Anda di halaman 1dari 14

“KASUS GAGAL GINJAL”

(KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II)

KELOMPOK 2 :
SUMARNI NUR ALIAH.F
WULANDARI PENA MELINDA
SRIWAHYUNI MARIANA
MULHAERI WULAN SARI
DESY RAHMAYANTI YUNIAR
PUTRI MUSTHARI MAKMUR
ISMAIL PAHRI

STIKES MUHAMMADIYAH SIDRAP

PROGRAM STUDI : S1 KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMI 2019/2020


PEMBAHASAN KASUS “GAGAL GINJAL”

Seorang pasien dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sesak napas dan

mengeluh batuk berdahak, dahak berwarna putih. Setelah 2 hari perawatan,

pasien mengalami penurunan kesadaran (GCS 9), warna kulit pucat, turgor kulit

menurun, terdengar suara vesikuler dan ronkhi kedua lapang paru. Pada saat

pengkajian didapatkan, vital sign: tekanan darah 96/52 mmHg, suhu tubuh:

36,6oC, frekuensi napas: 32x/i, frekuensi Nadi: 116x/i. Pemeriksaan fisik nampak

CRT > 3 detik, nampak edema pada ekstermitas bawah, peningkatan JVP. Hasil

laboratorium menunjukkan: pH: 6,8; PCO2 : 56 mmHg; HCO3 : 32mEq/L; SO2

85%; Hb: 7,3 g/dL; ureum : 54 mg/dL; creatinin : 2 mg/dL; leukopenia 4.600

sel/uL dan trom-bositopenia 137.000 sel/uL. Hasil foto thorax : kardiomegali,

pleuropneumonia kanan, CTR > 50%, infiltrat basal paru kanan. Pasien ada

riwayat hemodialisis 2 kali seminggu.

Langkah 1 : Klarifikasi Terminologi dan Konsep

- Sesak napas

- GCS (Glasgow Coma Scale)

- Terdengar suara vesikuler

- Foto thorax

- Infiltrat basal paru kanan

- Pleuropneumonia
- Hemodialisis

Langkah 2 : Mendefinisikan permasalahan

- Seorang pasien dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sesak nafas

dan mengeluh batuk berdahak, dahak berwarna putih.

- Setelah 2 hari perawatan, pasien mengalami penurunan kesadaran (GCS 9),

warna kulit pucat, turgor kulit menurun, terdengar suara vesikuler dan ronkhi

kedua lapang paru.

- Pada saat pengkajian didapatkan, vital sign: Tekanan darah : 96/52 mmHg,

Suhu tubuh : 36oC, Frekuensi nafas : 32x/menit, Frekuensi nadi : 116x/menit.

- Pemeriksaan fisik nampak CRT > 3 detik, nampak edema pada ekstermitas

bawah, peningkatan JVP.

- Hasil laboratorium menunjukkan: pH: 6,8; PCO2: 56 mmHg; HCO3: 32

mEq/L; HB: 7,3 g/dL; ureum: 54 mg/dL; creatinin: 2 mg/dL; leukopenia:

4,600 sel/ uL dan trom-bositopenia 137.000 sel/uL.

- Hasil foto torakx: kardiomegali, pleuorapneumonia kanan, CTR > 50%,

infiltrat basal paru kanan.

Langkah 3 : Menganalisis Permasalahan dan Menawarkan Penjelasan

Sementara
1. Pasien dirawat diruang penyakit dalam dengan keluhan sesak nafas dan

mengeluh batuk berdahak, dahak berwarna putih.

o Menjelaskan setiap permasalahan pada kasus pasien

a) Struktur anatomi urologi

b) Mengapa pasien mengalami sesak napas?

 Dekondisi (pasien peny. Kardiopulmoner) → edema alveoli →

rangsang pernapasan → ventilasi → sesak napas

 Emboli paru

 Penyempitan jalan napas

c) Batuk berdahak

 Asma

2. Mengalami penurunan kesadaran (GCS 9), warna kulit pucat, turgor kuit

menurun, terdengar suara vesikuler dan ronkhi kedua lapang paru.

o Gangguan sirkulasi darah di otak.

o Dehidrasi

o Penyempitan lumen dan karakter bunyi  pluit


o Konsistensi mukus yang tidak solid  sedikit vibrasi  bunyi

rhonki.

