Anda di halaman 1dari 103

PENGARUH PAPARAN MEDAN MAGNET EXTREMELY

LOW FREQUENCY (ELF) TERHADAP DAYA HANTAR


LISTRIK DAN NILAI DERAJAT KEASAMAN (pH)
PADA PROSES DEKOMPOSISI CABAI MERAH
(Capsicum annuum L.)

SKRIPSI

Oleh:
Shofiyatul Masruro
NIM 160210102004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
PENGARUH PAPARAN MEDAN MAGNET EXTREMELY
LOW FREQUENCY (ELF) TERHADAP DAYA HANTAR
LISTRIK DAN NILAI DERAJAT KEASAMAN (pH)
PADA PROSES DEKOMPOSISI CABAI MERAH
(Capsicum annuum L.)

SKRIPSI

diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan Program Studi Pendidikan Fisika (S1)
dan mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
Shofiyatul Masruro
NIM 160210102004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020

i
PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :


1. Kedua Orang tuaku, Ibunda Hj. Sri Mulyani dan Ayahanda Drs H. Ashari,
Kakakku Iqbal Wahedy dan Adikku Afif Rahman, serta seluruh keluarga
besarku, yang selalu memberikan motivasi dan do’a dalam setiap perjuanganku
serta curahan kasih sayang yang telah diberikan selama ini;
2. Guru-guruku sejak taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, yang telah
memberikan ilmu, membimbing dengan kesabaran dan keikhlasan hati;
3. Almamater Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember

i
MOTTO

“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai


penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”
(terjemahan QS. Al-Baqarah ayat 153)

*) Departemen agaman Republik Indonesia. 2008. Al-Qur’an dan terjemahnya.


Bandung: PT CV Penerbit Diponegoro

ii
PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Shofiyatul Masruro

NIM : 160210102004

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul “Pengaruh


Paparan Medan Magnet Extremely Low Frequency (ELF) Terhadap Daya Hantar
Listrik dan Nilai Derajat Keasaman (pH) Pada Proses Dekomposisi Cabai Merah
(Capsicum annuum L.)” adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali kutipan
yang sudah saya sebutkan sumbernya, belum pernah diajukan pada institusi mana
pun, dan bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan
kebenaran isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan
dan paksaan dari pihak mana pun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika
ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Jember, 05 Februari 2020

Shofiyatul Masruro
NIM 160210102004

iii
SKRIPSI

PENGARUH PAPARAN MEDAN MAGNET EXTREMELY


LOW FREQUENCY (ELF) TERHADAP DAYA HANTAR
LISTRIK DAN NILAI DERAJAT KEASAMAN (pH)
PADA PROSES DEKOMPOSISI CABAI MERAH
(Capsicum annuum L.)

Oleh:

Shofiyatul Masruro
NIM 160210102004

Pembimbing

Dosen Pembimbing Utama : Dr. Sudarti, M.Kes

Dosen Pembimbing Anggota : Drs. Maryani, M.Pd

iv
PENGESAHAN

Skripsi berjudul “Pengaruh Paparan Medan Magnet Extremely Low Frequency


(ELF) Terhadap Daya Hantar Listrik dan Nilai Derajat Keasaman (pH) Pada
Proses Dekomposisi Cabai Merah (Capsicum annuum L.)” karya Shofiyatul
Masruro telah diuji dan disahkan pada:
hari, tanggal : Rabu, 05 Februari 2020
tempat : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Tim Penguji:

Ketua, Sekretaris,

Dr. Sudarti M.kes Drs. Maryani, M.Pd


NIP. 196201231 198802 2 001 NIP. 19640707 198902 1 002

Anggota I, Anggota II,

Dr. Supeno, S.Pd., M.Si Drs. Trapsilo Prihando, M.Si


NIP. 19741207 199903 1 002 NIP 19620401 198702 1 001

Mengesahkan,

Dekan,

Prof. Drs. Dafik, M.Sc., Ph. D.


NIP 19680802 199303 1 004

v
RINGKASAN

Pengaruh Paparan Medan Magnet Extremely Low Frequency (ELF)


Terhadap Daya Hantar Listrik dan Nilai Derajat Keasaman (pH) Pada
Proses Dekomposisi Cabai Merah (Capsicum annuum L.); Shofiyatul Masruro;
160210102004; 65 halaman; Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember.

Perkembangan teknologi semakin tinggi menyebabkan semakin


meningkatnya penggunaan alat-alat elekronik dalam kehidupan sehari-hari. Hal
ini secara tidak langsung mempengaruhi peningkatan intensitas radiasi gelombang
elektromagnetik dalam berbagai frekuensi, salah satunya adalah Extremely Low
Frequency (ELF). Medan magnet Extremely Low Frequency (ELF) berada pada
frekuensi antara 0 hingga 300 Hz dan termasuk dan non ionizing radiation. Hal ini
membuat banyak penelitian dari berbagai bidang yang dilakukan untuk mengkaji
efek dari medan magnet ELF diantaranya adalah bidang kedokteran, pertanian,
dan pangan. Produk pangan dapat diawetkan secara termal maupun nontermal.
Sebagian besar proses pengawetan produk pangan melibatkan panas, proses
pemanasan tersebut selain mengaktivasi mikroba juga dapat mempengaruhi mutu.
Proses pengawetan bahan pangan secara non-termal, yaitu dengan teknologi
osilasi medan magnet dikategorikan dalam proses pasteurisasi. Prinsip utama dari
pasteurisasi yaitu tidak mematikan semua mikroorganisme, tetapi hanya yang
bersifat patogen. Tujuannya yaitu untuk menghilangkan atau meminimumkan
penurunan mutu akibat pengolahan termal.
Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan penelitian pengaruh medan
magnet Extremely Low Frequency (ELF) terhadap pH dan daya hantar listrik
sebagai indikator ketahanan cabai merah. Tujuan dilakukannya penelitian ini
adalah untuk mengkaji pengaruh medan magnet ELF intensitas 900 μT dan 1000
μT selama 30, 45, dan 60 menit terhadap ketahanan pH dan daya hantar listrik
cabai merah, serta menentukan intensitas paparan medan magnet ELF yang efektif
terhadap ketahanan cabai merah. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis
penelitian eksperimen dengan desain penelitian randomized subjects post test
only control group design yang terdiri dari kelompok kontrol dan kelompok

vi
eksperimen. Kelompok eksperimen pada penelitian ini merupakan kelompok yang
diberi perlakuan berupa paparan medan magnet ELF terbagi menjadi dua
kelompok yakni kelompok eksperimen 900 μT dan kelompok eksperimen 1000
μT masing-masing kelompok dipapar selama 30 menit, 45 menit dan 60 menit.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium ELF Pendidikan Fisika Universitas
Jember. Pengukuran pH dengan alat pH meter digital dan pengukuran daya hantar
listrik dengan alat conductivity meter (TDS meter). Pengukuran pH dan DHL
dilakukan pada hari ke-0, hari ke-4, hari ke-8, dan hari ke-12 setelah pemaparan.
Kualitas cabai merah dapat dilihat dari kondisi fisik dan sifat fisiknya.
Kondisi fisik cabai merah bisa dilihat dari pengamatan kondisi fisik baik, cacat,
dan warna. Sedangkan, sifat fisiknya dapat dilihat dari pH dan daya hantar
listriknya. Semakin lama penyimpanan cabai merah maka akan mengalami
penurunan kualitas kondisi fisik maupun sifat fisiknya. Begitu juga dengan sifat
fisiknya semakin lama penyimpanan maka tingkat keasamannya relatif meningkat
akibat produksi asam pada proses pembusukan. Peningkatan keasaman ini
mengakibatkan nilai pH cabai merah mengalami penurunan sehingga produksi ion
H+ meningkat, pertambahan ion ini tentunya mengakibatkan ion-ion yang
sebelumnya sudah terkandung dalam bahan juga akan mengalami pertambahan
sehingga nilai daya hantar listrik (DHL) bahan akan meningkat.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sifat fisik yakni nilai
pH, nilai DHL dan kondisi fisik mengalami penurunan disetiap pengukuran.
Semakin besar intensitas (≥700 μT hingga 1000 μT) dan lama paparan medan
magnet ELF berpengaruh terhadap perubahan sifat fisik dan kondisi fisik dari
cabai merah.

vii
PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Paparan
Medan Magnet Extremely Low Frequency (ELF) Terhadap Daya Hantar Listrik
dan Nilai Derajat Keasaman (pH) Pada Proses Dekomposisi Cabai Merah
(Capsicum annuum L.)”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) pada Program Studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Drs. Dafik, M.Sc., Ph,D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Jember;
2. Dr. Dwi Wahyuni, M.Kes., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Jember;
3. Drs. Bambang Supriadi, M.Sc., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember;
4. Dr. Sudarti, M.Kes., selaku Dosen Pembimbing Akademik;
5. Dr. Sudarti, M.Kes., selaku Dosen Pembimbing Utama, Drs. Maryani, M.Pd.
selaku Dosen Pembimbing Anggota yang telah meluangkan waktu, pikiran,
dan perhatian dalam penulisan skripsi ini;
6. Dr. Supeno, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Penguji, Drs. Trapsilo Prihandono,
M.Si. selaku Dosen Penguji Anggota yang telah memberikan kritik dan saran
dalam penyusunan skripsi ini;
7. Bapak dan ibu Dosen Pendidikan Fisika FKIP yang telah memberikan ilmu
selama menjadi mahasiswa;

viii
8. Ibunda Hj. Sri Mulyani dan Ayahanda Drs. H. Ashari yang selalu memberikan
motivasi dan do’a dalam setiap perjuangan penulis serta kasih sayang yang
telah diberikan selama ini;
9. Teman-teman mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Pendidikan Fisika
Universitas Jember yang telah telah memberikan dorongan dan semangat;
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat.

Jember, Februari 2020


Penulis,

ix
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
MOTTO..................................................................................................................ii
PERNYATAAN....................................................................................................iii
SKRIPSI.................................................................................................................iv
PENGESAHAN......................................................................................................v
RINGKASAN........................................................................................................vi
PRAKATA...........................................................................................................viii
DAFTAR ISI...........................................................................................................x
DAFTAR TABEL................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiv

BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumsan Masalah............................................................................................4
1.3 Batasan Masalah.............................................................................................4
1.4 Tujuan Penelitian............................................................................................4
1.5 Manfaat Penelitian..........................................................................................5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................6


2.1 Medan Magnet Extremely Low Frequency (ELF)..........................................6
2.2 Ketahanan Cabai Merah.................................................................................8
2.3 Pemanfaatan Medan Magnet ELF dalam Teknologi Pangan.......................10
2.4 Mekanisme Dekomposisi Cabai Merah........................................................12
2.5 Nilai Derajat Keasaman................................................................................13
2.6 Daya Hantar Listrik......................................................................................14
2.7 Kerangka Konseptual...................................................................................17
2.8 Hipotesis Penelitian......................................................................................18

BAB 3 METODE PENELITIAN........................................................................20


3.1 Tempat dan Waktu Penelitian......................................................................20
3.2 Jenis dan Desain Penelitian..........................................................................20
3.3 Variabel Penelitian.......................................................................................22
3.3.1 Klasifikasi Variabel Penelitian............................................................22
3.3.2 Definisi Operasional Variabel.............................................................23
3.4 Alat dan Bahan.............................................................................................23
3.5 Prosedur Penelitian.......................................................................................24
3.5.1 Tahap Persiapan...................................................................................24
3.5.2 Tahap Penentuan Sampel....................................................................25
3.5.3 Tahap Perlakuan..................................................................................26
3.5.4 Tahap Penyimpanan............................................................................28
3.5.5 Tahap Pengumpulan Data....................................................................28

x
3.5.6 Tahap Penelitian..................................................................................29
3.6 Metode Analisa Data...................................................................................30
3.6.1 Tabel dan Hasil pengukuran dan Pengamatan....................................30
3.6.2 Teknik Analisa Data...........................................................................33

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................35

4.1 Hasil Penelitian............................................................................................35


4.1.1 Deskripsi Data pH Cabai Merah.......................................................35
4.1.2 Deskripsi Data DHL Cabai Merah....................................................39
4.1.3 Deskripsi Data Kualitas Fisik Cabai Merah......................................43
4.2 Analisa data.................................................................................................47
4.2.1 Hasil Analisa Data Pengaruh Medan Magnet ELF Terhadap pH
Cabai Merah......................................................................................47
4.2.2 Hasil Analisa Pengaruh Medan Magnet ELF Terhadap DHL Cabai
Merah................................................................................................50
4.2.3 Hasil Analisa Deskripsi Kualitas Fisik Cabai Merah........................53
4.3 Pembahasan.................................................................................................54
4.3.1 Pembahasan Pengaruh Medan Magnet ELF Terhadap Kualitas Fisik
Cabai Merah......................................................................................54
4.3.2 Pembahasan Pengaruh Medan Magnet ELF Terhadap pH Cabai
Merah................................................................................................56
4.3.3 Pembahasan Pengaruh Medan Magnet ELF Terhadap DHL Cabai
Merah................................................................................................58

BAB 5. PENUTUP................................................................................................61
5.1 Kesimpulan..................................................................................................61
5.2 Saran.............................................................................................................61

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................62

xi
DAFTAR TABEL

2.1 Kandungan gizi cabai merah............................................................................10


2.2 Pemanfaatan medan magnet ELF dalam bidang pangan.................................10
3.1 Data hasil pengukuran nilai derajat keasaman (pH) pada cabai merah...........30
3.2 Data hasil pengukuran nilai DHL pada cabai merah.......................................31
3.3 Data hasil pengukuran kualitas fisik pada cabai merah...................................33
4.1 Data Rata-rata pH cabai merah.......................................................................36
4.2 Data Rata-rata DHL cabai merah.....................................................................39
4.3 Hasil Pengukuran Kualitas Fisik Cabai Merah................................................44
4.4 Hasil Uji Oneway Anova pH...........................................................................48
4.5 hasil Uji Anova Multiple Comparisons Post Hoc pH......................................49
4.6 Tabel Uji Oneway Anova DHL.......................................................................51
4.7 Hasil Uji Anova Multiple Comparisons Post Hoc DHL..................................52

xii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
2.1 Perambatan gelombang elektromagnetik...........................................................6
2.2 Kerangka konsep..............................................................................................18
3.1 Desain penelitian..............................................................................................21
3.2 Electromagnetic field sources..........................................................................26
3.3 Electromagnetic tield tester..............................................................................27
3.4 Alat ukur pH meter...........................................................................................28
3.5 Alat ukur conductivity meter...........................................................................29
3.4 Bagan alur penelitian........................................................................................30
4.1 Diagram rata-rata nilai pH cabai merah setelah hari ke-4................................36
4.2 Diagram rata-rata nilai pH setelah hari ke-8....................................................37
4.3 Diagram rata-rata nilai pH cabai merah setelah hari ke-12..............................38
4.4 Diagram nilai rata-rata pH setiap Pengukuran.................................................38
4.5 Diagram rata-rata nilai DHL cabai merah setelah hari ke-4............................40
4.6 Diagram rata-rata nilai DHL cabai merah setelah hari ke-8............................41
4.7 Diagram rata-rata nilai DHL cabai merah setelah hari ke-12..........................42
4.8 Diagram nilai rata-rata DHL setiap pengukuran..............................................43
4.9 Diagram rata-rata nilai kualitas fisik cabai merah hari ke-4.............................45
4.10 Diagram rata-rata nilai kualitas fisik cabai merah setelah hari ke-8...............45
4.11 Diagram rata-rata nilai kualitas fisik cabai merah setelah hari ke-12............46
4.12 Diagram nilai rata-rata kualitas fisik setiap pengukuran................................47

xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

LAMPIRAN A. MATRIK PENELITIAN.........................................................66


LAMPIRAN B. DATA HASIL PENELITIAN................................................68
LAMPIRAN C. FOTO KEGIATAN PENELITIAN........................................85

xiv
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Medan elektromagnetik merupakan kombinasi antara medan magnetik dan
medan listrik. Medan listrik yang bersumber dari tegangan listrik memiliki
besaran volt per meter atau kilovolt per meter. Sedangkan medan magnet yang
berasal dari arus yang mengalir diberi besaran Tesla (Anies, 2007: 10). Alonso
dan Finn (1992:76) menyatakan bahwa medan elektromagnetik dapat merambat
dalam ruang hampa dengan kecepatan sama dengan kecepatan cahaya pada ruang
hampa yaitu 3 x 108 m/s.
Medan elektromagnetik dapat menghasilkan radiasi dengan frekuensi
spektrum rendah hingga frekuensi dengan spektrum tinggi. European Health Risk
Assesment Network on Electromagnetic Field Exposure (EFHRAN) (2010:3)
berdasarkan frekuensinya medan elektromagnetik dibagi menjadi tiga yaitu:
frekuensi rendah dengan frekuensi sampai 300 Hz, frekuensi menengah dengan
frekuensi 300 Hz sampai 100 KHz, dan frekuensi tinggi dengan frekuensi 100
KHz sampai 300 GHz. Sudarti (2005:36) menyatakan bahwa gelombang
elektromagnetik Extremely Low Frequency (ELF) adalah bagian dari spektrum
gelombang elektromagnetik yang memiliki frekuensi yang lebih kecil dari 300
Hz, serta gelombang elektromagnetik Extremely Low Frequency (ELF) termasuk
non ionizing radiation. Energi medan magnet ELF dengan frekuensi kecil,
mengakibatkan efek non-thermal yang tidak dapat menyebabkan perubahan suhu
ketika berinteraksi atau menginduksi sistem.
Cabai merah (Capsicum annuum L.) adalah tanaman yang termasuk ke dalam
keluarga tanaman Solanaceae. Cabai mengandung senyawa kimia yang
dinamakan capsaicin (8–methyl-N-vanillyl-6-nonenamide). Selain itu, terkandung
juga berbagai senyawa yang mirip dengan capsaicin, yang dinamakan
capsaicinoids. Cabai merah saat musim panen raya tiba sangat melimpah dan
banyak mengalami kebusukan yang terjadi, sehingga daya tarik pembeli menurun,
maka pedagang memilih untuk mengawetkan cabai merah, baik dengan cara alami
ataupun dengan proses pengawetan lainnya. Tanpa disadari, proses pengawetan
secara tidak langsung akan mengurangi kandungan nilai gizi dari cabai merah
2

sendiri. Cara pengawetan yang paling umum terhadap bahan makanan dapat
dilakukan secara fisik, kimia dan radiasi (Supardi et al, 1999 : 13).
Sembiring (2009) menyatakan bahwa cabai merah tergolong sayuran yang
mudah rusak dengan daya simpan kurang dari dua hari. Jika lebih dari dua hari
akan mengalami pembusukan. Untuk memperpanjang daya simpan cabai merah
dengan cara pengawetan yaitu salah satu menggunakan medan magnet ELF.
Berdasarkan penelitian Sudarti (2014) membuktikan bahwa medan magnet ELF
intensitas diatas 500 𝜇T dapat membunuh bakteri atau menghambat
perkembangbiakan bakteri, sehingga dapat menghambat proses pembusukan.
Maka peneliti menggunakan intensitas 900 𝜇T dan 1000 𝜇T dengan waktu
paparan 30 menit, 45 menit, dan 60 menit, karena mengacu pada penelitian
sebelumnya yaitu pada penelitian Naura (2018) pada intensitas 900 𝜇T sudah
efektif dan optimal dalam proses pengawetan pada buah anggur sedangkan 1000
𝜇T diharapkan dengan intensitas yang lebih besar dapat mendapatkan hasil yang
lebih efektif dan optimal.
Pemanfaatan medan magnet pada bidang pangan lebih banyak digunakan
dalam proses pengawetan. Berikut ini adalah beberapa penelitian yang
memanfaatkan medan magnet Extremely Low Frequency (ELF) dalam bidang
pangan. Sadidah et al. (2015) menyatakan bahwa intensitas paparan medan
magnet ELF sebesar 500 µT mempengaruhi nilai pH yaitu mengalami
peningkatan sebesar 1.00 pada saat 24 jam setelah proses fermentasi dan terjadi
penurunan jumlah bakteri pada saat 72 jam setelah proses fermentasi makanan
tape ketan. Sudarti (2014) menyimpulkan bahwa dosis paparan medan magnet
ELF sebesar 646,7 µT selama 30 menit dapat menurunkan populasi bakteri
Salmonella typhimurium pada sayuran gado-gado dengan presentase destruksi
pada bumbu gado-gado sebesar 56% dan pada sayuran gado-gado sebesar 17%.
Kristianawati (2015) menyimpulkan bahwa paparan medan magnet ELF 100 µT
selama 5 menit dapat mempengaruhi nilai pH pada keju jenis cream cheese yaitu
mengalami penurunan.
Paparan medan magnet ELF 500 µT selama 50 menit dapat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan berat jarum tiram (Sudarti, 2017), juga paparan medan
3

