Anda di halaman 1dari 7

PROSES DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PEMBELAJARAN KIMIA SMA DI KOTA PADANGSIDIMPUAN

Laila Tussifah Lubis


Program Doktor Universitas Negeri Padang
Dosen Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
laila.tussifah@um-tapsel.ac.id

ABSTRAK

Kurang maksimalnya pembelajaran kimia SMA di kota Padangsidimpuan menjadi

pokok permasalahan dari penelitian ini. Pembelajaran yyang baik akan menghasilkan prestasi

akademik yang baik pula. Permsalahan tersebut diperlukan penelitian untuk mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran kimia SMA khususnya di kota

Padangsidimpuan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis proses dan faktor-faktor yang

mempengaruhi poses pembelajaran kimia SMA. Penelitian ini dirancang menggunakan

metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengambilan data yaitu wawancara, observasi dan

dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi

pembelajaran kimia perlu dimaksimalkan agar pembelajaran kimia SMA di kota

Padangsidimpuan dapat berlangsung dengan baik. Faktor-faktor tersebut berasal dari guru,

siswa dan sarana prasarana yang memadai

Kata Kunci : pembelajaran kimia, proses pembelajaran kimia, faktor-faktor yang

mempengaruhi pembelajaran kimia

A. Pendahuluan

Pembelajaran kimia SMA bertujuan agar siswa dapat memahami konsep-konsep

kimia dan keterkaitan konsep kimia serta penerapannya untuk menyelesaikan masalah

dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, diharapkan agar siswa dapat memupuk sikap

ilmiah dan memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui


eksperimen. Kemudian meningkatkan kesadaran pada dampak positif maupun negatif

konsep kimia terhadap individu, masyarakat dan lingkungan. Pembelajaran ini juga dapat

membentuk sikap positif siswa terhadap kimia, yaitu merasa tertarik untuk mempelajari

kimia lebih lanjut karena merasakan keindahan dan keteraturan perilaku alam serta

memahami kemampuan kimia dalam menjelaskan berbagai peristiwa alam dan

penerapannya (Kemendikbud, 2016).

Pembelajaran kimia SMA di Indonesia pada saat ini mengacu pada penerapan

kurikulum 2013 yang menyatakan bahwa pembelajaran kimia SMA harus

mempertimbangkan karakteristik kimia sebagai sikap, proses, dan produk

(Permendikbud,2014). Menurut kurikulum 2013 pembelajaran adalah sebuah proses

yang membutuhkan interaksi dua arah yaitu guru dan siswa. Dalam pembelajaran tidak

hanya siswa yang dituntut untuk aktif karena salah satu yang menentukan keberhasilan

suatu pembelajaran adalah kreativitas guru. Pelaksanaan tujuan pembelajaran kimia

tersebut diperlukan kreativitas guru dalam menguasai strategi pembelajaran, mengelola

kelas, dan mengembangkan bahan ajar beserta perangkatnya. Hal ini diperlukan untuk

penyempurnaan dan peningkatan dalam proses belajar mengajar dengan tujuan

memberdayakan semua potensi peserta didik dalam menguasai kompetensi yang

diharapkan.

Namun dalam praktiknya, mata pelajaran kimia adalah salah satu mata pelajaran

yang sulit bagi sebagian besar siswa SMA (Marsita, R.A.,S,dkk, 2010 ; Redhana,2011).

Kesulitan mempelajari kimia tersebut terkait dengan karakteristik kimia dan kesulitan

dalam memahami konsep kimia. Hal ini disebabkan oleh sebagian besar materi kimia

bersifat abstrak dan sangat kompleks. Apalagi praktikum kimia SMA jarang

dilaksanakan karena sebagian besar bahan kimia yang akan digunakan untuk melakukan

praktikum dianggap mengandung bahan kimia berbahaya dan mengandung toksik


(racun) sehingga banyak guru yang meniadakan praktikum kimia (Donnel,2012;).

Sebagaimana diketahui bahwa belajar kimia tidak bisa tanpa adanya praktikum.

Pemahaman siswa pada pembelajaran kimia akan mudah dipahami oleh siswa jika teori

yang diajarkan diimplementasikan dengan melakukan praktikum. Selain itu, modul atau

bahan ajar yang digunakan saat ini pada pembelajaran kimia tidak terlihat sintaks

pembelajaran saintifiknya.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana proses pembelajaran

kimia SMA di kota Padangsidimpuan dan apa faktor-faktor yang mempengaruhinya?.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui proses dan faktor-faktor yang

mempengaruhi pembelajaran kimia SMA di kota Padangsidimpuan.

B. Metodologi

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif (Sugiyono,2010).

Subjek penelitian ini adalah SMA yang di kota Padangsidimpuan padatanggal 22-25

Maret 2019. SMA yang diambil sebagai sample dipilih secara acak dengan teknik

random sampling. Data diambil dengan cara wawancara, observasi, lembar kuisioner dan

dokumentasi. Pada pelaksanaan observasi peneliti terlibat langsung dalam pengambilan

data melalui wawancara dan dokumentasi. Pada metode dokumentasi dilakukan

pengambilan foto kegiatan pembelajaran kimia di kelas.

C. Hasil dan Pembahasan Penelitian

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilaksanakan pada tanggal

22-25 Maret 2019 lalu dengan beberapa guru SMA di Kota Padangsidimpuan diketahui

bahwa pembelajaran kimia masih belum memperhatikan dan melatih karakteristik kimia

seperti sikap, proses, dan produk. Proses pembelajaran hanya berisi penerapan materi
yang telah diberikan guru. Hal tersebut kemudian memunculkan masalah yaitu siswa

memahami materi hanya berupa informasi yang diberikan oleh guru. Siswa hanya

mendapat sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, dan siswa kurang mampu

memperkaya dan mengembangkan ide serta menambahkan atau merinci dengan detail

suatu objek sehingga penguasaan konsep siswa masih rendah.

