton AC 4
Pondasi Atas Beraspal ATB ≥4
Dalam beberapa hal, Direksi Pekerjaan atas dasar kerataan perkerasan atau
data ukuran ketentuan maksimum atau rancangan yang lain boleh
menyetujui atau menerima tebal rata-rata yang kurang dari tebal rancangan
nominal asalkan Campuran Aspal yang dipasang pada ketebalan tersebut
baik dalam segala hal lainnya. Meskipun begitu, sama sekali tidak ada
bagian dari campuran aspal beton yang dipadatkan yang kekurangan
ketebalannya melebihi 5mm dari ketebalan nominal rancangannya.
d. Untuk semua jenis campuran, yang termasuk pembayaran ini menurut luas
nominal atau volume dan bukannya berat sesungguhnya dari material yang
dihamparkan, berat campuran aspal yang benar-benar dipakai harus
dipantau oleh Penyedia dengan menimbang setiap muatan truk pengangkut
material yang meninggalkan pusat pencampur. Dalam hal bagian yang
manapun yang sedang diukur untuk menentukan pembayarannya, berat
material yang benar-benar dihamparkan yang dihitung dari timbangan
muatan truk adalah kurang dari ataupun lebih dari lima persen lebih besar
dari berat yang dihitung dari ketebalan dan rata-rata kepadatan contoh
lapisan (cores), Direksi Pekerjaan harus mengambil tindakan untuk
menyelidikinya agar bisa memastikan sebab terjadinya selisih berat tersebut
sebelum menyetujui pembayaran material yang telah dihamparkan itu.
Penyelidikan Direksi Pekerjaan bisa meliputi, tetapi tidak perlu terbatas
pada hal-hal berikut ini :
(i) Memerintahkan Penyedia untuk lebih sering atau lebih banyak atau
mencari lokasi-lokasi cores yang lain;
(ii) Memeriksa kalibrasi dan ketepatan timbangan serta prosedur dan
peralatan percobaan laboratorium;
(iii) Memperoleh hasil-hasil pemeriksaan lapangan dan laboratorium yang
independen tentang kepadatan campuran aspal yang dicapai setelah
dihampar;
(iv) Menetapkan suatu sistim penghitungan dan pencatatan truk secara
terinci.
8 - 120
Penyelidikan detail belum tentu menghasilkan nilai-nilai baru untuk dimensi
geometris yang memastikan jumlah material yang harus dibayar. Meskipun
begitu, dalam segala kasus, tak peduli tenggang beratnya dilampaui atau
tidak, pembayaran harus didasarkan atas ukuran-ukuran nominal dari
lapisan Campuran Aspal dan bukan atas berat material itu.
Biaya untuk segala penambahan atau lebih seringnya mengambil coring,
untuk tambahan survei geometris ataupun pengujian laboratorium,
penerapan sistim pencatatan muatan truk, ataupun tindakan lainnya yang
dianggap perlu oleh Direksi Teknik untuk memastikan alasan kelebihan
toleransi beratnya harus ditanggung oleh Penyedia sendiri.
e. Variasi kerataan permukaan campuran lapisan pelindung (Latasir Klas A & B,
Lataston & Aspal Beton) yang telah selesai ditangani diukur dengan mistar
penyipat yang panjangnya 3m harus tidak boleh lebih dari 5mm pada setiap
titik variasi kerataan permukaan campuran aspal yang telah selesai
digunakan sebagai lapisan pondasi atas dari tepi mistar yang panjangnya 3m
tidak boleh lebih dari 1cm pada setiap titik. Keleluasaan harus dibuat untuk
masing-masing kasus terutama untuk perubahan bentuk yang disebabkan
perubahan rancangan punggung perkerasan dan lengkung vertikal pada
profil memanjang.
f. Pada keadaan dimana Tebal lapisan Campuran Aspal digunakan sebagai
lapisan perata atau lapisan penguat disamping sebagai lapisan permukan,
maka tidak boleh lebih dari 2,5 kali tebal Rancangan Nominal yang diberikan
pada Tabel diatas
4) Standar untuk Rujukan (AASHTO)
T 49-88 Penetrasi dari material aspal.
T 50-88 Pengujian daya apung dari material aspal.
T 96-88 Daya tahan terhadap gerusan dari agregat kasar berukuran
kecil dengan menggunakan Mesin Los Angeles.
T 164-86 Quantitative Extraction dari Aspal dalam Campuran
Perkerasan Aspal.
T 165-88 Pengaruh dari air pada kohesi campuran aspal yang
dipadatkan.
T 166-88 Berat isi dari campuran aspal yang dipadatkan.
T 168-55 Pengambilan campuran perkerasan aspal.
T 180-83 Memperoleh kembali aspal dari larutan dengan metode
Abson.
8 - 121
T 189-86 Pengaruh panas dan udara pada material aspal (pengujian
lapisan tipis dengan oven/tungku).
T 182-80 Penyelaputan dan pengelupasan aspal pada campuraT 209-
84 Berat jenis maksimum dari campuran perkerasan aspal.
T 245-88 Daya tahan terhadap leleh (flow) plastis dari campuran aspal
menggunakan peralatan Marshall.
M 18-88 Bahan pengisi (filler) mineral untuk campuran perkerasan
aspal.
M 20-80 Tingkat Peneterasi Aspal Semen.
M 226-88 Tingkat kekentalan (viscosity) aspal dan agregat.
5) Pelaporan
Penyedia harus melengkapi Direksi Pekerjaan dengan:
a. Contoh dari seluruh material-material yang disetujui untuk digunakan, yang
akan disimpan oleh Direksi Pekerjaan selama periode kontrak untuk
keperluan rujukan.
b. Laporan tertulis yang memberikan sifat-sifat hasil pengujian dari seluruh
material.
c. Formula campuran kerja dan data uji yang mendukungnya; dalam bentuk
laporan tertulis.
d. Pengukuran pengujian permukaan.
e. Laporan tertulis mengenai kerapatan (density) dari campuran- campuran.
f. Data uji laboratorium dan lapangan untuk pengendalian harian dari takaran
campuran dan kwalitas campuran, dalam bentuk laporan tertulis.
g. Catatan-catatan harian dari seluruh truk yang ditimbang pada alat
Penimbang.
h. Catatan-catatan tertulis dari pengukuran tebal lapisan-lapisan dan dimensi
perkerasan harus tidak lebih basar dari tebal rancangan yang ditunjukkan
dalam gambar rencana.
i. Untuk setiap material aspal yang diusulkan Penyedia untuk digunakan
pernyataan asal sumbernya, bersama dengan data uji yang memberikan
sifat-sifatnya, baik sebelum maupun sesudah pengujian lapisan tipis dalam
oven (thinfilm oven test) (AASHTO T189), meliputi:
(i) Penetrasi pada 25º C
8 - 122
(ii) Penetrasi pada 35º C
(iii) Ring and Ball Softening Point
(iv) Kekentalan pada 60º C
(v) Kekentalan pada 135º C
6) Pembatasan oleh Cuaca.
Campuran hanya bisa dihampar bila permukaannya kering, bila tidak akan hujan
dan bila dasar jalan yang disiapkan dalam kondisi memuaskan.
8 - 123
sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan, sesudah percobaan diatas permukaan
lapis pondasi yang telah dikerjakan. Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi
Pekerjaan, perbandingan pemakaian minyak tanah per 100 bagian aspal semen
(80 pph- kurang lebih ekivalen dengan viskositas aspal cutback hasil kilang jenis
MC-30). Aspal emulsi jenis kationik dengan rasio pengikatan sedang (medium
setting) sesuai SNI 03 4898 1998 juga dapat digunakan sebagai bahan lapis resap
pengikat.
b. Agregat penutup untuk lapis resap pengikat harus dari hasil penyaringan kerikil
atau batu pecah, terbebas dari butiran- butiran lemah atau lunak, bahan kohesi
atau bahan organik. Tidak kurang dari 98 persen harus lolos saringan ASTM 9,5
mm dan tidak lebih dari 2 persen harus lolos saringan ASTM 2.36 mm (No.8).
2) Bahan-Bahan untuk Lapis Perekat (Tack Coat)
Bahan aspal untuk lapis perekat harus salah satu dari yang dibawah ini, seperti yang
ditentukan oleh Direksi Pekerjaan:
a. Salah satu jenis aspal semen AC-10 atau AC-20 yang memenuhi AASHTO M 226-
80, diencerkan dengan 25 sampai 30 bagian minyak tanah per 100 bagian aspal.
b. Aspal emulsi yang cepat waktu mengerasnya memenuhi ketentuan AASHTO M
140, M 208 atau SNI 03 4898 1998. Direksi Pekerjaan boleh mengijinkan atau
meminta pengenceran emulsi dengan 1 bagian air bersih per 1 bagian emulsi.
3) Bahan Agregat Untuk Campuran Aspal.
a. Agregat Kasar.
1. Agregat kasar pada umumnya akan lebih kurang memenuhi gradasi yang
disyaratkan seperti dibawah dan harus terdiri dari batu pecahan atau kerikil
pecah, kecuali untuk fraksi agregat kasar HRS Klas A atau B boleh bukan batu
pecah.
Tabel J.2 Persen Berat Yang Lolos Saringan
20 ¾ 100 10
12.8 ½ 30-100 95-100
9.5 3/8 0-55 50-100
4.85 #4 0-10 0-50
0.085 # 0-1 0-5
2
0
0 8 - 124
2. Agregat kasar harus terdiri dari material yang bersih, keras, awet yang bebas
dari kotoran atau bahan yang tidak dikehendaki dan harus memiliki
persentase keausan yang tidak lebih dari 40 % pada 500 putaran seperti yang
ditetapkan oleh AASHTO T 96.
3. Bila diuji dengan pengujian-pengujian penyelapuran dan pengelupasan
(Coating and Stripping Test) AASHTO T 182, agregat tersebut harus memiliki
luas yang terselaput tidak kurang dari 95%.
b. Agregat Halus.
1. Agregat halus, pada umumnya harus lebih kurang sesuai dengan gradasi yang
disyaratkan dibawah dan harus terdiri dari satu atau lebih pasir alam atau
hasil pengayakan batu pecahan atau suatu kombinasi yang cocok darinya.
Biasanya dengan kecualian untuk campuran latasir, hasil pengayakan batu
pecahan (Crusher dust) akan diperlukan untuk menghasilkan suatu campuran
yang ekonomis serta memenuhi sifat-sifat campuran.
Jenis Campuran
Ukuran Saringan
LATASTON, LASTON & ATB
(mm) (ASTM)
9.5 mm 3/8” 100
4.85 mm #4 90-100
2.36 mm #8 80-100
600 micron # 30 25-100
6. Agregat halus harus terdiri dari partikel yang bersih, keras, bebas dari
gumpalan lempung, atau material lain yang tidak dikehendaki. Batu ayakan
harus dihasilkan dari batu yang memenuhi kualitas yang dibutuhkan untuk
agregat kasar.
c. Bahan Pengisi Campuran Aspal.
1. Bahan pengisi harus terdiri dari abu batu kapur (limestone dust), semen
portland, abu terbang, abu tanur semen atau bahan mineral non plastis
lainnya dari sumber yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Bahan tersebut
harus bebas dari bahan lain yang tidak dikehendaki.
2. Harus kering dan bebas dari gumpalan-gumpalan dan bila diuji dengan
pengayakan basah harus mengandung bahan yang lolos saringan 85 mikron
tidak kurang dari 85% beratnya (tetapi lebih baik tidak kurang dari 85%).
8 - 125
3. Penggunaan kapur tohor sebagai bahan pengisi dapat memperbaiki daya
tahan campuran, membantu penyeliputan dari partikel agregat dan
membantu mencegah pengelupasan. Akan tetapi banyaknya variasi kualitas
dari sumber-sumber kapur dan kecendrungan dari kapur tersebut untuk
membentuk gumpalan-gumpalan terbukti dapat menimbulkan masalah
sewaktu penakaran. Pengembangan kapur karena hidrasi dapat
menyebabkan keretakan campuran apabila kadar kapur tersebut tertalu
tinggi. Apabila kapur yang dipergunakan maka proporsi maksimum yang
diijinkan adalah 1.0% dari berat keseluruhan campuran aspal.
d. Material Aspal untuk Campuran Aspal.
