Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH MAKANAN ENTERAL ETPT

KELOMPOK 1

1. Destita Anggriani PO.71.31.1.15.007


2. Melanda Dwi sandi PO.71.31.1.15.015
3. Nyono Dedi Prabowo PO.71.31.1.15.023
4. Nur Permatasari PO.71.31.1.15.021
5. Tiara Defianti PO.71.31.1.15.033
6. Ummu Habibah PO.71.31.1.15.036

DOSEN PEMBIMBING :
1. Rusnelly,
2. Susyani
3. Muzakar

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PROGRAM STUDI DIV GIZI
2018
A. Pengertian Makanan enteral

Makanan enteral yaitu makanan cair yang diberikan melalui oral/pipa selama saluran
cerna masih berfungsi baik untuk menyerap/mencerna. Makanan formula sebagian besar
tersedia siap pakai yaitu dalam bentuk powder/bubuk.

Type Formula

1. Formula Standar/intact/polimerik ; ditujukan pada pasien yang dapat mencerna dan


menyerap zatgizi tanpa kesulitan. Sebagian besar formula terdiri dari satu atau
kombinasi protein isolat .

2. Formula hidrolisa; memudahkan untuk dicerna – sebagian protein diberikan protein


yang sudah asam amino (bahan yang dibuat dari asam amino bebas dan biasanya
lemak rendah dan dari MCT--- pasien yang gangguan saluran cerna.

3. Formula modular: tidak komplet hanya terdiri dari satu zat gizi (protein, CHO atau
lemak) Formula ditambah dengan vitamin/mineral.

Contohnya :

a) Polimerik/intak/standard : blender food; Nutren, diabetasol, ensure, entrasol

b) Formula hidrolisa :peptamen, criticare HN; vivonex T.E.N.

c) Protein modul : casec; pro-mod

d) CHO modul : moducal; polycose liquid

e) Lemakmodul: mCT oil; microlipid

Karakteristik Yang Membedakan

1. Densitas zat gizi : standart formula ; 1.0 kcal per ml; 1.2 – 2.0 kcal/ml
2. Residu dan serat : formula tinggi serat biasnya diberikan pada pasien konstipasi,
sindroma short bowel
3. Osmolalitas : ukuran konsentrasi molekul dan partikel ion di cairan. Formula biasanya
mempunyai osmolalitas 300 mlos per kg--- isotonik formula
4. Hipertonik jika osmolalitas > serum.
5. Jika hipertonik diberikan tidak bertahap biasanya menyebabkan diare, dumping
sindrom karena hyperosmolar. Pemberian harus bertahap darirendah-cukup- tinggi

Nutrisi adalah ikatan kimia yang yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya
yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses
kehidupan.Nutrisi merupakan kebutuhan utama pasien kritis dan nutrisi enteral lebih baik dari
parenteral karenalebihmudah, murah, aman, fisiologis dan penggunaan nutrient oleh tubuh
lebih efisien.
Enteral yaitu nutrisi yang diberikan pada pasien yang tidak dapat memenuhi
kebutuhan nutrisinya melalui rute oral, formula nutrisi diberikan melalui tube ke dalam
lambung (gastric tube), nasogastrik tube (NGT), atau jejunum dapat secara manual maupun
dengan bantuan pompamesin (At Tock, 2007). Menurut Wiryana (2007), Nutrisi enteral
adalah factor resiko independent pnemoninosokomial yang berhubungan dengan
ventilasimekanik.Cara pemberian sedini mungkin dan benar nutrisi enteral akan menurunkan
kejadian pneumonia, sebab bilanutrisi enteral yang diberikan secara dini akan membantu
memelihara epitel pencernaan, mencegah translokasikuman, mencegah peningkatan
distensigaster, kolonisasikuman, dan regurgitasi. Posisi pasien setengah duduk dapat
mengurangi resiko regurgitasi aspirasi.Diare sering terjadi pada pasien di Intensif Care Unit
yang mendapat nutrisi enteral, penyebabnya multifaktorial, termasuk therapy antibiotic,
infeksi clostridium difficile, impaksifeses, dan efek tidak spesifik akibat penyakit kritis.
Komplikasi metabolik yang paling sering berupa abnormalitas elektrolit dan hiperglikemi
(Wiryana, 2007).

B. Klasifikasi formula makanan enteral


Formula enteral dapat dikelompokkan berdasarkan kesesuaian penggunaannya
dalam berbagai kondisi klinis. Ada dua klasifikasi dasar antara lain;

A. Formula enteral standar yang sesuai bagi pasien yang memiliki fungsi gastrointestinal
yang normal.
B. Formula enteral formulasi khusus bagi pasien kritis yang membutuhkan protein yang
banyak, mengalami perubahan fungsi gastrointestinal, atau memiliki kebutuhan nutrisi
yang spesifik  terhadap penyakitnya.

C. Tujuan pemberian formula en

Untuk meningkatkan keefektifan penyerapan zat gizi melalui suatu metode


pemberian makanan dalam bentuk cair melalui saluran cerna.

1. Mencegah atrofi mukosa usus


2. Mempertahankan fungsi barrier usus
3. Menghambat absorpsi toksin
4. Mencegah translokasi bakteri
5. Mempertahankan/memperbaiki imunitas usus
6. Mengurangi infeksi
7. Menurunkan permeabilitas mukosa usus
8. Meningkatkan aliran darah splangikus
9. Meningkatkan fungsi organ pencernaan
10. Meringankan kerja saluran cerna (Penuntun Diet),
11. Mencegah terjadinya katabolisme yang dapat memperparah keadaan (ESPEN Guidelines
on Enteral Nutrition: Intensive care, Kreyman, 2006).
12. Memperbaiki nitrogen balance negative dan mempertahankan fungsi GIT (Bethea,
2003)

syarat makanan enteral ETPT

1)  Memiliki kepadatan kalori yang tinggi. Idealnya 1 kkal/ml cairan

2)  Kandungan gizi yang seimbang

3)  Memiliki osmolaritas yang sama dengan osmolaritas cairan tubuh

4)  Mudah diresorpsi

5)  Tanpa atau kurang mengandung serat dan laktosa untuk pasien kondisi tertentu

6)  Bebas dari bahan-bahan yang mengandung purin dan kolesterol

D. Enteral nutrition

1)  Pemilihan formula berdasarkan kebutuhan gizi dan penyakit pasien, resiko komplikasi
kecil, kebutuhan gizi didasarkan assessment umur, status gizi, kemampuan mencerna, dll.

2)  Perhatikan kebutuhan Energi, Protein, Lemak, dan zat gizi lain. Sesuaikan dengan volume
formula

3)  Kebutuhan untuk modifikasi à perhatikan toleransi individu (lactose intolerance)

4)  Peningkatan volume secara bertahap

5)  Intermitten à100-150 mL/pemberian, naik 50-100 mL/hari sampai tujuan regimen tercapai

6)  Continuous à Mulai 25-50 cc/jam, naikkan 25 cc/ tiap 4-12 jam tergantung tolerasi
penderita dan distribusikan pelan dan konstan selama 8-24 jam. metode ini cocok untuk
pasien hipermetabolik.

7)  Formula harus diberi label: untuk siapa dan ruang berapa

8)  Karakteristik formula :

 Densitas zat gizi : 1 kkal/mL. untuk formula standar : 1,2-2,0 kkal/mL


 Formula tinggi serat biasanya hanya diberikan untuk pasien konstipasi dan short
bowel syndrome.
 Osmolaritas 300 mOsmol/kg (isotonik)
 untuk hipertonik à diberikan secara bertahap supaya tidak diare.

E. Formula enteral standar

Formula enteral standar biasanya digunakan pada pasien dengan fungsi


gastrointestinal yang normal. Formula ini menyediakan nutrisi lengkap dan seimbang, dan
diformulasikan sebagai sumber makanan tunggal untuk jangka lama. Formula enteral standar
memiliki keseimbangan antara protein, karbohidrat ( 50 % dari kalori total ) dan lemak ( 30
% dari kalori total ), dan kemungkinan dapat di fortifikasi serat maupun tidak. Komponen
protein biasanya merupakan protein intak ( utuh ), seperti kasein atau isolat protein soy.
Keuntungan lainnya dari formula enteral standar antara lain :

1. Profil zat gizi konsentrat yang sesuai bagi pasien yang memiliki kapasitas intake dan
kebutuhan kalori yang menurun seiring penyakit kronis atau penuaan.
2. Sedikitnya 100 % RDI untuk Vitamin dan mineral dalam 1200 – 1500 ml volume
total.
3. Rasio kalori nitrogen 135 : 1 digunakan untuk meningkatkan keseimbangan nitrogen
positif untuk pasien yang menerima pemberian makanan dengan tube  jangka panjang.
4. Campuran asam lemak yang sesuai rekomendasi terbaru < 10 % dari kalori total dari
lemak tersaturasi dan 10 % dari kalori total dari lemak polyunsaturated, dan sisanya
dari lemak monounsaturated.
5. Campuran serat terlarut dan tidak larut yang sesuai dengan rekomendasi terbaru dari
10 – 13 gr/ 1000 kcal dan membantu mempertahankan keseimbangan mikroorganisme
usus besar.
6. Fortifikasi dengan zat-zat gizi (β-carotene, carnitine, “ultra trace mineral”) dilaporkan
mengalami penurunan jumlah pasien dengan pemberian makanan feeding tube jangka
panjang.

Beberapa pasien dapat diuntungkan dari formula enteral standar dengan konsentrasi protein
yang lebih tinggi ( 25 % dari kalori ) relatif terhadap kalori total ( seperti, rasio keseluruhan
non protein terhadap kalori yang lebih rendah). Pasien-pasien ini sering mengalami luka
seperti ulkus tekanan atau peningkatan kebutuhan protein terkait dengan penuaan. Meskipun
kebutuhan kalori total pasien-pasien ini kemungkinan tidak meningkat, kadar protein yang
lebih tinggi perlu diberikan bersama dengan mineral ultratrace, zat gizi esensial khusus, dan
rasio potassium terhadap nitrogen yang sesuai dapat membantu penyembuhan luka.
F. Formula yang dirancang untuk pasien kritis atau yang mengalami perubahan fungsi
Formula ini biasanya menyediakan sejumlah komponen protein dalam bentuk
peptida rantai pendek atau sedang karena lebih mudah diserap dibanding protein utuh (intak)
atau asam amino bebas. Sebagaimana halnya, sejumlah komponen lemak yang sering tersedia
dalam bentuk MCT tidak memerlukan lipase pankreas atau garam empedu untuk dapat
diabsorpsi. Formula yang difortifikasi dengan mineral ultra trace dan zat gizi esensial
memiliki keuntungan tambahan.

G. Formula enteral untuk penyakit tertentu (spesifik) 

  Formula untuk penyakit spesifik dirancang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan
metabolik dari suatu kondisi kronik dan untuk mengkompensasi adanya disfungsi organ
dengan memberikan kombinasi makronutrien yang optimal, serta mikronutrien dan ultra trace
mineral. Formula untuk penyakit spesifik ini juga mengandung zat gizi seperti arginin, taurin,
dan glutamin yang penting pada berbagai status penyakit.
Kebanyakan formula untuk penyakit spesifik ini dapat digunakan dalam bentuk suplemen
nutrisional oral sebagaimana pemberian enteral lewat tube.

H. Pertimbangan- pertimbangan untuk evaluasi formula enteral khusus


 Profil zat gizi perlu disesuaikan dengan anomali metabolik yang ada dengan
kebutuhan nutrisi  khusus untuk situasi klinis tertentu.
 Keputusan perlu didasarkan pada penelitian terkontrol, acak, dan perpektif (bukan
studi kasus).
 Informasi yang diperoleh dari model hewan hanya dapat digunakan secara terbatas
pada manusia.
 Aplikasi klinis berdasarkan penelitian pada produk tertentu belum tentu baik untuk
produk lainnya.
 Informasi yang didapatkan pada penggunaan produk pada penyakit tertentu tidak
dapat disamakan dengan populasi lainnya (seperti hasil yang didapatkan dengan
formula tertentu yang diberikan terhadap pasien luka bakar tidak perlu diberikan pada
pasien trauma).
 Saat mengevaluasi formula yang diberikan, diperlukan penggunaan kriteria yang teliti
dalam penilaiannya.

I. Oral feeding dari makanan enteral


1. Dapat memberikan energy sesuai dengan kebutuhan
2. Diberikan pada pasien yang hanya toleran terhadap makanan cair dan formula
hidrolisa
3. Formula dapat memberikan suplement oral --- diet konventional
4. Secara psikologis makanan enteral kurang diterima--- pertimbangan rasa penting

• Cara pemberian formula yaitu Intermitten feeding : paling baik toleransi jika
diberikan di lambung dan tidak lebih dari 250-400 ml diberikan lebih dari 30 menit.
Pemberian yang terlalu cepat menimbulkan keluhan; perut tidak nyaman, mual, terasa
penuh, dan kramp-10 menit dengan 250-300 ml – bolus. Resiko aspirasi memberikan
volume besar dalam waktu singkat. Continuous feeding didistribusikan secara pelan
dan konstan dalam periode 8-24 jam. Baik diberikan pada pasien hipermetabolik.
Memerlukan pompa untuk menjamin aliran makanan akurat dan konsisten –
mempengaruhi harga

J. Anjuran monitoring makanan enteral

1. Sebelum mulai pemberian makanan baru

2. Sebelum pemberian makan

3. Intermitten :

a) ½ jam; 1 jam; 4jam, 6 jam


b) Continous : 4-6 jam, dan setiap 8 jam
c) Setiap hari : BB; pipa dan tempat formula
d) 7-10 hari : cek status gizi
e) Jika diperlukan : cek keseimbangan nitrogen; data lab; dan keluhan lain mual,
muntah, konstipasi, diare dll

Anda mungkin juga menyukai