Anda di halaman 1dari 11

SISTEM PENGENDALIAN

MANAJEMEN

“PENENTUAN HARGA TRANSFER”

OLEH :

 NI KADEK RATNA WULANDARI 1702612010879


 NI KADEK BELA ASTINI 1702612010879

 I DW GD AGUNG PRASETYA YOGA BARATHA 1702612010855

UNIVERSITAS MAHASARASWATI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


2020

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam suatu perusahaan yang organisasinya telah dibagi-bagi menjadi


pusat-pusat laba, transfer barang atau jasa antar pusat laba tersebut menimbulkan
masalah penentuan harga transfer, karena  masing-masing pusat laba diukur
kinerjanya berdasarkan laba, sehingga setiap transfer barang atau jasa antar pusat
laba akan berdampak terhadap laba masing - masing pihak yang terkait.
Perusahaan melakukan penetapan harga dengan berbagai cara. Pada perusahaan-
perusahaan kecil biasanya ditetapkan oleh manajemen puncak bukannya oleh
bagian pemasaran. Sedangkan pada perusahaan-perusahaan besar penetapan harga
biasanya ditangani oleh manajer divisi dan lini produk. Bahkan disini manajemen
punjak juga menetapkan tujuan dan kebijakan umum penetapan harga serta serta
pemberian persetujuan atas ususlan harga dari manajemen dibawahnya. Masalah
penentuan Harga Transfer dijumpai dalam perusahaan yang organisasinya disusun
menurut pusat-pusat laba, dan antara pusat laba yang dibentuk terjadi transfer
barang atau jasa. Latar belakang timbulnya masalah harga transfer dapat
dihubungkan dengan proses diferensiasi bisnis dan perluna integrasi dalam
organisasi yang telah melakukan diferensiasi bisnis.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dari harga transfer?


2. Apa saja syarat penentuan harga transfer ?
3. Apa saja tujuan dari harga transfer?
4. Administrasi apa saja yang dipakai dalam penentuan harga transfer?
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HARGA TRANSFER

Harga transfer (dalam arti luas) adalah penentuan harga barang atau jasa
yang ditransfer kepada antar pusat pertanggung-jawaban dalam satu organisasi
tanpa memandang bentuk pusat pertanggungjawabannya.

Harga transfer (dalam arti sempit) adalah harga perpindahan barang antara
duapusat laba atau lebih.

Untuk pembahasan lebih lanjut, maka harga transfer ini digunakan untuk
kepentingan penilaian kemampuan laba divisi. Oleh sebab itu di dalam suatu
perusahaan terdapat :

a. Divisi yang menjual produk (barang/jasa) = penjual.

b. Divisi yang membeli produk (barang/jasa) = pembeli.

Sehingga dalam divisi-divisi tersebut perlu dibuat 2 (dua) macam keputusan :

1. Keputusan pemilihan sumber, adalah menetapkan membeli dari luar


perusahaan atau eksternal (pemasok) atau membeli dari dalam perusahaan
atau internal (divisi penjual).
2.  Keputusan penetapan (penentuan) besarnya harga transfer Harga transfer
sering memicu masalah terutama pada penentuan harga sepakatannya,
karena melibatkan dua unit, yaitu unit pembeli dan unit penjual, dan harga
transfer  juga mempengaruhi pengukuran laba unit, harga transfer yang
tinggi akan merugikan unit pembeli sedangkan harga transfer yang terlalu
rendah akan merugikan unit penjual, maka penentuan harga transfer
menjadi hal yang sangat penting.

B. SYARAT TERPENUHINYA HARGA TRANSFER


Untuk terciptanya harga transfer diperlukan beberapa syarat yaitu sebagai berikut:
1. Sistem harus dapat memberikan informasi yang relevan yang dibutuhkan oleh
suatu pusat laba untuk dapat menentukan trade-off yang optimum antara biaya
dan pendapatan perusahaan.
2. Laba yang dihasilkan harus dapat menggambarkan dengan baik pengaturan
trade-off antara biaya pendapatan yang telah ditetapkan.
3. Tingkat laba yang diperlihatkan oleh masing-masing pusat laba harus dapat
mencerminkan besarnya kontribusi laba dari masing-masing pusat laba
terhadap laba perusahaan secara keseluruhan.

C. TUJUAN HARGA TRANSFER

Harga transfer yang terjadi antar unit harus mencapai beberapa tujuan, antara lain:

1. Memberi informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha untuk


menentukan imbal balik yang optimum antara biaya dan pendapatan
perusahaan.
2. Menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita-cita (meningkatkan laba
unit usaha namun juga dapat meningkatkan laba perusahaan)
3. Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha individual
4. Sistem tersebut harus mudah dimengerti dan dikelola.

Harga transfer sering memicu masalah terutama pada penentuan harga


sepakatannya, karena melibatkan dua unit yaitu unit pembeli dan unit penjual, dan
harga transfer juga mempengaruhi laba unit, harga tranfer yang tinggi akan
merugikan unit pembeli sedangkan harga transfer yang terlalu rendah akan
merugikan unit penjual, maka penentuan harga transfer menjadi hal yang sangat
penting

D. ADMINISTRASI HARGA TRANSFER


1. Negosiasi
Pada sebagian besar perusahaan, unit-unit usaha menegosiasikan harga
transfer satu sama lain; maksudnya, harga transfer yang tidak ditentukan
oleh kelompok staf sentral. Alasan yang paling penting untuk hal ini
adalah kepercayaan bahwa dengan membuat suatu harga jual dan
menentukan harga pembelian yang paling cocok merupakan salah satu
fungsi utama dari manajemen lini. Alasan lain bagi unit usaha untuk
menegosiasikan harga mereka adalah bahwa mereka biasanya memiliki
informasi yang paling tepat mengenai pasar-pasar dan biaya-biaya yang
ada, sehingga mereka merupakan pihak yang paling mungkin untuk
memberikan harga yang pantas.
Contoh : Unit usaha A memiliki peluang untuk memasok.produk tertentu
dalam jumlah besar ke perusahaan luar dengan harga $100 per unit. Bahan
baku untuk produk ini di pasok oleh unit usaha B. harga transfer normal
dari unit B untuk bahan baku tersebut adalah $35 per unit dimana $10 nya
merupakan biaya variabel. Biaya pemrosesan (tidak termasuk bahan baku)
ditambah laba normalnya adalah $85 dimana $50 nya merupakan biaya
variabel. Dengan demikian biaya total ditambah laba normal adalah $120
sehingga pada jumlah ini, harga jual sebesar $100 tidaklah tepat. Menolak
kontrak merupakan kerugian bagi perusahaan secara keseluruhan karena
kedua unit tersebut harus menegosiasikan harga yang lebih rendah untuk
bahan baku sehingga keduanya menghasilkan laba.
Jika suatau perusahaan (di luar masalah dua unit usaha dalam satu
perusahaan tunggal) mengajukan penawaran untuk menjual bahan baku ke
perusahaan lain yang memiliki prospek yang sama untuk kepentingan
bersama. Faktanya adalah 1 harga transfer yang terlibat pada contoh
pertama tidak mempengaruhi kewajaran perilaku para manajer.
2. Arbitrase dan Penyelesaian Konflik
Bagaimanapun rincinya peraturan penentuan harga (pricing rule), mungkin
tidak ada kasus dimana unit-unit usaha tidak setuju pada harga tertentu.
Untuk alasan tersebut, suatu prosedur harus dibuat untuk menengahi
pertikaian harga transfer. Terdapat tingkat formalitas yang luas dalam
arbitrase harga transfer. Kemungkinan ekstremnya akan dibentuk suatu
komite yang memiliki tiga tanggungjawab, yaitu :
(1) menyelesaikan pertikaian harga transfer,
(2) meninjau alternative sourcing yang mungkin ada, dan
(3) mengubah peraturan harga transfer bila perlu.
Arbitrase dapat dilakukan dengan beberapa cara. Dengan sistem yang
formal, kedua pihak menyerahkan kasus secara tertulis kepada pihak
penengah / pendamai (arbitrator).
Selain tingkat formalitas arbitrase, jenis proses penyelesaian konflik yang
digunakan juga mempengaruhi keefektifan suatu system harga transfer.
Terdapat empat cara untuk menyelesaikan konflik :
– memaksa
– membujuk
– menawarkan
– pemecahan masalah
3. Klasifikasi Produk
Luas dan formalitas dari sourcing dan peraturan penentuan harga transfer
tergantung pada banyaknya jumlah transfer dalam perusahaan dan
ketersediaan pasar dan harga pasar. Makin besar jumlah transfer dan
ketersediaan harga pasar, makin formal dan spesifik peratutran yang ada.
Beberapa perusahaan membagi produknya kedalam dua kelas :
• Kelas I meliputi seluruh produk untuk mana manajemen senior ingin
mengendalikan perolehan sumber daya. Produk ini biasanya merupakan
produk-produk yang bervolume besar; produk-produk yang tidak memiliki
sumber dari luar; dan produk-produk yang produksinya tetap ingin
dikendalikan oleh pihak manajemen demi alasan kualitas atau alas an
tertentu.
• Kelas II meliputi seluruh produk lainya. Secara umum, ini merupakan
produk-produk yang dapat diproduksi di luar perusahaan tanpa adanya
gangguan terhadap operasi yang sedang berjalan, produk-produk yang
volumenya relative kecil, diproduksi dengan peralatan umum (general-
purpose equipment). Produk- produk kelas II ditranfer pada harga pasar.
Perolehan sumber daya untuk produk Kelas I dapat diubah hanya dengan
izin dari manajemen pusat. Perolehan sumber daya untuk produk Kelas II
ditentukan oleh unit-unit usaha yang terlibat. Unit-unit pembelian dan
penjualan dapat dengan bebas bertransaksi dengan pihak dalam maupun
luar perusahaan.
Dengan perjanjian semacam ini, pihak manajemen dapat berkonsentrasi
pada perolehan sumber daya dan penetapan harga atas sejumlah kecil
produk-produk bervolume besar. Peraturan untuk harga transfer (transfer
pricing) akan dibuat dengan menggunakan berbagai metode yang telah
dijelaskan pada bagian sebelumnya.
BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Harga transfer adalah nilai yang diberikan atas suatu transfer barang atau
jasa dalam suatu transaksi yang setidaknya salah satu dari dua pihak yang
bertransaksi merupakan pusat laba. Harga transfer dalam arti luas adalah harga
barang dan jasa yang ditransfer antar pusat pertanggungjawaban dalam suatu
organisasi tanpa memandang bentuk pusat pertanggungjawaban. Dalam arti
sempit, harga transfer adalah harga barang atau jasa yang ditransfer antar pusat
laba atau setidak-tidaknya salah satu dari pusat pertanggungjawaban merupakan
pusat laba. Administrasi dalam menentukan harga transfer ada 3 yaitu negosiasi,
Arbitrase dan Penyelesaian Konflik, Klasifikasi Produk.