Material aspal harus dari jenis AC 10 atau AC 20 aspal semen yang memenuhi
persyaratan-persyaratan dalam AASHTO M226-88.
e. Bahan Tambahan untuk Aspal.
Bahan tambahan daya rekat dan anti pengelupasan harus ditambahkan pada
material aspal bila Direksi Teknik memerintahkan atau menyetujui. Bahan
tambahan haruslah dari jenis yang disetujui oleh Direksi Teknik dan persentase
yang dibutuhkan harus dicampur dengan baik dengan material aspal sesuai
dengan instruksi dari pabrik dan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan bila diperlukan guna menghasilkan campuran yang homogen.
J.3 Pelaksanaan
1).Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat.
1. Penyiapan Permukaan yang akan disemprot Aspal.
a. Apabila pekerjaan lapis resap pengikat dan lapis perekat akan dilaksanakan
pada perkerasan badan jalan yang ada atau permukaan bahu jalan, semua
kerusakan perkerasan badan jalan atau bahu harus telah diperbaiki.
b. Apabila pekerjaan lapis resap pengikat dan lapis perekat akan dilaksanakan
pada perkerasan badan jalan atau permukaan bahu jalan yang baru,
perkerasan badan atau bahu jalan itu harus telah selesai dikerjakan , sesuai
dengan lokasi dan jenis permukaan baru itu.
c. Permukaan yang akan dilapis itu harus dipelihara menurut standar-standar (a)
dan (b) di atas hingga pekerjaan pelapisan dilaksanakan.
d. Sebelum penyemprotan aspal dimulai, debu dan bahan kotoran lainnya harus
disingkirkan terlebih dahulu dari permukaan dengan memakai sikat mekanis
atau semprotan angin (compressor) atau kombinasi kedua-duanya. Jika
pemakaian alat ini tidak menghasilkan permukaan bersih yang rata maka
bagian - bagian yang belum bersih harus dibersihkan lagi dengan sapu ijuk.
8 - 126
e. Pembersihan harus dilanjutkan/melewati 20 cm dari tepi bidang yang akan
disemprot.
f. Tonjolan yang disebabkan oleh benda-banda asing lainnya harus disingkirkan
dari permukaan memakai penggaruk baja atau dengan cara lainnya yang
telah disetujui atau sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan dan bagian yang
telah digaruk tersebut harus dicuci dengan air dan disapu.
g. Untuk pelaksanaan lapis resap pengikat di atas lapis pondasi agregat Kelas A,
permukaan akhir yang telah disapu harus rata, rapat, bermosaik agregat kasar
dan halus, permukaan yang hanya mengandung agregat halus tidak akan
diterima.
2. Takaran dan Temperatur Pemakaian dari Material Aspal.
a. Penyedia harus melakukan percobaan lapangan di bawah pengawasan Direksi
Pekerjaan untuk mendapatkan tingkat takaran yang tepat dan percobaan
tersebut akan diulangi sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan,
bila tipe dari permukaan yang akan dilapis, atau jenis dari material aspal
berubah. Biasanya, takaran pemakaian yang didapatkan akan berada dalam
batas-batas sebagai berikut:
Lapis Resap Pengikat : 0,4 sampai 1,3 liter per meter persegi Pondasi Agregat
Kelas A; 0,2 sampai 1,0 liter per meter persegi untuk Pondasi Tanah Semen.
Lapis Perekat : Sesuai dengan jenis permukaan yang akan menerima
pelapisan dan jenis bahan pengikat yang akan dipakai.
b. Suhu penyemprotan harus sesuai dengan Tabel di bawah , kecuali
diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan. Suhu penyemprotan untuk aspal
cutback yang mengandung minyak tanah yang berbeda dari yang ditentukan
pada daftar, harganya didapat melalui interpolasi.
J.3 Tabel. Suhu Penyemprotan
Batas-Batas Suhu
Jenis Bahan Pengikat Semprotan
Cutback, 50 pph Minyak Tanah (jenis cutback MC-80) 80 ± 10º C
Cutback, 85 pph Minyak Tanah (jenis cutback MC-30) 45 ± 10º C
Cutback, lebih dari 100 pph Minyak Tanah Tidak dipanaskan
Aspal Emulsi atau Aspal Emulsi diencerkan 20 ± 80º C
8 - 127
Rujukan Bina Marga RD 6.3.6 : Volume I : Lampiran E “Praktek yang aman
untuk Penanganan, Transportasi dan Penyimpanan Bitumen”.
c. Jumlah pemanasan yang berlebihan dari yang dibutuhkan atau pemanasan
yang berkelanjutan pada temperatur tinggi haruslah dihindari. Setiap material
yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan, telah rusak akibat pemanasan
berlebihan harus ditolak dan harus diganti atas biaya Penyedia.
3. Pemasangan Pelapisan.
8 - 128
Lebar kertas pelindung harus sedemikian rupa sehingga sasaran tersebut di
atas dapat dicapai.
Asphalt Distributor harus mulai bergerak tak boleh kurang 5 meter dimuka
daerah yang disemprot dengan demikian kecepatan jelajahnya tepat sesuai
ketentuan, bila batang semprot mencapai lembaran kertas dan kecepatan
ini harus tetap dipertahankan sampai melalui titik akhir dari pemakaian
bahan pengikat. Lembaran kertas harus segera disingkirkan dan dibuang
sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
e. Harus disiapkan cadangan aspal pengikat sebesar 10 persen, atau sesuai
yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, dalam tanki aspal distributor untuk
setiap selesai semprotan lari, hal ini dimaksudkan untuk mencegah udara
yang terperangkap dalam sistem penyemprotan dan sebagai cadangan
untuk pemakaian aspal.
f. Jumlah pemakaian bahan pengikat (aspal) pada setiap semprotan lari harus
segera diukur memakai meteran tongkat celup ke dalam tanki distributor
dan dilaksanakan sebelum dan sesudah penyemprotan.
g. Penyemprotan harus segera dihentika jika ternyata ada ketidak sempurnaan
peralatan semprot pada saat beroperasi dan penyemprotan ulangan sama
sekali tak diperkenankan sebelum diadakan pekerjaan perbaikan alat.
h. Setelah pelaksanaan penyemprotan bahan resap pengikat, setiap daerah
yang tergenangi bahan pengikat yang berlebihan harus secara menerus
didistribusi ulang melintang di atas permukaan yang telah disemprot. Untuk
tujuan ini boleh dipakai mesin giling roda karet, sikat ijuk atau alat penyapu
dari karet.
i. Tempat-tempat yang menunjukkan adanya bahan pengikat yang berlebihan
harus ditutup dengan agregat penutup, sebelum pemasangan lapis
berikutnya. Dalam keadaan bagaimanapun, agregat penutup tidak boleh
dipasang sebelum 4 jam setelah penyemprotan lapis resap pengikat.
4. Pemeliharaan Dan Pembukaan Bagi Lalu Lintas.
a. Pemeliharaan dari Lapis Resap Pengikat
- Penyedia harus memelihara permukaan yang telah diberi lapis Aspal Resap
Pengikat atau Perekat sesuai standar yang ditetapkan sampai lapisan
berikutnya dipasang. Lapisan berikut tersebut hanya dapat dipasang
setelah lapisan pertama dibiarkan untuk beberapa waktu untuk memberi
kesempatan terserap dan mengeras secara penuh, hal ini untuk mencegah
terjadinya aliran aspal kepermukaan dan pelunakan pada lapis berikutnya.
8 - 129
Dalam hal lapis resap pengikat yang akan dilapis dengan pelaburan
permukaan, periode pengunduran waktu harus menurut petunjuk Direksi
Pekerjaan, minimum dua hari dan biasanya tak boleh lebih dari empat
belas hari, tergantung dari lalu lintas, cuaca, bahan pengikat dan bahan
pondasi yang digunakan.