magnet ELF dapat berpengaruh terhadap nilai pH tape singkong, yakni


mengalami penurunan pH (Isnaini, 2018). Penelitian Sudarti (2016)
menyimpulkan bahwa paparan medan magnet ELF 646,7 µT selama 30 menit
dapat menghambat prevalensi bakteri Salmonella typhimurium sebesar 36,37%.
Kristian (2015) menyimpulkan bahwa paparan medan magnet ELF 500 µT selama
30 menit pada saat 72 jam setelah peragian mengalami penurunan jumlah mikroba
sebesar 0,50 x 1011 sel/ mL, sedangkan 30 menit pada saat 24 jam setelah peragian
mengalami peningkatan nilai pH sebesar 1,00. Sudarti et al (2018) menyimpulkan
bahwa dosis efektif paparan medan magnet ELF mempengaruhi kecepatan
poliferasi bakteri S. Thermophiles, L. Lactis, dan L. Acidhopilus adalah paparan
dengan intensitas 100 µT lama paparan 5 menit. Paparan medan magnet ELF 800
µT selama 45 menit dapat berpengaruh terhadap organolepik dan pH susu sapi
segar (Nelly, 2018), juga paparan medan magnet ELF 100 µT selama 5 menit, 15
menit, dan 25 menit mengalami penurunan nilai pH pada susu fermentasi,
sedangkan paparan medan magnet ELF 300 µT selama 5 menit, 15 menit, dan 30
menit mengalami penurunan nilai pH pada susu fermentasi (Safda, 2017).
Penelitian Ridawati (2017) menyimpulkan bahwa paparan medan magnet ELF
100 µT selama 15 menit berpengaruh terhadap peningkatan jumlah bakteri dan
menurunkan pH pada pembuatan susu fermentasi.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, perlu dilakukan penelitian untuk
mencari solusi alternatif untuk memperpanjang daya simpan cabai merah saat
panen telah tiba dan mengurangi proses pembusukan yang terjadi. Oleh karena itu
peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Paparan
Medan Magnet Extremely Low Frequency (ELF) Terhadap Daya Hantar
Listrik Dan Nilai Derajat Keasaman (pH) Pada Proses Dekomposisi Cabai
Merah (Capsicum Annuum L.)”
4

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka diperoleh rumusan masalah sebagai
berikut :
a. Apakah paparan medan magnet Extremely Low Frequency (ELF) berpengaruh
terhadap nilai derajat keasaman (pH) pada proses dekomposisi cabai merah
Capsicum annuum L. ?
b. Apakah paparan medan magnet Extremely Low Frequency (ELF) berpengaruh
terhadap daya hantar listrik pada proses dekomposisi cabai merah Capsicum
annuum L.?

1.3 Batasan Masalah


Agar penelitian terarah dengan permasalahan yang diteliti, maka diberikan
batasan masalah sebagai berikut :
a. Medan magnet (ELF) yang digunakan bersumber dari Electromagnetic Field
Source dengan paparan medan magnet (ELF) yang digunakan adalah 900 𝜇T
dan 1000 𝜇T dengan lama paparan 30 menit, 45 menit, dan 60 menit.
b. Cabai merah yang digunakan adalah cabai merah yang terpilih dan berkualitas
baik yang dibeli langsung di petani
c. Indikator yang digunakan pada penelitian ini adalah nilai derajat keasaman
(pH) dan daya hantar listrik

1.4 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas maka diperoleh tujuan penelitian
sebagai berikut :
a. Mengkaji pengaruh medan magnet Extremely Low Frequency (ELF) terhadap
nilai derajat keasaman (pH) pada proses dekomposisi cabai merah Capsicum
annuum L.
b. Mengkaji pengaruh medan magnet Extremely Low Frequency (ELF) terhadap
daya hantar listrik pada proses dekomposisi cabai merah Capsicum annuum L.
5

1.5 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :
a. Dalam bidang akademik, memberikan pengatahuan dan media pembelajaran
tentang medan magnet Extremely Low Frequency ELF.
b. Bagi masyarakat dan penulis, sebagai teknologi pengawetan alternatif yang
dapat digunakan dalam bidang pertanian dengan memanfaatkan medan magnet
Extremely Low Frequency ELF.
c. Bagi peneliti lain dalam bidang yang sama, sebagai bahan acuan dan
pertimbangan untuk melakukan penelitian selanjutnya.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Medan Magnet Extremely Low Frequency (ELF)


Gelombang elektromagnetik merupakan gelombang diakibatkan oleh
adanya perubahan medan listrik dan medan magnetik dan mampu merambat
melalui medium maupun tidak melalui medium (Young, 2012: 762). Arah getar
vektor medan listrik dan medan magnet saling tegak lurus (Rahmatullah, 2009).
Medan magnet dapat diartikan sebagai medan yang ditimbulkan oleh gerakan
muatan (arus) listrik yang mengalir. Sedangkan medan listrik dapat diartikan
sebagai gaya yang dihasilkan oleh muatan-muatan listrik (Swerdlow, 2006).

2.1 Perambatan Gelombang Elektromagnetik (Sumber Young, 2012)

Gelombang elektromagnetik mempunyai daerah frekuensi dari 10 sampai


1022 Hz (Sutrisno, 1979). Medan listrik dan medan magnet dapat menghasilkan
fenomena alam seperti badai dan halilintar. Medan listrik yang tidak berubah
dengan waktu disebut sebagai medan listrik statis. Jika Faraday menyatakan
perubahan medan magnet dapat menghasilkan listrik, menurut Maxwell
perubahan medan listrik juga dapat menghasilkan medan magnet. Berdasarkan
anggapan itulah, pada tahun 1864, James Clerk Maxwell, mengemukakan suatu
hipotesis bahwa perubahan medan magnet dapat menimbukan medan listrik,
sebaliknya perubahan medan listrik pun dapat menimbulkan perubahan medan
magnet. Perubahan medan listrik (E) dan perubahan medan magnet (B) secara
serentak saling tegak lurus dan yang satu ditimbulkan oleh perubahan lainnya.
Perubahan kedua medan itu merambat dengan cepat rambat yang sama dengan
cepat rambat cahaya dan disebut gelombang elektromagnetik.
7

Medan magnet Extremely Low Frequency (ELF) merupakan gelombang


elektromagnetik yang memiliki frekuensi 0 - 300 Hz atau kurang dari 300 Hz
(Sudarti, 2010). Gelombang ini dihasilkan di sekitar aliran listrik atau peralatan
listrik. Energi medan elektromagnetik ELF sangat kecil, efek yang ditimbulkan
dari gelombang ini ialah efek non termal, artinya medan elektromagnetik ELF
tidak menimbulkan perubahan suhu ketika berinteraksi dengan suatu zat atau pada
saat menginduksi materi (Sudarti, 2002:76). Gelombang elektromagnetik ini
dihasilkan tidak hanya ketika aliran listrik dihantarkan melalui listrik tetapi juga
ketika digunakan dalam alat elektronik. Frekuensi gelombang ini ketika dihasilkan
oleh peralatan elektronik sekitar 50-60 Hz (Valentina, 2009). Medan
elektromagnetik dengan frekuensi kurang 1 MHz mampu menginduksi muatan
dan aliran listrik, dilaporkan mampu memberikan dampak biologis seperti kanker
atau kehilangann ingatan, namun hal ini belum dibuktikan secara ilmiah.
Berdasarkan hasil studi seluler, dampak medan elektromagnetik terhadap sistem
biologis yang paling sering ditemukan adalah aktivitas komponen yang mengatur
polifersi sel. Valentina (2009) menyatakan bahwa gelombang elektromagnetik
dengan frekuensi rendah (ELF) dapat dimanfaatkan untuk perawatan medih, salah
satunya untuk stimulasi perbaikan fraktur pada tulang.
Taringan (2012) menyatakan bahwa medan magnet ELF termasuk dalam
spektrum gelombang elektromagnetik yang berada pada frekuensi kurang dari 300
Hz dan tergolong dalam non ionizing radiation. Radiasi non ionizing secara fisika
mengacu pada radiasi elektromagnetik dengan energi lebih kecil dari 10 eV yang
meliputi sinar ultraviolet, cahaya tampak, inframerah, gelombang mikro
(microwave). Penelitian ini menggunakan ELF magnetic fields source yang
merupakan sumber paparan. Pada ELF magnetic fields source ini terdiri atas dua
unit yaitu yang pertama adalah transformator step down dan yang kedua adalah
sangkar medan magnet ELF. Paparan medan magnet ELF selalu berhubungan
dengan medan listrik ELF sehingga pada alat ini dikondisikan lebih dominan
menghasilkan medan magnet dari pada medan listrik, sebagaimana telah diketahui
medan listrik dibuat seminimal mungkin sehingga myang terdeteksi hanya medan
magnetnya. Paparan medan magnet dan medan listrik dihasilkan di sekitar
8

lempengan tembaga sangkar pada alat. Adapun cara kerja alat ini yaitu
menggunakan sumber tegangan input dari PLN sebesar 220 V,dengan kuat arus 5
A dan frekuensi sebesar 50 Hz yang kemudian diubah dengan menggunakan
transformator stepdown dengan tegangan output 7 V dengan kuat arus mencapai
85 - 3000 A dan akan mengaalir pada suatu lempengan tembaga sangkar medan
magnet ELF. Pada saat kondisi tegangan kecil dan arusnya maksimal maka dapat
menghasilkan radiasi medan magnet maksimal dan medan listrik yang minimal
mendekati medan listrik alamiah. Gelombang elektromagnetik ini dihasilkan
dihasilkan di sekitar aliran listrik pada sepanjang kabel atau pada peralatan listrik
(Sudarti, 2010). Maka dapat di simpulkan bahwa medan magnet ELF memiliki
karakteristik sebagai berikut:
a. Termasuk dalam spektrum gelombang elektromagnetik
b. Memiliki frekuensi antara 0 sampai 300 Hz
c. Termasuk dalam radiasi non-ionisasi
d. Medan listrik dan medan magnet bertindak independen satu sama lain sehingga
dapat diukur secara terpisah
e. Medan magnet tidak bisa dihalangi oleh material biasa seperti dinding
bangunan
f. Sumber paparan medan magnet mudah untuk di dapat yaitu dari peralatan
elektronik yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

2.2 Ketahanan Cabai Merah


Cabai merah besar (Capsicum annuum L.) sesudah dipanen mengalami
proses hidup meliputi perubahan fisiologis, enzimatis, dan kimiawi. Perubahan
fisiologis dapat mempengaruhi sifat dan kualitas produk setelah dipanen adalah
fotosintesa, respirasi, tranpirasi dan proses menuanya produk. Proses-proses
tersebut menyebabkan perubahan-perubahan kandungan berbagai macam zat
dalam produk, ditandai dengan perubahan warna, tekstur, rasa dan bau. Proses
fisiologis yang terus berlangsung setelah produk dipanen dapat menyebabkan
penurunan daya tarik (appeal). Lakitan (1995) daya tarik produk ditentukan oleh
tiga unsur yakni kualitas (quality), penampakan (appearance) dan kondisi
9

(condition). Masalah utama cabai merah adalah daya simpan dan penyimpanan,
dimana cabai merah tergolong sayuran yang mudah rusak dengan daya simpan
kurang dari dua hari. Jika lebih dari dua hari akan mengalami pembusukan
(Sembiring, 2009). Sedangkan, dalam penyimpanan buah cabai besar pada suhu
kamar adalah penurunan kualitas akibat menurunnya berat serta nilai gizi seperti
vitamin C. Hal ini disebabkan oleh proses transpirasi dan respirasi yang
berlangsung cepat dan terus menerus.
Cabai merah mengandung vitamin C (asam askorbat) dan beta karoten
yang tinggi bila dibandingkan dengan buah-buah yang lain. Vitamin C pada
cabai merah berfungsi sebagai pemelihara membran sel, meningkatkan daya
tahan tubuh terhadap infeksi (Almatsiar, 2004). Vitamin C adalah vitamin yang
mudah larut dalam air dan pemanasan. Winarno (2002) menyatakan bahwa
vitamin C disebut juga asam askorbat, vitamin yang paling sederhana, mudah
berubah akibat oksidasi, tetapi amat berguna bagi manusia. Struktur kimianya
terdiri dari rantai 6 atom C dan kedudukannya tidak stabil (C6H8O6), karena
mudah bereaksi dengan O2 di udara menjadi asam dehidroaskorbat. Cabai merah
dapat dimanfaatkan sebagai pendetoksi alami di dalam tubuh, sehingga asupan
nutrisi dapat ditingkatkan ke seluruh tubuh. Cabai merah juga dapat merangsang
pelepasan endorphin yang dapat menimbulkan efek penghilang rasa sakit alami.
Vitamin-vitamin yang terkandung dalam cabai juga dapat dimanfaatkan dalam
mengurangi resiko terkena penyakit. Vitamin C, folat, serta beta-karoten yang
terkandung dapat mengurangi resiko kanker usus besar. Vitamin B6 dan asam
folat yang terkandung dapat mengurangi resiko terkena serangan jantung dan
stoke (Darmawan, 2011).
Salah satu cara mencegah terjadinya kerusakan kandungan cabai merah
dapat dilakukan dengan teknik pengemasan. Pantastico (1986) menyatakan
kadungan gula dan vitamin-vitamin dalam buah-bauahan dapat dipertahankan
lebih baik dengan pengemasan dari pada yang tidak dikemas. Pengemasan
merupakan teknik pengawetan untuk mencegah terjadinya kerusakan bahan
pangan dan menambah umur simpan. Buckle (1987) menyatakan bahwa
pengemasan merupakan tindakan memberi kondisi sekeliling yang tepat bagi
10

suatu bahan pangan dan merupakan suatu cara untuk mempermudah dalam
pengangkutan, pemasaran dan pendistribusian. Beberapa syarat yang harus
dipenuhi kemasan adalah melindungi produk yang dikemas, dapat memperkecil
kehilangan air dandapat mengatur suhu. Setiap jenis kemasan memiliki kelebihan
seperti plastik poliethylen memiliki sifat fleksibel, tahan asam, basa lemah,
dan minyak. Sifat feksibel ini mempunyai sifat yang berbeda terhadap daya
tembus gas seperti oksigen dan uap air. Adapun kandungan gizi tiap 100 g yang
terkandung dalam cabai merah dapat dilihat dalam tabel berikut (Wirakusumah,
1995) :

Tabel 2.1 Kandungan gizi cabai merah


Kandungan Gizi Nilai Rata-rata
Energi 31,00 kkal
Protein 1,00 g
Lemak 0,30 mg
Karbonhidrat 7,30 mg
Kalsium 29,00
Fosfor 24,00 mg
Serat 0,30 mg
Besi 0,50 mg
Vitamin A 71,00 mg
Vitamin B1 0,05 mg
Vitamin B2 0,03 mg
Vitamin C 18,00 mg
Niasin 0,20 mg

2.3 Pemanfaatan Medan Magnet ELF dalam Teknologi Pangan


Dalam perkembangan teknologi, medan magnet ELF dapat dimanfaatkan
contohnya pada bidang pangan. Berikut adalah beberapa penelitian tentang
pemanfaatan medan magnaet ELF dalam bidang pangan.

Tabel 2.2 Beberapa penelitian tentang pemanfaatan medan magnet ELF dalam bidang
pangan
Penelitian sebelumnya Intensitas Lama Dampak
Paparan
Aplikasi Paparan Medan 300 µT 90 menit berpengaruh terhadap
Magnet Extremely Low nilai pH tape singkong,
Frequency (ELF) yakni mengalami
Terhadap Nilai Derajad penurunan pH.
11

Keasaman (Ph) Tape


Singkong (Isnaini, 2018)
Pengaruh Paparan Medan 500 µT 30 menit Terjadi penurunan jumlah
Magnet ELF (Extremely pada saat mikroba sebesar 0,50 x
Low Frequency) 300 µt 72 jam 1011 sel/mL
Dan 500 µt Terhadap setelah
Perubahan Jumlah peragian
Mikroba Dan Ph Pada
Proses Fermentasi Tape
Ketan (Kristian, 2015) 30 menit Terjadi peningkatan nilai
pada saat pH sebesar 1,00
24 jam
setelah
peragian
Pengaruh Paparan Medan 800 µT 45 menit Berpengaruh terhadap
Magnet Extremely Low Sifat Organoleptik Dan
Frequency (ELF) Ph Susu Sapi Segar
Terhadap Sifat
Organoleptik Dan Ph
Susu Sapi Segar
(Nelly,2018)
Pengaruh Paparan Medan 100 µT 5 menit Terjadi penurunan pH
Magnet Extremely Low 15 menit pada susu fermentasi
Frequency (ELF)
Terhadap Ph Susu 25 menit
Fermentasi (Safda, 2017).
300 µT 5 menit Terjadi penurunan pH
pada susu fermentasi
15 menit

25 menit

Aplikasi Medan Magnet 100 µT 15 menit Berpengaruh terhadap


Extremely Low peningkatan jumlah
Frequency (ELF) 100 µt bakteri dan menurunkan
terhadap Jumlah bakteri pH pada pembuatan susu
Lactobacillus casei dan fermentasi
pH pada Proses
pembuatan Susu
Fermentasi (Ridawati,
2017).
Utilization of Extremely 646,7 µT 30 menit Menghambat pravelensi
Low Frequency (ELF) bakteri Salmonella
Magnetic Field is a typhimurium sebesar
Alternative Sterilization 36,37%
of Salmonelle
typhimurium in Gado-
gado (Sudarti, 2016)
12

2.4 Mekanisme Dekomposisi Cabai Merah

Selama masa penyimpanan, cabai mengalami peningkatan produksi etilen


seiring meningkatnya laju respirasi. Produksi etilen yang semakin meningkat
menyebabkan aktivitas respirasi semakin tinggi pada cabai, yang ditandai dengan
banyaknya oksigen yang diserap. Dalam proses respirasi ini, bahan tanaman
terutama kompleks karbohidrat dirombak menjadi bentuk karbohidrat yang paling
sederhana (gula) selanjutnya dioksidasi untuk menghasilkan energi. Hasil
sampingan dari respirasi ini adalah CO2, uap air dan panas (Gunawan, 1996).
Semakin tinggi laju respirasi maka semakin cepat pula perombakan-perombakan
yang terjadi dan akhirnya mengarah pada kemunduran dari produk tersebut. Air
yang dihasilkan ditranspirasikan dan jika tidak dikendalikan produk akan cepat
menjadi layu. Sehingga laju respirasi sering digunakan sebagai indeks yang baik
untuk menentukan masa simpan pascapanen produk segar (Rukmana, 1998).
Masa simpan produk segar dapat diperpanjang dengan menempatkannya dalam
lingkungan yang dapat memeperlambat laju respirasi dan transpirasi melalui
penurunan suhu produk, mengurangi ketersediaan O2 atau meningkatkan
konsentrasi CO2, dan menjaga kelembaban nisbi yang mencukupi dari udara
sekitar produk tersebut (Kartasanapoetra, 1989).
C6H12O6 + O2 -------------> CO2 + H2O + Energi + panas
Cabai merah setelah dipanen mengalami perubahan kimia. Perubahan kimia yang
terjadi antara lain :
1. perubahan rasa dan araoma akibat dari reaksi oksidasi seperti ketengikan
(oksidasi lemak, baik bersifat autokatalik maupun katalik dengan enzim),
hidrolisis dengan kehilangan rasa. Oksidasi adalah interaksi kontak langsung
diantara molekul oksigen dan semua zat yang berbeda dari benda mati hingga
jaringan hidup seperti tumbuhan. Oksidasi akan terjadi ketika kontak antara
unsur radikal bebas dan udara seperti oksigen dan air. Ketika oksigen
dilibatkan pada proses oksidasi, sebenarnya proses oksidasi tergantung pada
jumlah oksigen yang ada di udara dan sifat bahan yang disentuhnya. Efek skala
besar oksigen dapat menyebabkan radikal bebas pada permukaan untuk
melepaskan diri. Pada kasus besi, oksigen menciptakan proses pembakaran
13

yang lambat, sehingga menghasilkan zat coklat rapuh yang disebut sebagai
karat. Dalam kasus buah segar, kulit buah biasanya menyediakan penghalang
terhadap oksidasi. Namun, setelah kulitnya rusak, sel-sel pada buah mengalami
kontak langsung dengan molekul oksigen dan udara, kemudian akan memulai
membakar mereka. sehingga hasilnya yaitu bentuk karat bintik-bintik
kecoklatan. Mencegah oksidasi yang disebabkan oleh oksigen yaitu untuk
memberikan lapisan perlindungan diantara materi yang ada ditempat terbuka
dengan udara. Oksidasi yang merusak tidak akan terjadi apabila oksigen tidak
mampu berinteraksi langsung dengan bahan yang mengandung radikal bebas
(Pantastico, 1985).
2. kehilangan vitamin (terutama vitamin C) dan nutrisi tertentu yang tidak jelas
terdeteksi secara organoleptik.

