Anda di halaman 1dari 9

Laporan PBL Modul 1

10. Jelaskan proses hemostasis beserta faktor pembekuan darah ?


Hemostasis merupakan proses penghentian perdarahan secara spontan dari pembuluh
darah yang mengalami kerusakan atau akibat putusnya atau robeknya pembuluh darah,
sedangkan thrombosis terjadi apabila endothelium yang melapisi pembuluh darah rusak
atau hilang. Proses hemostasis ini mencakup pembekuan darah (koagulasi) dan melibatkan
pembuluh darah, agregasi trombosit serta protein plasma baik yang menyebabkan
pembekuan maupun yang melarutkan bekuan. Hemostasis melibatkan tiga langkah utama:
(1) spasme vascular.
(2) pembentukan sumbat trombosit.
(3) koagulasi darah (pembentukan bekuan darah).

Fakor pembekuan darah

1. Faktor 1 (Fibrinogen)
Fibrinogen merupakan salah satu pembekuan darah atau koagulasi yang
melibatkan protein plasma sehingga dapat berubah menjadi benang fibrin melalui
proses yang diperankan oleh trombin. Seseorang yang mengalami kekurangan
fibriogen disebut afibrinogenemia atau yang lebih dikenal dengan
hypofibrinogenemia. Gejala kekurangan fibrinogen ini yaitu terjadinya perdarahan
yang memanjang.
Fungsi fibrinogen sebagai komponen penting dalam protein plasma hasil dari
sintesis dalam hati dan diubah menjadi fibrin.
Gambar 39. Fibrinogen dalam tubuh

Fibrinogen merupakan senyawa protein (polipeptida) yang karena adanya enzim


akan diubah menjadi fibrin. Fibrin ini bersama sumbatan trombosit yang membentuk
gumpalan membentuk sekitar 200-400 mg/dl. Fibrinogen berada di dalam rangkaian
pembekuan darah yang berada dalam jalur bersama (common pathway). Fibrinogen
akan diubah menjadi fibrin berbentuk benang oleh adanya thrombin. Fibrinogen ini
diproduksi di dalam hati dan berperan sebagai protein phase akut. Dalam keadaan
patologis, fibrinogen meningkat terdapat pada penyakit jantung coroner, myocardial
infark, stroke, penyakit arterial peripheral.
Fibrinogen pada orang dewasa normal berkisar antara 200-400 mg/dl. Atau
sekitar 2-4 gram/L. pada bayi yang baru lahir jumlah fibrinogen sekitar 125-300
mg/dl. Nilai kritisnya adalah < 100 mg/dl.
Di dalam kondisi tertentu, fibrinogen terjadi peningkatan pada keadaanimplamasi,
infeksi (rheumatoid arthritis, pneumonia, tuberkulosos). Infark myocardial akut,
penyakit jantung coroner, kehamilan dan preklamsia.
Dalam keadaan dimana kadar fibrinogen menurun ditemukan pada kondisi
penyakit hati (hepatitis, serosis), DIC, kanker, fibrinolysis primer, malnutrisis,
transfuse darah, kanker lanjut.

2. Faktor II (Prothrombin)
Fungsi sebagai protein plasma dan akan dikonversi menjadi bentuk yang aktif
berupa trombin (faktor IIa) melalui pembelahan dengan aktivasi faktor X (Xa) di
jalur umum dari pembekuan. Fibrinogen trombin kemudian memotong ke bentuk
aktif fibrin. Kekurangan protrombin dapat mengakibatkan hypoprothrombinemia.