- Lalu lintas harus tidak diijinkan melintasi permukaan sampai bahan aspal
telah meresap dan mengering dan, menurut pendapat Direksi Pekerjaan,
tidak akan melekat dibawah beban lalu lintas. Dalam keadaan khusus
dimana perlu untuk mengijinkan lalu lintas melintasinya sebelum waktu
tersebut, tetap dalam segala keadaan tidak boleh lebih awal dari empat
jam setelah pemasangan bahan aspal tersebut. Agregat penutup harus
disebar dari truk sedemikian agar tidak ada roda yang melintas material
aspal basah yang tidak tertutup. Bila pemasangan agregat penutup pada
jalur yang sedang dikerjakan yang bersebelahan dengan jalur yang belum
dikerjakan, sebuah alur yang lebarnya paling sedikit 20 cm sepanjang tepi
sambungan harus dibiarkan terbuka, atau jika tertutup harus dibuka bila
jalur kedua sedang dipersiapkan untuk ditangani. Pemakaian agregat
penutup harus dilaksanakan seminimum mungkin.
b. Pemeliharaan dari Lapis Perekat
Lapis perekat harus dipasang hanya sebentar sebelum pemasangan lapis
aspal berikut diatasnya untuk memperoleh kondisi yang tepat dari
kelengketannya. Lapisan aspal berikut tersebut harus dipasang sebelum lapis
pengikat hilang kelengketannya melalui pengeringan yang berlebih, oksidasi,
debu yang tertiup atau lainnya, sewaktu lapis pengikat dalam keadaan tidak
tertutup, Penyedia harus melindunginya dari kerusakan dan mencegah
berkontak dengan lalu lintas.
2). Aspal Panas.
1. Campuran.
a. Komposisi Umum dari Campuran.
Campuran aspal pada dasarnya harus terdiri dari agregat, dan material
bitumen. Dalam beberapa keadaan, tambahan bahan pengisi mineral akan
diperlukan untuk menjamin sifat campuran aspal.
b. Kadar Bitumen dari Campuran.
Kadar bitumen dari campuran harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga
kadar aspal effektif (yaitu setelah kehilangan akibat absorpsi agregat) tidak
boleh kurang dari nilai minimum yang disyaratkan. Nilai kadar aspal yang
ditetapkan akan didasarkan atas data uji yang diberikan oleh Penyedia dan
harus lebih besar dari batasan yang disyaratkan.
8 - 130
7. Penghamparan Campuran.
a. Menyiapkan permukaan yang akan dilapisi.
- Sesaat sebelum penghamparan campuran aspal, permukaan yang ada
harus dibersihkan dari material yang lepas dan yang tidak dikehendaki
dengan sapu mesin (compressor), dan dibantu dengan cara manual (tack
coat) atau lapis aspal resap pengikat (prime coat), kecuali ditentukan lain
oleh Direksi Pekerjaan.
8 - 132
- Ketika menggilas sambungan memanjang, mesin gilas pemecah harus
terlebih dahulu pindah kejalur yang telah dihampar sebelumnya sehingga
tidak lebih dari 15 cm dari roda penggerak akan menggilas tepi yang
belum dipadatkan. Mesin gilas harus meneruskannya sepanjang jalur ini,
dengan menggeser posisinya sedikit demi sedikit melewati sambungan
dengan beberapa lintasan, sampai tercapai sambungan yang terpadatkan
dengan rapi.
- Kecepatan dari mesin gilas harus tidak melebihi 4 km/jam untuk roda
baja (Double Drum Roller) dan 15 km/jam untuk ban angin (Peneumatic
Roller) dan kecepatannya harus selalu cukup rendah sehingga tidak
mengakibatkan tergesernya campuran panas tersebut. Arah dari
penggilasan harus tidak berubah secara tiba-tiba begitu pula arah dari
penggilasan harus tidak berbalik secara tiba- tiba, yang akan
menyebabkan tersorongnya campuran.
- Penggilasan harus berlangsung secara menerus sebagaimana diperlukan
untuk memperoleh pemadatan yang merata sewaktu campuran masih
dalam kondisi yang dapat dikerjakan dan hingga seluruh bekas tanda
gilasan dan ketidakrataan hilang.
- Untuk mencegah pelekatan campuran ke roda mesin gilas, roda-roda
tersebut harus dibasahkan secara menerus, tetapi air yang berlebihan
tidak diijinkan.
- Peralatan berat atau mesin gilas tidak diperbolehkan berada di atas
lapisan yang baru selesai, sampai lapisan-lapisan tersebut betul-betul
telah mendingin dan mengeras.