2.5 Nilai Derajat Keasaman (pH)

Nilai pH pada cabai merah berhubungan dengan besarnya konsultasi ion.


Cabai merah memiliki nilai pH kisaran 6-7, apabila terjadi pengasaman oleh
aktivitas mikroorganisme maka nilai pH tersebut akan menurun (Guntoro, 2008).
Derajat keasaman (pH) yaitu ukuran keasaman atau alkanitas suatu larutan
(Gaman dan Sherrington, 1994). Nilai pH suatu larutan berhubungan dengan
besarnya kosentrasi ion hidrogen. Tingkat keasaman (pH) suatu larutan
didefenisikan sebagai logaritma negatif dari kosentrasi ion hidrogen (dalam mol
per liter).
pH = -log [ H+ ]
Nilai pH suatu larutan yaitu perbandingan antara kosentrasi ion hidrogen
H+ dengan kosentrasi ion OH-. Sinko (2012) menyatakan apabila kosentrasi ion
H+ lebih besar dari kosentrasi ion OH-, maka larutan bersifat asam dengan nilai
pH kurang dari (pH < 7). Sifat asam larutan adalah suatu senyawa yang jika
dilarutkan dalam air akan terurai menjadi ion hidrogen (H+), sedangkan sifat basa
larutan adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion
hidroksida (OH-) (Gandjar et al, 2012).
14

Pada umumnya, pengukuran pH dilakuan menggunakan kertas pH.


Namun indikator ini mempunyai keterbatasan pada tingkat akurasi pengukuran.
Pengukuran pH lebih akurat bisa dilakukan dengan pH meter. pH meter adalah
alat digital untuk menentukan nilai pH pada suatu larutan. Cara menggunakan alat
ini yaitu dengan mencelupkan elektrode kedalam larutan yang akan di teliti,
kemudian nilai pH larutan dapat dibaca langsung pada lat tersebut. pH meter
harus dikalibrasikan menggunakan larutan buffer pH 4 dan pH 7 untuk
mengetahui apakah alat tersebut dapat digunakan atau tidak.

2.6 Daya Hantar Listrik

Daya hantar listrik atau konduktivitas yaitu ukuran seberapa kuat suatu
larutan dalam menghantarkan listrik. Besarnya daya hantar listrik suatu larutan
bergantung pada faktor yaitu jumlah ion yang ada dalam larutan dan kecepatan
ion tersebut. Ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar
(Bird, 1993). Semakin besar nilai daya hantar listrik berarti kemampuan dalam
menghantarkan listrik semakin kuat.
Besarnya tahanan konduktor elektrolit dapat ditentukan dengan hukum
ohm. Hukum Ohm menyatakan “besarnya arus listrik (I) yang mengalir melalui
larutan yang sama dengan perbedaan potensial (V) dibagi dengan tahanan
(R). Secara matematis, hukum Ohm dapat dirumuskan sebagai berikut :
V
I=R (2.8)

Keterangan :
I = Kuat Arus (ampere)
V = Tegangan (volt)
R = Tahanan listrik (Ω)

Untuk larutan elektrolit, tahanan suatu bahan bergantung pada dimensi


larutan lainnya berdasarkan rumus:
l
R=ρ A (2.9)
15

Keterangan :
ρ = tahanan spesifik atau resistivitas (Ωcm dalam satuan SI: Ωm)
l = panjang (cm dalam satuan SI: m)
A = luas penampang (cm2 dalam satuan SI: m2)
Kebalikan dari resitivitas dinamakan sebagai konduktansi spesifik atau
konduktivitas dengan simbol (K),sehingga:
1
K=ρ (2.10)

Dimana K (Kappa) merupakan konduktivitas dengan satuan Ω-1 cm (dalam satuan


SI: Ω-1 m). Pada larutan elektrolit, biasanya yang diukur adalah konduktivitasnya
bukan tahanan (Bird, 1993).
Kemampuan suatu bahan untuk mengalirkan muatan disebut konduktansi.
Konduktansi yaitu besarnya berbanding terbalik dengan tahanan (R). Secara
sistemastis, konduktansi dapat dirumuskan sebagai berikut :
1
C=R (2.11)

Kemudian substitusikan persamaan (2.9), (2.10) ke persamaan (2.11)


sehingga :
1
C=R
1
C= l
ρ
A

1A
C=ρ l
A
C=K l
l
K= CA (2.12)

Pengukuran daya hantar listrik menggunakan alat digital conductivity


meter. Prinsip kerja dari conductivity meter adalah sel hantaran (elektrode) di
celupkan ke dalam larutan, sehingga ion positif dan ion negatif di dalam larutan
menuju sel hantaran dan menghasilkan sinyal listrik berupa hantaran listrik
larutan. Hambatan listrik dikonversikan oleh alat menjadi hantaran listrik larutan
(Bird, 1993).
16

Daya hantar listrik dapat dibedakan berdasarkan larutannya yaitu larutan


elektrolit dan larutan non elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang
bisa menghantarkan arus listrik, dalam larutan elektrolit molekul-molekulnya
teruarai sempurna yang akan menjadi partikel-partikel yang bermuatan listrik
positif dan listrik negatif yang dinamakan dengan ion (ion positif dan ion negatif).
Sedangkan, larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan
arus listrik, hal ini disebabkan karena larutan tidak dapat menghasilkan ion-ion
(Bird, 1993:197). Semakin banyak jumlah ion, maka daya hantar listriknya
semakin kuat dan sebaliknya semakin sedikit jumlah ion, maka daya hantar
listriknya semakin lemah. Larutan elektrolit dapat dibedakan juga berdasarkan
klasifikasi kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik yaitu elektrolit kuat
dan elektrolit lemah. Elektrolit kuat adalah elektrolit yang dapat menghantarkan
arus listrik dengan baik. Sedangkan, elektrolit lemah adalah elektrolit yang sifat
penghantar listriknya buruk. Elektrolit kuat memiliki nilai konduktivitas yang
tinggi daripada elektrolit lemah, hal ini dikarenakan zat elektrolit terurai sempurna
di dalam larutan sehingga dapat menghantarkan listrik dengan baik (Guntoro,
2013:112). Larutan penghasil ion yang terbanyak adalah larutan asam (H+),
dimana semakin asam suatu larutan maka semakin kecil nilai pH nya dan
sebaliknya semakin lemah tingkat keasaman suatu larutan maka semakin besar
nilai pH nya.
Pembusukan (dekomposisi) suatu bahan dapat dihubungkan dengan
bakteri asam laktat atau bakteri pembusuk lainnya. Bakteri asam laktat adalah
kelompok bakteri yang mampu mengubah karbohidrat (glukosa) menjadi asam
laktat. Semakin banyak jumlah bakteri asam laktat, maka produksi asam akan
meningkat. Suatu larutan elektrolit yang memiliki tingkat keasaman yang tinggi
maka jumlah muatan positif (H+) yang dihasilkan semakin besar sehingga arus
listrik yang dihasilkan juga semakin besar dan nilai konduktivitasnya juga ikut
semakin besar. Sebaliknya, apabila suatu larutan konduktor elektrolit memiliki
tingkat keasaman yang rendah maka jumlah muatan positif (H+) yang dihasilkan
juga semakin kecil sehingga arus listrik yang dihasilkan semakin kecil dan nilai
konduktivitasnya juga ikut semakin kecil (Purnomo, 2010).
17

2.7 Kerangka Konseptual

Paparan medan magnet pada bakteri cabai merah (Erwinia Carotovora)


menyebabkan perubahan gerakan pada ekstraseluler yang melintasi membran sel,
sehingga dihipotesa bahwa paparan medan magnet meningkatkan percepatan
pergerakan ion melalui daerah densitas fluks magnetik. Bidang yang terpapar
medan magnet akan menghasilkan kekuatan pada ion untuk bergerak dan secara
aktif terikat pada saluran protein dan mempengaruhi kondisi pembukaan gerbang
saluran.
Ion dalam sel yang dapat terpengruh oleh medan magnet pada
pertumbuhan sel yaitu ion Ca2+. Hal ini disebabkan ion Ca2+ tergolong bahan yang
bersifat paramagnetik. Sifat paramagnetik ini adalah dapat terpengaruh oleh
medan magnet (termagnetisasi). Bentuk pengaruh medan magnet terhadap bahan
tersebut adalah spin elektron yang terdapat pada bahan tersebut yang mulainya
acak menjadi terarah oleh medan medan magnet (Sutrisno at al, 1979:108-109).
Arus induksi yang timbul karena perubahan medan magnet ELF dapat
meyebabkan perubahan kecepatan gerakan ion Ca2+ esktraseluler melewati
membran sel (Albert et al, 2002). Sehingga, apabila kebutuhan ion Ca2+ cepat
terpenuhi dan sesuai dengan kebutuhan sel maka proses pertumbuhan sel akan
semakin cepat dan jumlah bakteri semakin banyak.
Nilai derajat keasaman (pH) cabai merah dapat dihubungkan dengan
jumlah bakteri asam laktat dan jumlah produksi asam oleh bakteri tersebut selama
proses pengubahan glukosa menjadi asam laktat akan semakin banyak. H+ yang
dilepaskan selama proses pembentukan asam laktat tersebut juga semakin banyak
(Khotimah, 2014).
Asam terdiri dari asam kuat yang menghasilkan banyak ion sedangkan
asam lemah yang menghasilkan sedikit ion. Seperti yang dijelaskan diatas, dimana
semakin asam suatu larutan maka semakin kecil nilai pH nya, sedangkan semakin
lemah tingkat keasaman suatu larutan maka pH nya semakin besar. Sehingga
apabila suatu larutan konduktor elektrolit memiliki tingkat keasaman yang tinggi
maka semakin banyak ion yang dihasilkan sehingga arus listrik yang dihasilkan
juga semakin besar, akibatnya konduktivitas larutan elektrolit tersebut juga
18

semakin besar. Sebaliknya suatu konduktor elektrolit memiliki tingkat keasaman


yang rendah maka semakin sedikit ion yang yang dihasilkan sehingga arus listrik
yang dihasilkan juga semakin kecil dan akibatnya konduktivitas juga semakin
kecil.
Berikut ini adalah gambaran mekanisme paparan medan magnet ELF pada
cabai merah:

Medan Magnet ELF


Intensitas Tinggi ( 900 𝜇T
– 1000 𝜇T)

Cabai Merah
Bakteri Erwinia
Carotovora

Populasi Bakteri Erwinia


Carotovora Menurun

Asam Laktat Menurun


Daya Hantar
Ketahanan Listrik
Cabai Merah Berubah(Bird,
1993) Ion H+ Menurun

Baik dan Cacat

Analisis nilai pH dan DHL

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual paparan medan magnet ELF pada cabai merah

2.8 Hipotesis Penelitian


Dalam penelitian ini hipotesis berfungsi sebagai jawaban sementara terhadap
masalah yang diteliti. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis dari penelitian ini
sebagai berikut :
19

a. Paparan medan magnet Extremely Low Frequency (ELF) berpengaruh terhadap


nilai derajat keasaman (pH) pada proses dekomposisi cabai merah Capsicum
annuum L.
b. Paparan medan magnet Extremely Low Frequency (ELF) berpengaruh terhadap
daya hantar listrik pada proses dekomposisi cabai merah Capsicum annuum L.
BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium ELF Fakultas Keguruan dan Ilmu


pendidikan Universitas Jember. Penelitian ini dilakukan pada bulan November
2019 dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. ELF Magnetic Source atau alat penghasil medan magnet Extremely Low
Frequency serta alat ukurnya yakni EMF tester terdapat di Laboratorium ELF
FKIP UNEJ.
b. pH meter atau alat untuk mengukur nilai derajat keasaman dan Conductivity
meter atau alat untuk mengukur daya hantar listrik bahan terdapat di
laboratorium ELF FKIP UNEJ.

3.2 Jenis dan Desain Penelitian


3.2 1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian true eksperimen, peneltian
ini bertujuan untuk mengkaji suatu gejala atau pengaruh yang timbul sebagai
akibat dari adanya perlakuan tertentu. Penelitian ini dilakukan dengan
membandingkan kelas eksperimen (kelompok yang diberi perlakuan berupa
paparan medan magnet ELF dari alat penghasil medan magnet ELF) sedangkan
kelas kontrol (kelompok yang terpapar oleh medan magnet alamiah bumi).

3.2.2 Desain Penelitian


Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah randomized
subjects post test only group desaign. Dalam penelitian ini terdapat kelompok
eksperimen dimana kelompok eksperimen yang dipapar medan magnet
berintensitas 900 𝜇T dan 1000 𝜇T dengan variasi waktu 30 menit, 45 menit, dan
60 menit, karena mengacu pada penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian
Naura (2018) pada intensitas 900 𝜇T sudah efektif dan optimal dalam proses
pengawetan pada buah anggur sedangkan 1000 𝜇T diharapkan dengan intensitas
yang lebih besar dapat mendapatkan hasil yang lebih efektif dan optimal.
Kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak terpapar oleh medan magnet tetapi
21

terpapar oleh medan magnet alamiah bumi yang memiliki nilai sebesar 25-65 𝜇T,.
Desain penelitian dapat dilihat seperti gambar 3.1 sebagai berikut:
Pemaparan

K Ka Kb Kc Kd

30’ E1,1 E1,1 E1,1


S Daya
45’ E1,2 E1,2 Hantar
E1 E1,2
Lisrik,
Nilai
60’ E1,3 E1,3 E1,3 Derajad
Keasaman
pH dan
30’ E2,1 E2,1 Kualitas
E2,1
E Fisik

E2 45’ E2,2 E2,2 E2,2

60’ E2,3 E2,3 E2,3

0 Hari 4 Hari 8 Hari 12 Hari

0 hari 7 hari 14 hari 21 hari


Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan:
K : Sampel kelompok kontrol berjumlah 4 sampel cabai merah tanpa
paparan medan magnet ELF
Ka : Sampel kelompok kontrol selama 0 Hari
Kb : Sampel kelompok kontrol selama 4 Hari
Kc : Sampel kelompok kontrol selama 8 Hari
Kd : Sampel kelompok kontrol selama 12 Hari
E1 : Sampel kelompok eksperimen berjumlah 12 sampel cabai merah dipapar
medan magnet ELF 900 𝜇𝑇
E2 : Sampel kelompok eksperimen berjumlah 12 sampel cabai merah dipapar
medan magnet ELF 1000 𝜇𝑇
22

E1,1 : Kelompok yang dipapar medan magnet ELF 900 𝜇𝑇 dengan lama
paparan 30 menit
E1,2 : Kelompok yang dipapar medan magnet ELF 900 𝜇𝑇 dengan lama
paparan 45 menit
E1,3 : Kelompok yang dipapar medan magnet ELF 900 𝜇𝑇 dengan lama
paparan 60 menit
E2,1 : Kelompok yang dipapar medan magnet ELF 1000 𝜇𝑇 dengan lama
paparan 30 menit
E2,2: Kelompok yang dipapar medan magnet ELF 1000 𝜇𝑇 dengan lama
paparan 45 menit
E3,3: Kelompok yang dipapar medan magnet ELF 1000 𝜇𝑇 dengan lama
paparan 60 menit

3.3 Variabel Penelitian


3.3.1 Klasifikasi Variabel Penelitain
Klasifikasi variabel dalam penelitian ini terbagi dua variabel, yakni
variabel bebas dan variabel terikat.
a. Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah:
1. Intensitas paparan medan magnet ELF untuk kelompok eksperimen yang
digunakan adalah sebesar 900 𝜇T dan 1000 𝜇T
2. Lama paparan medan magnet ELF yaitu 30 menit, 45 menit, dan 60 menit
b. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah :
1. Daya hantar Listrik
2. Derajat keasaman
3. Kualitas fisik
c. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah :
1. Jumlah cabai merah
2. Ukuran cabai merah
3. Waktu pemaparan
4. Suhu ruangan
23

3.3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian


Definisi operasional merupakan uraian yang membatasi setiap istilah atau
frasa kunci yang digunakan dalam penelitian dengan makna tunggal yang terukur.
Secara operasional variabel penelitian ini sebagai berikut.
a. Medan Magnet ELF
1) Medan elektromagnetik ELF (Extremely Low Frequency) adalah spektrum
gelombanng elektromagnetik yang memiliki frekuensi kurang dari 300 Hz.
Penelitian ini menggunakan alat penghasil medan magnet ELF yang
memiliki frekuensi 50 Hz.
2) Intensitas medan magnet yang digunakan sebesar 900 𝜇T dan 1000 𝜇T
3) Lama paparan medan magnet ELF yang digunakan adalah 30 menit, 45
menit, dan 60 menit.
b. Cabai merah merupakan spesies yang dibudidayakan paling luas, karena
merupakan spesies cabai pertama yang ditemukan oleh Columbus dan
diintroduksikan ke seluruh dunia.
c. pH merupakan keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman
atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Unit pH diukur pada skala 0-14
d. Daya hantar listrik merupakan nilai yang menyatakan kemampuan cabai merah
dalam menghantarkan arus listrik dan nilai tersebut tergantung pada umur
simpan cabai merah.

