PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Konsep dan pengaruh Budaya terhadap Kesehatan
2. Bagaimana Konsep dan Pengaruh Suku Bangsa Terhadap Kesehatan
C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui Konsep dan Pengaruh Budaya terhadap kesehatan
2. Mengetahui Konsep dan Pengaruh Suku Bangsa Terhadap Kesehatan
BAB II
ISI
A. PENGERTIAN BUDAYA
Nah, saudara mahasiswa dari berbagai definisi tersebut, dapat kita peroleh
pengertian mengenai kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide
atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-
hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
B. ELEMEN BUDAYA
Elemen budaya membentuk suatu cara bagaimana sebuah masyarakat itu hidup.
Elemen budaya tersebut meliputi empat hal (Sunaryo,2014):
1. Bahasa: Bahasa sangat penting dalam sebuah masyarakat karena bahasa
merupakan alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk
saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, maupun
gerakan (bahasa isyarat).
2. Norma: dalam kehidupan bermasyarakat, banyak hal tentang apa yang
boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Sebagai contoh,
seseorang tidak diperbolehkan mengambil barang orang lain, tanpa seizin
yang punya. Seseorang boleh minta sesuatu kepada orang lain selama
diizinkan. Norma tidak lain adalah peraturan sosial yang mengatur
tingkah laku individu, baik hal yang boleh dilakukan maupun hal yang
tidak boleh dilakukan. Dengan norma yang berlaku di masyarakat,
seseorang terikat oleh hal-hal yang boleh atau harus dilakukan dan apa
yang tidak boleh atau tidak harus dilakukan.
3. Nilai: Nilai mempengaruhi tingkah laku manusia, dan digunakan sebagai
tolak ukur guna menilai tingkah laku orang lain. Nilai adalah sesuatu yang
dianggap penting, diharapkan, dan perlu dicapai guna mengatur
kehidupan bermasyarakat yang lebih baik. Nilai juga merupakan sistem
norma masyarakat, yang memiliki kriteria untuk menilai tingkah laku
yang boleh dilakukan dan ditolak oleh masyarakat. Akan tetapi, nilai tidak
dapat menentukan tingkah laku seseorang, namun normalah yang dapat
menentukan tingkah laku seseorang.
4. Kontrol: Kontrol dapat berupa pujian dan denda atau hukuman terhadap
seseorang. Misalnya, seorang mahasiswa memiliki prestasi akademik
yang sangat memuaskan, ia akan mendapat pujian dari bagian pendidikan
dan teman-temannya. Sementara itu, seorang mahasiswa yang melanggar
peraturan lalu lintas, akan ditilang dan dikenakan denda.
C. UNSUR-UNSUR BUDAYA
D. WUJUD KEBUDAYAAN
2. Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola
dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan
sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang
saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya
menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya
konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan
didokumentasikan. Contoh: Sebagai aplikasi dari gagasan yang dikemukakan,
manifestasi pelaksanaanya dilakukan kegiatan pabrik tekstil, penjahit, toko
pakaian, peragaan busana, mencuci pakaian dan sebagainya
3. Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,
perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda
atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling
konkret diantara ketiga wujud kebudayaan. Contoh: Benda hasil budayanya
berupa baju seragam, baju olahraga, baju pesta dan sebagainya.
E. KOMPONEN BUDAYA
1) Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan manusia atau
masyarakat yang nyata atau konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini
adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi:
mangkuk, tanah liat, perhiasan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material
juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion
olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
2) Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan
dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau
tarian tradisional.
1. Care giver
Sebagai pelaku atau pemberi asuhan keperawatan, perawat dapat
memberikan pelayanan keperawatan secara langsung dan tidak langsung
kepada klien, menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi:
melakukan pengkajian dalam upaya mengumpulkan data dan evaluasi yang
benar, menegakkan diagnosis keperawatan berdasarkan hasil analisis data,
merencanakan intervensi keperawatan sebagai upaya mengatasi masalah yang
muncul dan membuat langkah atau cara pemecahan masalah, melaksanakan
tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang ada, dan melakukan
evaluasi berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilakukannya.
2. Client advocate
Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antar
klien dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien,
membela kepentingan klien dan membantu klien memahami semua informasi
dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan
tradisional maupun professional. Selain itu, perawat juga harus dapat
mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, antara lain :
a. Hak atas informasi ; pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata
tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit/ sarana pelayanan
kesehatan tempat klien menjalani perawatan
b. Hak mendapat informasi yang meliputi antara lain; penyakit yang
dideritanya, tindakan medic apa yang hendak dilakukan, alternative lain
beserta risikonya, dll
3. Counsellor
Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi
klien terhadap keadaan sehat sakitnya. Adanya pula interaksi ini merupakan
dasar dalam merencanakan metode untuk meningkatkan kemampuan
adaptasinya. Memberikan konseling/ bimbingan kepada klien, keluarga dan
masyarakat tentang masalah kesehatan sesuai prioritas
4. Educator
Sebagai pendidik klien perawat membantu klien meningkatkan
kesehatannya melalui pemberian pengetahuan yang terkait dengan
keperawatan dan tindakan medic yang diterima sehingga klien/keluarga dapat
menerima tanggung jawab terhadap hal-hal yang diketahuinya.
5. Collaborator
Perawat bekerja sama dengan tim kesehatan lain dan keluarga dalam
menentukan rencana maupun pelaksanaan asuhan keperawatan guna
memenuhi kebutuhan kesehatan klien.
6. Coordinator
Perawat memanfaatkan semua sumber-sumber dan potensi yang ada,
baik materi maupun kemampuan klien secara terkoordinasi sehingga tidak ada
intervensi yang terlewatkan maupun tumpang tindih. Dalam menjalankan
peran sebagai coordinator perawat dapat melakukan hal-hal berikut:
a. Mengoordinasi seluruh pelayanan keperawatan
b. Mengatur tenaga keperawatan yang akan bertugas
c. Mengembangkan system pelayanan keperawatan
d. Memberikan informasi tentang hal-hal yang terkait dengan pelayanan
keperawatan pada sarana kesehatan
7. Change agent
Sebagai pembaru, perawat mengadakan inovasi dalam cara berpikir,
bersikap, bertingkah laku, dan meningkatkan keterampilan klien/keluarga agar
menjadi sehat. Elemen ini mencakup perencanaan, kerja sama, perubahan
yang sistematis dalam berhubungan dengan klien dan cara memberikan
keperawatan kepada klien
8. Consultant
Elemen ini secara tidak langsung berkaitan dengan permintaan klien
terhadap informasi tentang tujuan keperawatan yang diberikan. Dengan peran
ini dapat dikatakan perawat adalah sumber informasi yang berkaitan dengan
kondisi spesifik lain.
Nilai budaya tidak selalu tampak kecuali jika mereka berbagi secara sosial
dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari.
A. KESIMPULAN
2. Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang
diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita
rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
Ruang lingkup kebudayaan mencakup berbagai aspek kehidupan,
yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan. Budaya yang
dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya akan membentuk
beraneka ragam kebudayaan yang masing-masing sesuai dengan zaman dan
tempatnya. Dalam ilmu sosial budaya dasar, manusia menempati posisi
sentral karena manusia menjadi subjek dan sekaligus menjadi objek
pengkajian. Kajiannya meliputi bagaimana hubungan manusia dengan
alam, sesama manusia, dirinya sendiri, nilai-nilai manusia, dan bagaimana
hubungan manusia dengan Tuhannya.
B. SARAN
Setelah melakukan pembelajaran diatas, menurut kami era
globalisasi yang ada di Indonesia, sangat memerlukan berbagai perbaikan.
Adapun bidang dasar yang penting yaitu bidang budaya dan sukku bangsa
terhadap kesehatan agar perubahan era globalisasi yang terjadi nantinya
bisa kita hadapi dengan lebih baik lagi.
Hal ini ditekankan, agar Indonesia bisa semakin maju serta menjadi
ciri khas untuk tetap terjaga dalam pengaruh era globalisasi yang tdak
terhindarkan ini. Saya sangat yakin dan percaya, bahwa Indonesia bisa
menghadapi perkembangan tersebut dan akan memiliki kehidupan
berbangsa yang lebih baik lagi bagi masyarakatnya.
Soekanto S. 2014. Sosiologi Suatu Pengantar, Edisi revisi; cetakan ke-6. Jakarta:
RajawaliPers
https://ridwanhamid.wordpress.com/2014/04/22/agama-dan-
kesehatan/
http://www.
scribd.com/doc/55938723/Agama-Dan-
Kesehatan
http://id.wikipedia.org/wiki/Agama
ndolu.blogspot.com/
Fakih, Mansour, DR.1997. Analisis Gender dan Transformasi Sosial.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ibrahim, Idi Subandy dan Hanif Suranto, (ed).1998. Wanita dan Media.
Bandung: Remaja Rosdakarya