Bab 4 Mikro
Bab 4 Mikro
Di Susun Oleh
PEMBUATAN MEDIA
I. DASAR TEORI
Pengertian
Medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan (nutrient) yang
digunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme. Mikroorganisme juga
merupakan makhluk hidup, untuk memeliharanya dibutuhkan medium yang harus
mengandung semua zat yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya, yaitu senyawa- senyawa
organic yang terdiri atas protein, karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin. Medium
digunakan untuk melihat gerakan dari suatu mikroorganisme apakah bersifat motil atau
nonmotil, mdium ini ditambahkan bahan pemadat 50%. (Ratna, 1990).
Peran utama nutrient adalah sebagai sumber energy, bahan pembangun sel dan
sebagai akseptor electron dalam reaksi bioenergik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh
karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber energy, sumber karbon,
sumber akseptor electron, sumber mineral, faktor pertumbuhan dan nitrogen. Selain itu,
secara umum nutrient dalam media pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang
penting untuk sintesis biologi organisme baru. (Arfiandi, 2009).
Mikroorganisme dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat dan dapat pula
hanya menggunakan bahan-bahan dalam bentuk cairan atau larutan. Mikroorganisme yang
menggunakan mkanannya dalam bentuk padat tergolong tipe holozoic. Mikroorganisme yang
dapat menggunakan makanannya dalam bentuk cairan atau larutan disebut holofitik. Ada
beberapa mikroorganisme yang dapat menggunakan makanannya dalam bentuk
padatan,tetapi makanan tersebut sebelumnya harus dicerna di luar sel dengan bantuan enzim
ekstaseluler. (Iptek, 2009).
Menurut Anonim (2011), dalam suatu medium perlu dipenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
1. Medium harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroba;
2. Medium harus mempunyai tekanan osmosis;
3. Medium tidak mengandung zat-zat yang menghambat;
4. Medium harus steril, tidak ada kontaminan dari mikroorganisme yang tidak
diinginkan.
Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolism sel yaitu
berupa unsur makro seperti Carbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Phospor
(P), dan unsur mikro seperti Fe, Mg dan unsur pelican/ trace element.
C. Bahan Tambahan
Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan tujuan tertentu,
misalnya phenol red (indicator asam basa) ditambahkan untuk indicator perubahan pH akibat
produksi asam organic hasil metabolism. Antibiotic ditambahkan untuk menghambat
pertumbuhan mikroba non-target/kontaminan. Bahan yang sering digunakan dalam
pembuatan media, antara lain :
a. Agar
Agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan terbuat
dari beberapa jenis rumput laut. Kegunaanya adalah sebagai pemadat (gelling)
yang pertama kali digunakan oleh Fraw dan Walther Hesse untuk membuat media.
Jika dicampur dengan air dingin, agar tidak akan larut. Untuk melarutkannya harus
diaduk dan dipanasi, pencairan dan pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang
terlalu lama dapat menurunkan kekuatan agar, terutama pada pH yang asam.
b. Pepton
Peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti otot, liver,
darah, susu, casein, lactalbumin, gelatin, dan kedelai. Komposisinya tergantung
pada bahan asalnya dan bagaimana cara memperolehnya.
c. Meat extract
Meat extract mengandung basa organik terbuat dari otak, limpa, plasenta, dan
daging sapi.
d. Yeast extract
Yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat alkohol. Yeast
extract mengandung asam amino yang lengkap dan vitamin B kompleks.
e. Karbohidrat
Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam amino dan
gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya digunakan dalam amilum,
fruktosa, galaktosa, sukrosa, manitol, dan lain-lain. Konsentrasi yang ditambahkan
untuk analisi fermentasi adalah 0,5-1%.
Menurut Pelczar (1996), klasifikasi medium berdasarkan fungsinya
digolongkan menjadi 7 golongan, yaitu :
1) Medium umum, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan yang bertujuan
menstimulasi pertumbuhan mikroba secara umum. Contoh : Nutrient Agar (NA)
untuk menstimulasi pertumbuhan bakteri, Potato Dextose Agar (PDA) untuk
menstimulasi pertumbuhan fungi.
2) Medium khusus, merupakan medium untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba
dan kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu.
Contoh : medium tetes tebu untuk Saccharomyces cerevisiae.
3) Media diperkaya (enrichment media), merupakan media yang ditambahkan bahan-
bahan tertentu untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Hal ini
dilakukan untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang jumlahnya sedikit dalam
suatu campuran berbagai mikroba. Contoh : chocolatemedia dan Yeast-Extract-
poptasium nitrat agar.
4) Media selektif, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu yang
akan menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan yang ada dalam
suatu specimen. Inhibitor yang digunakan berupa antibiotic, garam dan bahan-
bahan kimia lainnya.
5) Media differensial, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan kimia atau
reagensia tertentu yang menyebabkab mikroba yang tumbuh memperlihatkan
perubahan-perubahan spesifik sehingga dapat dibedakan dengan jenis lainnya.
6) Medium penguji (Assay medium), merupakan medium dengan susunan tertentu
dengan bantuan bakteri. Contoh : medium untuk menguji vitamin-vitamin,
antibiotic, dan lain-lain.
7) Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu medium spesifik yang digunakan untuk
menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan. Contoh : medium untuk
menghitung jumlah bakteri E. coli air sumur.
Media
a. Bahan
1. Nutrient Agar (NA).
2. Air rebusan daging
IV. PEMBAHASAN
Metode Tuang
Metode Sebar
V. DAFTAR PUSTAKA
Hasanah, Nur. 2019. Modul Praktikum Mikrobiologi. Jakarta. Stikes Masda. Hal 19-26.