3.4 Alat dan Bahan


3.4.1 Alat
Adapun alat yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Sumber ELF magnetic field (Current Transformer)
Curent Transformer (CT) adalah alat yang bisa menghasilkan medan magnet
ELF.Current Transformer ini digunakan untuk memapar Tahu dengan besar
intensitas dan lama waktu paparan yang disesuaikan dengan kebutuhan.

b. EMF Teaster
Alat yang digunakan untuk mengukur besar medan magnet yang dipancarkan
CT dan digunakan sebagai kalibrasi besarnya medan magnet yang bersumber dari
24

yang akan digunakan dalam penelitian. EMF tester merupakan alat utama yang
digunakan untuk mengukur besarnya intensitas medan magnet.
c. Neraca digital
Alat yang digunakan untuk menimbang massa cabai merah untuk masing–
masing sampel pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
d. pH meter
pH meter ialah alat digital yang digunakan untuk mengukur Nilai Derajat
Keasaman (pH) suatu bahan. Cara penggunaannya yaitu dengan memasukkan
probe sensor kedalam larutan cabai merah yang akan diuji, sehingga nilai pH
nantinya akan langsung terbaca oleh pH meter tersebut.

e. Conductivity Meter
Conductivity meter adalah alat digital yang digunakan untuk mengukur daya
hantar listrik suatu bahan. Cara penggunaannya yaitu dengan memasukkan alat
tersebut ke dalam larutan cabai merah, sehingga nilai daya hantar listriknya akan
langsung terbaca oleh alat conductivity meter tersebut
f. Stopwatch
Alat yang digunakan untuk mengukur waktu saat proses pemaparan medan
magnet ELF
g. Mortal
Alat yang digunakan untuk menghaluskan cabai merah
h. Beaker glass

3.4.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1) Cabai Merah
2) Tissue
3) Steroform
4) Plastik Wrap

3.5 Prosedur Penelitian


3.5.1 Tahap Persiapan
25

Tahap ini dilakuakan untuk mempersiapkan seperti menyiapkan alat dan


bahan yang akan digunakan. Mengkalibrasikan alat-alat sperti Current
Transformator, EMF tester, daya hantar listrik dan derajat keasaman pH serta
alat-alat lainnya yang akan digunakan dalam penelitian. Bahan-bahan yang
dibutuhkan juga dipersiapkan. Langkah-langkah pada tahap persiapan adalah
sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Tahap pengelompokan subjek
a. Kelompok 1 yang terdiri dari 4 sampel cabai merah dengan masing-masing
10 biji tanpa paparan medan magnet ELF dan diamati setelah 4 hari, 8 hari,
12 hari.
b. Kelompok 2 yang terdiri dari 12 sampel cabai merah dengan masing-masing
sebesar 10 biji yang dipapar medan magnet ELF dengan intensitas 900 𝜇T
selama 30 menit, 45 menit dan 60 menit, serta diamati selama 4 hari, 8 hari,
12 hari.
c. Kelompok 3 yang terdiri dari 12 sampel cabai merah dengan masing-masing
sebesar 10 biji yang dipapar medan magnet ELF dengan intensitas 1000 𝜇T
selama 30 menit, 45 menit dan 60 menit, serta diamati selama 4 hari, 8 hari,
12 hari.

3.5.2 Tahap penentuan Sampel


Penentuan sampel dilakukan sebelum melakukan penelitian yaitu dengan
menentukan sampel untuk kelompok eksperimen dan sampel kelompok kontrol.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cabai merah. Pemilihan
sampel dilakukan karena banyaknya di kalangan masyarakat dan menjadi usaha di
sebagian kalangan masyarakat.
Sampel yang digunakan sebanyak 28 sampel cabai mareh, dimana masing-
masing kelompok kontrol sebanyak 4 sampel dan kelompok eksperimen sebanyak
24 sampel. Perlakuan untuk kelompok eksperimen yaitu dengan memberi paparan
medan magnet ELF 900 𝜇T dan 1000 𝜇T dengan variasi waktu 30 menit, 45
26

menit, dan 60 menit. Sedangkan kelompok kontrol tanpa paparan medan magnet
ELF.

3.5.3 Tahap Perlakuan


Teknik perlakuan pada kelompok eksperimen dengan variasi perlakuan
yaitu dengan cara mengubah variabel lama paparan medan magnet sebagai
berikut:
a. Input sumbet tegangan PLN 220 Volt dan frekuensi 50 Hz
b. Intensitas paparan medan magnet ELF yang digunakan dalam penelitian ini
sebesar 900 𝜇T dan 1000 𝜇T
c. Lama paparan medan magnet ELF dalam penelitian ini selama 30 menit, 45
menit, dan 60 menit
Berikut langkah-langkah proses pamaparan medan magnet ELF
Electromagnetic Fields Sources:

Gambar 3.2 Electromagnetic Fields Sources Sumber (Dokumen Pribadi)

a. Menghidupkan dan memastikan ELF magnetic source sudah terhubung


dengan listrik. Apabila sudah terhubung dengan sumber tegangan, maka
pilot lamp akan menyala berwarna merah.
b. Memastikan output tegangan slite voltage regulator dalam keadaan nol,
dengan cara memutar knob berlawanan arah jarum jam atau ke kiri sampai
tidak bisa diputarlagi.
c. Menekan push button (warna merah) untuk menyalakan regulator arus.
Apabila knob pada no. b belum nol, maka kontaktor tidak akan menyala
dan alat belum bisa digunakan.
d. Memutar knob searah jarum jam (kekanan) sampai diperoleh besaran
27

medan magnet yang diinginkan menggunakan bantuan EMF Tester.


e. Menekan push button (warna hijau) apabila telah selesai untuk mematikan
regulator arus.
Pada penelitian ini juga digunakan alat Electromagnetic Field Tester
(EMF Testes) untuk memastikan besar medan magnet ELF yang digunakan.
Berikut langkah penggunaan Electromagnetic Field Tester (EMF Tester) dengan
merk Lutron EMF-827.

Gambar 3.3 Electromagnetic Field Tester Sumber (Dokumen Pribadi)

Langkah-langkah pengoperasikan ELF-827 antara lain:


a. Memposisikan “Offrange Switch” ke range yang sesuai. Memulai dari range
tertinggi dan tunggu hingga nilai terukur stabil lalu gantilah ke range yang
didinginkan. Karena EM adalah interferensi dari lingkungan, maka layar akan
menunjukkan nilai terkecil sebelum pengukuran misalnya hingga mencapai
0,05 𝜇T. Hal ini bukanlah malfugsi alat.
b. Memegang Probe sensor, lalu mendekatkan kepala sensor ke objek yang akan
diukur sehingga tersentuh secara fisis. Memperhatikan bagaimana intensitas
medan bertambah ketika probe didekatkan ke arah objek.
c. Memposisikan kepala sensor di sudut yang berbeda terhadap objek yang akan
diukur dan dilihat bagaimana pengaruhnya terhadap hasil pengukuran.
d. Mencatat hasil pengukuran yang tertera pada layar. Jika objek yang diukur mati
selama pengukuran, seharusnya hasil pengukuran mendekati nol, jika tidak
artinya ada sumber EM lain yang terdeteksi.
e. Alat ukur di desain untuk membaca pada satuan 𝜇T tetapi dapat pula mengykur
dalam satuan mG dengan cara mengalihkan hasil pengukuran dengan angka 10.
28

3.5.4 Tahap Penyimpanan

Pada tahap penyimpan cabai merah disimpan di wadah terbuka (kelompok


kontrol dan kelas eksperimen) setelah melewati proses pemaparan medan magnet
ELF. Hal ini dilakukan karena sesuai dengan SOP penyimpanan cabai merah.

3.5.5 Tahap Pengumpulan Data

1) Data Nilai Derajat Keasaman (pH)


Derajat keasaman cabai merah dapat diukur menggunakan pH meter. Untuk
menguji derajat keasaman (pH) dengan mencelupkan pH meter yang berisi cabai
merah yang telah siap diuji derajat keasaman (pH) dengan 3 kali pengukuran.
Nilai pH yang diperoleh dari hasil pembacaan pada alat pH meter tersebut diambil
saat nilai pH nya tetap. Berikut adalah gambar alat ukur pH meter :

Gambar 3.4 Alat Ukur pH meter


2) Data Daya Hantar Listrik
1. Mengambil sampel secara acak pada masing-masing kelompok
2. Melakukan penghalusan pada sampel dengan menggunakan mortal
3. Mengukur daya hantar listrik dengan cara memasukkan elekrode conductivy
meter ke dalam cabai merah yang sudah dihaluskan
4. Mencatat nilai daya hantar listrik yang ditunjukkan di layar conductivity
meter dengan 3 kali pengukuran. Nilai daya hantar listrik yang diperoleh
dari hasil pembacaan pada alat conductivity meter tersebut diambil saat nilai
daya hantar listriknya tetap.
29

Berikut adalah gambar alat ukur daya hantar listrik (conductivity meter) :

Gambar 3.5 Alar Ukur Conductivity meter

3.5.6 Tahap Penelitian


Langkah-langkah yang digunakan pada penelitian ini sebagai berikut:
a. Menyiapkan cabai merah yang segar
b. Cabai merah dibagi 2 sampel yaitu: kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen dengan intensitas 900 μT dan 1000 μT dengan waktu 30 menit, 45
menit, dan 60 menit.
c. Memberikan perlakuan, yaitu kelopok eksperimen yang dipapar oleh medan
magnet ELF dan kelompok kontrol yang tanpa dipapar medan magnet ELF
d. Memberikan paparan pada masing-masing kelompok, yaitu kelompok
eksperimen sebesar 900 μT dan 1000 μT dengan waktu 30 menit , 45 menit,
dan 60 menit
e. Melakukan pengambilan data nilai pH, DHL dan Kualitas fisik cabai merah
pada hari ke-4
f. Melakukan pengambilan data nilai pH, DHL dan Kualitas fisik cabai merah
pada hari ke-8
g. Melakukan pengambilan data nilai pH, DHL dan Kualitas fisik k cabai merah
pada hari ke-12
h. Melakukan analisa data
i. Membahas hasil analisa data
j. Menarik kesimpulan
30

Persiapan

Penetuan Sampel

Kelas Kontrol
Kelompok Kontrol Kelas Eksperimen
Kelompok Eksperimen

45 Sampel 24 Sampel

Tanpa paparan medan Pemaparan medan


magnet ELF magnet ELF dengan
intensitas 900 𝜇T dan
1000 𝜇T dengan
variasi waktu 30, 45
dan 60 menit

Pengkuran nilai pH, DHL


dan Kualitas fisik

Data

Analisa data

Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 3.6 Bagan Alur Penelitian

3.6 Metode Analisa Data


3.6.1 Tabel Hasil Pengukuran dan Pengamatan
Berikut tabel untuk mencatat nilai derajat keasaman (pH) cabai merah
sebagai berikut :
a. Tabel Hasil Pengukuran Nilai Derajat Keasaman (pH) Cabai Merah
Tabel 3.1 Data Hasil Pengukuran pH Cabai Merah
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Hari ke-
Kel pH Paparan 900 µT Paparan 1000 µT
31

Rata- Rata- Rata-


Kel pH Kel pH
rata rata rata

0 Ka

E1,1 E2,1
(30’) (30’)

E1,2 E2,2
4 Kb
(45’) (45’)

E1,3 E2,3
(60’) (60’)

E1,1 E2,1
(30’) (30’)

E1,2 E2,2
8 Kc
(45’) (45’)

E1,3 E2,3
(60’) (60’)

E1,1 E1,1
(30’) (30’)

E1,2 E2,2
12 Kd
(45’) (45’)

E1,3 E2,3
(60’) (60’)

b. Tabel Hasil Pengukuran Daya Hantar Lisrik Cabai Merah


Berikut tabel untuk mencacat nilai daya hantar listrik cabai merah sebagai
berikut :
32

Tabel 3.2 Data Hasil Pengukuran Daya Hantar Listrik Cabai Merah
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Paparan 900 µT Paparan 1000 µT
Hari ke-
Kel DHL Rata- Rata- Rata-
Kel DHL Kel DHL
rata rata rata

0 Ka

E1,1 E2,1
(30’) (30’)

E1,2 E2,2
4 Kb
(45’) (45’)

E1,3 E2,3
(60’) (60’)

E1,1 E2,1
(30’) (30’)

E1,2 E2,2
8 Kc
(45’) (45’)

E1,3 E2,3
(60’) (60’)

E1,1
E1,1 (30’)
(30’)

E1,2 E2,2
12 Kd
(45’) (45’)

E1,3 E2,3
(60’) (60’)
33

c. Tabel Hasil Pengukuran Kualitas Fisik Cabai Merah


Berikut tabel untuk mencacat kualitas fisik cabai merah sebagai berikut :
Tabel 3.3 Data Hasil Pengukuran Kualitas Fisik Cabai Merah
Kelompok Pengamatan Baik Cacat Warna
Hari ke 0
Hari ke 4
Kontrol
Hari ke 8
Hari ke 12
30’ Hari ke 0
Hari ke 4
Hari ke 8
Hari ke 12
45’ Hari ke 0
Eksperimen Hari ke 4
900µT Hari ke 8
Hari ke 12
60’ Hari ke 0
Hari ke 4
Hari ke 8
Hari ke 12
30’ Hari ke 0
Hari ke 4
Hari ke 8
Hari ke 12
45’ Hari ke 0
Eksperimen Hari ke 4
1000 µT Hari ke 8
Hari ke 12
60’ Hari ke 0
Hari ke 4
Hari ke 8
Hari ke 12

3.6.2 Teknik Analisa Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan bantuan software Microsoft Office Excel dan Uji Oneway Anova
dengan Uji LSD. Microsoft Office Excel digunakan untuk mengolah data mentah
dan hasil penelitian paparan medan magnet ELF berupa, tabel, histogram, dan
grafik. Sedangkan Uji Oneway Anova dengan Uji LSD digunakan untuk
34

mengetahui perbedaan anatara perlakuan (rata-rata paparan medan magnet ELF


antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen).
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium ELF Pendidikan Fisika FKIP


Universitas Jember pada bulan November. Proses pemaparan cabai merah dengan
medan magnet ELF dilaksanakan di Laboratorium ELF pada hari ke+1 setelah
panen, hal ini dikarenakan adanya beberapa faktor antara lain jarak lokasi
pengambilan sampel cabai merah dengan lokasi Laboratorium ELF dan penentuan
sampel kelompok kontrol dan eksperimen. Sedangkan pengukuran DHL, pH, dan
uji kondisi fisik dilaksanakan di Laboratorium ELF FKIP disaat cabai merah
memasuki hari ke+4, ke+8, dan ke+12, setelah pemaparan. Pengukuran Daya
Hantar Listrik (DHL) cabai merah menggunakan alat conductivity meter dan
pengukuran nilai pH edamame menggunakan pH meter. Sebelum digunakan alat
pH meter dikalibrasi mengunakan pH buffer 4,01 terlebih dahulu.
Sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Kelompok kontrol tanpa dipapar medan magnet ELF,
sedangkan kelompok eksperimen terdiri dari dua perlakuan yaitu dipapar medan
magnet ELF intensitas 900 µT dan 1000 µT. Pada kelompok eksperimen intensitas
900 µT dan 1000 µT dengan waktu paparan 30, 45, dan 60 menit. Banyaknya
sampel yang digunakan untuk kelompok kontrol adalah 4 sampel, kelompok
eksperimen intensitas 900 µT adalah 12 sampel, kelompok eksperimen intensitas
1000 µT adalah 12 sampel. Total sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 28 sampel dan masing-masing sampel berisi 10 biji cabai merah.
Pengambilan data dilakukan 3 kali pengulangan pada masing-masing sampel.

4.1.1 Deskripsi Data pH Cabai Merah


Pengukuran pH cabai merah dilaksanakan 4 hari sekali yang dilaksanakan
pada bulan November 2019. Pengukuran pH cabai merah menggunakan pH meter
digital dilaksanakan di Laboratoritum ELF Pendidikan Fisika dapat dilihat di
lampiran B.1, sedangkan hasil pengukuran rata-rata pH cabai merah pada
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut :
36

Tabel 4.1 Data Rata-rata pH cabai merah

Eksperimen
kelompok Kontrol E E E E E E
900µT 900µT 900µT 1000µT 1000µT 1000µT
30' 45' 60' 30' 45' 60'
pH hari
4,90
ke-0
pH hari
4,86 5,00 4,90 4,90 4,86 4,90 4,90
ke-4
pH hari
4,80 4,90 4,90 4,90 4,86 4,90
ke-8 4,90
pH hari
4,70 4,80 4,80 4,80 4,80 4,76
ke-12 4,80

Berdasarkan tabel 4.1 hasil penelitian yang telah didapatkan dari


pengukuran pH cabai merah terdapat perbedaan dari kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen intensitas 900 µT dan 1000 µT selama 30, 45, dan 60 menit
pada setiap pengukuran. Rata-rata pengukuran pH cabai merah pada setiap
pengukuran dapat secara mudah diamati dalam digaram. Berikut adalah diagram
hasil rata-rata pH kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen intensitas 900
μT dan kelompok eksperimen intensitas 1000 μT pada pengukuran H-0, H-4, H-
8, dan H-12 setelah pemaparan.

pH hari ke-4

5,1
5
4,9
4,8
4,7
4,6
4,5
E 900µT E 900µT E 900µT E 1000µT E 1000µT E 1000µT
30' 45' 60' 30' 45' 60'
kontrol eksperimen

pH hari ke-4

Gambar 4.1 Diagram rata-rata nilai pH cabai merah setelah hari ke-4
37

Dari gambar 4.1 dapat diketahui bahwa pada pengukuran hari ke+4 setelah
pemaparan, nilai pH yang dimiliki oleh kelompok kontrol yaitu sebesar 4,86.
Sedangkan kelompok eksperimen intensitas 900 μT selama waktu paparan 30, 45
dan 60 menit memiliki nilai pH sebesar 5,00, 4,90, dan 4,90, kemudian
eksperimen intesitas 1000 μT selama waktu paparan 30, 45, dan 60 menit
memiliki nilai pH sebesar 4,86, 4,90, dan 4,90.

pH hari ke-8

5,1
5
4,9
4,8
4,7
4,6
4,5
E 900µT E 900µT E 900µT E 1000µT E 1000µT E 1000µT
30' 45' 60' 30' 45' 60'
kontrol eksperimen

pH hari ke-8

Gambar 4.2 Diagram rata-rata nilai pH cabai merah setelah hari ke-8

Dari gambar 4.2 dapat diketahui bahwa pada pengukuran hari ke-8 setelah
pemaparan, nilai pH yang dimiliki oleh kelompok kontrol yaitu sebesar 4,8.
Sedangkan kelompok eksperimen intensitas 900 μT selama waktu paparan 30, 45
dan 60 menit memiliki nilai pH sebesar 4,90, 4,90, dan 4,90, kemudian
eksperimen intesitas 1000 μT selama waktu paparan 30, 45, dan 60 menit
memiliki nilai pH sebesar 4,90, 4,86, dan 4,90.
38

pH hari ke-12

5,1
5
4,9
4,8
4,7
4,6
4,5
E 900µT E 900µT E 900µT E 1000µT E 1000µT E 1000µT
30' 45' 60' 30' 45' 60'
kontrol eksperimen

pH hari ke-12

Gambar 4.3 Diagram rata-rata nilai pH cabai merah hari ke-12

Dari gambar 4.3 dapat diketahui bahwa pada pengukuran hari ke-12
setelah pemaparan, nilai pH yang dimiliki oleh kelompok kontrol yaitu sebesar
4,7. Sedangkan kelompok eksperimen intensitas 900 μT selama waktu paparan
30, 45 dan 60 menit memiliki nilai pH sebesar 4,80, 4,80, dan 4,80, kemudian
eksperimen intesitas 1000 μT selama waktu paparan 30, 45, dan 60 menit
memiliki nilai pH sebesar 4,80, 4,80, dan 4,76.

