Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KOMPUTASI

Arus dan Tegangan dalam Rangkaian Resistor

OLEH

Aryanti I. Pellokila 1306061019


Anton
Trisna
Venchy
Petronela J. Teuf 1306062027

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2017
DASAR TEORI

A. Kuat Arus Listrik


Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu penghantar. Arah
arus listrik (I) yang timbul pada penghantar berlawanan arah dengan arah gerak elektron.
Muatan listrik dalam jumlah tertentu yang menembus suatu penampang dari suatu
penghantar dalam satuan waktu tertentu disebut sebagai kuat arus listrik. Jadi kuat arus
listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir dalam kawat penghantar tiap satuan
waktu.

Jika dalam waktu t mengalir muatan listrik sebesar Q, maka kuat arus listrik I
adalah:
Q
I=
t Ket I : kuat arus listrik (coulomb/sekon = ampere, A)

Q : muatan listrik (coulomb)


t : waktu (sekon)
Makin banyak jumlah muatan listrik yang bergerak, makin besar pula kuat
arusnya.
B. Beda Potensial atau Tegangan Listrik (V)
Bila kutub positif dan kutub negatif dihubungkan dengan kawat penghantar listrik,
maka akan mengalir elektron dari kutub negatif melalui penghubung ke kutub positif dan
arah arus listrik mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. Jadi arah arus listrik
berlawanan dengan arah aliran elektron. Terjadinya arus listrik dari kutub positif ke kutub
negatif dan aliran elektron dari kutub negatif ke kutub positif, disebabkan oleh adanya beda
potensial antara kutub positif dengan kutub negatif, dimana kutub positif mempunyai
potensial yang lebih tinggi dibandingkan kutub negatif.
Hubungan antara Tegangan listrik (V) dan Kuat arus listrik (I) Hubungan antara V
dan I pertama kali ditemukan oleh seorang Fisikawan berasal dari Jerman yang bernama
George Simon Ohm. Dan lebih dikenal sebagai hokum Ohm yang berbunyi:
“ Besar kuat arus listrik dalam suatu penghantar berbanding langsung dengan
beda potensial (V) antara ujung-ujung penghantar asalkan suhu penghantar
tetap.”

Hasil bagi antara beda potensial (V) dengan kuat arus (I) dinamakan hambatan listrik atau
resistansi (R) dengan satuan ohm (Ω). Maka persamaannya dapat ditulis:
V
R=
I atau V=IR

B. Hukum Kirchhoff
Hukum Kirchhoff pada umumnya dikenal ada dua yakni :
1. Hukum I Kirchhoff
Dalam alirannya, arus listrik juga mengalami percabangan. Ketika arus listrik melalui
percabangan tersebut, arus listrik terbagi pada setiap percabangan dan besarnya tergantung
ada tidaknya hambatan pada cabang tersebut. Bila hambatan pada cabang tersebut besar
maka akibatnya arus listrik yang melalui cabang tersebut juga mengecil dan sebaliknya
bila pada cabang hambatannya kecil maka arus listrik yang melalui cabang tersebut arus
listriknya besar. Sehingga Hukum I Kirchhoff berbunyi :
Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik simpul sama dengan jumlah
kuat arus listrik yang keluar dari titik simpul tersebut.
Secara matematis, Hukum I Kirchhoff dapat ditulis:

∑Imasuk = ∑Ikeluar

2. Hukum II Kirchhoff
Pemakaian Hukum II Kirchhoff pada rangkaian tertutup yaitu karena ada rangkaian yang
tidak dapat disederhanakan menggunakan kombinasi seri dan paralel. Umumnya ini terjadi
jika dua atau lebih ggl di dalam rangkaian yang dihubungkan dengan cara rumit sehingga
penyederhanaan rangkaian seperti ini memerlukan teknik khusus untuk dapat menjelaskan
atau mengoperasikan rangkaian tersebut. Jadi Hukum II Kirchhoff merupakan solusi bagi
rangkaian-rangkaian tersebut yang berbunyi:

“Di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik dengan
penurunan tegangan (IR) sama dengan nol”.