- Setiap produk minyak bumi yang tumpah atau tercecer dari kendaraan
atau perlengkapan yang digunakan oleh Penyedia di atas tiap bagian
perkerasan yang sedang dikerjakan, dapat menjadi sebab pembongkaran
dan penggantian dari perkerasan yang rusak tersebut (oleh Penyedia).
- Permukaan campuran setelah pemadatan harus licin dan sesuai dengan
bentuk dan ketinggian permukaannya yang masih dalam batas-batas
toleransi yang dipersyaratkan. Tiap campuran yang menjadi lepas atau
rusak, tercampur dengan tanah, atau rusak dalam bentuk apapun, harus
dibongkar dan diganti dengan campuran panas yang baru, yang harus
dipadatkan secepatnya agar sama dengan daerah sekitarnya. Campuran
yang dipasang pada daerah seluas 1000 cm² atau lebih yang
menunjukkan kelebihan atau kekurangan material aspal beton harus
dibongkar dan diganti. Seluruh tonjolan, tonjolan sambungan, lekukan,
dan permukaan yang kasar (cacat) harus diperbaiki sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
- Sewaktu permukaan sedang dipadatkan dan diselesaikan, Penyedia harus
memotong tepi-tepi perkerasan agar bergaris rapi. Setiap material yang
berlebihan harus dipotong tegak lurus setelah penggilasan akhir, dan
8 - 133
dibuang oleh Penyedia di luar Daerah milik jalan sehingga tidak kelihatan
dari jalan.
d. Sambungan-Sambungan.
- Baik sambungan memanjang maupun melintang dalam lapisan yang
berurutan harus diatur sedemikian rupa agar tidak berada satu diatas
yang lainnya. Sambungan memanjang harus diatur sedemikian rupa agar
sambungan yang berada dilapisan paling atas akan berlokasi dipemisah
jalur lalu lintas Sambungan melintang harus dipasang secara bertahap
dengan minimum jarak antaranya 25 cm dan harus lurus.
- Campuran tidak boleh dihampar pada material yang baru saja digilas
kecuali kalau tepinya tegak lurus atau telah dipotong tegak lurus. Sapuan
aspal untuk melekatkan kedua lapisan permukaan harus diberikan sesaat
sebelum campuran tambahan dipasang diatas material yang sebelumnya
digilas.
J.4 Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran untuk pekerjaan Lapisan Penutup Permukaan Jalan (Aspal) diukur dalam
satuan meter persegi (m²) yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan
Pemasangan Pipa dan Maintenance Hole baik Galian Terbuka maupun Boring dan
Jacking.
Pembayaran dilakukan berdasarkan harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
pengembalian Aspal yang diterima oleh Direksi Pekerjaan.
J.5 Bongkaran Aspal
1. Umum
Bongkaran aspal dilakukan pada pekerjaan pemasangan pipa pada galian terbuka,
pekerjaan maintenance hole, pekerjaan starting pit dan arriving pit. Pekerjaan ini
dilakukan oleh tenaga trampil dengan menggunakan alat khusus pemotong aspal
(Asphalt Cutter) dan alat pembongkar aspal (Jack Hammer). Apabila permukaan
jalan terbuat dari beton (rigid pavement) maka pemotongan beton dengan alat
khusus pemotong beton (Concrete Cutter) dan pembongkaran beton dilakukan
dengan menggunakan Hydraulic Breaker. Peralatan yang digunakan selain tsb
diatas juga diperlukan Generator Set sebagai sumber listrik untuk
menggerakkannya. Ketebalan pemotongan aspal dan pembongkaran beton
bervariasi tergantung tebal lapisan aspal dan tebal beton dan harus mencapai lapis
pondasi A. Luas bongkaran aspal sama dengan lubang galian untuk pemasangan
pipa pada galian terbuka, pekerjaan maintenance hole, pekerjaan starting pit dan
arriving pit.
2. Pengukuran dan Pembayaran
8 - 134
Pengukuran untuk pekerjaan Bongkaran Aspal diukur dalam satuan meter persegi
(m²) yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan Pemasangan Pipa
dan Maintenance Hole baik Galian Terbuka maupun Boring dan Jacking.
Pembayaran dilakukan berdasarkan harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
bongkaran aspal yang diterima oleh Direksi Pekerjaan.
8 - 135