Pengendalian Infeksi Silang Sariyanti B
Pengendalian Infeksi Silang Sariyanti B
Disusun Oleh:
SARIYANTI
NIM : 20183123062
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas INFEKSI
SIALANG dengan judul “Pengendalian Infeksi Silang Dengan Kondisi Kasus Corona”.
Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu kamu selama pembuatan makalan ini berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah
makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat kami perbaiki.
Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat kekurangannya.
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari
gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan
penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease (COVID-19)
adalah virus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus corona
adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS
ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia.
Beberapa coronavirus yang dikenal beredar pada hewan namun belum terbukti menginfeksi
manusia.
Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan sebagian besar adalah demam, dengan
beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrate
pneumonia luas di kedua paru-paru. Menurut hasil penyelidikan epidemiologi awal, sebagian
besar kasus di Wuhan memiliki riwayat bekerja, menangani, atau pengunjung yang sering
berkunjung ke Pasar Grosir Makanan Laut Huanan. Sampai saat ini, penyebab penularan masih
belum diketahui secara pasti. Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi dengan
mencuci tangan secara teratur, menerapkan etika batuk dan bersin, memasak daging dan telur
sampai matang. Hindari kontak dekat dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit
pernapasan seperti batuk dan bersim.
Dengan itu kita haruslah menerapkan tindakan pencegahan dan mitigasi merupakan kunci
penerapan di pelayanan kesehatan dan masyarakat,agar COVID-9 ini tidak menyebar luas dan
dapat ditangani lebih baik.
2. Rumusan Masalah
Apa saja prinsip dan strategi dalam pengendalian infeksi silang dalam virus COVID-19?
3. Tujuan
Agar mengetahui apa saja yang harus kita lakukan dalam pengendalian infeksi
silang virus COVID-19.
BAB II
PEMBAHASAN
F. Pemulasaran Jenazah
Langkah-langkah pemulasaran jenazah pasien terinfeksi COVID-19 dilakukan sebagai berikut:
Petugas kesehatan harus menjalankan kewaspadaan standar ketika menangani pasien
yang meninggal akibat penyakit menular.
APD lengkap harus digunakan petugas yang menangani jenazah jika pasien tersebut
meninggal dalam masa penularan.
Jenazah harus terbungkus seluruhnya dalam kantong jenazah yang tidak mudah tembus
sebelum dipindahkan ke kamar jenazah.
Jangan ada kebocoran cairan tubuh yang mencemari bagian luar kantong jenazah.
Pindahkan sesegera mungkin ke kamar jenazah setelah meninggal dunia.
Jika keluarga pasien ingin melihat jenazah, diijinkan untuk melakukannya sebelum
jenazah dimasukkan ke dalam kantong jenazah dengan menggunakan APD.
Petugas harus memberi penjelasan kepada pihak keluarga tentang penanganan khusus
bagi jenazah yang meninggal dengan penyakit menular. Sensitivitas agama, adat istiadat
dan budaya harus diperhatikan ketika seorang pasien dengan penyakit menular meninggal
dunia.
Jenazah tidak boleh dibalsem atau disuntik pengawet.
Jika akan diotopsi harus dilakukan oleh petugas khusus, jika diijinkan oleh keluarga dan
Direktur Rumah Sakit.
Jenazah yang sudah dibungkus tidak boleh dibuka lagi.
Jenazah hendaknya diantar oleh mobil jenazah khusus.
Jenazah sebaiknya tidak lebih dari 4 (empat) jam disemayamkan di pemulasaraan
jenazah.
DAFTAR PUSTAKA
Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Coronavirus Diease (Covid-19), Kementrian
Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit