Anda di halaman 1dari 13

Pembiakan Mikroba Menggunakan Media Alami

Di Susun Oleh

DINI ANGGRAINI (191040400212)

NOVIA RAHMA RAMADANTI (191040400216)

SARAH SADIQA (191040400214)

SELVY DEVIYANA (191040400218)


BAB IV

PEMBUATAN MEDIA

I. DASAR TEORI

Pengertian

Mikroorganisme sebagai makhluk hidup sama dengan organisme hidup lainnya,


sangat membutuhkan energi dan bahan-bahan untuk membangun pertumbuhannya, seperti
dalam sintesa protoplasma dan bagian-bagian sel yang lainnya, bahan-bahan tersebut, maka
sel memerlukan kegiatan, sehingga menyebabkan perubahan kimia di dalam selnya. Semua
reaksi yang terarah yang berlangsung didalam sel ini disebut metabolism. Metabolism yang
melibatkan berbagai macam reaksi di dalam sel tersebut, hanya dapat berlangsung atas
bantuan dari suatu senyawa organic yang disebut katalisator organic atau biasa disebut
biokatalisator yang dinamakan enzim. Untuk dapat memahami tentang nutrisi dan
metabolisme ini, pengetahuan dasar biokimia sangat dibutuhkan. (Natsir dan Sartini 2006).

Medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan (nutrient) yang
digunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme. Mikroorganisme juga
merupakan makhluk hidup, untuk memeliharanya dibutuhkan medium yang harus
mengandung semua zat yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya, yaitu senyawa- senyawa
organic yang terdiri atas protein, karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin. Medium
digunakan untuk melihat gerakan dari suatu mikroorganisme apakah bersifat motil atau
nonmotil, mdium ini ditambahkan bahan pemadat 50%. (Ratna, 1990).

Peran utama nutrient adalah sebagai sumber energy, bahan pembangun sel dan
sebagai akseptor electron dalam reaksi bioenergik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh
karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber energy, sumber karbon,
sumber akseptor electron, sumber mineral, faktor pertumbuhan dan nitrogen. Selain itu,
secara umum nutrient dalam media pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang
penting untuk sintesis biologi organisme baru. (Arfiandi, 2009).
Mikroorganisme dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat dan dapat pula
hanya menggunakan bahan-bahan dalam bentuk cairan atau larutan. Mikroorganisme yang
menggunakan mkanannya dalam bentuk padat tergolong tipe holozoic. Mikroorganisme yang
dapat menggunakan makanannya dalam bentuk cairan atau larutan disebut holofitik. Ada
beberapa mikroorganisme yang dapat menggunakan makanannya dalam bentuk
padatan,tetapi makanan tersebut sebelumnya harus dicerna di luar sel dengan bantuan enzim
ekstaseluler. (Iptek, 2009).

Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakan


microorganisme harus sesuai susunannya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang
bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat
sederhana yang hanya mengandug garam anorganik ditambah sumber karbon organic seperti
gula. Sedangkan mikroorganisme lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks
yaitu beberapa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya. (Volk,
1993).

Medium dapat diklasifikasikan berdasar atas susunan kimia, konsistensi dan


fungsinya. Klasifikasi medium berdasarkan susunan kimianya, yakni medium organic, yaitu
medium yang tersusun dari bahan-bahan organic, medium anororganik, yaitu medium yang
tersusun dari bahan-bahan anorganik; medium sintetik, yaitu medium yang susunan
kimiawinya dapat diketahui dengan pasti; dan medium nonsintetik, yaitu medium yang
susunan kimiawinya tidak dapat diketahui dengan pasti. (Anonim,2011).

Menurut Anonim (2011), dalam suatu medium perlu dipenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :

1. Medium harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroba;
2. Medium harus mempunyai tekanan osmosis;
3. Medium tidak mengandung zat-zat yang menghambat;
4. Medium harus steril, tidak ada kontaminan dari mikroorganisme yang tidak
diinginkan.

Menurut Kusnadi (2003), bahan-bahan media pertumbuhan mikroba meliputi :


A. Bahan Dasar
 Air (H2O) sebagai pelarut.
 Agar yang berfungsi untuk pemadat media.
 Gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar.
 Silica gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat.