3. TD menurun, frekuensi napas meningkat, frekuensi nadi meningkat

o Penurunan volume darah dalam tubuh.

o Sesak napas

o Kekurangan darah

4. Hasil lab: pH : 6,8; PCO2 : 56 mmHg; HCO3 : 32 mEq/L; Hb : 7,3 g/L;

ureum : 54 mg/dL, creatinin: 2 mg/dL; Leukopenia : 4,600 sel/uL dan trom-

bositopenia 137.000 sel/uL

o Normal pH  7,35-7,45  tingkat keasaman dalam darah

o Normal PCO2 : 38-42 mmHg  tekanan parsial karbondioksida

dalam analisa gas darah meningkat.

o Normal HCO3 : 22-28 mEq/L  bikarbonat meningkat

o Normal Hb : 14-18  Hb rendah

o Normal ureum 8-12 mg/dL  peningkatan ureum  uremia

o Normal creatinin 0,6-1,2 mg/dL  penurunan fungsi ginjal

o Normal trombosit 150.000 - 450.000  penurunan fungsi

trombosit.

5. Hasil foto thorax kardiomegali, pleuropneumonia kanan, CTR > 50%, infiltrat

basal kanan.
o CTR > 50% : terdapat pembesaran dari jantung

Langkah 4: Menginventaris Berbagai Penjelasan yang Dibutuhkan

o Gagal ginjal adalah kondisi saat fungsi ginjal menurun secara bertahap karena

kerusakan ginjal. Secara medis, gagal ginjal kronis didefinisikan sebagai

penurunan laju penyaringan atau filtrasi ginjal selama 3 bulan atau lebih.
Patofisiologi

Manifestasi Klinis

o Adanya pleuropneumonia  Sesak napas


o Penumpukan cairan  Batuk berdahak

o Dehidrasi  Warna kulit pucat

o Penyempitan saluran pernapasan  Vesikuler dan ronkhi

Langkah 5 : Memformulasikan Tujuan Belajar

o Bagaimana pengkajian pasien?

o Bagaimana fisik pada pasien?

o Apa diagnosis pada pasien?

o Apa tindakan keperawatan diberikan pada pasien?

Pembahasan

1. Klasifikasi data

Seorang pasien dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan

sesak napas dan mengeluh batuk berdahak, dahak berwarna putih. Setelah

2 hari perawatan, pasien mengalami penurunan kesadaran (GCS 9), warna

kulit pucat, turgor kulit menurun, terdengar suara vesikuler dan ronkhi

kedua lapang paru. Pada saat pengkajian didapatkan, vital sign: tekanan

darah 96/52 mmHg, suhu tubuh: 36,6oC, frekuensi napas: 32x/i, frekuensi

Nadi: 116x/i. Pemeriksaan fisik nampak CRT > 3 detik, nampak edema

pada ekstermitas bawah, peningkatan JVP. Hasil laboratorium

menunjukkan: pH: 6,8; PCO2 : 56 mmHg; HCO3 : 32mEq/L; SO2 85%;

Hb: 7,3 g/dL; ureum : 54 mg/dL; creatinin : 2 mg/dL; leukopenia 4.600


sel/uL dan trom-bositopenia 137.000 sel/uL. Hasil foto thorax :

kardiomegali, pleuropneumonia kanan, CTR > 50%, infiltrat basal paru

kanan. Pasien ada riwayat hemodialisis 2 kali seminggu.

2. Memasukkan dalam pengkajian

a) Keluhan utama : sesak napas

b) Riwayat kesehatan masa lalu

Klien mengatakan pernah dirawat sebelumnya. Klien memiliki riwayat

gagal ginjal, dan memiliki riwayat hemodialisis 2 kali seminggu.

c) Riwayat kesehatan sekarang

Klien dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sesak napas

dan mengeluh batuk berdahak, dahak berwarna putih. Setelah 2 hari

perawatan, pasien mengalami penurunan kesadaran (GCS 9), warna

kulit pucat, turgor kulit menurun, terdengar suara vesikuler dan ronkhi

kedua lapang paru.

d) Riwayat keluarga

(genogram)

3. Pemeriksaan fisik

a) Kulit

I : turgor kulit menurun

b) CRT > 3 detik, nampak edema pada ekstermitas bawah, peningkatan

JVP
4. Pemeriksaan Lab

a) pH : 6,8

b) PCO2 : 56 mmHg

c) HCO3 : 32mEq/L

d) SO2 : 85%

e) Hb : 7,3 g/dL

f) Ureum : 54 mg/dL

g) Creatinin : 2 mg/dL

5. Pemeriksaan penunjang

o Hasil foto thorax/rontgen

Menentukan masalah keperawatan prioritas

o Gangguan Pertukaran Gas : sesak napas, Batuk berdahak, terdengar suara

vesikuler dan ronkhi kedua lapang paru

o Bersihan jalan nafas tidak efektif : dahak berwarna putih

o Defisit volume cairan : warna kulit pucat, turgor kulit menurun, Hb rendah,

nilai kreatinin dan ureum.

Menentukan diagnosa keperawatan prioritas

o Gangguan pertukaran gas b/d perfusi ventilasi

o Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d adanya sekret

o Defisit volume cairan b/d kehilangan volume cairan secara aktif


Diagnosa
Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
Gangguan pertukaran Setelah dilakukan - Posisikan pasien untuk

gas b/d perfusi ventilasi selama ...x 24 jam klien memaksimalkan

akan: ventilasi.

- Respiratory status: - Lakukan fisioterapi

gas exchange dada bila perlu.

- Respiratory status: - Keluarkan sekret

ventilation dengan batuk atau

- Vital sign : status suction.

Kriteria hasil: - Auskultasi suara napas,

- Mendemonstrasikan catat adanya suara

peningkatan ventilasi dan tambahan.

oksigenasi yang adekuat. - Monitor respirasi dan

- Memelihara kebersihan status O2.

paru-paru dan bebas dari - Monitor suara napas,

tanda-tanda distress seperti dengkur.

pernapasan. - Auskultasi suara napas,

- Mendemonstrasikan catat area

batuk efektif dan suara penurunan/tidak adanya

nafas yang bersih, tidak ventilasi dan suara

ada sianosis dan dispnea tambahan.


(mampu mengeluarkan

sputum, mampu bernapas

dengan mudah, tidak ada

pursed lips).

- Tanda-tanda vital dalam

rentang normal.
Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan - Pastikan kebutuhan

tidak efektif b/d adanya selama ...x 24 jam klien oral/tracheal suctioning

sekret akan: - Anjurkan pasien untuk

- Respiratory status: istirahat dan napas

ventilation dalam

Kriteria hasil: - Posisikan pasien untuk

- Mendemonstrasikan memaksimalkan

batuk efektif dan suara ventilasi

nafas yang bersih, tidak - Keluarkan sekret

ada sianosis dan dispnea dengan batuk atau

(mampu mengeluarkan suction.

sputum, mampu bernapas - Pertahankan hidrasi

dengan mudah, tidak ada yang adekuat untuk

pursed lips). mengencerkan sekret.

- Menunjukkan jalan

napas yang paten (klien


tidak merasa tercekik,

irama napas, frekuensi

pernapasan dalam

rentang normal, tidak ada

suara napas abnormal)


Defisit volume cairan Setelah dilakukan - Monitor status hidrasi

b/d kehilangan volume selama ...x 24 jam klien (kelembapan mukosa,

cairan secara aktif akan: nadi adekuat, tekanan

- Fluid balance darah ortostatik), jika

- Hydration diperlukan.

Kriteria hasil: - Monitor vital sign

- TD, nadi, suhu, dalam setiap 15 menit sampai

batas normal. 1 jam.

- Tidak ada tanda-tanda - Kolaborasi pemberian

dehidrasi, elastisitas cairan intravena.

turgor kulit baik, - Atur kemungkinan

membran mukosa transfusi

lembab, tidak ada rasa - Persiapan untuk

haus yang berlebihan. transfusi

- Elektrolit, Hb dalam

batas normal.

- pH urin dalam batas


normal.

Anda mungkin juga menyukai