B. SARAN

Demikianlah Makalah yang dapat kami sajikan. Kami sadar makalah ini
masih sangat jauh dari kesempurnaan, memiliki banyak kekeliruan dan kesalahan.
Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar dapat dijadikan bahan perbaikan dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/368077228/Makalah-Spm-Bab-6-
Penetuan-Harga-Transfer
PERTANYAAN & JAWABAN:

1. Dari Ratna :

 Pertanyaan : Apa saja kelemahan dan keunggulan penentuan harga transfer


yang dinegosiasikan?

 Jawaban : Kelemahan harga transfer yang dinegosiasikan yaitu : (1)


Manajer divisi yang menguasai informasi khusus mungkin mengambil
keuntungan dari manajer dicisi lainnya. (2) Ukuran-ukuran kinerja
mungkin terganggu oleh ketrampilan negosiasi dari para manajer. (3)
Negosiasi dapat menghabiskan waktu dan sumber daya yang besar.
Keunggulan harga transfer yang dinegosiasikan adalah harga transfer yang
dinegosiasikan menawarkan harapan untuk melengkapi ketiga criteria
kesesuaian tujuan, otonomi dan akurasi evaluasi kinerja.

2. Dari Bela

 Pertanyaan : Dengan Adanya Penentuan Harga Transfer Sasaran apa saja


yang dapat dicapai?

 Jawaban :

1. Dapat Meberikan informasi yang relevan kepada masing-masing unit


usaha untuk menentukan penyesuaian yang optimum antara biaya dan
pendapatan perusahaan.

2. Menghasilkan keputusan yang bertujuan sama maksudnya, sistem harus


dirancang agar keputusan yang meningkatkan laba usaha akan
meningkatkan laba perusahaan.

3. Membentuk pengukuran kinerja ekonomi dari tiap unit usaha.

4. Sistem harus mudah dimengerti dan dikelola.

3. Dari Dewa Prasetya


 Pertanyaan : Metode apa saja digunakan dalam penentuan harga transfer?

 Jawaban : (1) Harga transfer berdasarkan pasar, (2) Harga transfer


berdasarkan biaya, (3) Harga transfer negoisasi.

Anda mungkin juga menyukai