Pengukuran pH
5,1
5
4,9
4,8
4,7
4,6
4,5
E 900µT 30' E 900µT 45' E 900µT 60' E 1000µT E 1000µT E 1000µT
30' 45' 60'
kontrol eksperimen

pH hari ke-0 pH hari ke-4 pH hari ke-8 pH hari ke-12

Gambar 4.4 Diagram nilai rata- rata pH setiap Pengukuran


39

Berdasarkan hasil seluruh pengukuran rata-rata nilai pH cabai merah yang


disajikan dalam tabel maupun diagram di atas dapat diketahui bahwa kelompok
kontrol dengan sampel tanpa paparan medan magnet ELF menjadi kelompok
dengan hasil pengukuran pH cabai merah terendah di setiap waktu pengukuran.
Hal ini ditunjukkan yaitu dengan nilai 4,90 pada hari ke-0, 4,86 pada hari ke-4, 4,
80 pada hari ke-8 dan 4,70 pada hari ke-12. Sedangkan, kelompok eksperimen
intensitas 900 μT dan 1000 μT selama 30, 45, 60 menit memiliki nilai pH yang
lebih tinggi atau lebih konstan dibandingkan dengan kelompok kontrol.

4.1.2 Deskripsi Data DHL Cabai Merah

Pengukuran DHL cabai merah dilaksanakan 4 hari sekali yang


dilaksanakan pada bulan November 2019. Pengukuran DHL cabai merah
menggunakan conductivity meter dilaksanakan di Laboratoritum ELF Pendidikan
Fisika hasil pengukuran dapat dilihat di lampiran B.2, sedangkan hasil rata-rata
DHL cabai merah pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.2 Data Rata-rata DHL cabai merah

Eksperimen
Kelompok kontrol E E E E E E
900µT 900µT 900µT 1000µT 1000µT 1000µT
30' 45' 60' 30' 45' 60'
DHL hari
390
ke-0
DHL hari
364 260 237,3 268 244 256 253,3
ke-4
DHL hari
321 237 243 237,3 249 218,3
ke-8 248,6
DHL hari
275 223,6 212,6 211,3 206,6 205 204,3
ke-12

Berdasarkan tabel 4.2 hasil penelitian yang telah didapatkan dari


pengukuran DHL cabai merah terdapat perbedaan dari kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen intensitas 900 µT dan 1000 µT selama 30, 45, dan 60 menit
pada setiap pengukuran. Rata-rata pengukuran DHL cabai merah pada setiap
pengukuran dapat secara mudah diamati dalam digaram. Berikut adalah diagram
hasil rata-rata pH kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen intensitas 900
40

μT dan kelompok eksperimen intensitas 1000 μT pada pengukuran H-0, H-4, H-


8, dan H-12 setelah pemaparan.

DHL hari ke-4

400
350
300
μS/cm

250
200
150
100
E 900µT E 900µT E 900µT E 1000µT E 1000µT E 1000µT
30' 45' 60' 30' 45' 60'
kontrol eksperimen

DHL hari ke-4

Gambar 4.5 Diagram rata-rata nilai DHL cabai merah setelah hari ke-4

Gambar 4.5 diatas merupakan hasil pengukuran rata-rata nilai daya hantar
listrik cabai merah pada hari ke-4 setelah pemaparan. Berdasarkan nilai Diagram
tersebut dapat diketahui bahwa pada sampel kelompok kontrol memiliki daya
hantar listrik sebesar 364 μS/cm, kelompok eksperimen intesitas 900 µT selama
waktu paparan 30, 45, dan 60 menit memiliki daya hantar listrik sebesar 260 μS/cm,
237,3 μS/cm dan 268 μS/cm. Sedangkan intesitas 1000 µT selama waktu paparan
30, 45, dan 60 menit memiliki daya hantar listrik sebesar 244 μS/cm, 256 μS/cm, dan
253,3 μS/cm.
41

DHL hari ke-8

400
350
300
μS/cm

250
200
150
100
E 900µT E 900µT E 900µT E 1000µT E 1000µT E 1000µT
30' 45' 60' 30' 45' 60'
kontrol eksperimen

DHL hari ke-8

Gambar 4.6 Diagram rata-rata nilai DHL cabai merah setelah hari ke-8

Gambar 4.6 diatas merupakan hasil pengukuran rata-rata nilai daya hantar
listrik cabai merah pada hari ke-8 setelah pemaparan. Berdasarkan nilai Diagram
tersebut dapat diketahui bahwa pada sampel kelompok kontrol memiliki daya
hantar listrik sebesar 321 μS/cm, kelompok eksperimen intesitas 900 µT selama
waktu paparan 30, 45, dan 60 menit memiliki daya hantar listrik sebesar 248,6 μS/cm,
237 μS/cm dan 243 μS/cm. Sedangkan intesitas 1000 µT selama waktu paparan 30,
45, dan 60 menit memiliki daya hantar listrik sebesar 237,3 μS/cm, 249 μS/cm, dan
218,3 μS/cm.
42

DHL hari ke-12

400
350
300
μS/cm

250
200
150
100
E 900µT E 900µT E 900µT E 1000µT E 1000µT E 1000µT
30' 45' 60' 30' 45' 60'
kontrol eksperimen

DHL hari ke-12

Gambar 4.7 Diagram rata-rata nilai DHL cabai merah setelah hari ke-12

Gambar 4.7 diatas merupakan hasil pengukuran rata-rata nilai daya hantar
listrik cabai merah pada hari ke-12 setelah pemaparan. Berdasarkan nilai Diagram
tersebut dapat diketahui bahwa pada sampel kelompok kontrol memiliki daya
hantar listrik sebesar 275 μS/cm, kelompok eksperimen intesitas 900 µT selama
waktu paparan 30, 45, dan 60 menit memiliki daya hantar listrik sebesar 223,6 μS/cm,
216,6 μS/cm dan 211,3 μS/cm. Sedangkan intesitas 1000 µT selama waktu paparan
30, 45, dan 60 menit memiliki daya hantar listrik sebesar 206,6 μS/cm, 205 μS/cm, dan
204,3 μS/cm.
43

Pengukuran DHL
400
350
μS/cm

300
250
200
150
100
E 900µT E 900µT E 900µT E 1000µT E 1000µT E 1000µT
30' 45' 60' 30' 45' 60'
kontrol Eksperimen

DHL hari ke-0 DHL hari ke-4 DHL hari ke-8 DHL hari ke-12

Gambar 4.8 Diagram nilai rata-rata nilai DHL setiap pengukuran

Berdasarkan hasil seluruh pengukuran rata-rata nilai DHL cabai merah


yang disajikan dalam tabel maupun diagram di atas dapat diketahui bahwa
kelompok kontrol dengan sampel tanpa paparan medan magnet ELF menjadi
kelompok dengan hasil pengukuran pH cabai merah terendah di setiap waktu
pengukuran. Hal ini ditunjukkan yaitu dengan nilai 390 μS/cm pada hari ke-0, 364
μS/cm pada hari ke-4, 321 μS/cm pada hari ke-8 dan 275 μS/cm pada hari ke-12.
Sedangkan, kelompok eksperimen intensitas 900 μT dan 1000 μT selama 30, 45,
60 menit memiliki nilai DHL yang lebih konstan dibandingkan dengan kelompok
kontrol.

4.1.3 Deskripsi Data Kualitas Fisik Cabai Merah

Pengukuran kualitas fisik cabai merah dilakukan setiap 4 hari sekali yang
dilaksanakan pada bulan November 2019. Pengukuran kualitas fisik dilakukan
dengan mengamati dan menghitung jumlah cabai merah yang timbul bercak pada
permukaannya. Bercak dari penelitian ini sebagai indikator buah mengalami
pembusukan. Adapun hasil pengamatan kualitas fisik cabai merah pada penelitian
ini dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut :
44

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Kualitas Fisik Cabai Merah

Kelompok Pengamatan Baik Cacat


Hari ke 0 100 % -
Hari ke 4 35 (87,5%) 5 (12,5%)
Kontrol
Hari ke 8 30 (75%) 10 (25%)
Hari ke 12 23 (57,5%) 17 (42,5%)
30’ Hari ke 0 100% -
Hari ke 4 35 (87,5%) 5 (12,5%)
Hari ke 8 33 (82,5%) 7 (17,5%)
Hari ke 12 29 (72,5%) 11 (27,5%)
45’ Hari ke 0 100 % -
Eksperimen Hari ke 4 39 (97,5%) 1 (2,5%)
900µT Hari ke 8 36 (90%) 4 (10%)
Hari ke 12 30 (75%) 10 (25%)
60’ Hari ke 0 100 % -
Hari ke 4 38 (95%) 2 (5%)
Hari ke 8 34 (85%) 6 (15%)
Hari ke 12 31 (77,5%) 9 (22,5%)
30’ Hari ke 4 100% -
Hari ke 4 37 (92,5%) 3 (7,5%)
Hari ke 8 33 (82,5%) 7 (17,5%)
Hari ke 12 26 (65%) 14 (35%)
45’ Hari ke 0 100 % -
Eksperimen Hari ke 4 37 (92,5%) 3 (7,5%)
1000 µT Hari ke 8 32 (80%) 8 (20%)
Hari ke 12 26 (65%) 14 (35%)
60’ Hari ke 0 100% -
Hari ke 4 37 (92,5%) 3 (7,5%)
Hari ke 8 34 (85%) 6 (15%)
Hari ke 12 29 (72,5%) 11 (27,5%)

Berdasarkan tabel 4.3 hasil penelitian yang telah didapatkan pengamatan


kualitas fisik cabai merah terdapat perbedaan dari kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen intensitas 900 µT dan 1000 µT selama 30, 45, dan 60 menit
pada setiap pengukuran. Dimana pada kelompok kontrol mengalami banyak
timbulnya bercak pada kulit cabai merah yang terjadi, sedangkan kelompok
eksperimen intesitas 900 μT dan 1000 μT lebih mampu mempertahankan kualitas
fisiknya.
45

Hari ke-4

100%

80%

60%

40%

20%
Kontrol 900µT 30' 900µT 45' 900µT 60' 1000µT 1000µT 1000µT
30' 45' 60'

Baik

Gambar 4.9 Diagram rata-rata kualitas fisik cabai merah hari ke-4

Gambar 4.9 diatas merupakan hasil pengamatan kualitas fisik cabai merah
pada hari ke-4 setelah pemaparan. Berdasarkan nilai diagram tersebut dapat
diketahui bahwa pada kelompok kontrol banyak yang mengalami cacat atau
timbulnya bercak pada kulit cabai merah. Sedangkan pada kelompok eksperimen
intensitas 900 µT dan 1000 µT selama waktu paparan 30, 45, dan 60 menit
cenderung mampu mempertahankan kualitas fisik cabai merah.

Hari ke-8

100%

80%

60%

40%

20%
Kontrol 900µT 30' 900µT 45' 900µT 60' 1000µT 1000µT 1000µT
30' 45' 60'

baik

Gambar 4.10 Diagram rata-rata kualitas fisik cabai merah hari ke-8

Gambar 4.10 diatas merupakan hasil pengamatan kualitas fisik cabai


merah pada hari ke-8 setelah pemaparan. Berdasarkan nilai diagram tersebut dapat
46

diketahu bahwa pada kelompok kontrol banyak yang mengalami cacat atau
timbulnya bercak pada kulit cabai merah. Sedangkan pada kelompok eksperimen
intensitas 900 µT dan 1000 µT selama waktu paparan 30, 45, dan 60 menit
cenderung mampu mempertahankan kualitas fisik cabai merah.

Hari ke-12

100%

80%

60%

40%

20%
Kontrol 900µT 30' 900µT 45' 900µT 60' 1000µT 1000µT 1000µT
30' 45' 60'

baik

Gambar 4.11 Diagram rata-rata kualitas fisik cabai merah hari ke-12

Gambar 4.11 diatas merupakan hasil pengamatan kualitas fisik cabai


merah pada hari ke-12 setelah pemaparan. Berdasarkan nilai diagram tersebut
dapat diketahu bahwa pada kelompok kontrol banyak yang mengalami cacat atau
timbulnya bercak pada kulit cabai merah. Sedangkan pada kelompok eksperimen
intensitas 900 µT dan 1000 µT selama waktu paparan 30, 45, dan 60 menit
cenderung mampu mempertahankan kualitas fisik cabai merah.
47

Kualitas Fisik
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari
ke 4 ke 8 ke ke 4 ke 8 ke ke 4 ke 8 ke ke 4 ke 8 ke ke 4 ke 8 ke ke 4 ke 8 ke ke 4 ke 8 ke
12 12 12 12 12 12 12
30’ 45’ 60’ 30’ 45’ 60’
KontrolEksperimen 900µT Eksperimen 1000 µT

Baik

Gambar 4.12 Diagram rata-rata kualitas fisik setiap pengukuran

Berdasarkan hasil seluruh pengamatan kualitas fisik cabai merah yang


disajikan dalam tabel maupun diagram di atas dapat diketahui bahwa kelompok
kontrol dengan sampel tanpa paparan medan magnet ELF mengalami banyak
penurunan di setiap pengamatan. Sedangkan pada kelompok eksperimen
intensitas 900 μT dan 1000 μT selama waktu paparan 30, 45, dan 60 menit
cenderung mampu mempertahankan kualitas fisik cabai merah itu sendiri.

4.2 Hasil Analisis Data

4.2.1 Hasil Analisa Data Pengaruh Medan Magnet ELF Terhadap pH Cabai
Merah
a. Hipotesis Penelitian
Hipotesis statistik dalam penelitian adalah pernyataan atau dugaan mengenai
keadaan populasi yang sifatya masih sementara atau lemah tingkat kebenarannya
(Sugiyono, 2010). Hipotesis ini berprinsip pada pengujian signifikasi. Signfikasi
sendiri adalah merupakan taraf kesalahan yang didapatkan atau diharapkan ketika
peneliti hendak menganalisasi sampel penelitiannya. Taraf signifikasi yang sering
digunakan sebesar 0,05. Setelah mentukan batas signifikasi, maka kaidah
penerimaan atau penolakan dapat diterapkan.
48

b. Uji Statistik Oneway Anova


4.4 Tabel Uji Oneway Anova pH

ANOVA
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
pH_hari_4 Between
Groups ,036 6 ,006 6,333 ,002
Within
,013 14 ,001
Groups
Total ,050 20
pH_hari_8 Between
,026 6 ,004 9,000 ,000
Groups
Within
Groups ,007 14 ,000
Total ,032 20
pH_hari_12 Between
Groups ,026 6 ,004 9,000 ,000
Within
,007 14 ,000
Groups
Total ,032 20

Tabel 4.4 di atas menunjukkan hasil uji Anova dengan hasil pengukuran
pH sebagai variabel terikat pada hari ke-4, ke-8, dan ke-12 setelah pemaparan.
Sedangkan yang menjadi faktor adalah perlakuan yang diberikan pada sampel
yaitu kontrol (tanpa paparan medan magnet ELF), dan eksperimen (paparan
dengan intensitas 900 μT selama waktu paparan 30, 45 dan 60 menit, kemudian
paparan dengan intensitas 1000 μT selama waktu paparan 30, 45, dan 60 menit.
Signifikansi (sig) uji One way Anova pH cabai merah pada data hasil pengukuran
pH pada hari ke-4, ke-8, dan ke-12 setelah pemaparan menunjukkan angka 0,002,
0,000, dan 0,000 atau menunjukkan bahwa signifikansi (sig) <0,05 hal ini
menunjukkan bahwa Ha penelitian ini diterima dan H0 ditolak sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara nilai pH cabai merah
kelompok kontrol dan eksperimen
49

4.5 Tabel Uji Anova Multiple Comparisons Post Hoc

Multiple Comparisons

LSD
95% Confidence
Mean Interval
Difference Std. Lower Upper
Dependent Variable (I-J) Error Sig. Bound Bound
pH_hari_4 Kontrol 900 mT
-,13333* ,02520 ,000 -,1874 -,0793
30'
900 mT
-,03333 ,02520 ,207 -,0874 ,0207
45'
900 mT
-,03333 ,02520 ,207 -,0874 ,0207
60'
1000 mT
0,00000 ,02520 1,000 -,0540 ,0540
30'
1000 mT
-,03333 ,02520 ,207 -,0874 ,0207
45'
1000 mT
-,03333 ,02520 ,207 -,0874 ,0207
60'
pH_hari_8 Kontrol 900 mT
-,10000* ,01782 ,000 -,1382 -,0618
30'
900 mT
-,10000* ,01782 ,000 -,1382 -,0618
45'
900 mT
-,10000* ,01782 ,000 -,1382 -,0618
60'
1000 mT
-,10000* ,01782 ,000 -,1382 -,0618
30'
1000 mT
-,06667* ,01782 ,002 -,1049 -,0285
45'
1000 mT
-,10000* ,01782 ,000 -,1382 -,0618
60'
pH_hari_12 Kontrol 900 mT
-,10000* ,01782 ,000 -,1382 -,0618
30'
900 mT
-,10000* ,01782 ,000 -,1382 -,0618
45'
900 mT
-,10000* ,01782 ,000 -,1382 -,0618
60'
1000 mT
-,10000* ,01782 ,000 -,1382 -,0618
30'
1000 mT
-,10000* ,01782 ,000 -,1382 -,0618
45'
1000 mT
-,06667* ,01782 ,002 -,1049 -,0285
60'
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
50

Tabel 4.5 diatas menunjukkan hasil Uji Anova Multiple Comparisons Post
Hoc bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan
eksperimen. Hal ini terdapat tidak ada perbedaan signifikan antara kelompok
kontrol dan eksperimen di hari ke-4 yaitu 0,207 atau lebih dari 0,05, artinya H0
diterima dan Ha ditolak. Sedangkan Sedangkan, pada hari ke-8 dan hari ke-12
setelah pemaparan cabai merah menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen baik intensitas 900
μT dan intensitas 1000 μT hal ini ditunjukkan dengan signifikansi pada tabel Post
Hoc yang menunjukkan signifikamsi <0,05. Pada hari ke-8 maupun hari ke-12
kelompok kontrol memiliki perbedaan yang signifikan terhadap kelompok
eksperimen intensitas 900 μT maupun kelompok eksperimen intensitas 1000 μT
hal ini ditunjukkan dengan signifikansi dibawah 0,05. Perbedaan yang signifikan
terjadi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen intensitas 900 μT
(waktu paparan 30, 45 dan 60 menit) yang ditunjukkan uji multiple comparions
dengan signifikansi <0,05 yakni 0,000. Begitu juga terdapat perbedaan yang
signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen intensitas 1000 μT
(waktu paparan 30, 45, dan 60 menit) yang ditnjukkan dengan signifikansi 0,000
atau kurang dari 0,05.

