Analisis Pembelajaran Kimia
Analisis Pembelajaran Kimia
ABSTRAK
pokok permasalahan dari penelitian ini. Pembelajaran yyang baik akan menghasilkan prestasi
akademik yang baik pula. Permsalahan tersebut diperlukan penelitian untuk mengetahui
Padangsidimpuan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis proses dan faktor-faktor yang
metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengambilan data yaitu wawancara, observasi dan
dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi
Padangsidimpuan dapat berlangsung dengan baik. Faktor-faktor tersebut berasal dari guru,
A. Pendahuluan
kimia dan keterkaitan konsep kimia serta penerapannya untuk menyelesaikan masalah
dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, diharapkan agar siswa dapat memupuk sikap
konsep kimia terhadap individu, masyarakat dan lingkungan. Pembelajaran ini juga dapat
membentuk sikap positif siswa terhadap kimia, yaitu merasa tertarik untuk mempelajari
kimia lebih lanjut karena merasakan keindahan dan keteraturan perilaku alam serta
Pembelajaran kimia SMA di Indonesia pada saat ini mengacu pada penerapan
yang membutuhkan interaksi dua arah yaitu guru dan siswa. Dalam pembelajaran tidak
hanya siswa yang dituntut untuk aktif karena salah satu yang menentukan keberhasilan
kelas, dan mengembangkan bahan ajar beserta perangkatnya. Hal ini diperlukan untuk
diharapkan.
Namun dalam praktiknya, mata pelajaran kimia adalah salah satu mata pelajaran
yang sulit bagi sebagian besar siswa SMA (Marsita, R.A.,S,dkk, 2010 ; Redhana,2011).
Kesulitan mempelajari kimia tersebut terkait dengan karakteristik kimia dan kesulitan
dalam memahami konsep kimia. Hal ini disebabkan oleh sebagian besar materi kimia
bersifat abstrak dan sangat kompleks. Apalagi praktikum kimia SMA jarang
dilaksanakan karena sebagian besar bahan kimia yang akan digunakan untuk melakukan
Sebagaimana diketahui bahwa belajar kimia tidak bisa tanpa adanya praktikum.
Pemahaman siswa pada pembelajaran kimia akan mudah dipahami oleh siswa jika teori
yang diajarkan diimplementasikan dengan melakukan praktikum. Selain itu, modul atau
bahan ajar yang digunakan saat ini pada pembelajaran kimia tidak terlihat sintaks
pembelajaran saintifiknya.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui proses dan faktor-faktor yang
B. Metodologi
Subjek penelitian ini adalah SMA yang di kota Padangsidimpuan padatanggal 22-25
Maret 2019. SMA yang diambil sebagai sample dipilih secara acak dengan teknik
random sampling. Data diambil dengan cara wawancara, observasi, lembar kuisioner dan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilaksanakan pada tanggal
22-25 Maret 2019 lalu dengan beberapa guru SMA di Kota Padangsidimpuan diketahui
bahwa pembelajaran kimia masih belum memperhatikan dan melatih karakteristik kimia
seperti sikap, proses, dan produk. Proses pembelajaran hanya berisi penerapan materi
yang telah diberikan guru. Hal tersebut kemudian memunculkan masalah yaitu siswa
memahami materi hanya berupa informasi yang diberikan oleh guru. Siswa hanya
mendapat sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, dan siswa kurang mampu
memperkaya dan mengembangkan ide serta menambahkan atau merinci dengan detail
Sementara dari proses pembelajaran kimia berlangsung terlihat minat siswa rendah,
motivasi belajarnya juga rendah. Begitu juga pada saat jam pelajaran siswa kurang aktif
dan cederung diam. Ketika diminta mengerjakan soal, nampak sekali siswa kesulitan
untuk menyelesaikan soal tersebut. Jika minat dan keaktifan siswa tinggi dan
Selain itu, siswa menganggap mata pelajaran kimia tidak menyenangkan, sulit,
banyak hafalan dan banyak hitungan. Sugesti dari siswa terhadap mata pelajaran kimia
sudah negatif. Ditambah lagi pembelajaran kimia terkesan membosankan karena proses
ketika menhjelaskan materi pelajaran ke siswanya mudah dipahami namun guru kurang
peduli terhadap siswanya yang mengalami kesulitan. Materi pelajaran kimia yang
Dari hasil wawancara dengan guru kimia, ternyata rata-rata guru kimia SMA di kota
pendidikan kimia. Hal ini menyebabkan guru kimia di kota Padangsidimpuan harus
laboratorium. Hal ini dikarenakan jika praktik langsung akan membuat siswa jauh lebih
paham dan mengerti mengenai materi yanng diajarkan daripada jika teori saja di kelas.
Rasa ingin tahu siswa yang sangat tinggi juga merupakan salah satu faktor pahamnya
kelompokkan menjadi tiga komponen utama guru, isi atau materi pembelajaran, dan
siswa. Interaksi antara tiga komponen utama melibatkan metode pembelajaran, media
mempunyai 3 kepribadian yang fun, attractive, and competent. Fun berarti menjadi
Karena dengan menjadi guru yang menyenangkan bagi peserta didik, maka guru akan
lebih mudah dalam menyampaikan suatu pembelajaran dan anak didikpun jadi lebih
senang dalam menerima pelajaran sehingga pelajaran akan lebih mudah dipahami dan
tidak membosankan.
D. Kesimpulan
penunjangnya yaitu: guru, isi atau materi pembelajaran, dan siswa. Interaksi antara tiga
proses belajar sehingga berkembang potensi peserta didik diperlukan sumber daya
meningkatkan SDM dilakukan melalui upaya sadar lewat jalur pendidikan, sehinggga
diperoleh SDM yang berkualitas dan berdaya saing tinggi sebagai bekal menghadapi
tantangan zaman. Oleh karena itu pendidikan dituntut untuk meningkatkan kualitas
pendidikan.
E. Saran
Tidak ada kata terlambat untuk mulai memperbaiki menjadi lebih baik. Perbaiki apa
yang bisa di perbaiki dahulu demi tercapainya proses pembelajaran yang baik.
Menggunakan fasilitas laboratorium sedemikian baik, karena banyak manfaat yang akan
kita dapatkan jika kita menggunakannya dengan baik. Adanya laboratorium pengetahuan
kita tidak sebatas di dalam materi saja namun keterampilan juga bisa terlatih.
REFERENSI
Donnel, C.M., Christine O’Connor and Michael K.S. 2012. Developing Practical Chemisty
Marsita,R.A.,S. Priotmoko, dan E. Kusuma. 2010. Analisis Kesulitan Belajar Kimia Siswa
520
Permendikbud (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 103 Tahun 2014
pasal 2 ayat 7 dan 8 tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah
Redhana, I Wayan (2011). Buku Kerja Berbasis Peta Argumen untuk Meningkatkan
Sugiyono (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta