Kurikulum tak formal yang terdiri atas kegiatan-kegiatan yang juga direncanakan
akan tetapi tidak berkaitan langsung dengan pembelajaran, akademis dan kelas tertentu.
Kurikulum ini di pandang sebagai pelengkap dari kurikulum formal. Yang termasuk
kurikulum tak formal ini antara lain : pertunjukan sandiwara, pertandingan antar kelas
atau antar sekolah, perkumpulan berbagai hobi, pramuka dan lain-lain.
1
Prof.Dr.S.Nasution,M.A. kurikulum dan pengajaran (Jakarta: PT Bumi Aksara) hlm 5
2
Ibid hlm 6
B. Kurikulum Pendidikan islam
Adapun pengertian harifah kata kurikulum berasal dari bahasa latin, a little
racecourse (suatu jarak yang harus di tempuh dalam pertandingan) yang kemudian di
alihkan kedalam pengertian pendidikan menjadi circle of instruction yaitu suatu lingkaran
pengajaran, dimana guru dan murud terlibat di dalamnya. Istilah kurikulum kemudian di
gunakan untuk menunjukkan tentang segala mata pelajaran yang di pelajari dan semua
pengalaman yang harus di peroleh serta semua kegiatan yang harus di lakukan anak
didik. Kurikulum bukan sekedar rangkaian ilmu pengetahuan yang di ajarkan di dalam
kelas, melainkan juga menyangkut semua hal yang mempengaruhi proses belajar
mengajar. 4
1. Herman H Horne berpendapat bahwa susbtansi apa yang harus di masukkan di dalam
kurikulum itu merupaka isi kurikulum, yaitu
a. The ability and needs of children (kemampuan yang di peroleh dari belajar dan
kebutuhan anak didik). Hal ini dapat di ketahui dari psikologi.
b. The legitimate demans of society (tuntutan yang sah dari masyarakat) Hal ini
dapat di ketahui dari sosiologi.
c. The kind of universe in which we live (keadaan alam semesta dimana kita hidup)
Hal ini dapat di ketahui dari filsafat.
Pendapat di atas sesungguhnya belum menjamin untuk kurikulum dapat di
jadikan alat untuk mencapai tujuan kependidikan, oleh karena tidak
memasukkan nilai-nilai yang wajub di serapi oleh anak didik sejalan dengan
tujuan yang di harapkan. 5
3
Prof.H.Muzayyin Arifi, M.Ed. filsafat pendidikan islam (Jakarta: PT Bumi Aksara) hlm 77
4
Ibid hlm 78
5
Ibid hlm 78-79
2. Al Gazali, beliau berpendapat bahwa pendidikan hendaknya di tunjukkan kearah
mendikatkan diri kepada allah dan dari sanalah akan di peroleh kesejahteraan hidup
di dunia dan kebahagiaan di akhirat . hanya dengan ilmu pengetahuanlah manusia
dapat menjadi sempurna dan dapat mengenal tuhannya.
Beliau membagi ilmu pengetahuan menjadi 3 kelompok yaitu :
a. Ilmu yang tercela, banyak atau sedikit. Ilmu ini tak ada manfaatnya di dunia
maupun di akhirat misalnya ilmu sihir, nujam dan ilmu perdukunan.
b. Ilmu yang terpuji banyak atau sedikit. Misalnya ilmu tauhid, ilmu agama.
c. Ilmu yang terpuji pada taraf tertentu, yang tidak boleh di dalami karena ilmu ini
membawa kepada kegoncangan iman dan ilhad misalnya ilmu filsafat
Dari tiga kelompok tersebut kemudian Al Gazali membagi lagi menjadi dua
kelompok di lihat dari kepentingannya yaitu :
a. Ilmu yang wajib seperti ilmu agama, ilmu yang bersumber dari kitab suci allah
b. Ilmu yang merupakan fardu kifayah, ilmu ini untuk memudahkan kehidupan
duniawi msalnya ilmu hitung (matematika), ilmu kedokteran, ilmu teknik, ilmu
pertanian dan ilmu industry.
Dalam mengajarkan ilmu pengetahuan kepada anak didik yang menjad titi
perhatian algazali adalah ilmu pengetahuan dari dalam kandungan kitab suci alquran.
Hal ini karena ilmu yang di ajarkan oleh alquran dapat untuk kehidupan manusia di
dunia dan di akhirat, yaitu dapat memperkuat jiwa dan memperindah akhlak serta
mendekatkan diri kepada allah.
a. Ilmu alquran dan ilmu agama, seperti fiqih, hadist dan tafsir
b. Sekumpulan bahasa, nahwu dan makhraj serta lafaz-lafaznya karena ilmu ini
berfungsi membantu ilmu agama
c. Ilmu-ilmu yang fardu kifayah yaitu ilmu kedokteran, ilmu matematika, tegnologi
yang beraneka macam jenisnya termasuk juga ilmu politik
d. Ilmu kebudayaan seperti syair, sejarah, dan beberapa beberapa cabang filsafat.
3. Ibnu Sina berpendapat bahwa ilmu pengetahuan itu ada 2 jenis yatu ilmu nahzori
(teoretis) dan ilmu amali (praktis)
6
Ibid hlm 80-81
Yang tergolong dalam ilmu nahzori adalah ilmu alam dan ilmu riyadhy (ilmu
urai atau matematika). Adapun ilmu yang amali adalah ilmu yang membahas tentang
tingkah laku manusia dilihat dari segi tingkah laku individualnya. Illmu ini
menyangkut ilmu akhlak serta ilmu siasat atau politik.
Bila mengikuti pendapat ibnu sina, maka jelaslah bahwa apa yang harus di
ajarkan dan di pelajari oleh manusia adalah ilmu-ilmu teoritis yang jenisnya banyak
sekali. Hamper semua ilmu pengetahuan pada zaman modern sekarang ini memiliki
bidang teoritis masing-masing yang kemudian menimbulkan amal yang di amalkan
(applied science). Hanya ilmu filsafatlah yang tidak memiliki secara langsung ilmu
yang tidak di amalkan, oleh karena filsafat memang bukan ilmu teoritis, melainkan
ilmu spekulatif7 yang menggali hakikat segala sesuatu dari bidang pengetahuan. Pada
gilirannya hasil-hasil rumusannya akan dapat di pergunakan untuk mengembangkan
ilmu teoritis di bidangnya masing-masing. 8
7
Ilmu spekulatif Adalah suatu pencarian untuk aturan dan suatu hal yang menyeluruh, yang diterapkan bukan
hanya pada hal tertentu atau pengalaman tertentu saja tetapi untuk seluruh ilmu pengetahuan dan pengalaman.
8
Prof.H.Muzayyin Arifi, M.Ed. filsafat pendidikan islam (Jakarta: PT Bumi Aksara) hlm 82
9
Istibath maksudnya menciptakan, mengeluarkan, mengungkapkan atau menarik kesimpulan.
10
qanun-qanun fiqh adalah undang-undang aturan manusia.
11
Prof.H.Muzayyin Arifi, M.Ed. filsafat pendidikan islam (Jakarta: PT Bumi Aksara) hlm 83
5. Ikhwanussofa adalah suatu perkumpulan para mujtahidin 12 dalam bidang filsafat
yang lebih banyak memperhatikan masalah kependidikan.
Pendirian ikhwanissofa tentang masalah pendidikan sebagai berikut:
a. Mencari ilmu adalah wajid, karena dengan ilmu manusia dapat mendekatkan diri
kepada tuhan, dan dapat mengenal-nya serta beribadah kepada-nya. Ilmu dapat
embawa kepada jiwa yang beradap dan bersih sehingga memungkinkan dirinya
untuk mendapatkan mendapatkan hidup akhirat.
b. Mengajarkan ilmu kepada orang lain adalah wajib, karena hal demukian
merupakan tanggung jawab social dan etis yang dapat membawa murid
memperhatikan orang lain sebagai anggota masyarakat menjadi berilmu pula.
c. Mencari ilmu harus berlangsung sampai usia 50 tahun.
d. Dalam mengajarkan ilmu, guru harus memperhatikan kecendrungan dan
kemampuan anak.
Pengenalan ilmu pengetahiuan harus berlangsung setingkat demi setingkat,
sehingga mereka mampu melakukan ijtihat dalam bidang ilmu itu. Ilmu pengetahuan
yang haru di ajarkan kepada anak didik adalah ilmu pengtahuan duniawi dan ukhrawi
atau ilmu pengetahuan umum dan agama sekaligus. 13
6. Prof. DR.Fadhil. Al-Djamaly, mengatakan bahwa semua jenis ilmu dikehendaki oleh
alQuran, di ajarkan kepada anak. Ilmu-ilmu itu meliputi ilmu agama, sejarah, ilmu
falak, ilmu bumi, ilmu jiwa, ilmu kedokteran, ilmu pertanian, ilmu biologi, ilmu
hitung, ilmu hokum dan perundangan, ilmu kemasyarakatan, ilmu ekonomi, ilmu
balaghah, dan adab serta ilmu pertahanan Negara dan lain-lain ilmu pengetahuan
yang dapat memperkembangkan kehidupan manusia dan mempertinggi drajadnya. 14
12
Mujtahidin adalah orang yang telah mampu menggali dan menyimpulkan hukum-hukum Islam dari sumber-
sumbernya yang asli seperti Al Qur'an dan Hadits.
13
Prof.H.Muzayyin Arifi, M.Ed. filsafat pendidikan islam (Jakarta: PT Bumi Aksara) hlm 84
14
Ibid hlm 85-86
15
integrated adalah pembelajaran yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan.
16
Komprehensif adalah menangkap (menerima) dengan baik; luas dan lengkap (tentang ruang lingkup atau isi);
mempunyai dan memperlihatkan wawasan yang luas
konstruktif dalam arus proses perkembangan masyarakat manusia yang arahnya tidak
sama. Yang sama adalah bahwa perkembangan itu sendiri tidak mampu memberi
corak kehidupan yang sempurna kepada generasi mudanya tanpa adanya lembaga-
lembaga pendidikan. 17
Menurut Kilpatrick, suatu kurikulum yang baik perlu didasarkan atas tiga prinsip
yaitu: 18
1. Firman Allah SWT dalam QS. Al Qashash :77 yang artinya carilah segala apa
yang telah di karuniakan allah kepadamu mengenai kehidupan di akhirat dan
janganlah kamu melupakan nasib hidupmu di dunia dan berbuat baiklah
sebagaimana allah telah berbuat baik kepadamu.
2. Sabda Rosulullah SAW yaitu barang siapa yang menginginkan dunia
(kebahagiaan hidup di dunia) maka hendaklah ia menguasai ilmunya, dan barang
siapa yang menghendaki kehidupan di akhirat (kebahagiaan hidup di akhirat)
hendaklah ia menguasai ilmunya dan barang siapa yang menghendaki keduanya
17
Prof.H.Muzayyin Arifi, M.Ed. filsafat pendidikan islam (Jakarta: PT Bumi Aksara) hlm 86
18
Ibid hlm 86-87
19
Ibid hlm 87
20
Ibid hlm 87-88
(kebahagiaan di dunia maupun di akhirat) maka hendaklah ia menguasai ilm u
keduanya.