Prothrombin merupakan salah satu pembekuan darah atau koagulasi yang


melibatkan protein plasma sehingga dapat berubah menjadi senyawa aktif trombin
(faktor IIa) melalui proses pembelahan yang mengaktifkan salah satu faktor yaitu X
(Xa) yang berada di jalur umum dari proses pembekuan
Thrombin di dalam tubuh diproduksi di hati yang biasa disebut prothrombin.
Gene penanda prothrombin berada pada lokasi kromosom #11. Kekuarangan faktor
pembekuan dan vitamin K akan berakibat pada perubahan prothrombin untuk
merubah menjadi thrombin. Thrombin berperan sebagai enzim dan hampir sebagian
berat molekul adalah prothrombin. Thrombin mengubah larutan plasma protein
menjadi bekuan fibrin yang komplek yang disebut benang fibrin.

Gambar 40. Pembentukan benang fibrin

3. Faktor III (Thromboplastin, Tissue Thromboplastin)


Faktor III atau thromboplastin jaringan berperan sebagai aktivasi faktor VII untuk
membentuk trombin.Jaringan Tromboplastin koagulasi faktor yang berasal dari
beberapa sumber yang berbeda dalam tubuh, seperti otak dan paru-paru; Jaringan
Tromboplastin penting dalam pembentukan prothrombin ekstrinsik yang
mengkonversi prinsip di Jalur koagulasi ekstrinsik. Disebut juga faktor jaringan.
Jaringan Tromboplastin: merupakan salah satu faktor pembekuan darah atau
koagulasi yang berasal dari sejumlah sumber yang berbeda didalam tubuh, misalnya
seperti otak serta paru-paru. Jaringan Tromboplastin sangat diperlukan dalam
membentuk prothrombin ekstrinsik.
Gene faktor 3 penanda faktor pembekuan faktor III biasa merupakan glikoprotein
permukaan.Factor ini merupakan sel yang mampu menginisiasi proses pembekuan
darah, dan berfungsi sebagai afinitas reseptor yang kuat terhadap faktor pembekuan
faktor VII. Hasil proses Komplek sebagai katalis yang bertanggung jawab terhadap
inisiasi pembekuan. Tidak seperti kofaktor yang lainnya enzim protease ini yang
bersirkulasi sebagai nonfungsional precursor. Factor ini merupakan inisiator yang
khususnya berperan pada saat terbukanya pada permukaan.

Gambar 41. Activated thromboplastin

4. Faktor IV (Ion Calcium)


Ion Kalsium adalah ion Ca 2+, yang mempunyai bilangan oksidasi 2 dan termasuk
logam alkali. Dalam system periodic unsur-unsur Kalsium termasuk dalam gol. II A.
Ion Kalsium bisa berikatan dengan ion OH- membentuk senyawa Ca(OH)2 atau
calsium hidroksida.
Dalam tubuh ion Kalsium terdapat di dalam system pembekuan darah, yang
termasuk faktor pembekuan faktor IV, yang ada di dalam darah dan jaringan
berbentuk ion bebas yang suatu saat bisa berikatan dengan ion lainnya.
Factor IV atau ion kalsium adalah sejenis ion yang fungsinya digunakan disemua
proses pembekuan darah pada setiap jalur pembekuan.Kalsium ini merupakan sebuah
faktor koagulasi yang diperlukan dalam fase pembekuan darah jalur pembekuan
intrinsic, jalur pembekuan ekstrinsik dan pada jalur pembekuan bersama dan
berbentuk ion yang setiap saat akan mudah berikatan dengan bentuk ion yang lain.
5. Faktor V (Proakselerin, Labil Factor)
Factor pembekuan faktor V atau Proaccelerin merupakan salah satu faktor
pembekuan darah atau koagulasi dalam menyimpan panas, yang ada didalam
plasma, memiliki fungsi intrinsik dan ekstrinsik yang berada di dalam jalur
koagulasi. Proaccelerin melakukan katalisis atau pembelahan prothrombin trombin
yang masih aktif. Seseorang yang mengalami kekurangan faktor ini, akan memiliki
darah yang langka yang biasa disebut dengan parahemophilia, pada tahapan yang
parah disebut dengan akselerator globulin.
Fungsi faktor V ini sebagai sistem intrinsik dan ekstrinsik dan juga sebagai
katalisis pembelahan protrombin trombin yang aktif. Kekurangan faktor Proakselerin
dapat mengakibatkan parahemophilia.
Proaccelerin sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil dan panas,
yang ada dalam plasma, tetapi tidak ada di dalam serum, dan fungsi baik di intrinsik
dan ekstrinsik koagulasi jalur. Proaccelerin mengkatalisis pembelahan prothrombin
trombin yang aktif. Kekurangan faktor ini, sifat resesif autosomal, mengarah pada
kecenderungan berdarah yang langka yang disebut parahemophilia, dengan berbagai
derajat keparahan. Disebut juga akselerator globulin

