Anda di halaman 1dari 5

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS Golongan III

Angkatan : IX KELAS A
Nama Mata Pelatihan : Whole of Goverment (WoG)
Nama Peserta : SATIALISA, S. Pd
Nomor Daftar Hadir : A9a. 2. 12
Lembaga Penyelenggara Pelatihan : PPSDM Kemendagri Regional Bukittinggi

TUGAS MANDIRI

A. Berikan 1 contoh praktek WoG dengan integrasi secara vertikal maupun


horizontal!
1. Vertikal

Contoh integrasi secara vertikal adalah Penanganan Covid 19. Dimana Pemerintah
pusat mengeluarkan surat tentang Pedoman protokol Covid 19. Pedoman ini harus
ditindaklanjuti oleh Dinas-dinas Provinsi Riau dan Kepala Dinas di provinsi Riau
melakukan koordinasi kepada Kepala Dinas Kota pekanbaru untuk menentukan
langkah langkah apa yang harus diambil untuk membuat Kebijakan Penanganan
Covid 19 di kota Pekanbaru sesuai dengan kondisi Dinas Masing-masing.

2. Horizontal

Contoh integrasi horizontal adalah sistem dalam proses anak pindah. Dimana setiap
sekolah yang melakukan proses pemindahan anak, harus berkoordinasi dahulu dengan
sekolah lain yang akan menjadi sekolah anak yang baru, mencocokkan KKM, nilai,
pengecekan formasi, jika sudah sesuai baru sekolah lama mengeluarkan surat pindah
dan melakaukan pemindahan data dapodik.
B. Berikan contoh pola pelayanan yang ada di Indonesia, dan jelaskan dekatnya
dengan WoG!
1. Pelayanan bergerak (mobile), yaitu: SIM Keliling, Pelayanan Sertifikat Tanah One
Day Service.
2. Pelayanan Satu Atap (One roof system), yaitu SAMSAT.
3. Pelayanan Satu Pintu (OSS), yaitu PTSP Penanaman Modal.
4. Pelayanan Online, yaitu Portal layanan publik di www.layanan.go.id (kominfo)

Kemudian menurut saya, dari keempat pengaplikasian pelayanan WoG diatas,


PTSP Penanaman Modal merupakan contoh terbaik pengaplikasian WoG didalam
birokrasi saat ini, dikarenakan PTSP merupakan solusi terbaik untuk memutus mata rantai
berbelit-belitnya birokrasi baik dipusat maupun daerah. Pelayanan perizinan dalam
mendirikan suatu usaha di Indonesia terus semakin diperbaiki dan dipermudah.
Pemerintah telah melakukan upaya penyederhanaan layanan baik Perizinan maupun
nonperizinan yaitu dengan menerapkan sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu atau
disingkat PTSP.

Pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) bukanlah kebijakan baru di dalam manajemen
birokrasi. Pembentukan PTSP di daerah termasuk dalam rangka mendekatkan dan
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta memperpendek proses pelayanan guna
mewujudkan pelayanan yang cepat, mudah, murah, transparan, kepastian, dan terjangkau.
Dengan adanya PTSP, pemohon perizinan tidak perlu lagi mengurus berbagai surat dan
dokumen di dinas berbeda dengan lokasi kantor yang berbeda pula. Birokrasi pelayanan
yang berbelit-belit membuat investor tidak mudah untuk membuka usaha di Indonesia.
Pemerintah Pusat telah menghimbau kepada para gubernur untuk segera membangun
PTSP untuk investor.

Tujuan dibentuknya PTSP adalah untuk mempermudah proses perizinan dalam


mendirikan suatu usaha yang selama ini dikeluhkan para pelaku bisnis. Masyarakat
ataupun investor menganggap terlalu lama dalam mengurus proses perizinan dan non
perizinan yang proses pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan sampai dengan
tahap terbitnya dokumen. Yang melatar belakangi diperlukannya PTSP cukup jelas, yakni
menyelengarakan layanan perizinan dan non perizinan yang cepat, efektif, efesien,
transparan dan memberikan kepastian hukum serta mewujudkan hak-hak masyarakat dan
investor untuk mendapatkan pelayanan perizinan bebas dari pungli, transparan, dan lebih
jelas mengenai informasi persyaratan, biaya dan waktunya yang dapat dilakukan dalam
satu tempat.

C. Penerapan WoG di instansi tempat kerja, bandingkan kelebihan dan kekurangan


berdasarkan masing-masing pola!
1. Pola pelayanan teknis fungsional
Suatu pola pelayanan publik yang diberikan oleh suatu instansi pemerintah sesuai
dengan bidang tugas, fungsi dan kewenangannya.
Contoh:
Koordinasi antara instansi Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru dengan sekolah-sekolah
yang di bawah naungan instansi mereka yaitu TK, SD, SMP dalam hal menentukan
kebijakan pelaksanaan proses pembelajaran daring selama pandemi covid-19.
Kelebihan:
Mendapatkan informasi yang lebih jelas dari instansi tersebut, Proses pembelajaran
akan tepat sasaran sesuai arahan dari Dinas Pendidikan Pekanbaru.
Kekurangan:
Sekolah negeri atau swasta yang letaknya jauh biasanya informasi akan lambat
sampai kesana tidak sesuai yang diharapkan.
2. Pola pelayanan satu atap
Pola pelayanan yang dilakukan secara terpadu pada satu instansi pemerintah yang
bersangkutan sesuai kewenangan masing-masing.
Contoh :
Koordinasi sekolah dengan orang tua siswa dan masyarakat misalnya dalam hal ingin
mengurus surat pindah anaknya karena orang tua pindah tempat kerja maka bisa
menemui wali kelasnya, bisa menanyakan ke wakil kepala sekolah bagian kesiswaan
dan mengurus ke bagian Tata Usaha (TU) sekolah.
Kelebihan :
Lebih efisien, cepat dan murah bagi orang tua siswa.
Kekurangan :
Adanya perbedaan kebijakan pada tiap sekolah sehingga membuat orang tua siswa
bingung dalam hal pengurusan surat pindah anaknya tersebut.
3. Pola pelayanan satu pintu
Pola pelayanan masyarakat yang diberikan secara tunggal oleh suatu unit kerja
pemerintah berdasarkan pelimpahan wewenang dari unit kerja pemerintah terkait
lainnya yang bersangkutan.
Contoh :
Koordinasi pelayanan wakil kepala sekolah bagian kurikulum dengan guru terkait
proses pembelajaran seperti masalah jadwal pelajaran, pembagian tugas jam mengajar
guru serta tugas lainnya yang sudah diberikan oleh kepala sekolah.
Kelebihan :
Bagusnya sistem kerja di sekolah sesuai tupoksi masing-masing guru, Lebih efisien
cara kerjanya
Kekurangan :
Apabila ada pergantian jam mengajar maka harus melapor dulu ke bagian kurikulum
tersebut dan juga guru bidang studi lain yang akan kita ganti jam mengajarnya.
4. Pola pelayanan terpusat
Pelayanan masyarakat yang dilakukan oleh suatu instansi pemerintah yang bertindak
selaku koordinator terhadap pelayanan instansi pemerintah lainnya yang terkait
dengan bidang pelayanan masyarakat yang bersangkutan.
Contoh :
Koordinasi kepala sekolah selaku koordinator dengan guru-guru di sekolah perihal
proses pembelajaran daring selama pandemi covid-19 yang akan dilakukan oleh
peserta didik.
Kelebihan :
Informasi yang didapat lebih efisien
Kekurangan :
Keterbatasan informasi yang didapat serta akan lamanya waktu penyelesaian
5. Pola pelayanan elektronik
Pola pelayanan dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang
merupakan otomasi dan otomatisasi pemberian layanan yang bersifat elektronik atau
on-line sehingga dapat menyesuaikan diri dengan keinginan dan kapasitas masyarakat
pengguna.
Contoh :
Komunikas dan koordinasi antara guru dengan peserta didik dalam proses
pembelajaran sekarang ini disaat pandemi melalui WA grup kelas, Google Classroom
dan Zoom dan Google Form.
Kelebihan :
Informasi akan cepat dapat oleh orang tua dan para siswa, Lancarnya komunikasi dan
koordinasi guru dengan peserta didik, Peserta didik dapat melakukan proses
pembelajaran di mana saja (rumah).
Kekurangan :
Tidak semua peserta didik dan orang tua yang memahami dalam penggunaaan media
pembelajaran daring seperti WA grup kelas, Google Classroom dan Zoom dan
aplikasi lainnya, Tidak semua siswa yang ekonominya bagus untuk membeli
handphone dan kuota internet.

Anda mungkin juga menyukai