Anda di halaman 1dari 6

PAPER KEPERAWATAN KELUARGA

ASPEK LEGAL DAN ETIK DALAM KEPERAWATAN KELUARGA

OLEH

NI LUH PUTU WIDHI ASTITI RAHAYU


17.321.2742
A11-B

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
2020
DENPASAR
A. Aspek Legal dan Etis
Profesi keperawatan telah terus ruang lingkup hukum dapat di aplikasikan
telah meningkat juga.Tentunta hukum yang berlaku dalam suatu negara pasti akan
mempengaruhi suatu kebijakan, termasuk mempengaruhi praktek keperawatan dan
tanggungjawab legal perawat terhadap pasien. Hukum yang mengatur tentang
keperawatan sendiri yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun
2014 tentang keperawatan.
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan,
baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Pelayanan Keperawatan adalah suatu
bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat Keperawatan ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik sehat maupun sakit (Undang-
Undang Republik Indonesia nomor 38 tahun 2014).
Tugas dan tanggungjawab perawat diatur dalam UURI no. 38 tahun 2014
pasal 29, yaitu sebagai berikut:
1. Dalam menyelenggarakan Praktik Keperawatan, Perawat bertugas sebagai:
a) Pemberi Asuhan Keperawatan
b) Penyuluh dan konselor bagi Klien
c) Pengelola Pelayanan Keperawatan
d) Peneliti Keperawatan
e) Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang; dan/atau
f) Pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.
2. Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan secara bersama
ataupun sendiri-sendiri.
3. Pelaksanaan tugas Perawat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
dilaksanakan secara bertanggung jawab dan akuntabel. Selain itu, dalam UURI
no. 30 tahun 2014 ini juga mengatur hak dan kewajiban perawat dalam pasal 36
dan 37 yaitu sebagai berikut:
Pasal 36
Perawat dalam melaksanakan Praktik Keperawatan berhak:
a) Memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur operasional, dan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan
b) Memperoleh informasi yang benar, jelas, dan jujur dari Klien dan/atau
keluarganya
c) Menerima imbalan jasa atas Pelayanan Keperawatan yang telah diberikan
d) Menolak keinginan Klien atau pihak lain yang bertentangan dengan kode etik,
standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur operasional, atau
ketentuan Peraturan Perundang-undangan
e) memperoleh fasilitas kerja sesuai dengan standar.
Pasal 37
Perawat dalam melaksanakan Praktik Keperawatan berkewajiban:
a) Melengkapi sarana dan prasarana Pelayanan Keperawatan sesuai dengan
standar Pelayanan Keperawatan dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan
b) Memberikan Pelayanan Keperawatan sesuai dengan kode etik, standar
Pelayanan Keperawatan, standar profesi, standar prosedur operasional, dan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan
c) Merujuk Klien yang tidak dapat ditangani kepada Perawat atau tenaga
kesehatan lain yang lebih tepat sesuai dengan lingkup dan tingkat
kompetensinya
d) Mendokumentasikan Asuhan Keperawatan sesuai dengan standar
e) Memberikan informasi yang lengkap, jujur, benar, jelas, dan mudah
dimengerti mengenai tindakan Keperawatan kepada Klien dan/atau
keluarganya sesuai dengan batas kewenangannya
f) Melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari tenaga kesehatan lain
yang sesuai dengan kompetensi Perawat dan
g) Melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan oleh Pemerintah.

B. Prinsip Etika
Prinsip etika adalah cara pandang yang mengarahkan atau mengatur tindakan.
Prinsip ini diterima secara luas dan secara umum berdasarkan pada aspek
kemanusiaan masyarakat. Keputusan etis adalah kebenaran dan merefleksikan apa
yang terbaik bagi klien dan masyarakat. Dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip
etika, perawat menjadi lebih sistematik dalam penyelesaian konflik etika. Prinsip etika
dapat digunakan sebagai suatu panduan dalam menganalisa dilema, dapat juga
memberikan rasional untuk menyelesaikan masalah etika. Prinsip etika bukan suatu
yang mutlak, terdapat beberapa pengecualian pada setiap prinsip padabeberapa
situasi.
a) Autonomi
Prinsip autonomi adalah hak individu untuk memilih dan kemampuan
untuk bertindak sesuai pilihannya. Individualitas setiap individu dihargai jika
autonomi dipertahankan. Penghargaan pada kebebasan personal adalah
dominan. perawat harus menghargai hak klien untuk menentukan dan
melindungi klien yang tidak dapat menentukan untuk dirinya sendiri. Prinsip
etika autonomi mereleksikan keyakinan bahwa setiap individu yang kompeten
memiliki hak untuk menentukan keinginannya untuk suatu tindakan.
Informed consent berdasarkan pada hak klien untuk memilih.
Mempertahankan autonomi berarti perawat menerima pilihan klien walaupun
pilihan tersebut bukanlah yang terbaik bagi klien.
b) Nonmaleficence
Nonmaleficence adalah kewajiban yang tidak menyebabkan bahaya
untuk orang lain. Bahaya dapat dibagi menjadi bahaya fisiologis, psikologis,
social, dan spiritual. Nonmaleficence meliputi bahaya actual dan resiko
bahaya. Prinsip nonmaleficence membantu mengarahkan keputusan untuk
pendekatan pengobatan, dan pertanyaan relevan seperti: ‘apakah pengobatan
ini menyebabkan bahaya atau kebaikan untuk klien?’. Faktor -faktor yang
perlu dipertimbangkan adalah pengobatan memberikan kemungkinan
manfaat yang rasional dan tidak mengeluarkan banyak uang, tidak
menimbulkan nyeri atau ketidaknyamanan.
Nonmaleficence memerlukan perawat bertindak penuh pertimbangan
dan berhati-hati, mengukur potensial bahaya dan manfaat penelitian atau
pengobatan. Kadang-kadang, mengukur bahaya lebih gampang daripada
manfaatnya. Untuk mempertahankan nonmaleficence, perawat bertindak
sesuai dengan standar perawatan professional dan legal.
c) Beneficence
Beneficence merupakan prinsip etika yang berarti kewajiban untuk
mempromosikan kebaikan dan untuk mencegah bahaya. Elemen utama
beneficence adalah memberikan manfaat dan mempertahankan manfaat dan
bahaya. Hal yang tidak diinginkan dari beneficence adalah paternalism.
Paternalism merupakan suatu keadaan dimana petugas kesehatan menentukan
apa yang terbaik bagi klien dan berusaha untuk memberikan penguatan untuk
m elawan keinginan klien sendiri. Petugas kesehatan yang bertindak
paternalistic memperlakukan klien dewasa yang kompeten seperti anak kecil
yang membutuhkan perlindungan. Paternalism bukan merupakan pendekatan
yang etis, akan tetapi pada beberapa keadaan paternalitik disarankan.
d) Justice
Prinsip justice berdasarkan konsep keadilan masalah kesehatan utama
terkait justice meliputi pengobatan yang adil bagi individu dan distribusi
alokasi sumber.Keadilan mempertimbangkan tindakan dari sudut pandang
kelompok masyarakat yang paling tidak beruntung. Hasil dari pengobatan
yang sama dan seimbang, manfaat dan beban didistribusikan secara seimbang.
Prinsip etika keadilan membutuhkan semua orang diperlakukan dengan sama
kecuali untuk keadilan pada pengobatan yang tidak sama. Konsep secara
spesifik menyatakan sumber sebaiknya dialokasikan dengan:
 Seimbang
 Sesuai kebutuhan individu
 Sesuai kemampuan idividu
 Sesuai kontribusi individu pada masyarakat
e) Veracity
Veracity merupakan kebenaran yaitu tidak berbohong atau menipu
orang lain. Penipuan bisa dalam bentuk kebohongan yang tidak disengaja,
tidak membuka informasi, informasi yang setengah terbuka. Kebenaran
seringnya sulit untuk dicapai. itu mungkin tidak sulit untuk menyatakan
kebenaran tetapi akan menjadi bagaimana kebenaran mempengaruhi klien.
f) Fidelity
Perawat sebagai manager membantu dengan mengumpulkan masalah
yang ada di masyarakat terutama masalah yang berkaitan dengan penyakit
klien, berusaha menyelesaikan masalah, memilih jenis bantuan yang
diberikan dalam menyelesaikan masalah, menjelaskan kepada klien tentang
sumber biaya yang bisa diakses melalui jaminan kesehatan.
4. Collaborator
Peran perawat sebagai kolaborator bagi klien adalah melakukan kerjasama
dengan tim kesehatan lain, LSM dan masyarakat dalam penemuan kasus dini dan
penanggulangan penyakit yang dialami masyarakat.
5. Discharge planner
Peran perawat dalam discharge planner pada klien adalah mengidentifikasi
kebutuhan klien dan membuat perencanaan untuk memenuhi kebutuhan klien
supaya tetap menjalani mengobatan sampai tuntas dan menhindari penularan
kepada orang lain.
6. Case finder
Sebagai penemu kasus di masyarakat bekerjasama dengan kader kesehatan
dan masyarakat untuk berusaha secara aktif menemukan kasus-kasus penyakit
dengan membentuk kelompok-kelompok peduli. Menganjurkan kepada
masyarakat untuk segera melaporkan kepada petugas kesehatan bila menemukan
kasus atau penyakit-penyakit yang berbahaya.
7. Change agent and leader
Merupakan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dan mempunyai
inisiatif untuk melakukan perubahan secara terencana. Misalnya untuk merubah
perilaku-perilaku kesehatan yang kurang b aik.
8. Community care provider and researcher
Penelitian adalah bagian penting dari peran perawat komunitas, mengingat
banyak masalah yang bisa untuk diteliti di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan.


http://www.hukumonline.com. Diunduh
 pada 22 Meret 2017 pukul 18.30 WIB.
Afifah, Efy. Etika Keperawatan. http://staff.ui.ac.id. Diunduh pada 22 Meret 2017 pukul
18.30 WIB.

Anda mungkin juga menyukai