6. Faktor VI (unknown)
Factor pembekuan faktor VI atau faktor yang belum diketahui (unknown), Faktor
ini sudah tidak dipakai lagi karena fungsinya sama seperti faktor V.Sebuah faktor
koagulasi sebelumnya dianggap suatu bentuk aktif faktor V, tetapi tidak lagi
dianggap dalam skema hemostasis.

7. Faktor VII (Prokonvertin, Stabil Factor)


Factor pembekuan faktor VII atau prokonvertin berfungsi sebagai sistem yang
bekerja di dalam jalur intrinsik.Proconvertin ini merupakan sebuah faktor koagulasi
penyimpanan yang relatif stabildan panas dan berpartisipasi dalam Jalur koagulasi
ekstrinsik. Hal ini diaktifkan oleh kontak dengan kalsium, dan bersama dengan
mengaktifkan faktor III itu faktor X. Defisiensi faktor Proconvertin, yang mungkin
herediter (autosomal resesif) atau diperoleh (yang berhubungan dengan kekurangan
vitamin K), hasil dalam kecenderungan perdarahan. Disebut juga serum prothrombin
konversi faktor akselerator dan stabil.
Proconvertin merupakan salah satu faktor pembekuan darah atau koagulasi
penyimpanan yang stabil dan panas serta ikut berpartisipasi dalam Jalur koagulasi
ekstrinsik. Proses ini melibatkan kalsium, dan bersama-sama mengaktifkan faktor III
dan faktor X.

8. Faktor VIII (Faktor Antihemophilia, Anti Hemophilic Globulin)


Factor pembekuan faktor VIII atau antihemophilic faktor, faktor antihemofilia A,
globulin antihemofilia/ AHG). berfungsi sebagai sistem ekstrinsik.Antihemophilic
faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil dan berpartisipasi
dalam jalur intrinsik dari koagulasi, bertindak (dalam konser dengan faktor von
Willebrand) sebagai kofaktor dalam aktivasi faktor X. Defisiensi, sebuah resesif
terkait-X sifat, penyebab hemofilia A. Disebut juga antihemophilic globulin dan
faktor antihemophilic A.
Antihemophilic faktor, merupakan salah satu faktor pembekuan darah atau
koagulasi penyimpanan yang labil serta berpartisipasi didalam jalur intrinsik dari
pembekuan darah atau koagulasi, biasanya bertindak sebagai kofaktor didalam proses
aktivasi faktor X. Defisiensi merupakan sebuah resesif yang terkait dengan sifat X,
yang menjadi penyebab hemofilia A biasanya disebut juga dengan sebutan
antihemophilic globulin serta faktor antihemophilic A.

9. Faktor IX (Komponen Tromboplastik Plasma, Chrismas Factor)


Factor pembekuan faktor IX atau Krismas faktor berfungsi sebagai sistem
ekstrinsik.Tromboplastin Plasma komponen, sebuah faktor koagulasi penyimpanan
yang relatif stabil dan terlibat dalam jalur intrinsik dari pembekuan. Setelah aktivasi,
diaktifkan Defisiensi faktor X. hasil di hemofilia B. Disebut juga faktor Natal dan
faktor antihemophilic B. Tromboplastin Plasma komponen, merupakan salah satu
faktor pembekuan darah atau koagulasi penyimpanan yang stabil sera melibatkan diri
dalam jalur intrinsik dari pembekuan darah atau koagulasi. Setelah proses aktivasi
diaktifkan, Defisiensi dari faktor X merupakan hasil pada hemofilia B. Yang disebut
juga dengan sebutan faktor Natal serta faktor antihemophilic B.

10. FaktorX(faktorstuart-prower)
Factor pembekuan faktor X atau Stuart faktor berfungsi sebagai sistem intrinstik
dan ekstrinsik.Stuart faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil
dan berpartisipasi dalam baik intrinsik dan ekstrinsik jalur koagulasi, menyatukan
mereka untuk memulai jalur umum dari pembekuan. Setelah diaktifkan, membentuk
kompleks dengan kalsium, fosfolipid, dan faktor V, yang disebut prothrombinase; hal
ini dapat membelah dan mengaktifkan prothrombin untuk trombin. Kekurangan
faktor ini dapat menyebabkan gangguan koagulasi sistemik. Disebut juga Prower
Stuart-faktor. Bentuk yang diaktifkan disebut juga thrombokinase.

Stuart faktor, merupakan salah satu faktor pembekuan darah atau koagulasi
penyimpanan yang stabil dan ikut berpartisipasi dalam faktor intrinsik dan ekstrinsik
pada jalur pembekuan darah atau koagulasi, yang dapat menyatukan mereka untuk
melakukan penbekuan darah atau koagulasi pada jalur umum dari pembekuan.
Setelah proses diaktifkan, nantinya akan membentuk proses yang kompleks dengan
melibatkan fosfolipid, kalsium, serta faktor V, yang disebut prothrombinase. Proses
ini dapat membelah serta mengaktifkan prothrombin menjadi trombin. Seseorang
yang mengalami kekurangan pada faktor ini akan menyebabkan gangguan pada
koagulasi sistemik. Biasanya sering disebut juga dengan sebutan Prower Stuart-
faktor.

11. Faktor XI (Plasma Thromboplastin Antecedantfaktor antihemofilia C)


Factor pembekuan faktor XI atau plasma Thromboplastin Antecedant atau
antihemophilic C berfungsi sebagai sistem intrinsik.Tromboplastin plasma yang di
atas, faktor koagulasi yang stabil yang terlibat dalam jalur intrinsik dari koagulasi;
sekali diaktifkan, itu mengaktifkan faktor IX. Kondisi dengan kekurangan faktor XI,
Disebut juga faktor antihemophilic C.

12. FaktorXII(FaktorHageman,Contackfaktor)
Factor pembekuan faktor XII atau Hageman faktor berfungsi sebagai sistem
intrinsik.Hageman faktor faktor koagulasi yang stabil yang diaktifkan oleh kontak
dengan kaca atau permukaan asing lainnya dan memulai jalur intrinsik dari koagulasi
dengan mengaktifkan faktor XI. Kekurangan faktor ini menghasilkan kecenderungan
trombosis.

13. Faktor XIII (Faktor Stabilisasi Fibrin, Fibrinase)


Factor pembekuan faktor XIII atau yang disebut faktor stabilisasi fibrin atau
fibrinasi berfungsi sebagai penghubung silang filamen fibril.Fibrin-faktor yang
menstabilkan, sebuah faktor koagulasi yang merubah fibrin monomer untuk polimer
sehingga mereka menjadi stabil dan tidak larut di dalam, fibrin yang memungkinkan
untuk membentuk pembekuan darah. Kekurangan faktor pembekuan ini memberikan
kecenderungan seseorang hemorrhagic. Disebut juga fibrinase dan
protransglutaminase. Bentuk yang diaktifkan juga disebut transglutaminase.

Durachim, Adang. 2018. Hemostasis. Edisi Tahun 2018. Kementrian Kesehatan


Republik Indonesia
Sherwood, Lauralee. 2014. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 9. Jakarta:
EGC

Anda mungkin juga menyukai