Anda di halaman 1dari 5

Nama : Toni Prasetya

Prodi : Keperawatan

NIM : I1031201053

Peran, Fungsi Perawat Dan Praktek Keperawatan

I. Pengertian

Perawat adalah seorang lulusan pendidikan keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri
sesuai dengan peraturan.

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayana profesional sebagai bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang meliputi aspek bio-psilo-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada
individu, keluarga atau masyarakat yang sehat maupun sakit yang

mencangkup siklus hidup manusia.Perawat profesional adalah Perawat yang bertanggung jawab
dan berwewenang memberikan pelayanan keparawatan secara mandiri dan atau berkolaborasi
dengan tenaga Kesehatan lain sesuai dengan kewenanganya.

Istilah keperawatan dalam UU Keperawatan No 38 Tahun 2014

• Pelayanan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat Keperawatan ditujukan
kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik sehat maupun sakit.

• Praktik Keperawatan adalah pelayanan yangdiselenggarakan oleh Perawat dalam bentuk


Asuhan Keperawatan.

• Asuhan Keperawatan adalah rangkaian interaksi Perawat dengan Klien dan lingkungannya
untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian Klien dalam merawat dirinya.

II. Peran Perawat

1. Pemberi Asuhan Keperawatan


dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan dasar klien dengan memberikan pelayanan
keperawatan sehingga dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan,
kemudian dievaluasi.
2. Pembuat Keputusan Klinis
Memberikan perawatan yang efektif, perawat menggunakan keahliannya berfikir kritis
melalui proses keperawatan. Sebelum mengambil tindakan keperawatan, baik dalam
pengkajian kondisi klien, pemberian perawatan, dan mengevaluasi hasil, perawat
menyusun rencana tindakan dengan menetapkan pendekatan terbaik bagi klien.
Perawat membuat keputusan sendiri atau berkolaborasi dengan klien dan keluarga.

3. Pelindung dan Advokat Klien


Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman bagi
klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta melindungi
klien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan diagnostic atau
pengobatan.
4. Manager Kasus
Dalam perannya sebagai manager kasus, perawat mengkoordinasi aktivitas anggota tim
kesehatan lainnya, misalnya ahli gizi dan ahli terapi fisik, ketika mengatur kelompok
yang memberikan perawatan pada klien.
5. Rehabilitator Rehabilitasi
adalah proses dimana individu kembali ke tingkat fungsi maksimal setelah sakit,
kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan ketidakberdayaan lainnya. Disini, perawat
berperan sebagai rehabilitator dengan membantu klien beradaptasi semaksimal mungkin
dengan keadaan tersebut.

6. Pemberi Kenyamanan
Memberikan kenyamanan dan dukungan emosi seringkali memberikan kekuatan bagi
klien sebagai individu yang memiliki perasaan dan kebutuhan yang unik. Perawat
membantu klien untuk mencapai tujuan yang terapeutik bukan memenuhi ketergantungan
emosi dan fisiknya.

7. Komunikator
Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar sesama perawat
dan profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas.

8. Penyuluh
Sebagai penyuluh, perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data-data tentang
kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan diri, menilai apakah
klien memahami hal-hal yang dijelaskan dan mengevaluasi kemajuan dalam
pembelajaran.
9. Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri
dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi
pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam
penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

10. Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan
kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahab
perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

11. Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien
tehadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.

12. Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerjasama,
perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan
keperawatan.

III. Fungsi Perawat

Definisi fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan perannya. Fungsi
dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada. dalam menjalankan perannya, perawat
akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya:

1. Fungsi Independen Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana
perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam
melakukan tindakan seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi,
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi,dan lainnya.

2. Fungsi Dependen Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan
atau instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Hal
ini biasanya silakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke
perawat pelaksana.

3. Fungsi Interdependen Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling
ketergantungan di antara satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk
pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan
asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini tidak
dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya.

IV. Praktik Keperawatan

Komitmen perawat guna memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu baik secara mandiri
ataupun melalui jalan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sangat penting dalam terwujudnya
pelayanan keperawatan professional. Nilai professional yang melandasi praktik keperawatan
dapat di kelompokkan dalam :

1. Nilai intelektual,

Nilai intelektual dalam prtaktik keperawatan terdiri dari

a. Body of Knowledge

b. Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)

c. Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif.

2. Nilai komitmen moral,

Pelayanan keperawatan diberikan dengan konsep altruistic, dan memperhatikan kode etik
keperawatan. Menurut Beauchamp & Walters (1989) pelayanan professional terhadap
masyarakat memerlukan integritas, komitmen moral dan tanggung jawab etik. Aspek moral yang
harus menjadi landasan perilaku perawat adalah :

a. Beneficience selalu mengupayakan keputusan dibuat berdasarkan keinginan melakukan yang


terbaik dan tidak merugikan klien. (Johnstone, 1994)

b. Fair Tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, social budaya, keadaan
ekonomi dan sebagainya, tetapi memprlakukan klien sebagai individu yang memerlukan bantuan
dengan keunikan yang dimiliki.

c. Fidelity Berperilaku caring (peduli, kasih sayang, perasaan ingin membantu), selalu berusaha
menepati janji, memberikan harapan yang memadahi, komitmen moral serta memperhatikan
kebutuhan spiritual klien.

3. Otonomi, Kendali dan Tanggung Gugat,

Otonomi merupakan kebebasan dan kewenangan untuk melakukan tindakan secara mandiri. Hak
otonomi merujuk kepada pengendalian kehidupan diri sendiri yang berarti bahwa perawat
memiliki kendali terhadap fungsi mereka. Otonomi melibatkan kemandirian, kesedian
mengambil resiko dan tanggung jawab serta tanggung gugat terhadap tindakannya.Peningkatan
kualitas organisasi profesi keperawatan dapat dilakukan melalui berbagai cara dan pendekatan
antara lain :

1. Mengembangkan system seleksi kepengurusan melalui penetapan kriteria dari berbagai


aspek kemampuan, pendidikan, wawasan, pandangan tentang visi dan misi organisasi, dedikasi
serta keseterdiaan waktu yang dimiliki untuk organisasi.

2. Memiliki serangkaian program yang kongkrit dan diterjemahkan melalui kegiatan organisasi
dari tingkat pusat sampai ke tingkat daerah. Prioritas utama adalah rogram pendidikan
berkelanjutan bagi para anggotanya.

3. Mengaktifkan fungsi collective bargaining, agar setiap anggota memperoleh penghargaan


yang sesuai dengan pendidikan dan kompensasi masing-masing.

4. Mengembangkan program latihan kepemimpinan, sehingga tenaga keperawatan dapat


berbicara banyak dan memiliki potensi untuk menduduki berbagai posisi di pemerintahan atau
sector swasta.

5. Meningkatkan kegiatan bersama dengan organisasi profesi keperawatan di luar negeri,


bukan anya untuk pengurus pusat saja tetapi juga mengikut sertakan pengurus daerah yang
berpotensi untuk dikembangkan.

Referensi :

1. DeLaune & Ladner (2002). Fundamentals of Nursing: Standards & practice. 2nd
Ed. New York: Delmar/Thomson Learning
2. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
3. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental keperawatan. Buku 1, Edisi 7.
Jakarta: Salemba Medika.
4. Smeltzer & Bare. (2011). Brunner & Suddarth’s Textbook of medical-surgical
nursing. 10th Ed.
5. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
6. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA Nomor 38 tahun 2014 tentang
Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai