Anda di halaman 1dari 11

CHAPTER I : NEWBORN

Suara burung mencicit dipagi hari ini rupanya tidak cukup kuat untuk
membangunkan seorang liana dari tidurnya yang nyenyak.

Matanya masih terpejam, selimut besar yang menutupi sebagian tubuhnya tidak
5 bergerak barang sesenti, ia benar-benar pulas.

Dareliana utomo, gadis yang kini berusia 18 tahun itu hanya hidup dengan
kakeknya lantaran kedua orang tuanya yang sudah meninggal sejak ia masih
berusia dua tahun setengah.

"NONA, BANGUN!" gedoran pintu yang cukup kuat membuat liana menggeliat
10 dari balik selimutnya, ia merasa terusik, ia belum siap untuk beranjak darisini,
terlalu nyaman.

"Nona, hari ini hari pertama pkkmb non"

15 "ANJ-"

Oh, maafkan.

Liana selalu mengumpat jika sedang dalam keadaan terpojok.


20

"Kok bibi banguninnya telat sih, kan liana bangunnya jadi kesiangan!" omelnya
lalu berlari masuk kedalam kamar mandi.

"Sarapannya sudah siap, tinggal kebawah aja ya non" sahut asisten rumah tangga
25 itu dengan ringan, liana bukanlah liana jika tidak mematikan alarmnya sendiri.

Hal itu sudah biasa.


Hening.

Liana berdiri didepan kaca berukuran lumayan besar kamar mandinya sembari
menatap pantulan dirinya sendiri dengan ekspresi yang sulit terbaca.
5

Dirabanya sebuah bekas luka dibalik bahunya sendiri, bekas luka yang tidak
cukup besar tetapi berasal dari sosok yang nyawanya sudah ia habisi sendiri.

Kakinya terangkat sembari melangkah maju, Setelah berhadapan dengan cermin


sedekat mungkin ia malah tersenyum kemudian menggumamkan sesuatu.
10

15

20 "Olivia"

25

___
"LIANA!" teriak seorang gadis dengan rambut model bob dengan kacamata
minus yang bertengger diwajahnya yang elok, matanya Nampak berbinar ketika
melihat liana baru saja melangkah memasuki aula tempat pkkmb akan
5 dilangsungkan.

"Hai nita" balas liana dengan nada riang, bagaimanapun gadis bernama lengkap
Zanita Armani itu adalah teman pertama saat ia pertama kali menginjakkan
kakinya di Indonesia.
10

Teman.

Liana tidak bisa menganggap nita dengan mudah sebagai sahabat, menciptakan
ikatan hanya akan membuatnya lemah dan beresiko membahayakan ia dan
15 kakeknya.

Itu tidak boleh terjadi.

"Gue pikir lo bakal milih univ luar, bagus deh gue jadi punya temen" ujar nita
20 disertai kikikkan riangnya yang khas.

"Jadi lo nggak nganggep gue temen? Gitu?" Seorang cowok tiba-tiba saja
memunculkan diri diantara kedua gadis tersebut.

"Damara ganindra" ucapnya pada liana, nita disampingnya memutar bola mata
25 malas.

"Apasih dam, kita kan sekelas 3 tahun berturut-turut, yakali liana lupa"

Cowok berparas rupawan itu terkekeh.


"Liana kan 3 tahun ini deket sama lo doang"

Kini giliran liana yang terkekeh, ia memang tidak berniat untuk menjalin
5 hubungan lebih jauh dengan siapapun, pengecualian untuk zanita sebab gadis
itu terlalu susah untuk liana hindari.

Gadis itu, sangat narsis dan ribet.

10 Sifatnya sangat berbanding terbalik dengan liana, zanita adalah sosok gadis
populer yang punya banyak topik untuk ia bahas dan banyak orang untuk ia
kenaL. Tetapi dibanding berteman dengan banyak orang, nita justru memilih
liana karena ia satu-satunya yang tidak memanfaatkan kepopuleran nita
disekolah selama tiga tahun mereka disana.

15 Nita tahu, liana adalah cucu satu-satunya utomo rahadi, pebisnis besar di negeri
ini yang usahanya bergerak bahkan hampir di segala bidang. Tetapi nita tidak
melihat ada kesombongan dalam diri liana.

Entah belum atau tidak, jauh dari lubuk hati nita, ia yakin liana tidak seperti anak
konglomerat lainnya.
20

“Lo mening minggat sana, cewe disini, laki sebelah sana” usir nita, damara
menatapnya sengit namun tak ayal melangkah pergi tanpa pamit.

Liana dan nita kemudian duduk di barisan depan, keduanya mengamati dengan
25 seksama para kating yang mengatur persiapan pembukaan pkkmb untuk hari ini.

Universitas ARESH adalah satu dari 3 universitas top indonesia yang menjadi
incaran pelajar manapun di negeri ini, daya saingnya yang cukup sengit membuat
daya tampungnya tidak lebih dari 250 orang perfakultas.
30
Liana mengikuti saran kakeknya untuk masuk ke fakultas ekonomi dan bisnis, ia
tidak keberatan.

Seseorang terlihat menaiki panggung dan berjalan menuju podium, ia


5 mengenakan almamater universitas dan sedetik kemudian mendapat sorakan
dari rekan-rekan sejawatnya.

“Itu kak puput, dia anggota bem angkatan 2018” bisik nita, liana hanya
menganggukkan kepalanya seolah paham.
10

Apa yang gadis ini tidak tahu?

“Selamat pagi untuk semua mahasiswa maupun mahasiswi baru universitas Aresh
angkatan 2020, semua diharapkan tenang karena 5 menit lagi pkkmb akan segera
15 dimulai dan dibuka oleh dekan kita, saya harap kalian semua bisa duduk dengan
tenang dan memerhatikan apa yang beliau sampaikan dengan seksama.

“BAIK KAK” sahutan para maba menggema, tak berselang lama sebuah video
berisi lagu khas universitas ARESH terputar.
20

Barisan maba terdengar berisik lantaran ada yang sedang mencari kenalan
ataupun bertemu kenalan dan lain sebagainya, liana cukup risih dan hal itu
membuatnya ingin ke toilet sebentar.

25 “Mau kemana na?” tanya nita saat melihat liana berdiri dari tempat duduknya.

“Ke toilet, gue kebelet”

“Izin dulu sama kating, entar dimarahin loh”


Untuk sesaat liana mengumpat dalam hati, kenapa senioritas sangat diutamakan
ketika ia sendiri sudah merasa sangat tidak nyaman.

Tuhan mungkin sedang berpihak padanya.


5

Tidak ada seorangpun yang terlihat batang hidungnya.

“Bodo amat gue kebelet, gue pergi dulu”

10 Nita melongo.

Liana terus mengomel dalam hati, kenapa jarak toilet jauh sekali?
15

Setelah berjalan menyusuri koridor lantai satu gedung ini, ia akhirnya


menemukan toilet incarannya dan segera berjalan masuk kesana. Jujur saja
perasaannya tak enak, sejak ia berbelok didepan aula, terasa seperti ada yang
mengikutinya.
20

Bagaimanapun ia harus terlihat tidak perduli, entah itu musuh atau siapapun
yang mengikutinya barusan, ia tidak boleh terlihat mencurigakan.

“hai, kursi disini udah ada yang dudukin?”


25

Seorang gadis berwajah blasteran menoel bahu nita membuat gadis itu berbalik
dan menganga.
“Kursi ini punya temen saya, dia lagi ke toilet” jawab nita ramah, gadis itu
mengangguk tetapi tetap berdiri dan mengedarkan pandangannya ke seluruh
aula lantaran tidak ada lagi tempat kosong yang tersisa.
5

Nita kebingungan saat mendapati anak itu masih disana, merasa kasihan, ia lalu
menyuruhnya duduk di kursi liana dan mencari solusi setelah temannya itu
kembali dari toilet nanti.

“Gue vanesa, dari SMA YOHA” ucap gadis itu memperkenalkan diri, nita balas
10 tersenyum.

“Zanita Airin armani, SMA X”

“Ini tempat duduk gue” liana datang dan langsung memasang tampang kesal
15 melihat tempat duduknya sudah ada yang menduduki, nita langsung berdiri dan
menengahi.

“Dia nggak kebagian tempat duduk na, jadi sementara dia duduk ditempat lo,
gue nungguin biar lo dateng dulu terus gue panggil katingnya buat nyedian kursi
20 lagi” jelas nita panjang lebar.

Liana kembali menatap vanesa, gadis itu terlihat takut.

Merasa sudah sedikit kelewatam, liana lalu mengalah.


25

Ia melihat ada beberapa kursi kosong dibarisan belakang yang dekat dengan
pintu keluar, sepertinya ia akan betah disana.

“Yaudah lo berdua disini, gue dibelakang aja” pamitnya.


“Eh biar gue aja yang pindah, ini juga tempat duduk lo dari awal, nggak apa-apa
biar gue aja” cegah vanesa, nita menatap keduanya dengan bingung.

“Chill, its okay, gue pengen kena angin sepoi-sepoi juga, bye”
5

Liana berjalan pergi, rok hitam dan kemeja putihnya bergesekan dengan
beberapa maba yang juga masih mencari tempat untuk duduk.

Setelah menaruh bokongnya dikursi, ia menarik nafas lega.


10

Benar.

Tiupan angin dari luar aula yang berhadapan langsung dengan pintu keluar aula
kampus rupanya membawa sejuk bukan main.
15

“SEMUANYA HARAP TENANG, PIDATO SAMBUTAN DARI DEKAN DALAM


RANGKA DIMULAINYA PKKMB UNIVERSITAS ARESH ANGKATAN 2020 AKAN
DIMULAI”

20 Aula berubah hening dalam sekejap.

Tidak ada lagi suara dan pergerakan, dekan yang akan menyampaikan pidato
sambutan kini telah berada diatas panggung.

25 Liana duduk dengan tegap, ia memerhatikan isi pidato sambutan dekan dengan
seksama.
Gadis itu mulai menguap saat pidato sambutan sudah berlangsung selama 10
menit setengah, ia pikir sambutannya tidak akan se-lama ini.

Ia salah.
5

Dekan justru bercerita dan bertanya, melakukan interaksi dengan para maba,
membuat pidato sambutan ini menjadi lebih lama dari yang ia bayangkan.

Liana menengok arlojinya sebentar, ia mendesah kesal lantaran pantatnya mulai


10 keram dan pidato dari dekan tak kunjung selesai.

“Kapan se-”

15

BRUK

20

“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA”

Mata liana dengan cepat terarah ke pintu masuk aula, beberapa meter
didepannya ada sosok pria yang terbaring tak berdaya dengan posisi telentang
25 disertai darah yang bercucuran dari kepala dan lengannya.

Pupil gadis itu membesar.


Jantungnya berdegup sangat kencang.

Ia terkejut bukan main.


5

Suara teriakan yang didengarnya tadi berasal dari seniornya sendiri yang
bernama puput.

Gadis itu berada tepat di ambang pintu, ia berniat untuk meninggalkan aula
10 namun malah menyaksikan kejadian yang benar-benar tidak menyenangkan.

Liana membeku ditempat duduknya sendiri.

Ia tidak bisa bersikap biasa lagi.


15

Tidak.

Setelah ia kembali menyaksikan hal ini.


20

Lagi.

25
5

10

15

Anda mungkin juga menyukai