B. Nutrisi atau Zat Makanan

Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolism sel yaitu
berupa unsur makro seperti Carbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Phospor
(P), dan unsur mikro seperti Fe, Mg dan unsur pelican/ trace element.

C. Bahan Tambahan

Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan tujuan tertentu,
misalnya phenol red (indicator asam basa) ditambahkan untuk indicator perubahan pH akibat
produksi asam organic hasil metabolism. Antibiotic ditambahkan untuk menghambat
pertumbuhan mikroba non-target/kontaminan. Bahan yang sering digunakan dalam
pembuatan media, antara lain :

a. Agar
Agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan terbuat
dari beberapa jenis rumput laut. Kegunaanya adalah sebagai pemadat (gelling)
yang pertama kali digunakan oleh Fraw dan Walther Hesse untuk membuat media.
Jika dicampur dengan air dingin, agar tidak akan larut. Untuk melarutkannya harus
diaduk dan dipanasi, pencairan dan pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang
terlalu lama dapat menurunkan kekuatan agar, terutama pada pH yang asam.
b. Pepton
Peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti otot, liver,
darah, susu, casein, lactalbumin, gelatin, dan kedelai. Komposisinya tergantung
pada bahan asalnya dan bagaimana cara memperolehnya.
c. Meat extract
Meat extract mengandung basa organik terbuat dari otak, limpa, plasenta, dan
daging sapi.
d. Yeast extract
Yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat alkohol. Yeast
extract mengandung asam amino yang lengkap dan vitamin B kompleks.
e. Karbohidrat
Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam amino dan
gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya digunakan dalam amilum,
fruktosa, galaktosa, sukrosa, manitol, dan lain-lain. Konsentrasi yang ditambahkan
untuk analisi fermentasi adalah 0,5-1%.
Menurut Pelczar (1996), klasifikasi medium berdasarkan fungsinya
digolongkan menjadi 7 golongan, yaitu :
1) Medium umum, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan yang bertujuan
menstimulasi pertumbuhan mikroba secara umum. Contoh : Nutrient Agar (NA)
untuk menstimulasi pertumbuhan bakteri, Potato Dextose Agar (PDA) untuk
menstimulasi pertumbuhan fungi.
2) Medium khusus, merupakan medium untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba
dan kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu.
Contoh : medium tetes tebu untuk Saccharomyces cerevisiae.
3) Media diperkaya (enrichment media), merupakan media yang ditambahkan bahan-
bahan tertentu untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Hal ini
dilakukan untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang jumlahnya sedikit dalam
suatu campuran berbagai mikroba. Contoh : chocolatemedia dan Yeast-Extract-
poptasium nitrat agar.
4) Media selektif, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu yang
akan menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan yang ada dalam
suatu specimen. Inhibitor yang digunakan berupa antibiotic, garam dan bahan-
bahan kimia lainnya.
5) Media differensial, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan kimia atau
reagensia tertentu yang menyebabkab mikroba yang tumbuh memperlihatkan
perubahan-perubahan spesifik sehingga dapat dibedakan dengan jenis lainnya.
6) Medium penguji (Assay medium), merupakan medium dengan susunan tertentu
dengan bantuan bakteri. Contoh : medium untuk menguji vitamin-vitamin,
antibiotic, dan lain-lain.
7) Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu medium spesifik yang digunakan untuk
menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan. Contoh : medium untuk
menghitung jumlah bakteri E. coli air sumur.
Media

Media dari Kentang dan Singkog

1. Media dari Kentang


 Pertama, siapkan alat dan bahan
 Kupaslah kulit kentang.
 Potonglah kentang hingga berbentuk kecil-kecil. Kemudian kentang tersebut
dicuci hingga bersih.
 Ditimbang kentang sebanyak 8 gram, gula 8 gram dan agar-agar sebanyak 8
gram.
 Selanjutnya, siapkan air sebanyak 400 ml ke dalam beakerglass. Masukkan 8
gram kentang. Lalu panaskan menggunakan hotplate stirrer selama 15 menit.
 Setelah selesai, masukkan media kedalam Erlenmeyer dan tutuplah
Erlenmeyer tersebut menggunakan kapas. Masukkan Erlenmeyer kedalam
autoclave untuk disterilisasi selama 20 menit.
 Setelah disterilisasi, keluarkan media kemudian media dimasukkan ke dalam
kulkas agar tidak ada bakteri/mikroba yang mengkontaminasi media tersebut.
 Media yang benar, hasilnya tidak ada jamur yang mengendap diatas
permukaan media.
2. Media dari Singkong
 Pertama, siapkan alat dan bahan.
 Kupaslah kulit singkong.
 Potonglah singkong hingga berbentuk kecil-kecil. Kemudian singkong
tersebut dicuci hingga bersih.
 Ditimbang singkong sebanyak 8 gram, gula 8 gram dan agar-agar sebanyak 8
gram.
 Selanjutnya, siapkan air sebanyak 400 ml ke dalam beaker glass. Masukkan 8
gram singkong. Lalu panaskan menggunakan hotplate selama 30 menit.
 Setelah itu, saring singkong hingga didapatkan pati dari singkong tersebut.
 Kemudian masukkan gula dan agar-agar ke dalam air pati singkong dan
panaskan kembali menggunakan hot plate stirrer selama 15 menit.
 Setelah selesai, masukkan media kedalam Erlenmeyer dan tutuplah
Erlenmeyer tersebut menggunakan kapas. Masukkan Erlenmeyer ke dalam
autoklav untuk disterilkan selama 20 menit.
 Setelah disterilisasi, keluarkan media kemudian media dimasukkan ke dalam
kulkas agar tidak ada bakteri/mikroba yang mengkontaminasi media tersebut.
 Media yang benar, hasilnya tidak ada jamur yang mengendap diatas
permukaan media.

3. Media NA (Nutrient Agar)


 Pertama, siapkan alat dan bahan.
 Timbang 2 gram NA dan siapkan 200 ml air di dalam Erlenmeyer.
 Masukkan 2 gram NA ke dalam 200 ml air, lalu panaskan menggunakan hot
plate selama 15 menit.
 Setelah dipanaskan, tutup NA menggunakan kapas dan masukkan NA
kedalam autoklav untuk disterilisasi selama 20 menit.
 Setelah disterilisasi, maka NA siap untuk dituang ke dalam cawan petri dan
siap untuk melakukan isolasi bakteri.
 Dalam penuangan media NA, diharapkan untuk tidak jauh-jauh dari api agar
NA tidak terkontaminasi oleh bakteri/mikroba.

4. Mengembangbiakkan Mikroba dengan beberapa metode


Mengembangbiakkan mikroba menggunakan metode tuang , sebar, tusuk dan
gores yaitu meneteskan bahan yang didalamnya terdapat inoculum , kemudian
dimasukan ke dalam media.

Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat


yang disebut medium. Dengan adanya medium pertumbuhan, aktifitas mikroba dapat
dipelajari dan dengan medium tumbuh dapat dilakukan isolasi mikroba melalui kultur
murni, perbanyakan, pengujuan sifat fisiologis, dan perhitungan jumlah mikroba.
Keragaman yang luas dalam tipe nutrisi untuk mikrobia yaitu diimbangi dengan
tersedianya berbagai macam media yang banyak macam dan kreatifitasnya.

II. ALAT DAN BAHAN


a. Alat
1. Cawan petri
2. Botol semprot
3. Alkohol
4. Jarum ose
5. Autoclave
6. Petridisk
7. Hot plate
8. Spatula
9. Batang pengaduk
10. Erlenmeyer 200 ml dan 500 ml
11. Rak Tabung reaksi dan tabung reaksi
12. Lemari asam
13. Mikropipet
14. Pipet tetes
15. Gelas ukur

