KELOMPOK 1
DOSEN PEMBIMBING :
1. Rusnelly,
2. Susyani
3. Muzakar
Makanan enteral yaitu makanan cair yang diberikan melalui oral/pipa selama saluran
cerna masih berfungsi baik untuk menyerap/mencerna. Makanan formula sebagian besar
tersedia siap pakai yaitu dalam bentuk powder/bubuk.
Type Formula
3. Formula modular: tidak komplet hanya terdiri dari satu zat gizi (protein, CHO atau
lemak) Formula ditambah dengan vitamin/mineral.
Contohnya :
1. Densitas zat gizi : standart formula ; 1.0 kcal per ml; 1.2 – 2.0 kcal/ml
2. Residu dan serat : formula tinggi serat biasnya diberikan pada pasien konstipasi,
sindroma short bowel
3. Osmolalitas : ukuran konsentrasi molekul dan partikel ion di cairan. Formula biasanya
mempunyai osmolalitas 300 mlos per kg--- isotonik formula
4. Hipertonik jika osmolalitas > serum.
5. Jika hipertonik diberikan tidak bertahap biasanya menyebabkan diare, dumping
sindrom karena hyperosmolar. Pemberian harus bertahap darirendah-cukup- tinggi
Nutrisi adalah ikatan kimia yang yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya
yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses
kehidupan.Nutrisi merupakan kebutuhan utama pasien kritis dan nutrisi enteral lebih baik dari
parenteral karenalebihmudah, murah, aman, fisiologis dan penggunaan nutrient oleh tubuh
lebih efisien.
Enteral yaitu nutrisi yang diberikan pada pasien yang tidak dapat memenuhi
kebutuhan nutrisinya melalui rute oral, formula nutrisi diberikan melalui tube ke dalam
lambung (gastric tube), nasogastrik tube (NGT), atau jejunum dapat secara manual maupun
dengan bantuan pompamesin (At Tock, 2007). Menurut Wiryana (2007), Nutrisi enteral
adalah factor resiko independent pnemoninosokomial yang berhubungan dengan
ventilasimekanik.Cara pemberian sedini mungkin dan benar nutrisi enteral akan menurunkan
kejadian pneumonia, sebab bilanutrisi enteral yang diberikan secara dini akan membantu
memelihara epitel pencernaan, mencegah translokasikuman, mencegah peningkatan
distensigaster, kolonisasikuman, dan regurgitasi. Posisi pasien setengah duduk dapat
mengurangi resiko regurgitasi aspirasi.Diare sering terjadi pada pasien di Intensif Care Unit
yang mendapat nutrisi enteral, penyebabnya multifaktorial, termasuk therapy antibiotic,
infeksi clostridium difficile, impaksifeses, dan efek tidak spesifik akibat penyakit kritis.
Komplikasi metabolik yang paling sering berupa abnormalitas elektrolit dan hiperglikemi
(Wiryana, 2007).
A. Formula enteral standar yang sesuai bagi pasien yang memiliki fungsi gastrointestinal
yang normal.
B. Formula enteral formulasi khusus bagi pasien kritis yang membutuhkan protein yang
banyak, mengalami perubahan fungsi gastrointestinal, atau memiliki kebutuhan nutrisi
yang spesifik terhadap penyakitnya.
5) Tanpa atau kurang mengandung serat dan laktosa untuk pasien kondisi tertentu
D. Enteral nutrition
1) Pemilihan formula berdasarkan kebutuhan gizi dan penyakit pasien, resiko komplikasi
kecil, kebutuhan gizi didasarkan assessment umur, status gizi, kemampuan mencerna, dll.
2) Perhatikan kebutuhan Energi, Protein, Lemak, dan zat gizi lain. Sesuaikan dengan volume
formula
5) Intermitten à100-150 mL/pemberian, naik 50-100 mL/hari sampai tujuan regimen tercapai
6) Continuous à Mulai 25-50 cc/jam, naikkan 25 cc/ tiap 4-12 jam tergantung tolerasi
penderita dan distribusikan pelan dan konstan selama 8-24 jam. metode ini cocok untuk
pasien hipermetabolik.
7) Formula harus diberi label: untuk siapa dan ruang berapa
1. Profil zat gizi konsentrat yang sesuai bagi pasien yang memiliki kapasitas intake dan
kebutuhan kalori yang menurun seiring penyakit kronis atau penuaan.
2. Sedikitnya 100 % RDI untuk Vitamin dan mineral dalam 1200 – 1500 ml volume
total.
3. Rasio kalori nitrogen 135 : 1 digunakan untuk meningkatkan keseimbangan nitrogen
positif untuk pasien yang menerima pemberian makanan dengan tube jangka panjang.
4. Campuran asam lemak yang sesuai rekomendasi terbaru < 10 % dari kalori total dari
lemak tersaturasi dan 10 % dari kalori total dari lemak polyunsaturated, dan sisanya
dari lemak monounsaturated.
5. Campuran serat terlarut dan tidak larut yang sesuai dengan rekomendasi terbaru dari
10 – 13 gr/ 1000 kcal dan membantu mempertahankan keseimbangan mikroorganisme
usus besar.
6. Fortifikasi dengan zat-zat gizi (β-carotene, carnitine, “ultra trace mineral”) dilaporkan
mengalami penurunan jumlah pasien dengan pemberian makanan feeding tube jangka
panjang.
Beberapa pasien dapat diuntungkan dari formula enteral standar dengan konsentrasi protein
yang lebih tinggi ( 25 % dari kalori ) relatif terhadap kalori total ( seperti, rasio keseluruhan
non protein terhadap kalori yang lebih rendah). Pasien-pasien ini sering mengalami luka
seperti ulkus tekanan atau peningkatan kebutuhan protein terkait dengan penuaan. Meskipun
kebutuhan kalori total pasien-pasien ini kemungkinan tidak meningkat, kadar protein yang
lebih tinggi perlu diberikan bersama dengan mineral ultratrace, zat gizi esensial khusus, dan
rasio potassium terhadap nitrogen yang sesuai dapat membantu penyembuhan luka.
F. Formula yang dirancang untuk pasien kritis atau yang mengalami perubahan fungsi
Formula ini biasanya menyediakan sejumlah komponen protein dalam bentuk
peptida rantai pendek atau sedang karena lebih mudah diserap dibanding protein utuh (intak)
atau asam amino bebas. Sebagaimana halnya, sejumlah komponen lemak yang sering tersedia
dalam bentuk MCT tidak memerlukan lipase pankreas atau garam empedu untuk dapat
diabsorpsi. Formula yang difortifikasi dengan mineral ultra trace dan zat gizi esensial
memiliki keuntungan tambahan.
Formula untuk penyakit spesifik dirancang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan
metabolik dari suatu kondisi kronik dan untuk mengkompensasi adanya disfungsi organ
dengan memberikan kombinasi makronutrien yang optimal, serta mikronutrien dan ultra trace
mineral. Formula untuk penyakit spesifik ini juga mengandung zat gizi seperti arginin, taurin,
dan glutamin yang penting pada berbagai status penyakit.
Kebanyakan formula untuk penyakit spesifik ini dapat digunakan dalam bentuk suplemen
nutrisional oral sebagaimana pemberian enteral lewat tube.
• Cara pemberian formula yaitu Intermitten feeding : paling baik toleransi jika
diberikan di lambung dan tidak lebih dari 250-400 ml diberikan lebih dari 30 menit.
Pemberian yang terlalu cepat menimbulkan keluhan; perut tidak nyaman, mual, terasa
penuh, dan kramp-10 menit dengan 250-300 ml – bolus. Resiko aspirasi memberikan
volume besar dalam waktu singkat. Continuous feeding didistribusikan secara pelan
dan konstan dalam periode 8-24 jam. Baik diberikan pada pasien hipermetabolik.
Memerlukan pompa untuk menjamin aliran makanan akurat dan konsisten –
mempengaruhi harga
3. Intermitten :