4.2.2 Hasil Analisa Pengaruh Medan Magnet ELF Terhadap DHL Cabai Merah
a. Hipotesis Penelitian
Hipotesis statistik dalam penelitian adalah pernyataan atau dugaan mengenai
keadaan populasi yang sifatya masih sementara atau lemah tingkat kebenarannya.
Hipotesis ini berprinsip pada pengujian signifikasi. Signfikasi sendiri adalah
merupakan taraf kesalahan yang didapatkan atau diharapkan ketika peneliti
hendak menganalisasi sampel penelitiannya. Taraf signifikasi yang sering
digunakan sebesar 0,05. Setelah mentukan batas signifikasi, maka kaidah
penerimaan atau penolakan dapat diterapkan.
51

b. Uji Statistik Oneway Anova


4.6 Tabel Uji Oneway Anova DHL

ANOVA
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
DHL_hari_4 Between
Groups 33447,619 6 5574,603 10,877 ,000
Within
7175,333 14 512,524
Groups
Total 40622,952 20
DHL_hari_8 Between
20209,810 6 3368,302 6,198 ,002
Groups
Within
7608,000 14 543,429
Groups
Total 27817,810 20
DHL_hari_12 Between
11445,905 6 1907,651 5,944 ,003
Groups
Within
4493,333 14 320,952
Groups
Total 15939,238 20

Tabel 4.6 di atas menunjukkan hasil uji Anova dengan hasil pengukuran
DHL sebagai variabel terikat pada hari ke-4, ke-8, dan ke-12 setelah pemaparan.
Sedangkan yang menjadi faktor adalah perlakuan yang diberikan pada sampel
yaitu kontrol (tanpa paparan medan magnet ELF), dan eksperimen (paparan
dengan intensitas 900 μT selama waktu paparan 30, 45 dan 60 menit, kemudian
paparan dengan intensitas 1000 μT selama waktu paparan 30, 45, dan 60 menit.
Signifikansi (sig) uji One way Anova DHL cabai merah pada data hasil
pengukuran DHL pada hari ke-4, ke-8, dan ke-12 setelah pemaparan
menunjukkan angka 0,000, 0,002, dan 0,003 atau menunjukkan bahwa
signifikansi (sig) <0,05 hal ini menunjukkan bahwa Ha penelitian ini diterima dan
H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan
antara nilai DHL cabai merah kelompok kontrol dan eksperimen.
52

4.7 Tabel Uji Anova Multiple Comparisons Post Hoc

Multiple Comparisons

LSD
95% Confidence
Mean Interval
Difference Std. Lower Upper
Dependent Variable (I-J) Error Sig. Bound Bound
DHL_hari_4 Kontrol 900 mT
104,00000* 18,48466 ,000 64,3544 143,6456
30'
900 mT
126,66667* 18,48466 ,000 87,0210 166,3123
45'
900 mT
96,00000* 18,48466 ,000 56,3544 135,6456
60'
1000
120,00000* 18,48466 ,000 80,3544 159,6456
mT 30'
1000
108,00000* 18,48466 ,000 68,3544 147,6456
mT 45'
1000
110,66667* 18,48466 ,000 71,0210 150,3123
mT 60'
DHL_hari_8 Kontrol 900 mT
72,33333* 19,03380 ,002 31,5099 113,1568
30'
900 mT
84,00000* 19,03380 ,001 43,1765 124,8235
45'
900 mT
48,00000* 19,03380 ,024 7,1765 88,8235
60'
1000
83,66667* 19,03380 ,001 42,8432 124,4901
mT 30'
1000
72,00000* 19,03380 ,002 31,1765 112,8235
mT 45'
1000
102,66667* 19,03380 ,000 61,8432 143,4901
mT 60'
DHL_hari_12 kontrol 900 mT
51,33333* 14,62765 ,003 19,9601 82,7065
30'
900 mT
62,33333* 14,62765 ,001 30,9601 93,7065
45'
900 mT
63,66667* 14,62765 ,001 32,2935 95,0399
60'
1000
68,33333* 14,62765 ,000 36,9601 99,7065
mT 30'
1000
70,00000* 14,62765 ,000 38,6268 101,3732
mT 45'
1000
70,66667* 14,62765 ,000 39,2935 102,0399
mT 60'
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
53

Tabel 4.7 diatas menunjukkan hasil Uji Anova Multiple Comparisons Post
Hoc bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan
eksperimen. Hal ini terdapat tidak ada perbedaan signifikan antara kelompok
kontrol dan eksperimen di hari ke-8 yaitu 0,24 atau lebih dari 0,05, artinya H0
diterima dan Ha ditolak. Sedangkan, pada hari ke-4 dan hari ke-12 setelah
pemaparan cabai merah menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, baik intensitas 900 μT dan
intensitas 1000 μT hal ini ditunjukkan dengan signifikansi pada tabel Post Hoc
yang menunjukkan signifikamsi <0,05. Pada hari ke-4 maupun hari ke-8
kelompok kontrol memiliki perbedaan yang signifikan terhadap kelompok
eksperimen intensitas 900 μT maupun kelompok eksperimen intensitas 1000 μT,
hal ini ditunjukkan dengan signifikansi dibawah 0,05. Perbedaan yang signifikan
terjadi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen intensitas 900 μT
(waktu paparan 30, 45 dan 60 menit) yang ditunjukkan uji multiple comparions
dengan signifikansi <0,05 yakni 0,000. Begitu juga terdapat perbedaan yang
signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen intensitas 1000 μT
(waktu paparan 30, 45, dan 60 menit) yang ditnjukkan dengan signifikansi 0,000
atau kurang dari 0,05.

4.2.3 Hasil Analisa Deskripsi Kualitas Fisik Cabai Merah

Berdasarkan hasil pengukuran yang disajikan pada tabel 4.3 dapat


diketahui bahwa semua sampel mengalami penuruan di setiap pengukuran. Pada
kelompok kontrol di hari ke-4 kualiatas fisik terdapat 87,5%% baik dan 12,5%
cacat, sedangkan di hari ke-8 sampai hari ke-12 terdapat 75% baik dan 25% cacat
serta 57,5% baik dan 42,5% cacat. Pada kelompok eksperimen yang dipapar
medan magnet ELF dengan intensitas 900 μT selama 30 menit di hari ke-4
kualitas fisik terdapat 87,5% baik dan 12,5% cacat, sedangkan di hari ke-8 sampai
hari ke-12 terdapat 82,5% baik dan 17,5% cacat serta 72,5% baik dan 27,5%
cacat. Pada kelompok eksperimen yang dipapar medan magnet ELF dengan
intensitas 900 μT selama 45 menit di hari ke-4 kualitas fisik terdapat 97,5% baik
dan 2,5% cacat, sedangkan di hari ke-8 sampai hari ke-12 terdapat 90% baik dan
54

10% cacat serta 75% baik dan 25% cacat. Pada kelompok eksperimen yang
dipapar medan magnet ELF dengan intensitas 900 μT selama 60 menit di hari ke-
4 kualitas fisik terdapat 95% baik dan 5% cacat, sedangkan di hari ke-8 sampai
hari ke-12 terdapat 85% baik dan 15% cacat serta 77,5% baik dan 22,5% cacat.
Pada kelompok eksperimen yang dipapar medan magnet ELF dengan intensitas
1000 μT selama 30 menit di hari ke-4 kualitas fisik terdapat 92,5% baik dan 7,5%
cacat, sedangkan di hari ke-8 sampai hari ke-12 terdapat 82,5% baik dan 17,5%
cacat serta 65% baik dan 35% cacat. Pada kelompok eksperimen yang dipapar
medan magnet ELF dengan intensitas 1000 μT selama 45 menit di hari ke-4
kualitas fisik terdapat 92,5% baik dan 7,5% cacat, sedangkan di hari ke-8 sampai
hari ke-12 terdapat 80% baik dan 20% cacat serta 65% baik dan 35% cacat. Pada
kelompok eksperimen yang dipapar medan magnet ELF dengan intensitas 1000
μT selama 60 menit di hari ke-4 kualitas fisik terdapat 92,5% baik dan 7,5% cacat,
sedangkan di hari ke-8 sampai hari ke-12 terdapat 85% baik dan 15% cacat serta
72,5% baik dan 27,5% cacat. Berdasarkan pengukuran tersebut, dapat diperoleh
hasil bahwa medan magnet ELF memperhantakan kualitas cabai merah. Terbukti
cabai merah yang dipapar medan magnet ELF dengan intensitas 900 μT dan 1000
μT selama 30 menit, 45 menit, dan 60 menit dapat mempertahankan kualitas fisik
cabai merah.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pembahasan Pengaruh Medan Magnet ELF Terhadap Kualitas Fisik Cabai
Merah
Penelitian ini mengkaji pengaruh paparan medan magnet ELF dengan
intensitas 900 μT dan 1000 μT dengan variasi waktu 30, 45, dan 60 menit
terhadap kualitas fisik cabai merah. Pemberian paparan pada penelitian ini sangat
penting dilakukan untuk kualitas fisik cabai merah. Kerusakan fisik pada buah
atau sayuran akan menyebabkan berkurangnya minat untuk mengkonsumsi.
Sayuran atau buah-buahan mempunyai sifat fisik yang berbeda. Perbedaan tingkat
kematangan juga menyebabkan perbedaan sifat fisik. Parameter sifat fisik buah
atau sayuran meliputi: warna, aroma, rasa, bentuk, ukuran, dan kekerasan.
55

Kerusakan ini lebih banyak disebabkan oleh suhu penyimpanan yang telalu tinggi
(heat injury) atau terlalu rendah (chilling injury), yang masing-masing dapat
menyebabkan kerusakan, misalnya adanya noda/bercak-bercak cokelat pada
bagian kulit cabai merah. Selain itu, pada penyimpanan yang terlalu rendah
tingkat kelembabannya (< 85%), akan mempercepat proses transpirasi, sehingga
buah menjadi kusut dan teksturnya menurun.
Berdasarkan hasil penelitian paparan medan magnet ELF dengan intensitas
900 μT dan 1000 μT selama 30, 45, dan 60 menit berpengaruh terhadap kualitas
fisik cabai merah. Dibandingkan dengan kelompok kontrol, kelompok eksperimen
lebih mempertahankan kualitas fisik cabai merah. Pengujian sampai hari ke+12
menunjukkan bahwa pada kelompok yang diberi paparan dengan intensitas 900
μT selama 60 menit dapat mempertahan kualitas fisik dari cabai merah tersebut,
sehingga nilai pH dan DHL dapat dikatakan yang optimal dibandingkan yang
lainnya.
Cahyono (2002) menyatakan bahwa sayuran atau buah mengandung air
dalam jumlah yang banyak dan nutrisi yang sangat baik bagi pertumbuhan
mikroorganisme. Buah atau sayuran yang baru dipanen sebenarnya telah
dihinggapi atau ditumbuhi berbagai macam mikroorganisme (mikroflora) dari
yang tidak menyebabkan pembusukan sampai yang menyebabkan pembusukan.
Pencucian buah tidak dapat membunuh semua mikroorganisme pada buah. Sapers
(2001:305) menyatakan pencucian dan sanitasi buah konvensional tidak dapat
menghilangkan atau menginaktivasi mikroorganisme patogen lebih dari 99%.
Respon mikroorganisme tergantung kondisi kontaminasi yang mempengaruhi
pengikatan dan ketahanan buah.
Radiasi medan magnet ELF dengan paparan yang tinggi dapat
menghambat pertumbuhan sel, sedangkan medan magnet ELF dengan paparan
yang rendah dapat meningkatkan proliferasi sel. Hal tersebut dapat dilihat dari
rasio pertumbuhan bakteri S. aureus yang dipapar medan magnet 0,5 mT yaitu
0,82, sedangkan rasio pertumbuhan bakteri yang sama yang dipapar medan
magnet 2 mT yaitu 0,69 (Masoumeh et al., 2013). Paparan medan magnet dapat
mempengaruhi metabolisme sel bakteri dengan merubah pergerakan dan
56

meningkatkan laju pergerakan ion. Adanya perubahan pergerakan dan


peningkatan laju pergerakan ion dapat menyebabkan perubahan transportasi pada
membran sel (Morelli et al, 2013).
Setelah pemberian medan magnet ELF, efek medan magnet ELF
berpengaruh langsung terhadap aktivitas mikroorganisme. Dalam proses
pasteurisasi, semakin besar tegangan listrik yang digunakan maka semakin besar
pula penurunan jumlah mikroorganisme. Kematian mikrroorganisme akibat
pemberian medan magnet ELF yang dapat mempengaruhi kerusakan struktur sel,
seperti rusaknya membran sitoplasma sel. Meskipun secara alamiah membran
sitoplasma mampu disintesis kembali tetapi dengan tegangan tinggi, kerusakan
berbentuk lubang pada membran luar dari sel tidak mampu diperbaiki lagi,
sehingga memungkinkan terjadinya mobilisasi senyawa makromolekul keluar sel
yang menyebabkan kematian (Alberts et al., 2002). Berdasarkan pembahasan
diatas, dapat disimpulkan bahwa medan magnet ELF berpengaruh positif terhadap
nilai kualitas fisik cabai merah, dimana kelompok eksperimen dengan intensitas
900 𝜇𝑇 dan 1000 𝜇𝑇 selama 30, 45, dan 60 menit dapat mempertahankan nilai
kualitas fisik cabai merah. Intensitas paparan medan magnet ELF yang efektif
dalam penelitian ini yakni 900 𝜇𝑇 selama 60 menit.

4.3.2 Pembahasan Pengaruh Medan Magnet ELF Terhadap pH Cabai Merah

Penelitian ini mengkaji pengaruh paparan medan magnet ELF dengan


intensitas 900 𝜇𝑇 dan 1000 𝜇𝑇 terhadap pH cabai merah selama 30, 45, dan 60
menit. Pemaparan medan magnet ELF dilakukan pada hari ke+1 setelah panen
cabai merah dan dilakukan satu kali pemaparan. Data penelitian diambil pada hari
ke-4, hari ke-8, dan hari ke-12 setelah pemaparan. Pengukuran pH dilakukan di
laboratorium ELF Pendidikan Fisika Universitas Jember.
Pengukuran pH dilakukan untuk mengetahui derajad keasaman yang
terkandung dalam cabai merah. Alat yang digunakan adalah pH meter dengan cara
mencelupkan pH meter ke dalam larutan cabai merah yang telah dihaluskan dan
diencerkan menggunakan aquades. Kalibrasi pH meter ini menggunakan buffer.
Pengukuran pH ini dilakukan empat kali yaitu, hari ke-0, hari ke-4, hari ke-8 dan
57

hari ke-12, baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen yang dipapar
medan magnet ELF dengan intensitas 900 𝜇𝑇 dan 1000 𝜇𝑇 selama 30, 45, dan 60
menit.
Cabai merah berhubungan dengan besarnya konsultasi ion. Cabai merah
memiliki nilai pH kisaran 6-7, apabila terjadi pengasaman oleh aktivitas
mikroorganisme maka nilai pH tersebut akan menurun (Guntoro, 2008). Pada
penelitian sebelumnya, telah dilakukan pengukuran pH awal pada cabai merah
sebesar 5,68 (Fatimah, 2003). Hal ini sesuai dengan pengukuran nilai awal pH
cabai merah pada hari ke-0 yakni 5,0 nilai ini menunjukkan bahwa cabai merah
terjadi pengasaman yang disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme di dalam
cabai merah berkembang dan menyebabkan nilai pH akan menurun. Kerusakan
akibat infeksi mikrooorganisme akan semakin cepat terjadi jika kondisi
memungkinkan terutama setelah produk dipanen dan dilakukan penanganan dan
penyimpanan. Berbagai mikroorganisme menjadi beberapa penyebab rusaknya
sayuran. Mikroba merusak bahan pangan dengan cara menghidrolisis atau
mendegradasi makromolekul penyusun bahan menjadi fraksi-fraksi yang lebih
kecil serta dapat mengeluarkan racun (Suter, 2000).
Berdasarkan hasil penelitian, paparan medan magnet ELF dengan
intensitas 900 𝜇𝑇 dan 1000 𝜇𝑇 selama 30, 45, dan 60 menit berpengaruh terhadap
nilai pH cabai merah. Pengukuran nilai pH cabai merah sampai hari ke+12
menunjukkan bahwa nilai pH cabai merah mengalami penuruan dari setiap
pengukuran. Nilai pH seluruh sampel dari hari ke-0 sampai hari ke-12 cenderung
mengalami penurunan yang menandakan bahwa cabai merah mengalami
metabolisme atau proses pembusukan sehingga semakin asam. pH cabai merah
yang diberi perlakuan mengalami penurunan dikarenakan medan magnet ELF
tidak mematikan seluruh mikroorganisme sehingga proses metabolisme pada
cabai merah masih berlangsung.
Pada kelompok eksperimen pH cabai merah cenderung lebih konstan,
karena adanya pengaruh paparan medan magnet ELF yang diberikan.. Hal ini
dikarenakan adanya penghambatan aktivitas metabolisme bakteri pembentuk
asam oleh medan magnet yaitu dengan cara memindahkan energi dari medan
58

magnet ke ion–ion dalam sel bakteri pembentuk asam. Energi ditransfer secara
khusus dari medan magnet ke ion–ion pada bakteri. Energi juga ditransfer pada
aktivitas metabolik yang melibatkan ion. Dimana perpindahan energi ke ion
menghasilkan peningkatan kecepatan serta aliran ion–ion seperti Ca2+ melewati
membran sel. Ion-ion juga membawa efek medan magnet dari daerah interaksi ke
jaringan dan organ lainnya. Sehingga efek medan magnet pada akhirnya akan
merusak struktur sel dan protein dalam sel. Protein yang biasa digunakan sebagai
nutrisi sel atau sebagai zat gizi organik yang berperan untuk pertumbuhan dan
proses metabolisme sel, menjadi rusak dengan adanya pemberian medan magnet.
Rusaknya protein dalam sel ini mengakibatkan terhambatnya proses metabolisme
sel, sehingga aktivitas bakteri pembentuk asam dalam menghasilkan senyawa
asam menjadi terganggu. Sari (2012) yang menyatakan bahwa penurunan pH
selama penyimpanan tidak terlalu tajam disebabkan oleh adanya penghambatan
aktivitas bakteri pembentuk asam. Berdasarkan pembahasan diatas, dapat
disimpulkan bahwa medan magnet ELF berpengaruh positif terhadap nilai pH
cabai merah, dimana kelompok eksperimen dengan intensitas 900 𝜇𝑇 dan 1000
𝜇𝑇 selama 30, 45, dan 60 menit dapat mempertahankan nilai pH cabai merah.
Intensitas paparan medan magnet ELF yang efektif dalam penelitian ini yakni 900
𝜇𝑇 selama 60 menit.

4.3.3 Pembahasan Pengaruh Medan Magnet ELF Terhadap DHL Cabai Merah

Penelitian ini mengkaji pengaruh paparan medan magnet ELF dengan


intensitas 900 𝜇𝑇 dan 1000 𝜇𝑇 terhadap DHL cabai merah selama 30, 45, dan 60
menit. Pemaparan medan magnet ELF dilakukan pada hari ke+1 setelah panen
cabai merah dan dilakukan satu kali pemaparan. Data penelitian diambil pada hari
ke-4, hari ke-8, dan hari ke-12 setelah pemaparan. Pengukuran DHL dilakukan di
laboratorium ELF Pendidikan Fisika Universitas Jember.
Pengukuran DHL dilakukan untuk mengetahui daya hantar listrik yang
terkandung dalam cabai merah. Alat yang digunakan adalah conductivity meter
dengan cara mencelupkan conductivity meter ke dalam larutan cabai merah yang
telah dihaluskan dan diencerkan menggunakan aquades. Pengukuran DHL ini
59

dilakukan empat kali yaitu, hari ke-0, hari ke-4, hari ke-8 dan hari ke-12, baik
kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen yang dipapar medan magnet
ELF dengan intensitas 900 𝜇𝑇 dan 1000 𝜇𝑇 selama 30, 45, dan 60 menit.
Berdasarkan hasil penelitian, paparan medan magnet ELF dengan
intensitas 900 𝜇𝑇 dan 1000 𝜇𝑇 selama 30, 45, dan 60 menit berpengaruh terhadap
nilai DHL cabai merah. Pengukuran nilai DHL cabai merah sampai hari ke-12
menunjukkan bahwa nilai DHL cabai merah mengalami penuruan dari setiap
pengukuran. Nilai DHL seluruh sampel dari hari ke-0 sampai hari ke-12
cenderung mengalami penurunan. Berdasarkan tabel maupun diagram yang telah
disajikan di atas diketahui bahwa terjadi penurunan nilai daya hantar listrik (DHL)
pada setiap pengukurannya. Kelompok kontrol menjadi sampel dengan nilai daya
hantar listrik (DHL) tertinggi disetiap pengukuran ditunjukkan dengan nilai 390
μS/cm pada hari ke-0, 364 μS/cm pada hari ke-4, 321 μS/cm dan 275 μS/cm.
Sedangkan kelompok ekperimen dengan intensitas 1000 𝜇𝑇 selama 60 menit di
hari pengukuran ke+12 menjadi sampel dengan DHL terendah selama pengukuran
yakni 204,3 μS/cm.
Pemberian paparan medan ELF pada cabai merah agar mempertahankan
kualitasnya agar tidak cepat terjadi proses pembusukan. Hal ini dapat
dihubungkan dengan proses pembusukan suatu bahan dengan bakteri asam laktat.
Bakteri asam laktat adalah bakteri yang mampu mengubah karbonhidrat (glukosa)
menjadi asam laktat. Semakin banyak jumlah bakteri maka produksi asam akan
meningkat. Di dalam suatu bahan terjada suatu elektrolit yang memiliki tingkat
keasaman yang tinggi maka jumlah muatan positif (H+) yang dihasilkan semakin
besar sehingga arus listrik yang dihasilkan juga semakin besar. Sebaliknya,
apabila suatu larutan memiliki tingkat keasaman yang rendah maka jumlah
muatan positif (H+) yang dihasilkan juga semakin kecil sehingga arus listrik yang
dihasilkan juga semakin kecil (Purnomo, 2010). Hal ini terbukti dalam peeleitian
yang dilakukan, dimana pada pengukuran sampel hari ke-12 memiliki nilai DHL
yang kecil dan memiliki nilai pH yang cendurung tinggi.
Pada kelompok eksperimen DHL cabai merah cenderung lebih konstan
dibanding kelompok kontrol. Hal ini dikarenakan adanya penghamabatan pada
60

bakteri-bakteri yang terdapat di cabai merah dan mengurangi perkembangan


biakan bakteri yang menyebabkan proses pembusukan pada cabai merah yang
dapat mempengaruhi nilai daya hantar listri itu sendiri. Berdasarkan pembahasan
diatas, dapat disimpulkan bahwa medan magnet ELF berpengaruh positif terhadap
nilai DHL cabai merah, dimana kelompok eksperimen dengan intensitas 900 𝜇𝑇
dan 1000 𝜇𝑇 selama 30, 45, dan 60 menit dapat mempertahankan nilai DHL cabai
merah. Intensitas paparan medan magnet ELF yang efektif dalam penelitian ini
yakni 900 𝜇𝑇 selama 60 menit.
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat diperoleh


kesimpulan sebagai berikut:

a. Paparan medan magnet ELF intensitas 900 μT dan 1000 μT berpengaruh


terhadap nilai derajat keasaman cabai merah. Intensitas yang efektif untuk
mempertahankan nilai derajat keasaman cabai merah adalah paparan medan
magnet ELF intensitas 900 μT selama 60 menit.
b. Paparan medan magnet ELF intensitas 900 μT dan 1000 μT berpengaruh
terhadap daya hantar listrik cabai merah. Intensitas yang efektif untuk
mempertahankan daya hantar listrik cabai merah adalah paparan medan magnet
ELF intensitas 900 μT selama 60 menit.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang bisa


diberikan adalah sebagai berikut:

a. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pemberian intensitas dan variasi
waktu yang lebih dari penelitian sebelumnya untuk perlakuan paparan medan
magnet untuk pengawetan cabai merah
b. Dalam melakukan penelitian sebaiknya lebih hati-hati terkait prosedur pemaparan
serta perlu diperhatikan faktor-faktor yang mungkin bisa mempengaruhi proses
penelitian dan pengambilan data.
DAFTAR PUSTAKA

Albert, B., A. Johnson, J. Lewis, M. Raff, K. Roberts, dan P. Walker. 2002.


Biologi Molekuler Sel . Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.
Alonso, M dan E.J Finn. 1994. Dasar-dasar Fisika Universitas (Jilid 2) Medan
dan Gelombang. Terjemahan oleh Lea Prasetyo dan Khusnul Hadi.
Jakarta: Erlangga.

Barbosa dan Canovas. 1998. Oscillating Magnetic Fields for Food Processing.
New York: Marcel Dekker, Inc.

Bird, T. 1993. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.

Buckle, K.A, G. Edward, H. Fleet, Woutton. 1987. Ilmu Pangan Terjemahan,


Hari Purnomo dan Adiono Vi Pres, Jakarta.

Cahyono, B. 2002. Wortel Teknik Budidaya Dan Analisis Usaha Tani.


Kanisius. Yogyakarta.

Creswell, J. W. 2013. Research Design Qualitative, Quantitative, and Mixed


Methods Approaches.third Edition, Terjemah, Achmad Fawaid, Research
Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

European Health Risk Assesment Network on Electromagnetic Field Exposure


(EFHRAN). 2010. Risk Analysis Of Human Exposure To Electromagnetic
Fields. European Health Risk Assesment Network on Electromagnetic.
Fields Exposure.

Fatimah, D. 2003. Preservasi kesegaran cabai merah (Hot Beauty&Keriting)


dengan zeolit alam teraktivasi. Journal of Indonesia Zeolites. 2: 1411-
6723.

Gaman, P. M. dan K. B. Sherrington. 1981. The Science of Food, An, Introduction


to Food Science, Nutrition, and Microbiology. Second Edition. Enngland:
Pergamon Press Plc. Terjemahan oleh M. Gardjito, S. Naruki, A.
Murdianti, dan Sardjono. 1984. Ilmu Pangan, Pengantar Ilmu Pangan,
Nutrisi dan Mikrobiologi. Edisi Kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
63

Gandjar, I.G dan A. Rohman. 2012. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Gunawan, L.W. 1996. Cabai Merah. Jakarta: Penebar Swadaya.

Guntoro, S. 2008. Mengenal Syarat Tumbuh Cabai.


http://agromedia.net/20080410182/info/Mengenal-Syarat-Tumbuh-
Cabai.html [Diakses 15 Desember 2008].

Handayani, S. 2009. Fisika untuk SMA dan MA kelas XII. Jakarta: JP BOOKS

Hulbert, A. L., J.C Mercalfe, dan R. Heskesth. 1998. Biological Responeses to


Electromagnetic Fields. Jurnal Biochemitry.

IARC. 2005. IARC Monographs on The Evaluation of Carcinogenic Risks to


Humans Volume 80 Non-Ionizing Radiation, Part 1 : Static and Exremely
Low Frequency (ELF) Electric and Magnetic Fields. France: IARC Press.

Kartasapoetra, A G. 1989. Kerusakan Tanah Pertanian dan usaha untuk


merehabilitasinya. Jakarta: Bina Aksara. Jakarta.

Khotimah, K, dan J. Kusnadi. 2014. Aktivitas antibakteri minuman probiotik sari


kurma (Phoenix dactilyfera L.) menggunakan Lactobacillius plantarum
dan Lactobacillus casei. Jurnal Pangan dan Agroinduksi, 2(3):110-120.

Kristinawati, A. 2015. “Pengaruh Medan Magnet ELF (Extremely Low


Frequency) Terhadap pH dan Kadar Air Pada Proses Pembuatan Keju
Jenis Cream Cheese”. Tidak diterbitkan: Skripsi. Jember: Universitas
Jember.

Lakitan, B, 1995. Hortikultura. Teori, Budidaya, dan Pascapanen. Jakarta.:


PT.Raja Grafindo Persada.

Mardika. 2017. Studi Paparan Medan Magnet Saluran Udara Tegangan Ekstra
Tinggi (SUTET) Pada Pertumbuhan Sayuran Caisim (Brassica Juncea L),
Jurnal ECOTROPHIC. 2: 118-124

Masoumeh, Aslanimehr, A. Pahlevan, F. Fotoohi-Qazvini, H. Jahani-Hashemi.


2013. Effects of extremely low frequency electromagnetic fields on growth
and viability of bacteria. ISSN 2307-2083. International Journal of
Research in Medical and Health Sciences. 1(2): 8-15.

Morelli, D. T, R. B. Stephen. 2013. Structural, magnetic and thermoelectric


properties of some cepd 3-based compounds. Journal of Electronical
Material. Michigan States University. 42: 1592-1596.

Muctharuddin, M. 1998. Dampak Medan Elektromagnetik Terhadap Kesehatan.


Majalah Kedokteran Indonesia 48: 7-264.
64

Pantastico. 1986. Penyimpanan dan Operasi Penyimpanan Secara Komersil.


InE.B. Pantastico (ed). Fisiologi Pasca Panen. Penerjemah
Kamariyani. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Purnomo, H. 2010. Pengaruh Keasaman Buah Jeruk terhadap Konduktivitas


Lisrik. ORBITH. 6(2): 276-281

Rahayu, A. 2008. Strategi Meraih Keunggulan dalam Industri Jasa Pendidikan


(Suatu Kajian Manajemen Stratejik). Bandung: Penerbit Alfabeta.

Rahmatullah, H. 2009. Pengaruh Gelombang Elektromagnetik Frekuensi Ekstrim


Rendah Terhadap Kadar Trigliserida Tikus Putih (Rattus Norvegicus).
Skripsi. Sukarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

Rukmana, R. 1998. Cabai Merah, Budi Daya dan Pascapanen. Yogayakarta:


Kanisius.

Santika, A. 2002. Agribisnis Cabai. Jakarta: Penebar Swadaya.

Sari, E. K. N. 2012. Proses pengawetan sari buah apel (mallus sylvestris mill)
secara non-termal berbasis teknologi oscillating magneting field (OMF).
Jurnal Teknologi Pertanian. 13(2): 78-87.

Sembiring, N. N. 2009. Pengaruh Jenis Bahan Pengemas Terhadap Kualitas


Produk Cabai Merah (Capsicum annuum L.). Tesis. Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara, Medan.

Sudarti. .2005. The Effect Of Alteration Il-10 To The Immuno Modulation


Response On Bul/C Mice Exposed Extremely Low Frequency Magnetic
Filed 20 𝜇T . Saintifika, 6 (1): 36-44.

Sudarti. 2016. Utulization of Extremely Low Frequency (ELF) Magnetic Field is


as Alternative Strelization of Salmonella typhimurium In Gado-Gado.
Agriculture and Agricultural Science Procedia. (9):317-322.

Sudarti. 2017. Analysis of Extremely Low Frequency (ELF) Magnetic Field


Effiect to Oyster Mushroom Productivity. Internasional Jurnal of
Advanced Engineering Research and Science, Vol. 4(10). IJAERS.

Sudarti, T. Prihandono, Yushardi, Z. R. Ridlo, dan A Kristinawati. 2018. Effective


dose analysis of extremely low frequency (ELF) magnetic field exposure
to growth of S. Termophilus, L. Lactis, L. Acidophilus bacteria. Journal
Citation and DOI . IOP Pusblishing.

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.


65

Supardi, I dan Sukanto. 1999. Mikrobiologi dalam Pengolahan dan Keamanan


Pangan. Bandung : Erlangga.
Sutrisno. 1979. Fisika Dasar I: Listrik Magnet dan Termofisika. Bandung: ITB.
Swerdlow, A.J. 2006. Power Frequency Electromagnetic Fields, Melatonin, And
The Risk of Breast Cancer (Report Of an Independent Advisory Group on
Non Ionizing Radiation). Series B: Radiation, Chemical and Enviromental
Hazards. United Kongdom: Health Protection Agency.

Taringan, T.R.P. 2012. Jurnal Studi Tingkat Radiasi Medan Eltromagnetik yang
Ditimbulkan oleh telepon seluler. Jurnal Teknik Elektro Universitas
Tanjungpura. 1(1).

Tipler, P.A. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga.

Valentina, C.2009. Pengaruh Gelombang Elektromagnetik Terhadap Infertilitas


Menncit BULBC/C. Skripsi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Winarno, F.G, dan M. Aman. 1979. Fisiologi Lepas Panen. Jakarta: PT Sastra
Hudaya.

Wirakusumah, E. S. 1995. Buah dan Sayur untuk Terapi. Cetakan ke-1. Penebar
Swadaya. Jakarta.

World Health Organization (WHO). 2007. Enviromentai Health Criteria 238,


Extremely Low Frequency Field. Geneva: WHO Press.

World Health Organization (WHO). 2014. Enviromental Health Criteria


Extremely Low Frequency Field. Geneva: WHO Press.

Young, H.G. 2012. College Physics 9th Edition. San Pransisco: Person Education,
Inc.
66

LAMPIRAN A. MATRIK PENELITIAN

MATRIK PENELITIAN

Judul Rumusan Masalah Variabel Metode Penelitian Analisis Data


Penelitian

Pengaruh Paparan 1.Apakah Paparan 1.Variabel bebas : a. Jenis Penelitian : Metode analisa data:
Medan Magnet Medan Magnet Intensitas Paparan True Eksperimen a. Analisis Uji Oneway
Extremely Low Extremely Low Medan Magnet b. Desain Penelitian : Anova
Frequency (ELF) Frequency (ELF) ELF, Lama Randomized Subjects
Terhadap Daya Hantar Berpengaruh Terhadap Paparan Post Test Only Group
Listrik dan Nilai Derajat Daya Hantar Listrik 2. Variabel Terikat Desaign
Keasaman (pH) Pada Pada Proses :
Proses Dekomposisi Dekomposisi Cabai Daya Hantar
Cabai Merah (Capsicum Merah (Capsicum Listrik, Derajat
annuum L.) annuum L.)? Keasaman (pH),
dan Kualitas Fisik
2.Apakah Paparan
3.Variabel Kontrol:
Medan Magnet
Jumlah Cabai
Extremely Low
Merah
67

Frequency (ELF)
Berpengaruh Terhadap
Nilai Derajat Keasaman
(pH) Pada Proses
Dekomposisi Cabai
Merah (Capsicum
annuum L.)?
LAMPIRAN B. DATA HASIL PENELITIAN

B.1 Data hasil pengukuran nilai derajad keasaman (pH)

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen


Paparan 900 µT Paparan 1000 µT
Hari ke-
Kel pH Rata- Rata- Rata-
Kel pH Kel pH
rata rata rata

4,90

0 Ka 4,90 4,90

4,90

5,00 4,90
4,80 E1,1 (30’) 5,00 5,00 E2,1 (30’) 4,80 4,86
5,00 4,90
4,90 4,90
4 Kb 4,90 4,86 E1,2 (45’) 4,90 4,90 E2,2 (45’) 4,90 4,90
4,90 4,90
4,90 4,90
4,90 E1,3 (60’) 4,90 4,90 E2,3 (45’) 4,90 4,90
4,90 4,90
4,90 4,90
4,80 E1,1 (30’) 4,90 4,90 E2,1 (30’) 4,90 4,90
4,90 4,90
4,90 4,90
8 Kc 4,80 4,80 E1,2 (45’) 4,90 4,90 E2,2 (45’) 4,80 4,86
4,90 4,90
4,90 4,90
4,80 E1,3 (60’) 4,90 4,90 E2,3 (60’) 4,90 4,90
4,90 4,90
4,80 4,80
4,70 E1,1 (30’) 4,80 4,80 E1,1 (30’) 4,80 4,80
4,80 4,80
4,80 4,80
12 Kd 4,70 4,70 E1,2 (45’) 4,80 4,80 E2,2 (45’) 4,80 4,80
4,80 4,80
4,80 4,80
4,70 E1,3 (60’) 4,80 4,80 E2,3 (60’) 4,80 4,76
4,80 4,70
69

B.2 Hasil Uji Oneway Anova pH cabai merah

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

LSD
95% Confidence
Mean Interval
Difference Std. Lower Upper
Dependent Variable (I-J) Error Sig. Bound Bound
pH_hari_4 kontrol 900
-,13333* ,02520 ,000 -,1874 -,0793
mT 30'
900
-,03333 ,02520 ,207 -,0874 ,0207
mT 45'
900
-,03333 ,02520 ,207 -,0874 ,0207
mT 60'
1000
0,00000 ,02520 1,000 -,0540 ,0540
mT 30'
1000
-,03333 ,02520 ,207 -,0874 ,0207
mT 45'
1000
-,03333 ,02520 ,207 -,0874 ,0207
mT 60'
900 kontrol ,13333* ,02520 ,000 ,0793 ,1874
mT 30' 900
,10000* ,02520 ,001 ,0460 ,1540
mT 45'
900
,10000* ,02520 ,001 ,0460 ,1540
mT 60'
1000
,13333* ,02520 ,000 ,0793 ,1874
mT 30'
1000
,10000* ,02520 ,001 ,0460 ,1540
mT 45'
1000
,10000* ,02520 ,001 ,0460 ,1540
mT 60'
900 kontrol ,03333 ,02520 ,207 -,0207 ,0874
mT 45' 900
-,10000* ,02520 ,001 -,1540 -,0460
mT 30'
900
0,00000 ,02520 1,000 -,0540 ,0540
mT 60'
1000
,03333 ,02520 ,207 -,0207 ,0874
mT 30'
1000
0,00000 ,02520 1,000 -,0540 ,0540
mT 45'
1000
0,00000 ,02520 1,000 -,0540 ,0540
mT 60'
900 kontrol ,03333 ,02520 ,207 -,0207 ,0874
70

mT 60' 900
-,10000* ,02520 ,001 -,1540 -,0460
mT 30'
900
0,00000 ,02520 1,000 -,0540 ,0540
mT 45'
1000
,03333 ,02520 ,207 -,0207 ,0874
mT 30'
1000
0,00000 ,02520 1,000 -,0540 ,0540
mT 45'
1000
0,00000 ,02520 1,000 -,0540 ,0540
mT 60'
1000 kontrol 0,00000 ,02520 1,000 -,0540 ,0540
mT 30' 900
-,13333* ,02520 ,000 -,1874 -,0793
mT 30'
900
-,03333 ,02520 ,207 -,0874 ,0207
mT 45'
900
-,03333 ,02520 ,207 -,0874 ,0207
mT 60'
1000
-,03333 ,02520 ,207 -,0874 ,0207
mT 45'
1000
-,03333 ,02520 ,207 -,0874 ,0207
mT 60'
1000 kontrol ,03333 ,02520 ,207 -,0207 ,0874
mT 45' 900
-,10000* ,02520 ,001 -,1540 -,0460
mT 30'
900
0,00000 ,02520 1,000 -,0540 ,0540
mT 45'
900
0,00000 ,02520 1,000 -,0540 ,0540
mT 60'
1000
,03333 ,02520 ,207 -,0207 ,0874
mT 30'
1000
0,00000 ,02520 1,000 -,0540 ,0540
mT 60'
1000 kontrol ,03333 ,02520 ,207 -,0207 ,0874
mT 60' 900
-,10000* ,02520 ,001 -,1540 -,0460
mT 30'
900
0,00000 ,02520 1,000 -,0540 ,0540
mT 45'
900
0,00000 ,02520 1,000 -,0540 ,0540
mT 60'
1000
,03333 ,02520 ,207 -,0207 ,0874
mT 30'
1000
0,00000 ,02520 1,000 -,0540 ,0540
mT 45'
pH_hari_8 kontrol 900
-,10000* ,01782 ,000 -,1382 -,0618
mT 30'
900
-,10000* ,01782 ,000 -,1382 -,0618
mT 45'
900
-,10000* ,01782 ,000 -,1382 -,0618
mT 60'
71