Metode Eliminasi Gauss


 Metode Eliminasi Gauss
Metode eliminasi gauss adalah salah satu cara yang paling awal(lama) dan banyak
digunakan dalam penyelesaian system persamaan linear. Metode eliminasi gauss
memerlukan dua tahap dalam penyelesaian suatu persamaan linear yakni tahap
eleminasi maju yang bertujuan mengubah matriks koefisien menjadi matriks triangular
dan tahap subtitusi balik. Pada metode ini diusahakan agar semua elemen dibawah
diagonal menjadi nol.
 Merode Gauss-Jordan
Metode ini tidak berbeda jauh dengan metode eliminasi gauss, namun yang berbeda
adalah pada metode ini semua elemen nol kecuali elemen diagonalnya bernilai satu

STUDY KASUS
Bila melihat gambar 1.2 maka arus dalam rangkaian belum dapat diketahui baik besar
maupu n arahnya sehingga yang menjadi permasalahan pada kasus ini adalah “Menentukan
besar arus dan tegangan pada tiap-tiap percabangan dengan analitik dan besarnya arus
dengan menggunakann metode Matriks ”.
Gambar 1.2 Rangkain Resistor

ANALISIS
1. Secara Analitik
Secara analitik, rangkaian diatas diberikan anggapan arus pada setiap loop seperti
pada gambar dibawah ini
Berdasarkan gambar diatas arus pada setiap loop dapat ditulis
i12+i52+i32=0
i65-i52-i54=0
i43-i32=0
i54-i43=0

dan tegangan pada masing-masing loop


-i54R54-i43R43-i32R32+i52R52=0
-i65R65-i52R52+i12R12-200=0

2. Secara Numerik
Berdasarka Rangkain diatas dan hasil analisi loop baik arus maupun tegangan ,
permasalahan diatas dapat diselesaikan dengan bentuk matriks seperti dibawah ini

List
Program
dan Hasil
Running

Dalam
penyelesian kasus ini digunakan Free Pascal baik pada penyelesaian secara analitik
maupun numerik.

Untuk mencari Arus secara Analitik


uses crt;
Const max=10;
type indeks=1..max; akar=array[indeks] of integer;
var i12,i32,i43,i54,i65,i52,v:real;
begin
clrscr;
writeln('i12+i52+i32= 0 (!)');
writeln('i65-i52-i54= 0 (!!)');
writeln('i43-i32=0 maka i43=i32 ');
writeln('i54-i43= 0 maka i54=i43=i32 ');
writeln('-15i54-5i43-10i52=0 (!!!)');
writeln('-20i65-10i52+5i12-200=0 (!!!!)');
writeln('dengan memasukan i32 pada setiap persamaan didapat :');
writeln('i12= -4 *i32');
writeln('i32=i43=i54');
writeln('i52=3 *i32');
writeln('i65=4 *i32');
writeln(' berapa nilai v:....');readln(V);
i32:=(v/-130);
i12:=(-4)*i32;
i52:=3*i32;
i65:=4*i32;
i52:=3*i32;
i65:=4*i32;
i43:=1*i32;
i54:=1*i32;
writeln;
writeln('========================================================');

writeln('i32':5,'i12':22,'i52':20);
writeln('========================================================');
;

writeln(i32:10,'':10,i12:10,'':10,i52:10);
writeln('**********************************************************');

writeln('i65':5,'i54':22,'i43':20);
writeln('========================================================');
;

writeln(i65:10,'':10,i54:10,'':10,i43:10);
readln;
end.
Untuk mencari tegangan secara analitik
uses crt;
Const max=100;
type indeks=1..max; akar=array[indeks] of integer;
var v,v2,v3,v4,v5,v6,i1,i2:real;
begin
clrscr;

writeln(' berapa nilai v:....');readln(v);


writeln(' berapa nilai i1:....');readln(i1);
writeln(' berapa nilai i2:....');readln(i2);
v2:=v-(i1*5);
v3:=v2-(i2*10);
v4:=v3-(i2*5);
v5:=v4-(i2*15);
v6:=v5-(i1*20);
writeln;
writeln('=======================================================
=');

writeln('v':5,'v2':22,'v3':20);
writeln('=======================================================
=');;

writeln(v:10,'':10,v2:10,'':10,v3:10);
writeln('**********************************************************');

writeln('v4':5,'v5':22,'v6':20);
writeln('=======================================================
=');;
writeln(v4:10,'':10,v5:10,'':10,v6:10);
readln;
end.

