Komputasi Kelompok 3
Komputasi Kelompok 3
OLEH
JURUSAN FISIKA
KUPANG
2017
DASAR TEORI
Jika dalam waktu t mengalir muatan listrik sebesar Q, maka kuat arus listrik I
adalah:
Q
I=
t Ket I : kuat arus listrik (coulomb/sekon = ampere, A)
Hasil bagi antara beda potensial (V) dengan kuat arus (I) dinamakan hambatan listrik atau
resistansi (R) dengan satuan ohm (Ω). Maka persamaannya dapat ditulis:
V
R=
I atau V=IR
B. Hukum Kirchhoff
Hukum Kirchhoff pada umumnya dikenal ada dua yakni :
1. Hukum I Kirchhoff
Dalam alirannya, arus listrik juga mengalami percabangan. Ketika arus listrik melalui
percabangan tersebut, arus listrik terbagi pada setiap percabangan dan besarnya tergantung
ada tidaknya hambatan pada cabang tersebut. Bila hambatan pada cabang tersebut besar
maka akibatnya arus listrik yang melalui cabang tersebut juga mengecil dan sebaliknya
bila pada cabang hambatannya kecil maka arus listrik yang melalui cabang tersebut arus
listriknya besar. Sehingga Hukum I Kirchhoff berbunyi :
Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik simpul sama dengan jumlah
kuat arus listrik yang keluar dari titik simpul tersebut.
Secara matematis, Hukum I Kirchhoff dapat ditulis:
∑Imasuk = ∑Ikeluar
2. Hukum II Kirchhoff
Pemakaian Hukum II Kirchhoff pada rangkaian tertutup yaitu karena ada rangkaian yang
tidak dapat disederhanakan menggunakan kombinasi seri dan paralel. Umumnya ini terjadi
jika dua atau lebih ggl di dalam rangkaian yang dihubungkan dengan cara rumit sehingga
penyederhanaan rangkaian seperti ini memerlukan teknik khusus untuk dapat menjelaskan
atau mengoperasikan rangkaian tersebut. Jadi Hukum II Kirchhoff merupakan solusi bagi
rangkaian-rangkaian tersebut yang berbunyi:
“Di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik dengan
penurunan tegangan (IR) sama dengan nol”.
STUDY KASUS
Bila melihat gambar 1.2 maka arus dalam rangkaian belum dapat diketahui baik besar
maupu n arahnya sehingga yang menjadi permasalahan pada kasus ini adalah “Menentukan
besar arus dan tegangan pada tiap-tiap percabangan dengan analitik dan besarnya arus
dengan menggunakann metode Matriks ”.
Gambar 1.2 Rangkain Resistor
ANALISIS
1. Secara Analitik
Secara analitik, rangkaian diatas diberikan anggapan arus pada setiap loop seperti
pada gambar dibawah ini
Berdasarkan gambar diatas arus pada setiap loop dapat ditulis
i12+i52+i32=0
i65-i52-i54=0
i43-i32=0
i54-i43=0
2. Secara Numerik
Berdasarka Rangkain diatas dan hasil analisi loop baik arus maupun tegangan ,
permasalahan diatas dapat diselesaikan dengan bentuk matriks seperti dibawah ini
List
Program
dan Hasil
Running
Dalam
penyelesian kasus ini digunakan Free Pascal baik pada penyelesaian secara analitik
maupun numerik.
writeln('i32':5,'i12':22,'i52':20);
writeln('========================================================');
;
writeln(i32:10,'':10,i12:10,'':10,i52:10);
writeln('**********************************************************');
writeln('i65':5,'i54':22,'i43':20);
writeln('========================================================');
;
writeln(i65:10,'':10,i54:10,'':10,i43:10);
readln;
end.
Untuk mencari tegangan secara analitik
uses crt;
Const max=100;
type indeks=1..max; akar=array[indeks] of integer;
var v,v2,v3,v4,v5,v6,i1,i2:real;
begin
clrscr;
writeln('v':5,'v2':22,'v3':20);
writeln('=======================================================
=');;
writeln(v:10,'':10,v2:10,'':10,v3:10);
writeln('**********************************************************');
writeln('v4':5,'v5':22,'v6':20);
writeln('=======================================================
=');;
writeln(v4:10,'':10,v5:10,'':10,v6:10);
readln;
end.
Procedure Tekan_Esc;
Var pesan:String[50];
m: Integer;
Begin
pesan:='Tekan <Esc>.';
m:=78-Length(pesan);
Gotoxy(m,24);
Write(pesan);
Repeat Until Readkey=#27;
Clrscr;
End;
End.
Program Utama Gauss Jordan
Program Gauss_Jordan;
Uses crt,tipe2,gerbang2;
Var a,c:Matriks;
b: Real;
i,j,k,n:Integer;
Begin
Clrscr;
Writeln('matriks koefisien:');
Write('Dimensi Matriks (n):');Readln(n);
Membaca_array_2(n,n+1,a);
Clrscr;
Writeln('Matriks Lengkap Awal(nxn+1)');
Menuliskan_array_2(n,n+1,a);
Writeln;
For i:= 1 to n do
Begin
if a[i,i]=0 then
Begin
For j:=i+1 to n do
Begin
if a[j,i]<>0 then
Begin
For k:=i to n+1 do
Begin
b:=a[i,k];
a[i,k]:=a[j,k];
a[j,k]:=b;
End;
End;
End;
End;
b:=a[i,i];
For j:=i to n+1 do
a[i,j]:=a[i,j]/b;
For j:=1 to n do
Begin
if j<>i then
Begin
For k:=i to n+1 do
c[j,k]:=a[j,k]-a[j,i]*a[i,k];
For k:=i to n+1 do
a[j,k]:=c[j,k];
End;
End;
End;
Writeln('Matriks Pengenolan Segitiga Bawah (nxn+1):');
Menuliskan_array_2(n,n+1,a);
Writeln;
Writeln('Matriks Eigen Vektor:');
For i:= 1 to n do
Writeln(a[i,n+1]:10:5);
Tekan_Esc;
End.
Pembahasan
3. Penyelesaian secara analitik memperlihatkan bagaimana mencari arus dengan proses
analisis arus berdasarkan persamaan-persamaan. Penyelesaian ini diawali dengan
melakukan subtitusi arus i32 pada persamaan diatas sehingga didapatkan hubungan antara
arus i32 dengan arus-arus yang lainnya yakni
i32:=(v/-130) ; i12:=(-4)*i32 ; i52:=3*i32; i65:=4*i32;
i52:=3*i32; i65:=4*i32; i43:=1*i32; i54:=1*i32.
Pada penulisan programnya variable tegangan yang akan dibaca karena pencarian nilai
i32 dimulai dengan tegangan .
Demikian pula penyelesaian tegangan secara analitik digunakan kaidah Kirchhoff tentang
tegangan pada loop tertutup didapat hubungan antara tegangan pada setiap titik yakni:
v2:=v-(i1*5); v3:=v2-(i2*10); v4:=v3-(i2*5); v5:=v4-(i2*15); v6:=v5-(i1*20);
4. Penyelesain secara Numerik dengan menggunakan Metode Eliminasi Gauss dan Metode
Gauss-Jordan pada Free Pascal pun menghasilkan nilai akhir yang sama dengan analitik.
Jika pada analitik digunakan proses Eliminasi dan subsitusi yang begitu panjang maka
dalam penyelesaian numerik semuanya dikerjakan secara matriks.
Pada penyelesain numeric, ada file yang harus berubah dari pascal file menjadi TPU file,
hal ini dikarenakan program gauss-jordan hanya merupakan program aplikasi yang