Anda di halaman 1dari 7

Kurikulum pendidikan islam

A. Pengertian kurikulum pendidikan


Kurikulum pendidikan dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk
melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah
atau lembaga pendidikan beserta sifat pengajarnya.1 Ada sejumlah ahli kurikulum yang
berpendapat bahwa kurikulum bukan hanya meliputi semua kegiatan yang di recanakan
melainkan juga peristiwa-peristiwa yang terjadi di bawah pengawasan sekolah, jadi selain
kegiatan kurikuler yang formal juga kegiatan tak formal yang sering di sebut sebagai ko-
kurikuler atau ektra-kurikuler.
Kurikulum formal meliputi:
1. Tujuan pembelajaran baik tujuan yang umum maupun yang spesifik
2. Baham pembelajaran yang tersusun sistematis
3. Strategi belajar mengajar serta kegiatan-kegiatannya
4. Sistem evaluasi untuk mengetahui hingga mana tujuan tercapai.

Kurikulum tak formal yang terdiri atas kegiatan-kegiatan yang juga direncanakan
akan tetapi tidak berkaitan langsung dengan pembelajaran, akademis dan kelas tertentu.
Kurikulum ini di pandang sebagai pelengkap dari kurikulum formal. Yang termasuk
kurikulum tak formal ini antara lain : pertunjukan sandiwara, pertandingan antar kelas
atau antar sekolah, perkumpulan berbagai hobi, pramuka dan lain-lain.

Ada lagi yang harus di perhitungkan yaitu kurikulum tersembunyi (hidden


curriculum). Kurikulum ini antara lain berupa aturan tak tertulis di kalangan mahasiswa
misalnya harus kompak terhadap guru yang turut mempengaruhi suasana pembelajaran di
dalam kelas. Kurikulum tersembunyi ini di anggap oleh kalangan tertentu tidak termasuk
kurikulum karena tidak di rencanakan.

Salah satu pegangan dalam pengembangan kurikulum ialah prinsip-prinsip yang


di kemukakan oleh Ralph Tyler 1949. Ia mengemukakan kurikulum di tentukan oleh 4
faktor atau akses utama yaitu: 2

1. Aspek filosofis seperti filsafat bangsa, masyarakat sekolah dan guru-guru


2. Aspek sosiologis seperti harapan dan kebutuhan masyarakat (orang tua, kebudayaan,
masyarakat, pemerintah, agama, ekonomi dan sebagainya).
3. Aspek psikologis seperti hakikat anak antara lain cara perkembangan fisik, mental,
psikologis emosional, social serta cara anak belajar.
4. Bahan pelajaran seperti hakikat pengetahuan atau disiplin ilmu.

1
Prof.Dr.S.Nasution,M.A. kurikulum dan pengajaran (Jakarta: PT Bumi Aksara) hlm 5
2
Ibid hlm 6
B. Kurikulum Pendidikan islam

Kurikulum merupakan factor yang sangat penting dalam proses kependidikan


dalam suatu lembaga kependidikan islam. Segala hal yang harus di ketahui atau di serapi
serta di hayati oleh anak didik harus di tetapkan dalam kurikulum. Juga segala hal yang
harus di ajarkan pendidik kepada anak didiknya, harus di jabarkan di dalam kurikulum.3

Di Dalam kurikulum tidak hanya di jabarkan serangkaian ilmu pengetahuan yang


harus di ajarkan oleh pendidik (guru) kepada anak didik, dan anak didik mempelajarinya,
tetapi juga segala kegiatan yang bersifat kependidikan yang di pandang perlu, karena
mempunyai pengaruh terhadap anak didik, dalam rangkai mencapai tujuan islam,
misalnya olahraga, kepramukaan, widiya wisata, seni budaya, mempunyai pengaruh
cukup besar dalam proses mendidik anak didik, sehingga perlu di integrasikan ke dalam
kurikulum itu.

Adapun pengertian harifah kata kurikulum berasal dari bahasa latin, a little
racecourse (suatu jarak yang harus di tempuh dalam pertandingan) yang kemudian di
alihkan kedalam pengertian pendidikan menjadi circle of instruction yaitu suatu lingkaran
pengajaran, dimana guru dan murud terlibat di dalamnya. Istilah kurikulum kemudian di
gunakan untuk menunjukkan tentang segala mata pelajaran yang di pelajari dan semua
pengalaman yang harus di peroleh serta semua kegiatan yang harus di lakukan anak
didik. Kurikulum bukan sekedar rangkaian ilmu pengetahuan yang di ajarkan di dalam
kelas, melainkan juga menyangkut semua hal yang mempengaruhi proses belajar
mengajar. 4

Dalam kaitannya dengan pengetahuan yang harus di pelajari dalam proses


pendidikan, di kemukakan pandangan dari para filosof sebagai berikut:

1. Herman H Horne berpendapat bahwa susbtansi apa yang harus di masukkan di dalam
kurikulum itu merupaka isi kurikulum, yaitu
a. The ability and needs of children (kemampuan yang di peroleh dari belajar dan
kebutuhan anak didik). Hal ini dapat di ketahui dari psikologi.
b. The legitimate demans of society (tuntutan yang sah dari masyarakat) Hal ini
dapat di ketahui dari sosiologi.
c. The kind of universe in which we live (keadaan alam semesta dimana kita hidup)
Hal ini dapat di ketahui dari filsafat.
Pendapat di atas sesungguhnya belum menjamin untuk kurikulum dapat di
jadikan alat untuk mencapai tujuan kependidikan, oleh karena tidak
memasukkan nilai-nilai yang wajub di serapi oleh anak didik sejalan dengan
tujuan yang di harapkan. 5
3
Prof.H.Muzayyin Arifi, M.Ed. filsafat pendidikan islam (Jakarta: PT Bumi Aksara) hlm 77
4
Ibid hlm 78
5
Ibid hlm 78-79
2. Al Gazali, beliau berpendapat bahwa pendidikan hendaknya di tunjukkan kearah
mendikatkan diri kepada allah dan dari sanalah akan di peroleh kesejahteraan hidup
di dunia dan kebahagiaan di akhirat . hanya dengan ilmu pengetahuanlah manusia
dapat menjadi sempurna dan dapat mengenal tuhannya.
Beliau membagi ilmu pengetahuan menjadi 3 kelompok yaitu :
a. Ilmu yang tercela, banyak atau sedikit. Ilmu ini tak ada manfaatnya di dunia
maupun di akhirat misalnya ilmu sihir, nujam dan ilmu perdukunan.
b. Ilmu yang terpuji banyak atau sedikit. Misalnya ilmu tauhid, ilmu agama.
c. Ilmu yang terpuji pada taraf tertentu, yang tidak boleh di dalami karena ilmu ini
membawa kepada kegoncangan iman dan ilhad misalnya ilmu filsafat

Dari tiga kelompok tersebut kemudian Al Gazali membagi lagi menjadi dua
kelompok di lihat dari kepentingannya yaitu :

a. Ilmu yang wajib seperti ilmu agama, ilmu yang bersumber dari kitab suci allah
b. Ilmu yang merupakan fardu kifayah, ilmu ini untuk memudahkan kehidupan
duniawi msalnya ilmu hitung (matematika), ilmu kedokteran, ilmu teknik, ilmu
pertanian dan ilmu industry.

Dalam mengajarkan ilmu pengetahuan kepada anak didik yang menjad titi
perhatian algazali adalah ilmu pengetahuan dari dalam kandungan kitab suci alquran.
Hal ini karena ilmu yang di ajarkan oleh alquran dapat untuk kehidupan manusia di
dunia dan di akhirat, yaitu dapat memperkuat jiwa dan memperindah akhlak serta
mendekatkan diri kepada allah.

Al Gazali mengusulkan beberapa ilmu pengetahuan yang harus di pelajari di sekolah


yaitu: 6

a. Ilmu alquran dan ilmu agama, seperti fiqih, hadist dan tafsir
b. Sekumpulan bahasa, nahwu dan makhraj serta lafaz-lafaznya karena ilmu ini
berfungsi membantu ilmu agama
c. Ilmu-ilmu yang fardu kifayah yaitu ilmu kedokteran, ilmu matematika, tegnologi
yang beraneka macam jenisnya termasuk juga ilmu politik
d. Ilmu kebudayaan seperti syair, sejarah, dan beberapa beberapa cabang filsafat.

Jenis-jenis ilmu inilah yang seharusnya di jadikan substansi kurikulum lembaga-


lembaga pendidikan islam, meskipun bentuknya harus di adakan modifikasi,
formulasi, ataupun penyempurnaan sesuai dengan tuntutan masyarakat setempat.
Mengingat lembaga pendidikan dalah cermin dari cita-cita masyarakat.

3. Ibnu Sina berpendapat bahwa ilmu pengetahuan itu ada 2 jenis yatu ilmu nahzori
(teoretis) dan ilmu amali (praktis)
6
Ibid hlm 80-81
Yang tergolong dalam ilmu nahzori adalah ilmu alam dan ilmu riyadhy (ilmu
urai atau matematika). Adapun ilmu yang amali adalah ilmu yang membahas tentang
tingkah laku manusia dilihat dari segi tingkah laku individualnya. Illmu ini
menyangkut ilmu akhlak serta ilmu siasat atau politik.
Bila mengikuti pendapat ibnu sina, maka jelaslah bahwa apa yang harus di
ajarkan dan di pelajari oleh manusia adalah ilmu-ilmu teoritis yang jenisnya banyak
sekali. Hamper semua ilmu pengetahuan pada zaman modern sekarang ini memiliki
bidang teoritis masing-masing yang kemudian menimbulkan amal yang di amalkan
(applied science). Hanya ilmu filsafatlah yang tidak memiliki secara langsung ilmu
yang tidak di amalkan, oleh karena filsafat memang bukan ilmu teoritis, melainkan
ilmu spekulatif7 yang menggali hakikat segala sesuatu dari bidang pengetahuan. Pada
gilirannya hasil-hasil rumusannya akan dapat di pergunakan untuk mengembangkan
ilmu teoritis di bidangnya masing-masing. 8

4. Ibnu Kaldun membagi ilmu menjadi 3 macam yaitu :


a. Ilmu lisan (bahasa) yaitu ilmu lughah, nahwu, bayan dan sastra (arab)atau
bahasa yang tersusun secara puitis (syair).
b. Ilmu naqli yaitu ilmu yang di ambil dari kitab suci dan sunah nabi. Misalnya
membaca ktab suci dan mentafsirkannya, sanad nabi dan pentashihannya serta
istibath9 tentang qanun-qanun fiqh10. Dari alquran akan di dapati ilmu-ilmu
tafsir, ilmu hadis, ilmu ushu fikih yang dapat di pakai untuk menganalisis
hokum-hukum allah itu melalui cara istibath.
c. Ilmu aqli yaitu ilmu yang dapat menunjukkan manusia dengan daya pikir atau
kecerdasannya kepada filsafat dan semua ilmu pengetahuan. Yang termasuk
kedalam kategori ilmu ini adalah ilmu mantiq (logika), ilmu alam, ilmu
ketuhanan, ilmu-ilmu tekhnik, hitung, dan tingkah laku manusia. Termasuk juga
ilmu sihir dan ilmu nijum (perbintangan).
Dari segi kepentingannya untuk para pelajar, ilmu khaldun membagi
(mengklasifikasi) ilmu menjadi :
a. Ilmu syari’ah dan semua jenisnya
b. Ilmu filsafat seperti ilmu alam dan ketuhanan
c. Ilmu alat yang membantu ilmu agama seperti ilmu lughah, nahwu, dan
sebagainya
d. Ilmu alat yang membantu ilmu falsafah seperti ilmu mantiq (logika)11

7
Ilmu spekulatif Adalah suatu pencarian untuk aturan dan suatu hal yang menyeluruh, yang diterapkan bukan
hanya pada hal tertentu atau pengalaman tertentu saja tetapi untuk seluruh ilmu pengetahuan dan pengalaman.
8
Prof.H.Muzayyin Arifi, M.Ed. filsafat pendidikan islam (Jakarta: PT Bumi Aksara) hlm 82
9
Istibath maksudnya menciptakan, mengeluarkan, mengungkapkan atau menarik kesimpulan.
10
qanun-qanun fiqh adalah undang-undang aturan manusia.
11
Prof.H.Muzayyin Arifi, M.Ed. filsafat pendidikan islam (Jakarta: PT Bumi Aksara) hlm 83
5. Ikhwanussofa adalah suatu perkumpulan para mujtahidin 12 dalam bidang filsafat
yang lebih banyak memperhatikan masalah kependidikan.
Pendirian ikhwanissofa tentang masalah pendidikan sebagai berikut:
a. Mencari ilmu adalah wajid, karena dengan ilmu manusia dapat mendekatkan diri
kepada tuhan, dan dapat mengenal-nya serta beribadah kepada-nya. Ilmu dapat
embawa kepada jiwa yang beradap dan bersih sehingga memungkinkan dirinya
untuk mendapatkan mendapatkan hidup akhirat.
b. Mengajarkan ilmu kepada orang lain adalah wajib, karena hal demukian
merupakan tanggung jawab social dan etis yang dapat membawa murid
memperhatikan orang lain sebagai anggota masyarakat menjadi berilmu pula.
c. Mencari ilmu harus berlangsung sampai usia 50 tahun.
d. Dalam mengajarkan ilmu, guru harus memperhatikan kecendrungan dan
kemampuan anak.
Pengenalan ilmu pengetahiuan harus berlangsung setingkat demi setingkat,
sehingga mereka mampu melakukan ijtihat dalam bidang ilmu itu. Ilmu pengetahuan
yang haru di ajarkan kepada anak didik adalah ilmu pengtahuan duniawi dan ukhrawi
atau ilmu pengetahuan umum dan agama sekaligus. 13

6. Prof. DR.Fadhil. Al-Djamaly, mengatakan bahwa semua jenis ilmu dikehendaki oleh
alQuran, di ajarkan kepada anak. Ilmu-ilmu itu meliputi ilmu agama, sejarah, ilmu
falak, ilmu bumi, ilmu jiwa, ilmu kedokteran, ilmu pertanian, ilmu biologi, ilmu
hitung, ilmu hokum dan perundangan, ilmu kemasyarakatan, ilmu ekonomi, ilmu
balaghah, dan adab serta ilmu pertahanan Negara dan lain-lain ilmu pengetahuan
yang dapat memperkembangkan kehidupan manusia dan mempertinggi drajadnya. 14

Sehingga kurikulum yang di pandang baik untuk mancapai tujuan pendidikan


islam adalah yang bersifat integrated15 dan komprehensif16, mencangkup lmu agama
dan umum. Untuk menetapkan prioritas ilmu pengetahuan yang perlu di tuangkan
kedalam kurikulum tersebut bergantung kepada tuntutan hidup masyarakat terhadap
hasil proses kependidikan yang diharapkan. Kurikulum adalah race-cource, untuk
jarak yang harus di tempuh dalam suatu proses. Akan tetapi, proses itu tak kunjung
selesai, sedang “jarak”nya tak pernah berakhir. Itu semua adalah karena corak
kehidupan manusia yang terus berkembang yang di tetapkan dalam sunnatullah, dan
kita selelu berada di dalamnya. Oleh karena itu kurikulum harus bersifat dinamis dan

12
Mujtahidin adalah orang yang telah mampu menggali dan menyimpulkan hukum-hukum Islam dari sumber-
sumbernya yang asli seperti Al Qur'an dan Hadits.
13
Prof.H.Muzayyin Arifi, M.Ed. filsafat pendidikan islam (Jakarta: PT Bumi Aksara) hlm 84
14
Ibid hlm 85-86
15
integrated adalah pembelajaran yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan.
16
Komprehensif adalah menangkap (menerima) dengan baik; luas dan lengkap (tentang ruang lingkup atau isi);
mempunyai dan memperlihatkan wawasan yang luas
konstruktif dalam arus proses perkembangan masyarakat manusia yang arahnya tidak
sama. Yang sama adalah bahwa perkembangan itu sendiri tidak mampu memberi
corak kehidupan yang sempurna kepada generasi mudanya tanpa adanya lembaga-
lembaga pendidikan. 17

Seperti pandangan Ibnu Sina, Ikhwanussofa Dan Al Farabi bahwa


kesempurnaan manusia tidak tercapai kecuali dengan menyerasikan antara agama
dan ilmu pengetahuan.

Menurut Kilpatrick, suatu kurikulum yang baik perlu didasarkan atas tiga prinsip
yaitu: 18

1. Meningkatkan kualitas hidup anak didik pada tiap jenjang sekolah


2. Menjadikan hidup actual anak kearah perkembangan dalam suatu kehidupan
yang bulat dan menyeluruh (all round living)
3. Mengembangkan aspek kreatif kehidupan sebagai suatu uji coba atas
kebuersihan sekolah, sehingga anak didik mampu berkembang dalam
kemampuannya yang actual untuk aktif memikirkan hal-hal baru yang baik
untuk di amalkan.

Bila kurikulum di dasarkan pada ketiga prinsip tersebut dapat di rumuskan


menjadi program pengejaran di sekolah, maka sudah pasti sekolah akan mampu
mengasilkan manusia paripurna. Prinsip-prinsip inilah yang di sebut dengan
emerging curiculum (kurikulum yang mendorong anak didik untuk maju).19

Prinsip-prinsip dalam pendidikan islam tentang penyusuna kurikulum


menghendaki keterkaitannya dengan sumber pokok agama yaitu alquran dan al hadis,
dimana dan kapanpun lembaga pendidikan islam itu ada. Prinsip yang di tetapka
allah dan di perintahkan rosulullah dapat di jadikan pegangan dasar dalam kurikulum
adalah 20

1. Firman Allah SWT dalam QS. Al Qashash :77 yang artinya carilah segala apa
yang telah di karuniakan allah kepadamu mengenai kehidupan di akhirat dan
janganlah kamu melupakan nasib hidupmu di dunia dan berbuat baiklah
sebagaimana allah telah berbuat baik kepadamu.
2. Sabda Rosulullah SAW yaitu barang siapa yang menginginkan dunia
(kebahagiaan hidup di dunia) maka hendaklah ia menguasai ilmunya, dan barang
siapa yang menghendaki kehidupan di akhirat (kebahagiaan hidup di akhirat)
hendaklah ia menguasai ilmunya dan barang siapa yang menghendaki keduanya

17
Prof.H.Muzayyin Arifi, M.Ed. filsafat pendidikan islam (Jakarta: PT Bumi Aksara) hlm 86
18
Ibid hlm 86-87
19
Ibid hlm 87
20
Ibid hlm 87-88
(kebahagiaan di dunia maupun di akhirat) maka hendaklah ia menguasai ilm u
keduanya.

Anda mungkin juga menyukai