DISUSUN OLEH:
NORMAWATI, S.Pd
NIP. 19691218 200212 2 001
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa akhirnya penyusun
berhasil menyusun buku “Petunjuk Praktikum Kimia “Analisa Proksimat” Kelas XII
Program Keahlian Kimia Analis SMK- SMTI Bandar Lampung.
Maksud penyusunan buku ini untuk membantu siswa agar lebih mudah memahami
Analissis Proksimat, selain itu dimaksudkan juga untuk menambah wawasan
pengetahuan siswa.
Isi buku ini cukup singkat dan sederhana dengan harapan dapat memberikan sumbangan
kepada dunia pendidikan kejuruan di Indonesia.
Akhir kata, Tak ada gading yang tak retak, penyusun mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca guna perbaikan-perbaikan yang lebih sempurna. Dan tak
lupa Penyusun mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan pendidik yang telah
mendorong dan membantu tersusunnya buku “Penuntun Praktikum Kimia Analisis
Proksimat ” ini.
Penyusun
Normawati, S.Pd
NIP.19691218 200212 2 001
3
HALAMAN PERSETUJUAN
Penggunaan Penuntun Praktikum, telah disetujui oleh Kepala SMTI Tanjungkarang,
pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 5 Juli 2012
Tujuan penggunaan Penuntun Praktikum ini, dalam rangka untuk pegangan Guru dan
Siswa dalam Proses Pembelajaran Praktikum di dalam Laboratorium pada Mata Diklat:
Analisa Proksimat untuk Siswa Kelas XII Program Keahlian Kimia Analis Tahun
Pelajaran 2012/2013. Sehingga tuntutan Kurikulum dapat tercapai dan siswa memiliki
kemampuan yang diharapkan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
5
PENDAHULUAN
Istilah proksimat mempunyai pengertian bahwa hasil analisis dari metode ini
menunjukan nilai mendekati.
Hal ini disebapkan dalam 1 fraksi hasil analisis masih terdapat zat lain yang berbeda
sifatnya dalam jumlah yang sangat sedikit .
Analisis proksimat merupakan salah 1 dari tingkatan cara penilaian suatu bahan secara
kimia.
Tingkatan penilaian bahan pakan:
Secara fisik
Secara kimia
Secara biologis
ANALISA AIR
DASAR TEORI
Air dalam bahan ada dalam bentuk air bebas, air terikat dan air kristal. Ada
beberapa macam cara analisa kadar air yaitu antara lain:
1. Thermo Gravimetri
Pada cara ini bahan yang dianalisa dipanaskan dalam oven sampai
diperoleh berat yang konstan(bahan padat keringnya). Jadi cara
merupakan cara analisa prinsip pemanasan dan penimbangan .
Thermogravimetri relatif mudah dan murah dalam pelaksanaannya.
Kelemahan atau kekurangan dari cara ini antara lain:
- Bahan yang mudah menguap juga ikut terhitung
sebagai air.
- Selama proses pemanasan sering terjadi
dekomposisi (misal; senyawa gula), sehingga dalam
penimbangan tidak pernah dicapai konstan.
- Sebagaian dari air terikat erat dengan bahan yang
bersifat hydrofil sehingga tidak bisa dilepaskan.
Walaupun demikian thermo gravimetri ini masih
dipakai karena masih mempunyai ketepatan tinggi.
Beberapa hal yang berpengaruh dalam metode thermo gravimetri antara
lain :
- Waktu pemanasan
- Suhu rata-rata dalam ruang pengering
- Suhu udara luar
- Tekanan udara dalam ruang pemanasan
2. Thermo volumetri
Cara ini menggunakan prinsip pemanasan, pendinginan kemudian
mengukur volume air yang mengembun dari hasil destilasi tersebut.
Bahan-bahan yang dianalisa dengan cara ini terutama yang bersifat cair,
misalnya : milk, minyak, madu, pasta dll. Dalamanalisa ini contoh
didestilasi menmggunakan toluen atau senyawa hydrokarbon yang
mempunyai titik didih lebih tinggi daripada air. Uap iar yang menguap
ditampung dalam tabung yang berskala.
8
Alat-alat :
a. Neraca Analitik
b. Botol timbang(Cawan Krus)
c. Oven
d. Eksikator
e. Penjepit
Bahan-bahan:
Contoh/sample ( Kalsit, minyak, kopi, Garam Dapur, Tepung Terigu)
Cara Kerja :
a. Botol timbang/krus dikeringkan lebih dahulu dalam oven.
b. Timbang botol timbang/krus, catat beratnya(a gram)
c. Isikan contoh(1-2 gram) ke dalam botol timbang/ krus misalnya berat botol +
Contoh b gram.
d. Keringkan botol contoh dalamoven pada suhu 100 – 105 o C, setelah 1 jam
pindahkan botol + Contoh ke dalam eksikator menggunakan penjepit nampan.
Tunggu selama 10 menit lalu timbang contoh + botol.
e. Ulangi no. 4 sampai diperoleh berat konstan c gram.
Perhitungan :
DASAR TEORI
Abu dapat diartikan sebagai hasil sisa pembakaran sempurna. Abu terdiri dari
logam atau oksida logam atau mineral. Pada bahan makanan mengandung kadar
abu yang berbeda-beda tergantung dari jenisnya.
Kadar abu pada prinsipnya dilakukan dengan cara pembakaran atau pemijaran
biasanya pada suhu tinggi. Cara ini dinamakan cara penentuan kadar abu total
cara kering yang pada dasarnya meliputi tahap oksidasi lalu diikuti penimbangan.
Untuk menentukan abu yang terlarut maka hasil abu total itu dilarutkan dalam air
kemudian di saring dengan kertas saring bebas abu dilanjutkan dengan pengabuan
lagi.
10
Alat-alat :
a. Muffle Furnance
b. Timbangan Analitik
c. Oven
d. Krus porselin
e. Penjepit
f. Eksikator
Bahan-bahan :
a. Sampel (contoh) : Susu bubuk, Kopi, Teh, Ikan asin, terasi)
Cara Kerja :
a. Timbang krus yang telah dikeringkan lebih dulu, misal berat : a gram.
b. Timbang krus + Contoh(2-10 gram), missal berat : b gram.
c. Pijarkan krus + contoh dalam muffle Furnance, mula-mula pada suhu rendah,
setelah asap habis suhu dinaikkan sampai diperoleh abu yang berwarna putih.
d. Dinginkan krus + abu pada oven, lalu pada eksikator, lalu ntimbang, missal
berat : c gram.
Perhitungan :
DASAR TEORI
Minyak, Lemak atau lipida berfungsi sebagai salah satu bahan penyusun dalam
makanan dan berfungsi fisiologis kehidupandan berfungsi sebagai zat gizi.
Peranan lipidadalam bahan makanan memberi rasa, aroma dan mempengaruhi
sifat-sifat daging, memberikan sifat lemak pada roti serta es krim. Karena sifat
minyak yang menghantarkan panas maka minyak digunakan dalam proses
penggorengan (frying). Lemak memberikan energi lebih banyak daripada
komponen lain seperti karbohidrat dan protein. Lemak mengandung beberapa
asam lemak yang esensil bagi tubuh manusia, misalnya : asam linoleat dan asam
linolenat. Potensi lain dari lemak adalah sebagai sumber vitamin-vitamin larut
dalam lemak minyak meliputi vitamin A, D, E dan K.
Lipida senyawa yang tidak larut dalam air, tetapi larut pelarut organic antara lain :
ether, acetone, benzene, hexan, dan sebagainya. Lipida terdiri dari beberapa atau
digolongkan menjadi :
a. Lipida sederhana
b. Lipida majemuk
c. Steroid
* Asam lemak biasanya memakai nama generic bukan pakai nama ilmiah atau
sistematik (IUPAC), nama ini berasal dari kata yunani atau latin yang
menunjukkan sumber minyak atau lemak tersebut.
MALAM
Malam adalah ester asam lemak dengan alcohol tinggi (berantai panjang, berat
molekul tinggi dan umumnya mono0hidroksi). Asam dan alcohol biasanya
dijumpai pada malam mempunyai rantai antara antara 12-34 atom karbon. Malam
berwujud padatan yang mudah meleleh yang tersebar luas di dunia binatang dan
tumbuhan. Tidak mudah terhidrolisis seperti trigliserida sehingga sangat berguna
sebagai lapisan pelindung.
Parafin padat walaupun kelihatan seperti malam dan sering disebut salah sebagai
paraffin wax adalah campuran dari senyawa hidrokarbon padat dan bukan ester.
Pengujian lemak minyak meliputi pengujian sifat fisis dan chemis. Pengujian fisis
meliputi berat jenis, indeks bias, titik cair. Pengujian chemis meliputi bilangan
asam, bilangan penyabunan, bilangan peroksida, Kadar asma lemak bebas.
Alat-alat :
a. Timbangan Analitik
b. Erlenmeyer 300 ml
c. Buret 50 ml
d. Botol timbang
e. Pipet Volum/Gelas Ukur
Bahan-bahan :
a. Minyak Goreng
b. Alkohol 95% Netral
c. NaOH 0,1 N
d. PP 1 %
Cara Kerja :
a. Timbang 10 gram minyak goreng dengan teliti dalam erlenmeyer 300
ml.
b. Tambahkan Campuran 50 ml campuran alcohol netral dan 25 ml
ether. dikocok atau dipanaskan diatas penangas air(pakai pendingin
tegak) hingga minyak larut semua.
c. Tambah 5 tetes larutan PP lalu titrasi dengan larutan baku NaOH 0,1
N yang berada dalam buret.
d. Bila warna berubah menjadi merah jambu berarti titrasi berakhir. Catat
berapa NaOH 0,1 N yang dipergunakan.
e. Ulangi percobaan sampai 2 kali, kemudian hasilnya di rata-ratakan.
Perhitungan :
Kadar Asam Lemak Bebas adalah banyaknya kadar asam lemak bebas yang
terkandung dalam lemak/minyak.
Alat-alat :
a. Timbangan Analitik
b. Erlenmeyer 250 ml
c. Buret 50 ml
d. Bola penghisap
e. Pendingin tegak
f. Pipet 10 ml
g. Gelas ukur
Bahan-bahan :
a. Minyak goreng
b. HCl 0,5 N
b. KOH 0,5 N
c. PP 1 %
( Angka Penyabunan adalah banyaknya mg KOH yanmg dibutuhkan untuk
menyabunkan lemak/minyak dengan sempurna dari 1 gram lemak/minyak.)
Cara Kerja :
a. Timbang 5 gram minyak goring dengan teliti dalam Erlenmeyer 300
ml.
b. Tambahkan 50 ml KOH 0,5 N.
c. Pasang di bawah pendingin balik, didihkan dengan hati-hati selama 30
menit.
d. Dinginkan dalam bak air, lalu tambahkan 3 tetes PP.
e. Titrasi larutan minyak yang sudah terlarut semua itu dengan larutan
HCl 0,5 N yang berada dalam buret. Sampai warna merah hilang.
f. Catat berapa HCl yang diperlukan.
g. Buat titrasi blangko seperti di atas tetapi tanpa minyak/lemak.
h. Ulangi percobaan 2 kali dan hasilnya dirata-ratakan.
Perhitungan :
Gram Contoh
Alat-alat :
a. Timbangan Analitik
b. Erlenmeyer 250 ml
c. Buret 50 ml
d. Bola penghisap
e. Pendingin tegak
f. Pipet 10 ml
g. Gelas ukur
h. Kompor Listrik
Bahan-bahan :
Minyak goreng
Alkohol 95% Netral
KOH 0,1 N (Asam Oksalat Untuk Standarisasi KOH)
PP 1 %
Cara Kerja :
1. Timbang kurang lebih 20 gram minyak goring dengan
teliti dalam Erlenmeyer 300 ml.
2. Tambahkan 50 ml alkohol 95% netral.
3. Tutup dengan pendingin balik, panaskan sampai dengan
mendidih & Kocok kuat-kuat untuk melarutkan asam
lemaknya.
4. Setelah dingin, larutka lemak dititrasi dengan 0,1 N KOH
standar menggunakan indikator PP 1 %. Akhir titrasi
tercapai apabila terbentuk warna merah muda yang tidak
hilang selama 1 menit.
5. Ulangi percobaan 2 kali dan hasilnya dirata-ratakan.
Perhitungan :
DASAR TEORI
Vitamin C atau asam askorbat bersifat mudah teroksidasi. Karena sifat ini vitamin
C bisa ditentukan secara kuantitatif dengan methode iodometri.
COOH
O=C
Alat-alat :
a. Timbangan Analitik
b. Erlenmeyer 250 ml
c. Buret 50 ml
d. Bola penghisap
e. Pipet gondok 25 ml
f. Pipet 10 ml
g. Gelas kimia 250 ml
H. Blender
i. Botol timbang
j. Kertas saring
18
Bahan-bahan :
a.Buah-buahan segar
b.Aquadest
c.Larutan kanji 1 %
d.Larutan Iodium 0,01 N
e.Na2S2O3 murni 6 KI
Cara Kerja :
a. Timbang 25 gram contoh buah yang telah
dihancurkandengan blender, masukkan dalam labu takar
100 ml, tambahkan aquadest sampai tanda lalu saring
dengan kertas saring filtrate ditampung pakai beaker
glass.
b. Ambil 25 ml filtrat dengan pipet gondok masukkan
erlenmeyer, tambahkan 2 ml larutan kanji dan 20 ml
aquadest.
c. Titrasilah larutan dalam erlenmeyer menggunakan larutan
///////////////////standar iodium 0,01 N sampai warna biru.
Catat volume iodium yang diperlukan.
d. Ulangi percobaab sampai 2 x pengulangan dan hasilnya
dirata-ratakan.
Perhitungan :
ANALISA KARBOHIDRAT
GULA
DASAR TEORI
Gula secara kimia dapat diartikan sebagai senyawa karbohidrat yang memberikan
rasa manis. Senyawa karbohidrat yang termasuk gula adalah :
a. Monosakarida, terdiri : glukosa, fruktosa dan galaktosa dengan rumus
molekul C6H12O6.
b. Disakarida atau oligosakarida ,terdiri : sukrosa., maltosa dan laktosa.
Dengan rumus molekul C12H22O11, ketiganya masing-masing
monosakarida dan disakarida adalah merupakan isomer satu sama
lainnya
Gula monosakarida memiliki gugus fungsional berupa gugus aldehid atau gugus
keton. Gugus ini dapat dipakai untuk analisa kuantitatif gula menggunakan bahan
reduktor tertentu.
Tahap-tahap analisa :
1. Penghilangan bahan pencampur.
Penentuan gula dalam bahan termasuk bagian di dalamnya yang larut dan
yang tidak larut dalam air. Bahan yang akan ditentukan kadar gulanya terlebih
dahulu dilakukan pengecilan ukuran dengandengan maksud supaya gula
yangterkandung dalam bahan dapat terdeteksi dengan mudah. Dalam
penyiapan contoh diusahakan kandungan air maupun komposisi beserta sifat-
sifat tidak mengalami perubahan. Senyawa lipida dan zat warna dihilangkan
lebih dulu dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut dietil eter pada suhu
40 -50 o C. Untuk mencegah hidrolisa gula dapat digunakan basa (CaOH)2
sehingga keadaan menjadi netral.
2. Tahap Penjernihan
Kekeruhan yang disebabkan oleh protein dan karbohidrat yang larut akan
mengganggu pengamatan alat ukur. Selain itu juga dalam volumetri sukar
menemukan titik akhir titrasi. Oleh sebab itu contoh perlu dilakukan
penjernihan. Prinsip penjernihan adalah pengendapan dengan menggunakan
20
logam berat terhadap koloid yang terdapat contoh. Logam berat yang
ditambahkan dengan syarat :
a. Mengendapkan koloid tanpa mengoksidasi senyawa gula
b. Dalam berlabihan tidak mengganggu ketepatan analisa.
c. Endapan yang terbentuk harus dapat dipisahkan dengan cara
pengendapan yang selanjutnya dilanjutkan dengan dekantasi.
Cara kimia pada prinsipnya senyawa gula yang mengandung gugus reduksi
direaksikan dengan suatu reduktor yaitu suatu senyawa CuSO4. Pada reaksi
tersebut kupri akan tereduksi menjadi kupro oksida(mengendap merah). CuSO4
terdapat dalam larutan Luff.
CuSO4 + NaOH _____ Cu(OH)2 + Na2SO4
O O
2Cu(OH)2 + -C _____ Cu2O + 2H2O
H OH
(Larutan Luff) (Larutan Gula)
Alat-alat :
a. Timbangan Analitik
b. Erlenmeyer
c. Buret 50 ml
d. Bola penghisap
e. Pendingin tegak
f. Pipet 10 ml
g. Gelas ukur 100 ml
h. Kompor listrik
i. Labu takar 100 ml, 250 ml
j. botol timbang
Bahan-bahan :
a.Contoh ( Roti kabin, kecap, sirup Marjan, nutria sari, segar sari)
b Larutan Luff
c.Pb Asetat basa
d.Na2HPO4
e.KI
f.H2SO4
g.thio 0,1N
h.larutan kanji
i. K2Cr2O7
j. HCl pekat
Cara Kerja :
1. Timbang 10 – 15 gr contoh, masukkkan labu 100 ml, tambah air
hingga tanda lalu dikocok
22
Perhitungan :
a. 50 ml dari saringan I tadi dipipet dan masukkan labu takar 250 ml.
Tambahkan 5 ml HCl 25 %. Panaskan dalam pemanas air pada suhu
68 – 70 oC (diukur denganthermometer) selama 10 menit setelah itu di
dinginkan dalam air, lalu tambah 3 tetes PP dan tambahkan bertetes-
tetes NaOH 30 % hingga netral (warna sampai merah)
23
Perhitungan :
Kadar gula reduksi = mg gula reduksi x F.P x 100%
(setelah inversi) mg contoh
Kadar gula sukrosa = (% gula sesudah inversi - % gula sebelum inversi) 0,95
Nama :
Kelas/Kelompok :
Tanggal Praktikum :
Judul Praktikum :
Data Pengamatan :
25
_________________ _________________
Nama :
Kelas/Kelompok :
Tanggal Praktikum :
Judul Praktikum :
Tujuan Percobaan :
Dasar Teori :
IV. Kesimpulan
Guru Pembimbing, Nilai : Bandar Lampung,.........
Prkatikan,
_______________ __________
LAMPIRAN-LAMPIRAN
27
LAMPIRAN A
REAGENSIA
4. Larutan amilum(Kanji 1 %)
10 gr pati dicampur 10 mg HI dilarutkan dalam air hingga volume 1 liter lalu
didihkan.
Perhitungan:
V ml HCl 0,1 mengandung V. 0,1. 36,5 mgr = 3,65 Vmg
1ml HCl pekat beratnya = k = 1000 Kmg. Dalam 1 ml HCl pekat terdapat
HCl murni.
L/100 x 1000 k = 10 kl. Mgr
HCl pekat yang digunakan = 3,65 V
10 k.L
Cara :
Diambil x ml HCl pekat dengan gelas ukur dimasukkan dalam labu takar
V ml lalu ditambah air suling sampai tanda garis dan gojoglah hingga
homogen.
Cara :
Timbang borax murni dengan botol timbang antara 0,4 – 0,5 gr.
Masukkan dalam erlenmeyer tambah 50 ml air dan 2 tetes indikator methil
Orange. Larutan borax dititrasi dengan HCl 0,1 N sampai terjadi
perubahan warna, catat volume HCl 0,1 N yang diperlukan.
a. Nx = 2.400
M
Nx = 2.400
M.a
Cara Standarisasi KOH 0,1 N dengan asam oksalat idem dengan standarisasi
NaOH 0,1 N
8. LarutanIndikator Phenolphthaleine(PP) 1 %
Timbang 1 gr PP, masukkan labu takar 100 ml tambahkan alkohol 70 % sampai
tanda, gojog hingga homogen.
30
Perhitungan:
Ml jumlah larutan bromiin yang ditambah
Ir. Wartono; Praktikum Kimia Industri III; Departemen Perindustrian SMTI Yogyakarta.