Anda di halaman 1dari 3

Nama : Bagus Pramuji

No. BP : 1710242014

PENGADAAN BAHAN TANAM TEH


Pengadaan bahan tanaman teh bisa didapatkan melalui 2 cara, yaitu secara
perkembangbiakan genertif dan perkembangbiakan vegetatif. Perkembangbiakan
generative yaitu perkembangbiakan yang dilakukan melalui kawin atau proses
pembuahan antara alat kelamin jantan dan alat kelamin betina, sedangkan
perkembangbiakan secara vegetative adalah perkembangbiakan dengan cara aseksual
atau dengan cara memanfaatkan bagian tanaman sebagai bahan perbanyakannya.
A. Perbanyakan secara generative
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Pemilihan biji
Pertama-tama pilihlah pohon induk teh yang berkualitas, pohon itu bukan untuk
diproduksi daun tehnya namun untuk diambil bijinya yang dijadikan sebagai benih
pilihan bermutu baik. Biji teh yang dipetik seterusnya dilakukan proses penyeleksian
untuk mendapatkan biji teh yang benar-benar masak fisiologis dan memenuhi syarat
benih bermutu baik. Beberapa ciri biji teh yang baik sebagai berikut: warna kulit biji
hitam dan mengkilat, biji penuh terisi berwarna putih, bentuk dan ukuran harus sesuai
dengan jenis klonnya (Hossain et al 2013). Cara lain untuk mengetahui bahwa biji
tersebut baik adalah dengan cara merendam biji teh ke dalam air, bila biji itu baik
maka akan tenggelam.
Pada tanaman perkebunan teh biasanya pada lahan yang di gunakan untuk
memproduksi benih teh yaitu tanaman yang sudah berumur 5 tahun,karena pada umur
5 tahun ini tanaman teh sudah memproduksi bunga yang nantinya akan menghasilkan
biji yang nanti nya digunakan untuk bahan perbanyak tanaman , untuk itu dalam
perbanyakan tanaman dengan generatif ini cukup sulit karena membutuhkan waktu
yang lama.
2. Penyimpanan Biji
Penyimpan biji dilakukan dengan memberi fungisida dan dicampur merata
dengan bubuk arang, kemudian dimasukkan ke dalam kaleng. Kaleng yang digunakan
harus bersih dan kering, setelah itu dalamnya dilapisi kertas koran. Kaleng kemudian
ditutup dengan penutup yang rapat. Kaleng disimpan di tempat yang teduh tidak
terkena sinar matahari, tetapi tidak lembab. Alas kaleng diberi ganjal kayu dan
disusun tidak bertumpuk. Daya tahan biji teh yang disimpan dengan cara ini dapat
mencapai empat bulan (Syakir et al 2010).
3. Pembibitan/Persemaian Biji
Pesemaian biji dapat dilakukan langsung di tanah atau dengan polibag. Prinsip
kedua cara di atas harus melalui : pemilihan lokasi lahan subur, topografi rata atau
landai (terkena sinar matahari), dekat sumber air, rendah pemeliharaannya, dekat
jalan, pengawasan serta transportasi bibit mudah. Pengecambahan biji dilakukan pada
bak ukuran lebar 100 cm, panjang 400 cm, tinggi atap bagian depan 150 cm, dan
bagian belakang 75 cm. Bagian belakang, sisi kiri dan kanan ditutup rapat dengan
dinding bambu. Biji ini yang sudah berkecambah segera ditanam di bedengan atau
polibag.

4. Pemeliharaan
Tempat pesemaian perlu diperhatikan agar biji yang disemaikan dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik. Biji yang tidak tumbuh dalam waktu satu bulan segera
disulam dengan biji baru. Penyiangan dilakukan setiap satu setengah bulan secara
manual tergantung dari gulma yang tumbuh. Pengendalian hama dan penyakit
dilakukan apabila terlihat adanya serangan hama dan penyakit. Bibit di persemaian
diberi pemupukan empat kali dalam satu tahun untuk mempercepat pertumbuhan.
Pemberian air harus dilakukan terutama pada musim kemarau (Syakir et al 2010).
5. Pindah tanam (Transplanting)
Setelah bibit berumur 2 tahun di persemaian dan telah memenuhi syarat, maka
bibit siap ditransplanting ke kebun. Batang dipotong setinggi 15 – 20 cm di atas tanah
dua minggu sebelum dibongkar. Bibit dibongkar sedalam 60 cm dengan cangkul.
Kemudian bibit dicabut dengan tangan agar akar rambut tidak rusak. Bibit yang telah
dibongkar dari bedengan pada hari yang sama harus sudah ditanam di kebun.
B. Perbanyakan secara generative
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Pengambilan Stek
Cara pengambilan stek adalah sebagai berikut: ranting stek diambil 4 bulan
setelah dipangkas, ranting stek dipotong setinggi 15 cm dari bidang pangkasan pada
perbatasan warna coklat dan hijau. Stek diambil dari ranting stek sepanjang 1 ruas
dan mempunyai 1 helai daun. Stek yang dipakai adalah bagian tengah ranting stek
berwarna hijau tua. Pemotongan stek dilakukan dengan pisau tajam, dimana setiap
potongan diambil ruas dengan satu lembar daun 0,5 cm di atas dan 4-5 cm di bawah
ketiak daun dengan kemiringan 45 0 . Stek yang dikumpulkan ditampung dalam
ember berair maksimal 30 menit. Stek segera ditanam di pembibitan, apabila
tempatnya jauh perlu dikemas dalam kantong plastik. Sebelum ditanam dan dikemas
dikantong plastik dicelupkan ke dalam larutan fungisida dan hormon tumbuh selama
dua menit.
2. Persemaian
Sebelum ditanam di bedengan, sebaiknya stek ditanam terlebih dahulu
dipendederan. Bagian yang ditanam adalah 0,25 bagian dari internodial atau ¾ dari
batang sebelum daun dan jangan memadatkan tnah. Setelah itu lalu disiram dan
penyiraman dilakukan 2x sehari.

3. Pembuatan Bedengan
Ukuran bedengan lebar 1 meter dan panjang tergantung keadaan tetapi maksimal
15 meter. Antar bedeng satu dengan yang lain diberi jarak 60 cm. Antar bedengan
juga dibuat parit untuk saluran air sedalam 10 cm. Polibag disusun dengan rapi
berbaris tegak kemudian ditutup plastik agar tidak kena air hujan. Media tanah untuk
polibag perlu dicampur dengan pupuk, fungisida, fumigan dan tawas. Di atas
bedengan dibuat rangka sungkup dari bambu. Sesudah itu bedengan disungkup
dengan lembaran plastik.
4. Penanaman Stek
Sehari sebelum ditanam, polibag yang telah diatur dalam bedengan disiram
dengan air sampai dengan cukup basah. Tangkai stek dicelupkan pada larutan
fungisida dan hormon tumbuh selama 1 – 2 menit. Stek ditanam dengan
menancapkan tangkainya ke dalam tanah di polibag dengan daun menghadap kearah
tangan. Arah daun harus condong ke atas tidak saling menutupi. Setelah stek ditanam
disiram air bersih jangan sampai tangkai stek goyah. Penyiraman pertama 3-4
minggu, seterusnya diatur sesuai kebutuhan. Bedengan ditutup dengan sungkup
plastik. Pembukaan sungkup dilakukan setelah stek berakar dan pertumbuhan tunas
sudah merata ± 15 cm (Fatma dan Fikri 2004).
5. Seleksi Bibit
Pelaksanaan seleksi bibit dilakukan pada umur 6 bulan setelah bibit tumbuh. Bibit
yang tumbuh sehat dipisahkan dari yang kecil. Bibit yang baik dipindahkan keluar
agar beradaptasi di bawah sinar matahari. Kriteria bibit siap tanam sebagai dasar
penentuan mutu bibit adalah sebagai berikut: umur bibit minimal 8 bulan, tinggi
minimal 30 cm dengan jumlah daun 5 helai, t umbuh sehat, mekar dan berdaun
normal. Perakaran baik, terdapat akar tunggang semu dan tidak ada pembengkakan
kalus. Beradaptasi minimal 1 bulan terhadap sinar matahari (Hamdi et al 2014).

Anda mungkin juga menyukai