Anda di halaman 1dari 18

SIFAT MEKANIK BAHAN

(ELASTISITAS BAHAN)
AFIRA AINUR ROSIDAH, S.T., M.S.
DEFINISI ELASTISITAS BAHAN
 Elastisitas: Kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnya segera
setelah gaya luar yang diberikan pada benda itu dihilangkan
 Akan tetapi, benda-benda yang elastis pun punya batas elastisitas. Contoh: Karet
diregangkan terus menerus, suatu saat tidak akan mampu lagi diregangkan
sehingga jika direnggangkan terus akan putus
TEGANGAN (STRESS)
 Sebatang benda yang mempunyai luas penampang A dan mengalami gaya tarik F
pada salah satu atau kedua ujungnya, benda tersebut akan mengalami tegangan

A F: gaya luar (N)


F
𝑭
𝝈= A: luas area yang dikenai gaya (m2)
𝑨
σ: tegangan (N/m2)

 Untuk menghitung luas area benda perlu disesuaikan dengan bentuk penampang
benda (bisa berbentuk persegi atau lingkaran)
REGANGAN (STRAIN)
 Regangan adalah perubahan relatif ukuran benda yang mengalami tegangan
diukur dari keadaan semula
ΔL: perubahan panjang (m) L0
∆𝑳 L0: panjang awal (m)
𝝐=
𝑳𝟎 ϵ: regangan (tidak memiliki dimensi) ΔL

 Regangan tidak memiliki dimensi karena satuan panjang (m) dibagi dengan satuan
panjang (m)
HUBUNGAN TEGANGAN DAN REGANGAN
 Berikut adalah grafik tegangan dan regangan pada salah satu material, yaitu baja.
Dimana grafik didapat dari hasil pengujian tarik

tegangan
B C
A F
D

Spesimen Hasil Uji Tarik

O regangan

Grafik Tegangan-Regangan
Mesin Uji Tarik
BAGIAN-BAGIAN GRAFIK TEGANGAN-REGANGAN
Batas Proporsional (Titik O-A)
 Pada area ini, regangan yang terbentuk memiliki E

tegangan
B C
A F
ukuran yang proporsional dengan tegangan D
yang bekerja (membentuk garis lurus/linear)
 Pada area ini pula, suatu bahan/material masih
O regangan
memiliki sifat elastisnya
BAGIAN-BAGIAN GRAFIK TEGANGAN-REGANGAN
Batas Elastis (yield point/titik luluh) (Titik A-B)
 Pada area ini, material masih bisa kembali ke E

tegangan
B C
A F
bentuk semula (tanpa menyebabkan deformasi D
permanen) ketika tegangan dihilangkan
 Di titik B, merupakan titik batas keadaan elastis
O regangan
dan plastis.
 Di atas titik B, akan mengalami deformasi plastis
(ketika beban dihilangkan, material tdk kembali
ke bentuk semula)
BAGIAN-BAGIAN GRAFIK TEGANGAN-REGANGAN
Tegangan Luluh/Yield Stress (Titik C-D)
 Dari titik B ke C pertambahan tegangannya E

tegangan
B C
kecil dan terjadi penurunan kecil tegangan A F
D
pada titik D
 Setelah proses peluluhan berhenti. Sehingga
O regangan
ada dua titik luluh, yaitu titik C (titik luluh atas)
dan titik D (titik luluh bawah)
BAGIAN-BAGIAN GRAFIK TEGANGAN-REGANGAN
Ultimate Stress (Titik E)
 Ultimate stress, yaitu titik dimana tegangan E

tegangan
B C
maksimum terjadi, yang didefinisikan sebagai A F
D
beban terbesar dibagi dengan luas area mula-
mula (origin) dari bahan
O regangan
BAGIAN-BAGIAN GRAFIK TEGANGAN-REGANGAN
Titik Putus/Breaking Point (Titik F)
 Setelah spesimen mencapai titik E, akan terjadi E

tegangan
B C
proses necking, yaitu pengecilan luas A F
D
penampang area.
 Tegangan kemudian terus berkurang hingga
O regangan
spesimen patah pada titik F.
MODULUS ELASTISITAS (MODULUS YOUNG)
 Modulus elastisitas adalah ukuran elastisitas suatu material, didefinisikan sebagai
perbandingan tegangan dan regangan

𝝈 𝑭/𝑨 𝑭 . 𝑳𝟎
𝒀= = =
𝝐 ∆𝑳/𝑳𝟎 𝑨 . ∆𝑳
 Satuan modulus elastisitas (Modulus Young) adalah N/m2
L0 A

F
ΔL
SIFAT-SIFAT BAHAN TEKNIK PADA 20OC
Modulus Young Tegangan Koefisien
Bahan Gpa maksimum ekspansi
kPa 10e-6/°C

I. Metal dalam bentuk papan, batang atau blok


Aluminium campuran 70-79 310-550 23
Kuningan 96-110 300-590 20
Tembaga 112-120 230-380 17
Nikel 210 310-760 13
Baja 195-210 550-1400 12
Titanium campuran 105-210 900-970 8-10

II. Non-metal dalam bentuk papan, batang atau blok


Beton 25 24-81 11
Kaca 48-83 70 5-11
III. Bahan dengan filamen (diameter < 0.025 mm)
Aluminium oksida 690-2410 13800-27600
Barium carbide 450 6900
Kaca 345 7000-20000
Grafit 980 20000

IV. Bahan komposit (campuran)


Boron epoksi 210 1365 4.5
Kaca-S diperkuat epoksi 66.2 1900
SIFAT-SIFAT MEKANIS BAHAN
 Kekakuan (stiffnes): Sifat bahan mampu renggang pada tegangan tinggi tanpa
diikuti regangan yang besar. Contoh baja

 Kekuatan (strength): sifat bahan yang ditentukan oleh tegangan paling besar
material mampu renggang sebelum resak (failure) ini dapat didefinisikan sebagai
batas proporsionalitas.

 Elastisitas (elasticity): sifat material yang dapat kembali ke dimensi awal setelah
beban dihilangkan.

 Keuletan (ductility): sifat bahan yang mampu deformasi terhadap beban tarik
sebelum benar-benar patah (rupture).Analogi material yang dapat ditarik menjadi
kawat tipis tanpa rusak.
SIFAT-SIFAT MEKANIS BAHAN
 Kegetasan (brittleness): tidak adanya deformasi plastis sebelum rusak. (tidak ada
tanda tanda jika materialnya rusak). Contoh batu, semen cor,dll.

 Kelunakan (malleability): sifat bahan yang mengalami deformasi plastis terhadap


beban tekan yang bekerja sebelum benar benar patah.

 Ketangguhan (toughness): sifat material yang mampu menahan beban impak


tinggi atau beban kejut.(sebagian energi diserap dan sebagian dipindahkan).

 Kelenturan (resilience): sifat material yang mampu menerima beban inpak tinggi
tanpa menimbulkan tegangan lebih pada batas elastis.
CONTOH SOAL
 Sebuah kawat memiliki panjang 2m dan luas penampang 5mm2 ditarik gaya 10N.
Tentukan besar tegangan yang terjadi pada kawat!
 Jawab:
Diketahui:
A = 5mm2 = 5 . 10-6 m2
F = 10N
Ditanyakan: σ?
𝐹 10𝑁
Dijawab: 𝜎 = = = 2 . 106 𝑁𝑚−2
𝐴 5 .10−6 𝑚2
CONTOH SOAL
 Sebuah kawat panjangnya 100cm ditarik dengan gaya 12N, sehingga panjang
kawat menjadi 112 cm. Tentukan regangan yang dihasilkan kawat!
 Jawab:
Diketahui:
L0 = 100cm ΔL = 112cm – 100cm = 12cm
Lf = 112cm
Ditanyakan: ϵ?
∆𝐿 12𝑐𝑚
Dijawab: 𝜖 = = = 0,12
𝐿0 100𝑐𝑚
CONTOH SOAL
 Dalam suatu percobaan untuk mengukur modulus Young, sebuah beban 4 kN yang
digantungkan pada kawat baja yang panjangnya 2m dan penampangnya 0,02 m2,
ternyata meregangkan kawat itu sebesar 0,25 m melebihi panjang sebelum diberi
beban. Berapa tegangan, regangan, dan harga modulus Young bahan baja kawat
itu?
CONTOH SOAL
 Jawab:
Diketahui:
L0 = 2m ΔL = 0,25 m
F = 4 kN A = 0,02 m2
Ditanyakan: σ? ϵ? Y?
𝐹 4000 𝑁
Dijawab: 𝜎 = 𝐴 = 0,02 𝑚2 = 2 . 105 𝑁𝑚−2

∆𝐿 0,25 𝑚 𝜎 2 .105 𝑁𝑚−2


𝜖= 𝐿0
= 2𝑚
= 0,125 𝑌= 𝜖
= 0,125
= 1,6 . 106 𝑁𝑚−2

Anda mungkin juga menyukai