1000
-,10000* ,01782 ,000 -,1382 -,0618
mT 30'
1000
-,06667* ,01782 ,002 -,1049 -,0285
mT 45'
1000
-,10000* ,01782 ,000 -,1382 -,0618
mT 60'
900 kontrol ,10000* ,01782 ,000 ,0618 ,1382
mT 30' 900
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 45'
900
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 60'
1000
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 30'
1000
,03333 ,01782 ,082 -,0049 ,0715
mT 45'
1000
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 60'
900 kontrol ,10000* ,01782 ,000 ,0618 ,1382
mT 45' 900
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 30'
900
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 60'
1000
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 30'
1000
,03333 ,01782 ,082 -,0049 ,0715
mT 45'
1000
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 60'
900 kontrol ,10000* ,01782 ,000 ,0618 ,1382
mT 60' 900
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 30'
900
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 45'
1000
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 30'
1000
,03333 ,01782 ,082 -,0049 ,0715
mT 45'
1000
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 60'
1000 kontrol ,10000* ,01782 ,000 ,0618 ,1382
mT 30' 900
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 30'
900
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 45'
900
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 60'
1000
,03333 ,01782 ,082 -,0049 ,0715
mT 45'
72

1000
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 60'
1000 kontrol ,06667* ,01782 ,002 ,0285 ,1049
mT 45' 900
-,03333 ,01782 ,082 -,0715 ,0049
mT 30'
900
-,03333 ,01782 ,082 -,0715 ,0049
mT 45'
900
-,03333 ,01782 ,082 -,0715 ,0049
mT 60'
1000
-,03333 ,01782 ,082 -,0715 ,0049
mT 30'
1000
-,03333 ,01782 ,082 -,0715 ,0049
mT 60'
1000 kontrol ,10000* ,01782 ,000 ,0618 ,1382
mT 60' 900
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 30'
900
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 45'
900
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 60'
1000
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 30'
1000
,03333 ,01782 ,082 -,0049 ,0715
mT 45'
pH_hari_12 kontrol 900
-,10000* ,01782 ,000 -,1382 -,0618
mT 30'
900
-,10000* ,01782 ,000 -,1382 -,0618
mT 45'
900
-,10000* ,01782 ,000 -,1382 -,0618
mT 60'
1000
-,10000* ,01782 ,000 -,1382 -,0618
mT 30'
1000
-,10000* ,01782 ,000 -,1382 -,0618
mT 45'
1000
-,06667* ,01782 ,002 -,1049 -,0285
mT 60'
900 kontrol ,10000* ,01782 ,000 ,0618 ,1382
mT 30' 900
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 45'
900
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 60'
1000
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 30'
1000
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 45'
1000
,03333 ,01782 ,082 -,0049 ,0715
mT 60'
900 kontrol ,10000* ,01782 ,000 ,0618 ,1382
73

mT 45' 900
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 30'
900
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 60'
1000
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 30'
1000
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 45'
1000
,03333 ,01782 ,082 -,0049 ,0715
mT 60'
900 kontrol ,10000* ,01782 ,000 ,0618 ,1382
mT 60' 900
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 30'
900
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 45'
1000
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 30'
1000
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 45'
1000
,03333 ,01782 ,082 -,0049 ,0715
mT 60'
1000 kontrol ,10000* ,01782 ,000 ,0618 ,1382
mT 30' 900
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 30'
900
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 45'
900
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 60'
1000
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 45'
1000
,03333 ,01782 ,082 -,0049 ,0715
mT 60'
1000 kontrol ,10000* ,01782 ,000 ,0618 ,1382
mT 45' 900
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 30'
900
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 45'
900
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 60'
1000
0,00000 ,01782 1,000 -,0382 ,0382
mT 30'
1000
,03333 ,01782 ,082 -,0049 ,0715
mT 60'
1000 kontrol ,06667* ,01782 ,002 ,0285 ,1049
mT 60' 900
-,03333 ,01782 ,082 -,0715 ,0049
mT 30'
74

900
-,03333 ,01782 ,082 -,0715 ,0049
mT 45'
900
-,03333 ,01782 ,082 -,0715 ,0049
mT 60'
1000
-,03333 ,01782 ,082 -,0715 ,0049
mT 30'
1000
-,03333 ,01782 ,082 -,0715 ,0049
mT 45'
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
75

B.3 Data hasil pengukuran daya hantar listrik

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen


Paparan 900 µT Paparan 1000 µT
Hari ke-
Kel DHL Rata- Rata- Rata-
Kel DHL Kel DHL
rata rata rata

342

0 Ka 441 390

386

260 270
358 E1,1 (30’) 275 260 E2,1 (30’) 216 244
245 246
239 235
4 Kb 392 364 E1,2 (45’) 209 237,3 E2,2 (45’) 263 256
264 270
258 278
253,
342 E1,3 (60’) 288 268 E2,3 (60’) 252
3
258 230
230 239
237,
315 E1,1 (30’) 255 248,6 E2,1 (30’) 209
3
261 264
269 241
8 Kc 328 321 E1,2 (45’) 208 237 E2,2 (45’) 285 249
234 221
294 236
218,
320 E1,3 (60’) 250 243 E2,3 (60’) 208
3
275 211
214 196
206,
260 E1,1 (30’) 222 223,6 E1,1 (30’) 218
6
235 206
193 180
12 Kd 295 275 E1,2 (45’) 219 212,6 E2,2 (45’) 205 206
226 230
209 180
204,
270 E1,3 (60’) 228 211,3 E2,3 (60’) 208
3
197 225
76

B.4 Hasil Uji Oneway Anova DHL cabai merah

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

LSD
95% Confidence
Mean Interval
Difference Std. Lower Upper
Dependent Variable (I-J) Error Sig. Bound Bound
DHL_hari_4 Kontro 900
104,00000 18,4846 143,645
l mT * ,000 64,3544
6 6
30'
900
126,66667 18,4846 166,312
mT * ,000 87,0210
6 3
45'
900
18,4846 135,645
mT 96,00000* ,000 56,3544
6 6
60'
1000
120,00000 18,4846 159,645
mT * ,000 80,3544
6 6
30'
1000
108,00000 18,4846 147,645
mT * ,000 68,3544
6 6
45'
1000
110,66667 18,4846 150,312
mT * ,000 71,0210
6 3
60'
900 kontro - -
18,4846 -
mT 30' l 104,00000 ,000 143,645
* 6 64,3544
6
900
18,4846 -
mT 22,66667 ,240 62,3123
6 16,9790
45'
900
18,4846 -
mT -8,00000 ,672 31,6456
6 47,6456
60'
1000
18,4846 -
mT 16,00000 ,401 55,6456
6 23,6456
30'
1000
18,4846 -
mT 4,00000 ,832 43,6456
6 35,6456
45'
1000
18,4846 -
mT 6,66667 ,724 46,3123
6 32,9790
60'
900 kontro - 18,4846 ,000 - -
77

mT 45' l 126,66667 6 166,312 87,0210


*
3
900
18,4846 -
mT -22,66667 ,240 16,9790
6 62,3123
30'
900
18,4846 -
mT -30,66667 ,119 8,9790
6 70,3123
60'
1000
18,4846 -
mT -6,66667 ,724 32,9790
6 46,3123
30'
1000
18,4846 -
mT -18,66667 ,330 20,9790
6 58,3123
45'
1000
18,4846 -
mT -16,00000 ,401 23,6456
6 55,6456
60'
900 kontro -
- 18,4846 -
mT 60' l ,000 135,645
96,00000* 6 56,3544
6
900
18,4846 -
mT 8,00000 ,672 47,6456
6 31,6456
30'
900
18,4846
mT 30,66667 ,119 -8,9790 70,3123
6
45'
1000
18,4846 -
mT 24,00000 ,215 63,6456
6 15,6456
30'
1000
18,4846 -
mT 12,00000 ,527 51,6456
6 27,6456
45'
1000
18,4846 -
mT 14,66667 ,441 54,3123
6 24,9790
60'
1000 kontro - -
18,4846 -
mT 30' l 120,00000 ,000 159,645
* 6 80,3544
6
900
18,4846 -
mT -16,00000 ,401 23,6456
6 55,6456
30'
900
18,4846 -
mT 6,66667 ,724 46,3123
6 32,9790
45'
900
18,4846 -
mT -24,00000 ,215 15,6456
6 63,6456
60'
1000
18,4846 -
mT -12,00000 ,527 27,6456
6 51,6456
45'
78

1000
18,4846 -
mT -9,33333 ,621 30,3123
6 48,9790
60'
1000 kontro - -
18,4846 -
mT 45' l 108,00000 ,000 147,645
* 6 68,3544
6
900
18,4846 -
mT -4,00000 ,832 35,6456
6 43,6456
30'
900
18,4846 -
mT 18,66667 ,330 58,3123
6 20,9790
45'
900
18,4846 -
mT -12,00000 ,527 27,6456
6 51,6456
60'
1000
18,4846 -
mT 12,00000 ,527 51,6456
6 27,6456
30'
1000
18,4846 -
mT 2,66667 ,887 42,3123
6 36,9790
60'
1000 kontro - -
18,4846 -
mT 60' l 110,66667 ,000 150,312
* 6 71,0210
3
900
18,4846 -
mT -6,66667 ,724 32,9790
6 46,3123
30'
900
18,4846 -
mT 16,00000 ,401 55,6456
6 23,6456
45'
900
18,4846 -
mT -14,66667 ,441 24,9790
6 54,3123
60'
1000
18,4846 -
mT 9,33333 ,621 48,9790
6 30,3123
30'
1000
18,4846 -
mT -2,66667 ,887 36,9790
6 42,3123
45'
DHL_hari_8 kontrol 900
19,0338 113,156
mT 72,33333* ,002 31,5099
0 8
30'
900
19,0338 124,823
mT 84,00000* ,001 43,1765
0 5
45'
900
19,0338
mT 48,00000* ,024 7,1765 88,8235
0
60'
1000 19,0338 124,490
83,66667* ,001 42,8432
mT 0 1
79

30'

1000
19,0338 112,823
mT 72,00000* ,002 31,1765
0 5
45'
1000
102,66667 19,0338 143,490
mT * ,000 61,8432
0 1
60'
900 kontro -
- 19,0338 -
mT 30' l ,002 113,156
72,33333* 0 31,5099
8
900
19,0338 -
mT 11,66667 ,550 52,4901
0 29,1568
45'
900
19,0338 -
mT -24,33333 ,222 16,4901
0 65,1568
60'
1000
19,0338 -
mT 11,33333 ,561 52,1568
0 29,4901
30'
1000
19,0338 -
mT -,33333 ,986 40,4901
0 41,1568
45'
1000
19,0338 -
mT 30,33333 ,133 71,1568
0 10,4901
60'
900 kontro -
- 19,0338 -
mT 45' l ,001 124,823
84,00000* 0 43,1765
5
900
19,0338 -
mT -11,66667 ,550 29,1568
0 52,4901
30'
900
19,0338 -
mT -36,00000 ,079 4,8235
0 76,8235
60'
1000
19,0338 -
mT -,33333 ,986 40,4901
0 41,1568
30'
1000
19,0338 -
mT -12,00000 ,539 28,8235
0 52,8235
45'
1000
19,0338 -
mT 18,66667 ,343 59,4901
0 22,1568
60'
900 kontro - 19,0338 -
,024 -7,1765
mT 60' l 48,00000* 0 88,8235
900
19,0338 -
mT 24,33333 ,222 65,1568
0 16,4901
30'
80

900
19,0338
mT 36,00000 ,079 -4,8235 76,8235
0
45'
1000
19,0338
mT 35,66667 ,082 -5,1568 76,4901
0
30'
1000
19,0338 -
mT 24,00000 ,228 64,8235
0 16,8235
45'
1000
19,0338
mT 54,66667* ,012 13,8432 95,4901
0
60'
1000 kontro -
- 19,0338 -
mT 30' l ,001 124,490
83,66667* 0 42,8432
1
900
19,0338 -
mT -11,33333 ,561 29,4901
0 52,1568
30'
900
19,0338 -
mT ,33333 ,986 41,1568
0 40,4901
45'
900
19,0338 -
mT -35,66667 ,082 5,1568
0 76,4901
60'
1000
19,0338 -
mT -11,66667 ,550 29,1568
0 52,4901
45'
1000
19,0338 -
mT 19,00000 ,335 59,8235
0 21,8235
60'
1000 kontro -
- 19,0338 -
mT 45' l ,002 112,823
72,00000* 0 31,1765
5
900
19,0338 -
mT ,33333 ,986 41,1568
0 40,4901
30'
900
19,0338 -
mT 12,00000 ,539 52,8235
0 28,8235
45'
900
19,0338 -
mT -24,00000 ,228 16,8235
0 64,8235
60'
1000
19,0338 -
mT 11,66667 ,550 52,4901
0 29,1568
30'
1000
19,0338 -
mT 30,66667 ,129 71,4901
0 10,1568
60'
1000 kontro - 19,0338 - -
,000
mT 60' l 102,66667 0 143,490 61,8432
81

*
1
900
19,0338 -
mT -30,33333 ,133 10,4901
0 71,1568
30'
900
19,0338 -
mT -18,66667 ,343 22,1568
0 59,4901
45'
900
- 19,0338 - -
mT ,012
54,66667* 0 95,4901 13,8432
60'
1000
19,0338 -
mT -19,00000 ,335 21,8235
0 59,8235
30'
1000
19,0338 -
mT -30,66667 ,129 10,1568
0 71,4901
45'
DHL_hari_1 kontrol 900
14,6276
2 mT 51,33333* ,003 19,9601 82,7065
5
30'
900
14,6276
mT 62,33333* ,001 30,9601 93,7065
5
45'
900
14,6276
mT 63,66667* ,001 32,2935 95,0399
5
60'
1000
14,6276
mT 68,33333* ,000 36,9601 99,7065
5
30'
1000
14,6276 101,373
mT 70,00000* ,000 38,6268
5 2
45'
1000
14,6276 102,039
mT 70,66667* ,000 39,2935
5 9
60'
900 kontro - 14,6276 - -
,003
mT 30' l 51,33333* 5 82,7065 19,9601
900
14,6276 -
mT 11,00000 ,465 42,3732
5 20,3732
45'
900
14,6276 -
mT 12,33333 ,413 43,7065
5 19,0399
60'
1000
14,6276 -
mT 17,00000 ,265 48,3732
5 14,3732
30'
1000
14,6276 -
mT 18,66667 ,223 50,0399
5 12,7065
45'
82

1000
14,6276 -
mT 19,33333 ,207 50,7065
5 12,0399
60'
900 kontro - 14,6276 - -
,001
mT 45' l 62,33333* 5 93,7065 30,9601
900
14,6276 -
mT -11,00000 ,465 20,3732
5 42,3732
30'
900
14,6276 -
mT 1,33333 ,929 32,7065
5 30,0399
60'
1000
14,6276 -
mT 6,00000 ,688 37,3732
5 25,3732
30'
1000
14,6276 -
mT 7,66667 ,608 39,0399
5 23,7065
45'
1000
14,6276 -
mT 8,33333 ,578 39,7065
5 23,0399
60'
900 kontro - 14,6276 - -
,001
mT 60' l 63,66667* 5 95,0399 32,2935
900
14,6276 -
mT -12,33333 ,413 19,0399
5 43,7065
30'
900
14,6276 -
mT -1,33333 ,929 30,0399
5 32,7065
45'
1000
14,6276 -
mT 4,66667 ,754 36,0399
5 26,7065
30'
1000
14,6276 -
mT 6,33333 ,672 37,7065
5 25,0399
45'
1000
14,6276 -
mT 7,00000 ,640 38,3732
5 24,3732
60'
1000 kontro - 14,6276 - -
,000
mT 30' l 68,33333* 5 99,7065 36,9601
900
14,6276 -
mT -17,00000 ,265 14,3732
5 48,3732
30'
900
14,6276 -
mT -6,00000 ,688 25,3732
5 37,3732
45'
900
14,6276 -
mT -4,66667 ,754 26,7065
5 36,0399
60'
83

1000
14,6276 -
mT 1,66667 ,911 33,0399
5 29,7065
45'
1000
14,6276 -
mT 2,33333 ,876 33,7065
5 29,0399
60'
1000 kontro -
- 14,6276 -
mT 45' l ,000 101,373
70,00000* 5 38,6268
2
900
14,6276 -
mT -18,66667 ,223 12,7065
5 50,0399
30'
900
14,6276 -
mT -7,66667 ,608 23,7065
5 39,0399
45'
900
14,6276 -
mT -6,33333 ,672 25,0399
5 37,7065
60'
1000
14,6276 -
mT -1,66667 ,911 29,7065
5 33,0399
30'
1000
14,6276 -
mT ,66667 ,964 32,0399
5 30,7065
60'
1000 kontro -
- 14,6276 -
mT 60' l ,000 102,039
70,66667* 5 39,2935
9
900
14,6276 -
mT -19,33333 ,207 12,0399
5 50,7065
30'
900
14,6276 -
mT -8,33333 ,578 23,0399
5 39,7065
45'
900
14,6276 -
mT -7,00000 ,640 24,3732
5 38,3732
60'
1000
14,6276 -
mT -2,33333 ,876 29,0399
5 33,7065
30'
1000
14,6276 -
mT -,66667 ,964 30,7065
5 32,0399
45'
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
84

B.5 Data hasil pengukuran kualitas fisik

Kelompok Pengamatan Baik Cacat


Hari ke 0 100% -
Hari ke 4 35 (87,5%) 5 (12,5%)
Kontrol
Hari ke 8 30 (75%) 10 (25%)
Hari ke 12 23 (57,5%) 17 (42,5%)
30’ Hari ke 0 100% -
Hari ke 4 35 (87,5%) 5 (12,5%)
Hari ke 8 33 (82,5%) 7 (17,5%)
Hari ke 12 29 (72,5%) 11 (27,5%)
45’ Hari ke 0 100% -
Eksperimen Hari ke 4 39 (97,5%) 1 (2,5%)
900µT Hari ke 8 36 (90%) 4 (10%)
Hari ke 12 30 (75%) 10 (25%)
60’ Hari ke 0 100% -
Hari ke 4 38 (95%) 2 (5%)
Hari ke 8 34 (85%) 6 (15%)
Hari ke 12 31 (77,5%) 9 (22,5%)
30’ Hari ke 0 100% -
Hari ke 4 37 (92,5%) 3 (7,5%)
Hari ke 8 33 (82,5%) 7 (17,5%)
Hari ke 12 26 (65%) 14 (35%)
45’ Hari ke 0 100% -
Eksperimen Hari ke 4 37 (92,5%) 3 (7,5%)
1000 µT Hari ke 8 32 (80%) 8 (20%)
Hari ke 12 26 (65%) 14 (35%)
60’ Hari ke 0 100% -
Hari ke 4 37 (92,5%) 3 (7,5%)
Hari ke 8 34 (85%) 6 (15%)
Hari ke 12 29 (72,5%) 11 (27,5%)
85

LAMPIRAN C. FOTO KEGIATAN PENELITIAN

Gambar C.1 sampel cabai merah

Gambar C.2 Pengaturan Intensitas medan magnet ELF


86

Gambar C.3 Pemberian paparan medan magnet ELF

Gambar C.4 pengukuran pH cabai merah


87

Gambar C.5 Pengukuran DHL cabai merah

Gambar C.6 Pengamatan kualitas fisik cabai merah

Anda mungkin juga menyukai