Anda di halaman 1dari 13

Hak Asasi Manusia (HAM)

Disusun oleh :
ANDRE KHURNIAWAN (1842530056)

Prodi DIV Keuanagan


Jurusan Akuntansi
Politeknik Negeri Malang
2019
Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)

Ada berbagai versi definisi mengenai HAM. Setiap definisi menekankan pada segi-segi tertentu
dari HAM. Berikut beberapa definisi tersebut. Adapun beberapa definisi Hak Asasi Manusia
(HAM) adalah sebagai berikut:

Menurut De Rover
HAM adalah hak hukum yang dimiliki setiap orang sebagai manusia. Hakhak tersebut bersifat
universal dan dimiliki setiap orang, kaya maupun miskin, laki-laki ataupun perempuan. Hak-hak
tersebut mungkin saja dilanggar, tetapi tidak pernah dapat dihapuskan. Hak asasi merupakan hak
hukum, ini berarti bahwa hak-hak tersebut merupakan hukum. Hak asasi manusia dilindungi oleh
konstitusi dan hukum nasional di banyak negara di dunia. Hak asasi manusia adalah hak dasar
atau hak pokok yang dibawa manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak
asasi manusia dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan
setiap orang. Hak asasi manusia bersifat universal dan abadi.

Menurut UU No. 39 Tahun 1999


Menurut Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999, HAM adalah seperangkat
hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa. Hak itu merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan setiap
orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

Menurut Franz Magnis- Suseno


HAM adalah hak-hak yang dimiliki manusia bukan karena diberikan
kepadanya oleh masyarakat. Jadi bukan karena hukum positif yang berlaku,
melainkan berdasarkan martabatnya sebagai manusia. Manusia memilikinya
karena ia manusia.

 Menurut John Locke


Menurut John Locke, hak asasi adalah hak yang diberikan langsung oleh
Tuhan sebagai sesuatu yang bersifat kodrati. Artinya, hak yang dimiliki
manusia menurut kodratnya tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya,
sehingga sifatnya suci.
Ciri-ciri Khusus Hak Asasi Manusia (HAM)

Hak asasi manusia memiliki ciri-ciri khusus jika dibandingkan dengan hak hak yang lain. Ciri
khusus hak asasi manusia sebagai berikut :

1. Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat dihilangkan atau diserahkan.
2. Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak, apakah hak
sipil dan politik atau hak ekonomi, social, dan budaya.
3. Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah hak asasi semua umat manusia yang sudah ada
sejak lahir.
4. Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang
status, suku bangsa, gender, atau perbedaan lainnya. Persamaan adalah salah satu dari
ide-ide hak asasi manusia yang mendasar.

Hak asasi manusia, di pihak lain, menimbulkan kewajiban-kewajiban asasi. Perbenturan


kepentingan antara seseorang dengan yang lain sering terjadi. Dalam penerapannya, hak asasi
manusia tidak dapat dilaksanakan secara mutlak karena dapat mengakibatkan pelanggaran
terhadap hak asasi manusia itu sendiri (hak asasi orang lain).

 Macam-macam Hak Asasi Manusia (HAM)

Anda telah memahami bahwa hak asasi manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap
manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat oleh
siapa pun. Ada bermacam-macam hak asasi manusia. Secara garis besar, hak-hak asasi manusia
dapat digolongkan menjadi enam macam sebagai berikut.

1. Hak Asasi Pribadi/Personal Rights


Hak asasi yang berhubungan dengan kehidupan pribadi manusia. Contoh hak-hak asasi pribadi
ini sebagai berikut.

 Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian, dan berpindah-pindah tempat.


 Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat.
 Hak kebebasan memilih dan aktif dalam organisasi atau perkumpulan.
 Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, menjalankan agama dan kepercayaan yang
diyakini masing-masing.

2. Hak Asasi Politik/Political Rights


Hak asasi yang berhubungan dengan kehidupan politik. Contoh hak-hak asasi politik ini sebagai
berikut.

 Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan.


 Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan.
 Hak membuat dan mendirikan partai politik serta organisasi politik lainnya.
 Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi.

3. Hak Asasi Hukum/Legal Equality Rights


Hak kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan, yaitu hak yang berkaitan dengan
kehidupan hukum dan pemerintahan. Contoh hak-hak asasi hukum sebagai berikut.

 Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan.


 Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
 Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum.

4. Hak Asasi Ekonomi/Property Rigths


Hak yang berhubungan dengan kegiatan perekonomian. Contoh hak-hak asasi ekonomi ini
sebagai berikut.

 Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli.


 Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak.
 Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa dan utang piutang.
 Hak kebebasan untuk memiliki sesuatu.
 Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak.

5. Hak Asasi Peradilan/Procedural Rights


Hak untuk diperlakukan sama dalam tata cara pengadilan. Contoh hak-hak asasi peradilan ini
sebagai berikut.

 Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan.


 Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan, dan
penyelidikan di muka hukum.
6. Hak Asasi Sosial Budaya/Social Culture Rights
Hak yang berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat. Contoh hak-hak asasi sosial budaya
ini sebagai berikut.

 Hak menentukan, memilih, dan mendapatkan pendidikan.


 Hak mendapatkan pengajaran.
 Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat.

Perkembangan HAM di indonesia


Menurut teaching human right yang diterbitkan oleh perserikatan bangsa-bangsa (PBB),hak asasi
manusia (HAM) adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia,yang tanpanya manusia
mustahil dapat hidup sebagai manusia.hak hidup misalnya,adalah klaim untuk memperoleh dan
melakukan segala sesuatu yang dapat membuat seseorang tetap hidup.Tanpa hak tersebut
eksistensinya sebagai manusia akan hilang.[1]
 
Wacana HAM di indonesia telah berlangsung seiring dengan berdirinya
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).Secara garis besar
perkembangan pemikiran HAM di indonesia dapat dibagi ke dalam dua
periode,yaitu : sebelum kemerdekaan (1908-1945) dan sesudah
kemerdekaan.[2]
a.    Periode sebelum kemerdekaan (1908-1945)
Pemikiran HAM dalam periode sebelum kemerdekaan dapat dijumpai dalam
sejarah kemunculan organisasi pergerakan nasional seperti Boedi Oetomo
(1908),Sarekat Islam (1911),Indische Partij (1912),Partai Komunis
Indonesia (1920)Perhimpunan Indonesia (1925),dan Partai Nasional
Indonesia (1927).Lahirnya organisasi pergerakan nasional itu tidak bisa
dilepaskan dari sejarah pelanggaran HAM yang dilakukan oleh penguasa
kolonial ,penjajahan,dan pemerasan hak-hak masyarakat terjajah .puncak
perdebatan HAM yang dilonyarkan oleh para tokoh pergerakan
nasional,seperti Soekarno, Agus salim, Mohammad Natsir, Mohammad
Yamin, K.H.Mas Mansur, K.H. Wachid Hasyim, Mr.Maramis, terjadi dalam
sidang-sidang BPUPKI.

Dalam sejarah pemikiran HAM di indonesia, Boedi Oetomo mewakali


organisasi pergerakan nasional mula-mula yang menyuarakan kesadaran
berserikat dan mengeluarkan pendapat melalui petis-petisi yang ditujukan
kepada pemerintah kolonial maupun lewat tulisan di surat kabar.Inti dari
perrjuangan Boedi Oetomo adalah perjuangan akan kebebasan berserikat
dan mengeluarkan pendapat melalui organisasi massa dan konsep
perwakilan rakyat.
b.    Periode setelah kemerdekaan
Perdebatan tentang HAM terus berlanjut sampai periode pasca kemerdekaan
Indonesia: 1945-1950, 1950-1959, 1959-1966, 1966-1998, dan periode
HAM Indonesia kontemporer (pasca orde baru).

1.      Periode 1945-1950


Pemikiran HAM pada periode awal pasca kemerdekaan masih menekankan
pada wacana hak untuk merdeka, hak kebebasan untuk berserikat melalui
organisasi politik yang didirikan,serta hak kebebasan untuk menyampaikan
pendapat terutama di parlemen.sepanjang periode ini,wacana HAM bisa
dicirikan pada:
a.      Bidang sipil politik, melalui:
·       UUD 1945 (Pembukaan, pasal 26, Pasal 27, Pasal 28, Pasal 29, Pasal
30, Penjelasan pasal 24 dan 25 )
·       Maklumat  Pemerintah 01 November 1945
·       Maklumat  Pemerintah 03 November 1945
·       Maklumat Pemerintah 14 November 1945
·       KRIS, khususnya Bab V,Pasal 7-33
·       KUHP Pasal 99
  b.Bidang ekonomi, sosial, dan budaya, melalui:
·       UUD 1945 (Pasal 27, Pasal 31, Pasal 33, Pasal 34, Penjelasan Pasal 31-
32)
·       KRIS Pasal 36-40

2.      Periode 1950-1959


     Periode 1950-1959 dikenal dengan masa perlementer . Sejarah
pemikiran HAM pada masa ini dicatat sebagai masa yang sangat kondusif
bagi sejarah perjalanan HAM di Indonesia.Sejalan dengan prinsip demokrasi
liberal di masa itu, suasana kebebasan mendapat tempat dalam kehidupan
politik nasional.Menurut catatan Bagir Manan, masa gemilang sejarah HAM
Indonesia pada masa ini tercermin pada lima indikator HAM:
  1. Munculnya partai-partai politik dengan beragam ideologi.
  2. Adanya kebebasan pers.
  3. Pelaksanaan pemilihan umum secara aman, bebas, dan demokratis   
  4. Kontrol parlemen atas eksekutif.
  5. perdebatan HAM secara bebas dan demokratis.

Tercatat pada periode ini Indonesia meratifikasi dua konvensi internasional


HAM, yaitu :
1.     Konvensi Genewa tahun 1949 yang mencakup perlindungan hak bagi
korban perang, tawanan perang, dan perlindungan sipil di waktu perang.
2.     Konvensi tentang Hak Politik Perempuan yang mencakup hak
perempuan untuk memilih dan dipilih tanpa perlakuan diskriminasi,serta hak
perempuan untuk menempati jabatan publik.

3.     Periode 1959-1966


Periode ini merupakan masa berakhirnya Demokrasi Liberar, digantikan oleh
sistem Demokrasi Terpimpin yang terpusat pada kekuasaan Presiden
Soekarno.Demokrasi Terpimpin (Guided Democrary) tidak lain sebagai
bentuk penolakan presiden Soekarno terhaddap sistem Demokrasi
Parlementer yang di nilainya sebagai produk barat.Menurut Soekarno
Demokrasi Parementer tidak sesuai dengan karakter bangsa Indonesia yang
elah memiliki tradisinya sendiri dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.

Melalui sistem Demokrasi terpimpin kekuasaan terpusat di tangan Presiden.


Presiden tidak dapat di kontrol oleh parlemen, sebaliknya parlemen di
kendalikan oleh Presiden. Kekuasaan Presiden Soekarno bersifat absolut,
bahkan di nobatkan sebagai Presiden RI seumur hidup. Akibat langsung dari
model pemerintahan yang sangat individual ini adalah pemasungan hak-hak
asasi warga negara. Semua pandangan politik masyarakat diarahkan harus
sejalan dengan kebijakan pemerintah yang otoriter. Dalam dunia seni,
misalnya atas nama pemerintahan Presiden Soekarno menjadikan Lembaga
Kebudayaan Rakyat (lekra) yang berafeliasi kepada PKI sebagai satu-
satunya lembaga seni yang diakui.Sebaliknya, lembaga selain lekra
dianggap anti pemerintah atau kontra revolusi.

4.     Periode 1966-1998


Pada mulanya, lahirnya orde baru menjanjikan harapan baru bagi Penegak
HAM di Indonesia. Berbagai seminar tentang HAM dilakukan orde
baru.Namun pada kenyataanya, Orde baru telah menorehkan sejarah hitam
pelanggaran HAM di Indonesia.Janji-janji Orde Baru tentang pelaksanaan
HAM di Indonesia mengalami kemunduran amat pesat sejak awal 1970-an
hingga 1980-an.

 Setelah mendapatkan mandat konstitusional dari sidang MPRS, pemerintah


Orde Baru mulai menunjukkan watak aslinya sebagai kekuasaan yang anti
HAM yang di anggapnya sebagai produk barat.Sikap anti HAM Orde Baru
sesungguhnya tidak berbeda dengan argumen yang pernah di kemukakan
Presiden Soekarno ketika menolak prinsip dan praktik Demokrasi
Parlementer, yakni sikap apologis dengan cara mempertentangkan
demokrasi dan Prinsip HAM yang lahir di barat dengan budaya lokal
Indonesia. Sama halnya dengan Orde Lama,Orde Baru memandang HAM
dan demokrasi bsebagai produk Barat yang individualistik dan bertentangan
dengan prinsip gotong royong dan kekeluargaan yang dianut oleh bangsa
Indonesia.
Di antara butir penolakan pemerintah Orde baru terhadap konsep universal
HAM adalah:
a.      HAM adalah produk pemikiran Barat yang tidak sesuai dengan nilai-
nilai luhur budaya bangsa yang tercermin dalam pancasila.
b.     Bangsa Indonesia sudah terlebih dahulu mengenal HAM sebagaimana
tertuang dalam rumusn UUD 1945 yang lahir lebih lebih dahulu
dibandingkan dengan Deklarasi Universal HAM.
c.      Isu HAM sering kali digunakan olah negara-negara barat untuk
memjokkaan negara yang sedang berkembang seperti Indonesia.
Apa yang dikemukakan oleh pemerintah Orde Baru tidak seluruhnya
keliru,tetapi juga tidak semuanya benar.Sikap apriori Orde Baru terhadap
HAM Barat ternyatas arat dengan pelanggaran HAM yang
dilakukanya.Pelanggaran HAM Orde Baru dapat dilihat dari kebijakan politik
Orde Baru yang bersifat Sentralistik dan anti segala gerakan politik yang
berbeda dengan pemerintah .

5.     Periode pasca Orde Baru


 
Tahun 1998 adalah era paling penting dalam sejarah HAM di indonesia.Lengsernya tampuk
kekuasaan Orde Baru sekaligus menandai berakhirnya rezim militer di Indonesia dan datangnya
era baru demokrasi dan HAM,setelah tiga puluh tahun lebih terpasung di bawah rezim
otoriter.Pada tahun ini Presiden Soeharto digantikan oleh B.J. Habibie yang kala itu menjabat
sebagai Wakil presiden RI.

Pada masa Habibie misalnya, perhatian pemerintah terhadap pelaksanaan HAM mengalami
perkembangan yang sangat signifikan.Lahirnya Tap MPR No. XVII/MPR/1998 tentang HAM
merupakan salah satu indikatorkeseriusan pemerintahan era reformasi akan penegakan
HAM.Sejumlah konvensi HAM juga diratifikasi di antaranya:konvensi HAM tentang kebebasan
berserikat dan perlindungan hak untuk berorganisasi;konvensi menentang penyiksaan dan
perlakuan kejam;konvensi penghapusan segala bentuk [3]diskriminasi rasial;konvensi tentang
penghapusan kkerja paksa;konvensi tentang diskriminasi dalam pekerjaan dan jabatan;serta
konvensi tentang usia minimum untuk di perbolehkan bakarja.

Komitmen pemerintah terhadap penegakan HAM juga di tunjukkan dengan pengesahan UU


tentang HAM,pembentukan Kantor Menteri Negara Urusan HAM yang kemudian di gabung
dengan Departeman Hukum dan Perundang-undangan menjadi Departeman Kehakiman dan
HAM,penambahan pasal-pasal khusus tentang HAM dalam amandemen UUD 1945,pengesahan
UU tentang pengadilan HAM.

Contoh Pelanggaran HAM di Indonesia

1.   Peristiwa Trisakti dan Semanggi (1998)

Tragedi Trisakti terjadi pada 12 Mei 1998. Peristiwa ini berkaitan dengan


gerakan di era reformasi yang gencar disuarakan di tahun 1998. Gerakan
tersebut dipicu oleh krisis moneter dan tindakan KKN presiden Soeharto,
sehingga para mahasiswa kemudian melakukan demo besar-besaran di
berbagai wilayah yang kemudian berujung dengan bentrok antara
mahasiswa dengan aparat kepolisian.

Tragedi ini mengakibatkan (4 mahasiswa meninggal dan puluhan lainnya


luka-luka). Tragedi Semanggi I terjadi pada 11-13 November 1998 (17
orang warga sipil meninggal) dan tragedi Semanggi II pada 24 September
1999 (1 orang mahasiswa meninggal dan 217 orang luka-luka). 
2.      Kasus Marsinah 1993
Kasus Marsinah terjadi pada 3-4 Mei 1993. Seorang pekerja dan aktivitas
wanita PT Catur Putera Surya Porong, Jatim 
Peristiwa ini berawal dari aksi mogok yang dilakukan oleh Marsinah dan
buruh PT CPS. Mereka menuntun kepastian pada perusahaan yang telah
melakukan PHK mereka tanpa alasan. Setelah aksi demo tersebut, Marsinah
malah ditemukan tewas 5 hari kemudian. Ia tewas di kawasan hutan
Wilangan, Nganjuk dalam kondisi mengenaskan dan diduga menjadi korban
pelanggaran HAM berupa penculikan, penganiayaan dan pembunuhan.
Penyelidikan masih belum menemukan titik terang hingga sekarang. 
3.      Aksi Bom Bali 2002
Peristiwa ini terjadi pada tahun 2002. Sebuah bom diledakkan di kawasan
Legian Kuta, Bali oleh sekelompok jaringan teroris.

Kepanikan sempat melanda di penjuru Nusantara akibat peristiwa ini. Aksi


bom bali ini juga banyak memicu tindakan terorisme di kemudian hari.

Peristiwa bom bali menjadi salah satu aksi terorisme terbesar di Indonesia.
Akibat peristiwa ini, sebanyak ratusan orang meninggal dunia, mulai dari
turis asing hingga warga lokal yang ada di sekitar lokasi.
4.      Peristiwa Tanjung Priok (1984)

Kasus tanjung Priok terjadi tahun 1984 antara aparat dengan warga sekitar
yang berawal dari masalah SARA dan unsur politis.
Peristiwa ini dipicu oleh warga sekitar yang melakukan demonstrasi pada
pemerintah dan aparat yang hendak melakukan pemindahan makam
keramat Mbah Priok. Para warga yang menolak dan marah kemudian
melakukan unjuk rasa, hingga memicu bentrok antara warga dengan
anggota polisi dan TNI.

Dalam peristiwa ini diduga terjadi pelanggaran HAM dimana terdapat


ratusan korban meninggal dunia akibat kekerasan dan penembakan.
5.      Kasus Penganiayaan Wartawan Udin (1996) 
Kasus penganiayaan dan terbunuhnya Wartawan Udin (Fuad Muhammad
Syafruddin)terjadi di yogyakarta 16 Agustus 1996. Sebelum kejadian ini,
Udin kerap menulis artikel kritis tentang kebijakan pemerintah Orde Baru
dan militer. Ia menjadi wartawan di Bernas sejak 1986. Udin adalah seorang
wartawan dari harian Bernas yang diduga diculik, dianiaya oleh orang tak
dikenal dan akhirnya ditemukan sudah tewas. 

Undang-Undang Tentang HAM

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 mengatur tentang Hak Asasi
Manusia yang diatur dalam pasal 28A hingga 28J. Adapun penjelasan singkat
mengenai Undang-Undang HAM adalah sebagai berikut:

1. Pasal 28A Mengatur Tentang Hak Hidup

Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak untuk mempertahankan hidup dan
kehidupannya.

2. Pasal 28B Mengatur Tentang Hak Berkeluarga

 (1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan


lewat perkawinan yang sah.
 (2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang serta berhak atas pemberian berasal dari kekerasan dan
diskriminasi.

3. Pasal 28C Mengatur Tentang Hak Memperoleh Pendidikan

 (1) Setiap orang berhak mengembangkan diri lewat pemenuhan


keperluan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan mendapatkan
fungsi berasal dari ilmu-ilmu dan teknologi, seni dan budaya, demi
menambah mutu hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
 (2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya didalam
memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat,
bangsa dan negaranya.

4. Pasal 28D Mengatur Tentang Kepastian Hukum


 (1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang serupa dihadapan
hukum.
 (2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan
perlakuan yang adil dan layak didalam jalinan kerja.
 (3) Setiap warga negara berhak mendapatkan kesempatan yang serupa
didalam pemerintahan.
 (4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.

5. Pasal 28E Mengatur Tentang Kebebasan Beragama

 (1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut


agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan,
memilih kewarganegaraan, memilih daerah tinggal diwilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak untuk kembali.
 (2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan,
memperlihatkan asumsi dan sikap, sesuai bersama dengan hati
nuraninya.
 (3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat.

6. Pasal 28F Mengatur Tentang Komunikasi dan Informasi

 Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan mendapatkan informasi


untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak
untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
memberikan informasi bersama dengan memanfaatkan segala style
saluran yang tersedia.

7. Pasal 28G Mengatur Hak Perlindungan Diri

 (1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga,


kehormatan, martabat, dan harta benda yang dibawah kekuasaannya,
serta berhak atas rasa safe dan pemberian berasal dari ancaman
keresahan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan
hak asasi.
 (2) Setiap orang berhak untuk bebas berasal dari penyiksaan dan
perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia dan berhak
mendapatkan suaka politik berasal dari negara lain.

8. Pasal 28h Mengatur Tentang Kesejahteraan dan Jaminan Sosial

 (1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
dan medapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan.
 (2) Setiap orang mendapat kemudahan dan perlakuan tertentu untuk
mendapatkan kesempatan dan fungsi yang serupa fungsi capai
persamaan dan keadilan.
 (3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang terlalu mungkin
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.
 (4) Setiap orang berhak membawa hak milik privat dan hak milik
selanjutnya tidak boleh diambil alih alih secara sewenang-wenang oleh
siapa pun.

9. Pasal 28I Mengatur Hak-Hak Basic Asasi Manusia

 (1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan asumsi
dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk
diakui sebagai privat dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas
basic hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak
sanggup dikurangi didalam keadaan apa pun.
 (2) Setiap orang berhak bebas atas perlakuan yang bersifat diskriminatif
atas basic apa pun dan berhak mendapatkan pemberian pada perlakuan
yang bersifat diskriminatif itu.
 (3) Identitas budaya dan hak penduduk tradisional dihormati selaras
bersama dengan perkembangan zaman dan peradaban.
 (4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi
manusia adalah tanggung jawab negara, khususnya pemerintah.
 (5) Untuk menegakan dan melindungi hak asasi manusia sesuai bersama
dengan prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak
asasi manusia dijamin, diatur, dan dituangkan didalam ketentuan
perundangan-undangan.

10. Pasal 28J Mengatur Tentang Penghormatan HAM

 (1) Setiap orang wajib menghargai hak asasi manusia orang lain di dalam
tata kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
 (2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, tiap-tiap orang wajib
tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan bersama dengan undang-
undang bersama dengan maksud sebatas untuk menjamin pernyataan
serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk mencukupi
tuntutan yang adil sesuai bersama dengan pertimbangan moral, nilai-nilai
agama, keamanan, dan ketertiban umum didalam suatu penduduk
demokratis.

Anda mungkin juga menyukai