Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
1. Perumusan strategi,
2. Perencanaan dan pengendalian aktivitas,
3. Pengambilan keputusan,
4. Pengoptimalan penggunaan sumber daya,
5. Pengungkapan (disclosure) kepada shareholders dan pihak luar organisasi,
6. Pengungkapan kepada karyawan, dan
7. Perlindungan aset.
Sektor publik memiliki perbedaan sifat dan karakteristik dengan sektor swasta. Fokus
bahasan akuntansi sektor publik adalah mengenai peran akuntansi sebagai penyedia
informasi yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sektor publik.
Faktor politik dan ekonomi sangat dominan dalam mempengaruhi tingkat kestabilan
organisasi. Informasi akuntansi diperlukan untuk membuat prediksi-prediksi dan
estimasi mengenai kejadian ekonomi yang akan datang dikaitkan dengan keadaan
ekonomi dan politik saat ini.
Dalam era globalisasi yang mana antara negara satu dengan negara lainnya seolah-
olah tanpa batas (borderless), maka peristiwa di suatu negara akan dengan cepat
mempengaruhi negara lain. Untuk itu, akuntansi sebagai alat perencanaan memiliki
peran yang sentral dalam menentukan arah organisasi.
Informasi akuntansi sebagai alat perencanaan pada dasarnya dapat dibedakan menjadi
tiga kelompok, yaitu :
Informasi yang sifatnya rutin diperlukan untuk perencanaan yang reguler, misalnya
laporan keuangan bulanan. Organisasi sector publik seringkali menghadapi masalah
yang sifatnya temporer dan membutuhkan informasi yang segera. Untuk itu,
diperlukan informasi yang sifatnya ad hoc.
Untuk menjamin bahwa strategi untuk mencapai tujuan organisasi dijalankan secara
ekonomis, efisien dan efektif, maka diperlukan suatu system pengendalian yang
efektif.
Pada organisasi sektor publik, alat pengendaliannya lebih banyak berupa peraturan
birokrasi. Terkait dengan pengukuran kinerja, terutama pengukuran ekonomi,
efisiensi dan efektivitas (value for money) akuntansi manajemen memiliki peran
utama dalam pengendaliaan organisasi yaitu mengkuantifikasikan keseluruhan kinerja
terutama dalam ukuran moneter.
Informasi akuntansi merupakan alat pengendalian yang vital bagi organisasi berupa
informasi yang bersifat kuantitatif. Informasi akuntansi umumnya dinyatakan dalam
bentuk ukuran financial, sehingga memungkinkan untuk dilakukan pengintegrasian
informasi dari tiap-tiap unit organisasi yang pada akhirnya membentuk gambaran
kinerja organisasi secara keseluruhan. Lebih lanjut, informasi akuntansi
memungkinkan bagi organisasi untuk mengitegrasikan aktifitas organisasi.
Perencanaan dan pengendalian merupakan suatu proses yang membentuk suatu siklus,
sehingga satu tahap akan terkait dengan tahap yang lain dan terintegrasi dalam suatu
organisasi. Tanpa pengendalian, perencanaan tidak akan berarti karena tidak ada
tindak lanjut (follow-up) untuk mengidentifikasi apakah rencana organisasi telah
dicapai. Sebaliknya, tanpa ada perencanaan, maka pengendalian tidak akan berarti
karena tidak ada target atau rencana yang digunakan sebagai pembanding. Jones and
Pendlebury (1996) membagi proses perencanaan dan pengendalian manajerial pada
organisasi sector public menjadi lima tahap, yaitu :
GAMBARNYA
1. Perencanaan Strategis
Untuk dapat mendapatkan kualitas pelayanan publik yang tinggi dengan biaya yang
murah, pemerintah harus mengadopsi sistem informasi akuntansi manajemen yang
modern. Pada dasarnya organisasi publik juga dapat menerapkan teknik akuntansi
manajemen yang diterapkan disektor swasta, seperti teknik activity-based costing, job
costing, batch costing, standart costing dan sebagainya untuk menetukan biaya produk
atau pelayanan. Memang terdapat sedikit perbedaan antara sektor swasta dengan
sektor publik dalam hal penentuan biaya produk atau pelayanan (product costing).
Kebanyakan output yang dihasilkan di sektor publik merupakan intangible output
yang diukur.
Karena sebagian besar biaya yang terjadi disektor publik merupakan discretionary
costs, maka peran manajer publik sangat penting dalam mengendalikan biaya.
Akuntansi manajemen sektor publik juga berfungsi untuk memfasilitasi dihasilkannya
anggaran sektor publik yang efektif, efisien, dan ekonomis (value for money budget).
Biaya (cost) dalam konteks organisasi sektor publik dapat dikategorikan menjadi tiga
kelompok, yaitu :
a. Biaya input
Biaya input adalah sumber daya yang dikorbankan untuk memberikan pelayanan.
Biaya input bisa berupa biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku.
b. Biaya output
Biaya output adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengantarkan produk hingga
sampai ke tangan pelanggan. Pada organisasi sektor publik output diukur dengan
berbagai cara tergantung pada pelayanan yang dihasilkan.
c. Biaya proses.
Berjangka panjang.
Berdasarkan kultur perbaikan berkelanjutan (continuous
improvement) dan berfokus pada pelayanan masyarakat.
Manajemen harus bersifat proaktif dalam melakukan penghematan
biaya.
Keseriusan manajemen puncak (top manager)
e. Cost reporting
Memberikan informasi biaya secara lengkap kepada pimpinan dalam bentuk
internal report yang kemudian diagregasikan ke dalam satu laporan yang akan
disampaikan kepada pihak eksternal. Akuntansi manajemen hendaknya dapat
mendukung dan memperkuat pelaksanaan prinsip value for money dan public
accountability organisasi sektor publik.
3. Penilaian Investasi
Penilaian investasi di sektor publik pada dasanya lebih rumit dibandingkan dengan di
sektor swasta. Untuk beberapa jenis investasi, teknik penilaian investasi swasta dapat
juga digunakan di sektor publik, akan tetapi tidak semua jenis investasi dapat dinilai
dengan teknik tersebut. Teknik-teknik penilaian investasi yang digunakan di sektor
swasta berbeda dengan sektor publik, hal ini dikarenakan sektor publik tidak mengejar
laba. Disamping itu sulit untuk mengeluarkan output yang dihasilkan, sehingga untuk
menentukan keuntungan di masa depan dalam ukuran finansial (expected return) tidak
dapat (sulit) dilakukan.
4. Penganggaran
Penentuan biaya pelayanan (cost of services) dan penentuan tarif (charging for
service) merupakan satu rangkaian yang keduanya membutuhkan informasi akuntansi.
Sebagai contoh, pemerintah daerah harus dapat menentukan berapa biaya untuk
membangun terminal bus yang tertib, aman dan nyaman serta biaya operasionalnya.
Berdasarkan informasi tersebut pemerintah setempat dapat menentukan berapa tarif
pelayanan yang akan dibebankan kepada pemakai jasa pelayanan terminal tersebut.
Dengan informasi akuntansi manajemen, sumber-sumber inefisiensi di organisasi
dapat dideteksi dan dihilangkan.
6. Penilaian Kinerja