Sementara dari proses pembelajaran kimia berlangsung terlihat minat siswa rendah,

motivasi belajarnya juga rendah. Begitu juga pada saat jam pelajaran siswa kurang aktif

dan cederung diam. Ketika diminta mengerjakan soal, nampak sekali siswa kesulitan

untuk menyelesaikan soal tersebut. Jika minat dan keaktifan siswa tinggi dan

diberdayakan, maka akan berdampak pada prestasi belajarnya.

Selain itu, siswa menganggap mata pelajaran kimia tidak menyenangkan, sulit,

banyak hafalan dan banyak hitungan. Sugesti dari siswa terhadap mata pelajaran kimia

sudah negatif. Ditambah lagi pembelajaran kimia terkesan membosankan karena proses

pemebalajaran berlangsung guru menjelaskan materi, siswa hanya mendengarkan. Guru

ketika menhjelaskan materi pelajaran ke siswanya mudah dipahami namun guru kurang

peduli terhadap siswanya yang mengalami kesulitan. Materi pelajaran kimia yang

seharusnya dilaksanakan praktikum terkadang tidak terlaksanakan.

Dari hasil wawancara dengan guru kimia, ternyata rata-rata guru kimia SMA di kota

Padangsidimpuan mayoritas basic pendidikannya dari kimia murni bukan dari

pendidikan kimia. Hal ini menyebabkan guru kimia di kota Padangsidimpuan harus

ekstra dalam mempelajari strategi pembelajaran di kelas.

Penggunaan laboratorium perlu dimaksimalkan. Hasil wwawancara dengan beberapa

siswa, ternyata siswa lebih menyukai pembelajaran seperti praktik langsung di

laboratorium. Hal ini dikarenakan jika praktik langsung akan membuat siswa jauh lebih

paham dan mengerti mengenai materi yanng diajarkan daripada jika teori saja di kelas.
Rasa ingin tahu siswa yang sangat tinggi juga merupakan salah satu faktor pahamnya

siswa dalam memeahami suatu pembelajaran.

Analisis Faktor- faktor yang mempengaruhi pembelajaran kimia yang baik di

kelompokkan menjadi tiga komponen utama guru, isi atau materi pembelajaran, dan

siswa. Interaksi antara tiga komponen utama melibatkan metode pembelajaran, media

pembelajaran, dan penataan lingkungan tempat belajar. Seorang guru hendaknya

mempunyai 3 kepribadian yang fun, attractive, and competent. Fun berarti menjadi

seorang guru yang menyenangkan menjadikan proses belajar menjadi menyenangkan.

Karena dengan menjadi guru yang menyenangkan bagi peserta didik, maka guru akan

lebih mudah dalam menyampaikan suatu pembelajaran dan anak didikpun jadi lebih

senang dalam menerima pelajaran sehingga pelajaran akan lebih mudah dipahami dan

tidak membosankan.

D. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian faktor- faktor yang mempengaruhi pembelajaran kimia

dikelompokkan dalam tiga kategori utama yang merupakan komponen-komponen

penunjangnya yaitu: guru, isi atau materi pembelajaran, dan siswa. Interaksi antara tiga

komponen utama melibatkan metode pembelajaran, media pembelajaran, dan penataan

lingkungan tempat belajar. Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi keberhasilan

proses belajar sehingga berkembang potensi peserta didik diperlukan sumber daya

manusia yang berkualitas, berdaya saing tinggi dan berprestasi.

Upaya meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas bidang

pendidik an memegang peranan yang penting. Dengan pendidikan diharapkan


kemampuan, mutu pendidikan dan martabat manusia dapat ditingkatkan. Upaya

meningkatkan SDM dilakukan melalui upaya sadar lewat jalur pendidikan, sehinggga

diperoleh SDM yang berkualitas dan berdaya saing tinggi sebagai bekal menghadapi

tantangan zaman. Oleh karena itu pendidikan dituntut untuk meningkatkan kualitas

pendidikan.

E. Saran

Tidak ada kata terlambat untuk mulai memperbaiki menjadi lebih baik. Perbaiki apa

yang bisa di perbaiki dahulu demi tercapainya proses pembelajaran yang baik.

Menggunakan fasilitas laboratorium sedemikian baik, karena banyak manfaat yang akan

kita dapatkan jika kita menggunakannya dengan baik. Adanya laboratorium pengetahuan

kita tidak sebatas di dalam materi saja namun keterampilan juga bisa terlatih.

REFERENSI

Donnel, C.M., Christine O’Connor and Michael K.S. 2012. Developing Practical Chemisty

Skills by Means of Students-Driven Problem Based Learning Mini Projects. Chem.

Educ. Res. Pract, 8 (2): 130-139

Kemendikbud (2016). Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses

Pendidikan Dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud

Marsita,R.A.,S. Priotmoko, dan E. Kusuma. 2010. Analisis Kesulitan Belajar Kimia Siswa

SMA dalam memahami Materi Larutan Penyangga dengan Menggunakan Two-Tier


Multiplechoice Diagnostic Instrument. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. 4 (1) : 512-

520

Permendikbud (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 103 Tahun 2014

pasal 2 ayat 7 dan 8 tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan

Menengah

Redhana, I Wayan (2011). Buku Kerja Berbasis Peta Argumen untuk Meningkatkan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia (JPKimIa).

Vol.1., No. 1. Hal. 18 -27.

Sugiyono (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai