Suara burung mencicit dipagi hari ini rupanya tidak cukup kuat untuk
membangunkan seorang liana dari tidurnya yang nyenyak.
Matanya masih terpejam, selimut besar yang menutupi sebagian tubuhnya tidak
5 bergerak barang sesenti, ia benar-benar pulas.
Dareliana utomo, gadis yang kini berusia 18 tahun itu hanya hidup dengan
kakeknya lantaran kedua orang tuanya yang sudah meninggal sejak ia masih
berusia dua tahun setengah.
"NONA, BANGUN!" gedoran pintu yang cukup kuat membuat liana menggeliat
10 dari balik selimutnya, ia merasa terusik, ia belum siap untuk beranjak darisini,
terlalu nyaman.
15 "ANJ-"
Oh, maafkan.
"Kok bibi banguninnya telat sih, kan liana bangunnya jadi kesiangan!" omelnya
lalu berlari masuk kedalam kamar mandi.
"Sarapannya sudah siap, tinggal kebawah aja ya non" sahut asisten rumah tangga
25 itu dengan ringan, liana bukanlah liana jika tidak mematikan alarmnya sendiri.
Liana berdiri didepan kaca berukuran lumayan besar kamar mandinya sembari
menatap pantulan dirinya sendiri dengan ekspresi yang sulit terbaca.
5
Dirabanya sebuah bekas luka dibalik bahunya sendiri, bekas luka yang tidak
cukup besar tetapi berasal dari sosok yang nyawanya sudah ia habisi sendiri.
15
20 "Olivia"
25
___
"LIANA!" teriak seorang gadis dengan rambut model bob dengan kacamata
minus yang bertengger diwajahnya yang elok, matanya Nampak berbinar ketika
melihat liana baru saja melangkah memasuki aula tempat pkkmb akan
5 dilangsungkan.
"Hai nita" balas liana dengan nada riang, bagaimanapun gadis bernama lengkap
Zanita Armani itu adalah teman pertama saat ia pertama kali menginjakkan
kakinya di Indonesia.
10
Teman.
Liana tidak bisa menganggap nita dengan mudah sebagai sahabat, menciptakan
ikatan hanya akan membuatnya lemah dan beresiko membahayakan ia dan
15 kakeknya.
"Gue pikir lo bakal milih univ luar, bagus deh gue jadi punya temen" ujar nita
20 disertai kikikkan riangnya yang khas.
"Jadi lo nggak nganggep gue temen? Gitu?" Seorang cowok tiba-tiba saja
memunculkan diri diantara kedua gadis tersebut.
"Damara ganindra" ucapnya pada liana, nita disampingnya memutar bola mata
25 malas.
"Apasih dam, kita kan sekelas 3 tahun berturut-turut, yakali liana lupa"
Kini giliran liana yang terkekeh, ia memang tidak berniat untuk menjalin
5 hubungan lebih jauh dengan siapapun, pengecualian untuk zanita sebab gadis
itu terlalu susah untuk liana hindari.
10 Sifatnya sangat berbanding terbalik dengan liana, zanita adalah sosok gadis
populer yang punya banyak topik untuk ia bahas dan banyak orang untuk ia
kenaL. Tetapi dibanding berteman dengan banyak orang, nita justru memilih
liana karena ia satu-satunya yang tidak memanfaatkan kepopuleran nita
disekolah selama tiga tahun mereka disana.
15 Nita tahu, liana adalah cucu satu-satunya utomo rahadi, pebisnis besar di negeri
ini yang usahanya bergerak bahkan hampir di segala bidang. Tetapi nita tidak
melihat ada kesombongan dalam diri liana.
Entah belum atau tidak, jauh dari lubuk hati nita, ia yakin liana tidak seperti anak
konglomerat lainnya.
20
“Lo mening minggat sana, cewe disini, laki sebelah sana” usir nita, damara
menatapnya sengit namun tak ayal melangkah pergi tanpa pamit.
Liana dan nita kemudian duduk di barisan depan, keduanya mengamati dengan
25 seksama para kating yang mengatur persiapan pembukaan pkkmb untuk hari ini.
Universitas ARESH adalah satu dari 3 universitas top indonesia yang menjadi
incaran pelajar manapun di negeri ini, daya saingnya yang cukup sengit membuat
daya tampungnya tidak lebih dari 250 orang perfakultas.
30
Liana mengikuti saran kakeknya untuk masuk ke fakultas ekonomi dan bisnis, ia
tidak keberatan.
“Itu kak puput, dia anggota bem angkatan 2018” bisik nita, liana hanya
menganggukkan kepalanya seolah paham.
10
“Selamat pagi untuk semua mahasiswa maupun mahasiswi baru universitas Aresh
angkatan 2020, semua diharapkan tenang karena 5 menit lagi pkkmb akan segera
15 dimulai dan dibuka oleh dekan kita, saya harap kalian semua bisa duduk dengan
tenang dan memerhatikan apa yang beliau sampaikan dengan seksama.
“BAIK KAK” sahutan para maba menggema, tak berselang lama sebuah video
berisi lagu khas universitas ARESH terputar.
20
Barisan maba terdengar berisik lantaran ada yang sedang mencari kenalan
ataupun bertemu kenalan dan lain sebagainya, liana cukup risih dan hal itu
membuatnya ingin ke toilet sebentar.
25 “Mau kemana na?” tanya nita saat melihat liana berdiri dari tempat duduknya.
10 Nita melongo.
Liana terus mengomel dalam hati, kenapa jarak toilet jauh sekali?
15
Bagaimanapun ia harus terlihat tidak perduli, entah itu musuh atau siapapun
yang mengikutinya barusan, ia tidak boleh terlihat mencurigakan.
Seorang gadis berwajah blasteran menoel bahu nita membuat gadis itu berbalik
dan menganga.
“Kursi ini punya temen saya, dia lagi ke toilet” jawab nita ramah, gadis itu
mengangguk tetapi tetap berdiri dan mengedarkan pandangannya ke seluruh
aula lantaran tidak ada lagi tempat kosong yang tersisa.
5
Nita kebingungan saat mendapati anak itu masih disana, merasa kasihan, ia lalu
menyuruhnya duduk di kursi liana dan mencari solusi setelah temannya itu
kembali dari toilet nanti.
“Gue vanesa, dari SMA YOHA” ucap gadis itu memperkenalkan diri, nita balas
10 tersenyum.
“Ini tempat duduk gue” liana datang dan langsung memasang tampang kesal
15 melihat tempat duduknya sudah ada yang menduduki, nita langsung berdiri dan
menengahi.
“Dia nggak kebagian tempat duduk na, jadi sementara dia duduk ditempat lo,
gue nungguin biar lo dateng dulu terus gue panggil katingnya buat nyedian kursi
20 lagi” jelas nita panjang lebar.
Ia melihat ada beberapa kursi kosong dibarisan belakang yang dekat dengan
pintu keluar, sepertinya ia akan betah disana.
“Chill, its okay, gue pengen kena angin sepoi-sepoi juga, bye”
5
Liana berjalan pergi, rok hitam dan kemeja putihnya bergesekan dengan
beberapa maba yang juga masih mencari tempat untuk duduk.
Benar.
Tiupan angin dari luar aula yang berhadapan langsung dengan pintu keluar aula
kampus rupanya membawa sejuk bukan main.
15
Tidak ada lagi suara dan pergerakan, dekan yang akan menyampaikan pidato
sambutan kini telah berada diatas panggung.
25 Liana duduk dengan tegap, ia memerhatikan isi pidato sambutan dekan dengan
seksama.
Gadis itu mulai menguap saat pidato sambutan sudah berlangsung selama 10
menit setengah, ia pikir sambutannya tidak akan se-lama ini.
Ia salah.
5
Dekan justru bercerita dan bertanya, melakukan interaksi dengan para maba,
membuat pidato sambutan ini menjadi lebih lama dari yang ia bayangkan.
“Kapan se-”
15
BRUK
20
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA”
Mata liana dengan cepat terarah ke pintu masuk aula, beberapa meter
didepannya ada sosok pria yang terbaring tak berdaya dengan posisi telentang
25 disertai darah yang bercucuran dari kepala dan lengannya.
Suara teriakan yang didengarnya tadi berasal dari seniornya sendiri yang
bernama puput.
Gadis itu berada tepat di ambang pintu, ia berniat untuk meninggalkan aula
10 namun malah menyaksikan kejadian yang benar-benar tidak menyenangkan.
Tidak.
Lagi.
25
5
10
15