a. Bahan
1. Nutrient Agar (NA).
2. Air rebusan daging

III. CARA KERJA


1. Sterilkan semua bahan dengan di semprot oleh alcohol dan sterilkan dengan autoklav
 Siapkan koran dan alat yang akan di sterilkan.
 Bungkus alat dengan koran.
 Cek terlebih dahulu air yang tertampung dalam autoclave hingga airnya
sesuai batas.
 Masukkan alat yang akan disterilkan.
 Tutup katub dan Autoclave rapat-rapat dan kencangkan baut pengaman
sampai tidak ada uap yang keluar.
 Nyalakan autoclave dan atur timer minimal 15 menit di suhu 121 Derajat
Celsius.
 Tunggu sampai 15 menit atau sampai suara letukan pertama berbunyi.
 Setelah suara pertama berbunyi tunggu lagi sampai 15 menit untuk
mencabut colokan dari stop kontak.
 Setelah itu tunggu 15 menit untuk membuka katub.
 Dan tunngu 10 menit lagi untuk mulau membuka mur penutup autoclave.
 Lalu keluarkan isi autoclave secara hati-hati.

2. Cairkan media NA (Nutrient Agar) di hot plate


 Diamkan selama ± 15 menit hingga media mencair

3. Isolasi mikroba (pengenceran sumber mikroba)



4. Menumbuhkan bakteri dengan tehnik tuang
 Ambil petridisk yang sudah memuat media beku.
 Masukan sedikit air rebusan daging / air kaldu kedalam petridisk dan goyang kan
petridisk sampai air kaldu tersebar ke seluruh bagian petridisk.
 Simpan dalam lemari dan inkubasi selama 24 jam

5. Menumbuhkan bakteri dengan tehnik sebar


 Ambil petridisk yang sudah memuat media beku
 Masukan sedikit air rebusan daging/ air kaldu ke dalam petridisk
 Sebar air kaldu menggunakan batang penyebar dengan cara zigzag dan jangan
sampai menghancurkan media yang sudah beku di bawahnya.
 Simpan dalam lemari dan inkubasi selama 24 jam

6. Menumbuhkan bakteri dengan teknik tusuk


 Ambil tabung reaksi yang sudah memuat media beku di dalam nya
 Lalu masukkan jarum ose ke dalam air rebusan daging/ air kaldu
 Kemudian masukkan jarum ose tersebut ke dalam media tegak
 Tutup dengan tampon
 Lihat pertumbuhan bakteri setelah inkubasi selama 24 jam.
7. Menumbuhkan bakteri dengan tehnik gores
 Ambil tabung reaksi yang dalam keadaan miring dan sudah memuat media
beku di dalamnya
 Lalu masukan jarum ose ke dalam air rebusan daging atau air kaldu
 Kemudian jarum ose di goreskan pada media dengan cara zigzag
 Tutup dengan tampon
 Lihat pertumbuhan bakteri setelah inkubasi selama 24 jam

IV. PEMBAHASAN
Metode Tuang

Metode tuang yaitu dengan cara meneteskan bahan yang terdapat


inoculum, kemudian dimasukkan kedalam media. Mikroorganisme dapat
ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium.
Dengan adanya medium pertumbuhan, aktifitas mikroba dapat dipelajari dan
dengan medium tumbuh dapat dilakukan isolasi mikroba melalui kultur murni,
perbanyakan, pengujuan sifat fisiologis, dan perhitungan jumlah mikroba.
Keragaman yang luas dalam tipe nutrisi untuk mikrobia yaitu diimbangi
dengan tersedianya berbagai macam media yang banyak macam dan kreatif.

Metode Sebar

Metode sebar yaitu dengan cara meneteskan bahan dan menyebarkan


bahan melalui perantara batang penyebar yang terdapat inoculum, kemudian
dimasukkan kedalam media. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan
dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Dengan adanya
medium pertumbuhan, aktifitas mikroba dapat dipelajari dan dengan medium
tumbuh dapat dilakukan isolasi mikroba melalui kultur murni, perbanyakan,
pengujuan sifat fisiologis, dan perhitungan jumlah mikroba. Keragaman yang
luas dalam tipe nutrisi untuk mikrobia yaitu diimbangi dengan tersedianya
berbagai macam media yang banyak macam dan kreatif.

V. DAFTAR PUSTAKA

Anonym , 2011. Pembuatan Media. http://biologiAsik.blogspot.com diakses tanggal 5 oktober 2019

Hasanah, Nur. 2019. Modul Praktikum Mikrobiologi. Jakarta. Stikes Masda. Hal 19-26.

Anda mungkin juga menyukai