Untuk mencari arus secara Numerik(Menggunakan Metode Gauss Jordan)


File Unit
Unit tipe2;
Interface
Const max=10;
Type indeks=1..max;
Data=Array[indeks] of Real;
Matriks=Array[indeks,indeks] of Real;
Implementation
End.
Unit gerbang2;
Interface
Uses tipe2;
Procedure Membaca_array_2(baris,kolom: Integer; var a:
matriks);
Procedure Menuliskan_array_2(baris,kolom: Integer;
c:matriks);
Procedure Tekan_Esc;
Implementation
Uses Crt;
Procedure Membaca_array_2(baris,kolom:Integer; Var
a:matriks);
var i,j : Integer;
Begin
For i:=1 to baris do
Begin
Writeln('Baris ke-',i);
For j:=1 to kolom do Readln(a[i,j]);
Writeln;
End;
End;
Procedure Menuliskan_array_2(baris,kolom:Integer;
c:matriks);
var k,l:Integer;
Begin
For k:=1 to Baris do
Begin
For l:=1 to kolom do Write(c[k,l]:10:5);
Writeln;
End;
End;

Procedure Tekan_Esc;
Var pesan:String[50];
m: Integer;
Begin
pesan:='Tekan <Esc>.';
m:=78-Length(pesan);
Gotoxy(m,24);
Write(pesan);
Repeat Until Readkey=#27;
Clrscr;
End;
End.
Program Utama Gauss Jordan
Program Gauss_Jordan;
Uses crt,tipe2,gerbang2;
Var a,c:Matriks;
b: Real;
i,j,k,n:Integer;
Begin
Clrscr;
Writeln('matriks koefisien:');
Write('Dimensi Matriks (n):');Readln(n);
Membaca_array_2(n,n+1,a);

Clrscr;
Writeln('Matriks Lengkap Awal(nxn+1)');
Menuliskan_array_2(n,n+1,a);
Writeln;
For i:= 1 to n do
Begin
if a[i,i]=0 then
Begin
For j:=i+1 to n do
Begin
if a[j,i]<>0 then
Begin
For k:=i to n+1 do
Begin
b:=a[i,k];
a[i,k]:=a[j,k];
a[j,k]:=b;
End;
End;
End;
End;
b:=a[i,i];
For j:=i to n+1 do
a[i,j]:=a[i,j]/b;
For j:=1 to n do
Begin
if j<>i then
Begin
For k:=i to n+1 do
c[j,k]:=a[j,k]-a[j,i]*a[i,k];
For k:=i to n+1 do
a[j,k]:=c[j,k];
End;
End;
End;
Writeln('Matriks Pengenolan Segitiga Bawah (nxn+1):');
Menuliskan_array_2(n,n+1,a);
Writeln;
Writeln('Matriks Eigen Vektor:');
For i:= 1 to n do
Writeln(a[i,n+1]:10:5);
Tekan_Esc;
End.
Pembahasan
3. Penyelesaian secara analitik memperlihatkan bagaimana mencari arus dengan proses
analisis arus berdasarkan persamaan-persamaan. Penyelesaian ini diawali dengan
melakukan subtitusi arus i32 pada persamaan diatas sehingga didapatkan hubungan antara
arus i32 dengan arus-arus yang lainnya yakni
i32:=(v/-130) ; i12:=(-4)*i32 ; i52:=3*i32; i65:=4*i32;
i52:=3*i32; i65:=4*i32; i43:=1*i32; i54:=1*i32.
Pada penulisan programnya variable tegangan yang akan dibaca karena pencarian nilai
i32 dimulai dengan tegangan .
Demikian pula penyelesaian tegangan secara analitik digunakan kaidah Kirchhoff tentang
tegangan pada loop tertutup didapat hubungan antara tegangan pada setiap titik yakni:
v2:=v-(i1*5); v3:=v2-(i2*10); v4:=v3-(i2*5); v5:=v4-(i2*15); v6:=v5-(i1*20);
4. Penyelesain secara Numerik dengan menggunakan Metode Eliminasi Gauss dan Metode
Gauss-Jordan pada Free Pascal pun menghasilkan nilai akhir yang sama dengan analitik.
Jika pada analitik digunakan proses Eliminasi dan subsitusi yang begitu panjang maka
dalam penyelesaian numerik semuanya dikerjakan secara matriks.
Pada penyelesain numeric, ada file yang harus berubah dari pascal file menjadi TPU file,
hal ini dikarenakan program gauss-jordan hanya merupakan program aplikasi yang

Anda mungkin juga menyukai