Anda di halaman 1dari 80

RANCANGAN

PENELITIAN
PENELITIAN DESKRIPTIF
PENGERTIAN

 Suatu metode pen yg dilakukan dg tujuan utama utk


membuat gambaran/diskripsi ttg suatu keadaan scr
objektif
 Masalah yg layak diteliti dg pen.diskriptif : masalah
yg berhub dg pelayanan kes, yg berkaitan dg
penelaahan thd masalah yg mencakup aspek yg
banyak, kasus tunggal, atau untuk perbandingan
atau hubungan antar gejala.
LANGKAH2 PEN.DISKRIPTIF

1. Memilih masalah yg diteliti


2. Merumusan dan pembatasan masalah
3. Merumuskan hipotesa
4. Merumuskan & memilih teknik pengumpulan data
5. Menetukan kriteria untuk klasifikasi data
6. Menentukan alat pengumpul data
7. Melaksanakan penelitian,pengumpulan data utk menguji
hipotesa
8. Melakukan olah & analisis data (uji hipotesa)
9. Menarik kesimpulan (generalisasi)
10. Menyusun laporan.
JENIS2 PEN. DISKRIPTIF

1. SURVEY
2. STUDI KASUS
3. STUDI PERBANDINGAN
4. STUDI KORELASI
5. STUDI PREDIKSI
6. STUDI EVALUASI
1. SURVEY

 Pen diskriptif yg dilakukan thd sekumpulan


obyek(banyak) dlm jangka waktu tertentu
 Bertujuan membuat penilaian thd suatu kondisi &
penyelenggaraan suatu program dimasa
sekarang hasil untuk nyusun perencanaan
program perbaikan
 Hasil survey dibuat analisis kuantitatif thd data yg
dikumpulkan
Macam2 survey

a. SURVEY RUMAH TANGGA


b. SURVEY MORBIDITAS
c. SURVEY ANALISIS JABATAN
d. SURVEY PENDAPAT UMUM
SURVEY RUMAH TANGGA
 Survey diskriptif yg ditujukan kpd rumah tangga
 Pengumpulan data dg wawancara dg Kep.kel
 Informasi/data dari seluruh anggota keluarga
 Juga informasi ttg rumah dan lingkungannya
SURVEY MORBIDITAS

 Survey diskriptif yg bertujuan utk mengetahui


kejadian / distribusi penyakit di dalam masy
atau populasi
 Untuk mengetahui insidence dan prevalensi
suatu penyakit
SURVEY ANALISIS JABATAN

 Bertujuan mengetahui tugas dan tanggun


jawab petugas kesehatan serta kegiatannya
 Mengetahui status hub antara atasan dan
bawahan, kondisi kerja, fasilitas kerja
SURVEY PENDAPAT UMUM
 Tujuan utk memperoleh gambaran ttg pendapat
umum thd suatu program pelayanan kesehatan yg
sedang berjalan yg berhub dg seluruh lapisan masy.
2. STUDI KASUS

 Dilakukan dg cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu


kasus yg terdiri dari unit tunggal
 Unit tunggal berarti : satu orang, satu kelompok penduduk yg
terkena masalah
 Unit tunggal tsb dianalisis scr mendalam thd faktor yg
mempengaruhi, kejadian yg muncul sehub dg kasus
 Dianalisis mendalam berbagai aspek yg luas dan dg teknik scr
integratif
3.STUDI PERBANDINGAN

 Dg cara membandingkan persamaan dan perbedaan sbg


fenomena utk mencari faktor apa yg menyebabkan timbunya
suatu peristiwa
 Pengumpulan fakta ttg faktor penyebab suatu gejala kemudian
dibandingkan dg suatu gejala dg faktor yg mempengaruhi dari 2
atau beberapa kelompok sampel
 Setelah tahu persamaan dan perbedaan penyebab  dpt
ditetapkan penyebab munculnya gejala tsb
STUDY KORELASI
 Merupakan penelitian /penelaahan hub antara 2 variabel
pada suatu situasi/ kel.objek
 Dg cara mengidentifikasi variabel yg ada pada suatu obyek,
kemudian diidentifikasi pula variabel lain yg ada pd obyek yg
sama dan dilihat apakah ada hubungan antara keduanya.
 Analisis dg menggunakan analisis korelasi
 Dg cara melihat score rata2 variabel yg satu dg score rata-
rata variabel yg lain. Koefisien korelasi yg dihasilkan menjadi
dasar uji hipotesis ada tdknya hubungan
 Contoh: hub antara paritas ibu dg BB bayi lahir
hub antara infeksi cacing dg status gizi anak
hub antara kematian anak balita dg
kelengkapan imunisasi dsb
5. STUDI PREDIKSI
 Digunakan untuk memperkirakan kemungkinan munculnya
suatu gejala berdasarkan gejala lain yg sudah muncul dan
diketahui sebelumnya
 Misal : memperkirakan kemungkinan keberhasilan
menurunkan angka kematian bayi berdasarkan cakupan
imunisasi
 Dlm bid. Kesehatan studi prediksi digunakan utk :
a. membuat perkiraan thd suatu atribut dari atribut
lain misal : memperkirakan penurunan angka
kematian akibat kecelakaan dari berlakunya aturan
penggunaan helm bagi pengendara spd motor.
lanjutan

b. Membuat perkiraan thd suatu atribut dari hasil pengukuran


misal : memperkirakan kemungkinan wabah muntaber dari
hasil pemeriksaan air minum penduduk
c. Membuat perkiraan thd suatu pengukuran dari suatu atribut
misal : memperkirakan status gizi anak balita dari status
sosek ortu mereka
d. Membuat perkiraan thd suatu pengukuran dari hasil
pengukuran
misal memperkirakan score inteligensi anak dari pengukuran
berat badan per umur pada anak
6. STUDI EVALUASI

 Untuk menilai suatu program yg sedang atau sudah


dilakukan
 misal.: evaluasi ttg perkembangan pelayanan
puskesmas, evaluasi program berbaikan gizi dsb
 Dalam mengolah hasil penelitian evaluasi dg
menggunakan analisis statistik sederhana saja
analisis persentase
RANCANGAN PENELITIAN
SURVEY ANALITIK
SURVEI ANALITIK :

 Adalah survey/penelitian yg mencoba menggali


bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan
itu terjadi.
 Kemudian dilakukan analisa dinamika korelasi
antara :
faktor resiko dg faktor resiko
faktor resiko dg faktor efek
faktor efek dg faktor efek
 Faktor efek : suatu akibat dari adanya
faktor resiko
 Faktor resiko : fenomena yg mengakibatkan
terjadinya efek pengaruh
 Contoh : merokok adalah faktor resiko
terjadinya peny.kanker paru
 Hipertensi adalah f. resiko terjadinya peny.
jantung
Pendekatan survey analitik

1. CROSS SECTIONAL
2. CASE CONTROL (RETROSPEKTIF)
3. KOHORT (PROSPECTIF)
A. Penelitian cross sectional

 Suatu pen untuk mempelajari dinamika korelasi antara


faktor resiko dg efek dg cara pendekatan, observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat
 Artinya tiap subyek penelitian hanya diobservasi sekali
saja dan pengukuran dilakukan thd status karakter atau
variabel subyek pd saat pemeriksaan
 Tidak berarti bahwa semua subyek pen diamati pd
waktu yg sama
Lanjutan :

 Sering digunakan dlm penelitian epidemiologi


 Merupakan metode paling lemah karena
penelitian ini paling mudah dan sangat
sederhana
Pengertian 2 yg perlu dipahami dlm pen.analitik :
1. Penyakit/ efek
2. F. resiko
3. Agent / penyebab peny
F. Resiko : faktor/keadaan yg mempengaruhi
perkembangan suatu penyakit
1. F. Resiko (FR) Instrinsik : FR y berasal dari
organisme itu sendiri :
a. F. jenis kelamin dan usia
beberapa peny.tertentu cenderung diserita oleh
seseorang dg jenis kelamin/usia tertentu
b. F. anatomi/konstitusi tertentu:
ada bagian-bagian tubuh tertentu peka thd suatu
penyakit mis. Virus herpes menyerang syaraf
c. F. nutrisi : kurang gizi akan rentan penyakit infeksi
2. Faktor Resiko dari lingkungan :
Lingkungan yg memudahkan seseorang
terjangkit suatu penyakit
 Berupa keadaan fisik, kimiawi,biologik, psikologik, sosbud dan
perilaku
 Misal perkampungan yg padat  F.R. penyakit ISPA, karyawan di
persh bhn kimiaF.R untuk peny yg disebabkan bhn kimia tsb
 Faktor resiko berbeda dg AGENT (penyebab penyakit)
 AGENT penyakit : M.O yg bereaksi scr langsung pd individu shg
individu tsb menjadi sakit
 Agent merupkn faktor yg harus ada untuk terjadinya suatu penyakit
 Faktor resiko : kondisi yg memungkinkan adanya mekanisme hub
antara agent peny dg host shg terjadi efek (sakit)
 Misal ; Basil Micobacterium merupakan agendari penyakit TB paru
sedang kondisi lingkungan jelek rumah padat, anpa ventilasi merup
faktor resiko terjadinya kontak antar Micobacterium dg orang
hingga terjadi efek (sakit)
RANCANGAN PEN CROSS SECTIONAL

POPULASI (SAMPEL)

F.RESKO + F.RESIKO –

EFEK + EFEK - EFEK + EFEK -


Langkah2 pen cross sectional

1. Mengidentifikasi variabel penelitian &


pengidentifikasi F.resiko dan F. efek
2. Menetapkan subyek penelitian
3. Melakukan observasi/pengukuran variabel
4. Melakukan analisis korelasi dg cara
membandingkan proporsi antar kelompok
kelompok hasil observasi
Contoh : Ingin mengetahui hub antara anemia besi pd
ibu hamil dg berat badan lahir (dg pendekatan
cross sectional)
 Tahap I : Mengidentifikasi variabel
variabel dependent (efek) = BBL,
variabel independen (risiko) = anemia besi,
variabel independen (risiko) yg dikendalikan : paritas, umur ibu,
ANC
 Tahap II : Menetapkan subyek penelitian :
yaitu ibu ibu yg baru melahirkan (perlu dibatasi daerah, waktu, cara
mengambilan sampel)
 Tahap III : mengumpulkan data dan observasi
dg cara mengukur BB bayi lahir dan memeriksa HB darah ibu,
menanyakan umur, paritas.
 Tahap IV mengolah dan analisis data dg membandingkan antara
BBL dengan HB darah ibu diperoleh bukti ada tidaknya hubungan
antara anemia dengan BBL
Keunggulan cross sectional :
 Mudah dilaksanakan, sederhana, ekonomis, hasil dapat
diperoleh dg cepat

Keterbatasan cross sectional :


 Perlu subyek pen yg besar
 Tdk mengambarkan perkembangan peny scr akurat
 Tdk valid utk meramalkan suantu kecenderungan
 Kesimpulan korelasi paling lemah bla dibanding dg 2
rancangan yg lain
B. PENELITIAN CASE CONTROL

 Suatu penelitian (Survey) analitik yg


menyangkut bagaimana F. resiko dipelajari dg
menggunakan pendekatan RETROSPEKTIF
 Efek peny. Diidentifikasi pada saat ini kemudian
efek resiko diidentifikasi adanya/terjadinya pada
waktu yg lalu
RANCANGAN CASE CONTROL

f. Resiko +
retrospektif efek
f. Resiko - (kasus)

POPULASI
(SAMPEL)
f. Resiko +
retrospektif efek
f. Resiko - (kontrol)
Tahap penelitian case control

a. Identifikasi variabelpenelitian ( f. resiko & efek)


b. Menetapkan objek penelitian
c. Identifikasi kasus
d. Pemilihan subyek sebagai kontrol
e. Mengukuran retrospektif (melihat kebelakang) untuk
melihat f. resiko
f. Melakukan analisis dg membandingkan proporsi antara
variabel-variabel obyek penelitian dg variabel kontrol
Contoh : pen. Ingin membuktikan hubungan
antara malnutrisi (kek.gizi) pd anak balita dg
perlakuan pemberian makanan oleh ibu
 Menidentifikasi variabel
variabel dependent : malnutrisi
variabel independent : perilaku ibu dlm pemberian makn
 Menetapkan oyek pen. Yaitu populasi & sampel
populasi : ibu dg anak balitanya( ada pembatasan pop)
 Mengidentifikasi kasus : anak yg malnutisi
 Pemilihan kontrol : didasarkan pd kesamaan
karakteristik
 Melakukan observasi scr rerospektif
 Pengolahan dan analisis data
Kelebihan case control :

 Adanya kesamaan ukuan waktu antara kelompok kasus


dg kelompok kontrol
 Ada pembatasan faktor resiko shg hasil pen lebih tajam
 Tidak menghadapi kendala etik seperti pd pen
eksperimen dan kohort
 Tidk perlu waktu lama
Kekurangan case control :

 Retrospektif : objektivitas, reliabelitas kurang krn subyek


penelitian harus mengingat kembali
 Tidak dapat diketahui efek variabel luar karena scr
teknis tidak dpt dikendalikan
 Sulit memilih kontrol
PENELITIAN KOHORT

 Suatu penelitian survey yg paling baik dlm


mengkaji hub antar faktor resiko dg efek
 Melalui pendekatan longitudinal ke depan atau
prospektif
 Artinya F.resiko yg akan dipelajari diidentifikasi
dulu kemudian diikuti kedepan scr prospektif
timbulnya efek
LANGKAH2 COHORT

 Identifikasi f.resiko dan efek


 Menetapkan subyek penelitian (pop dan sampel)
 Pemilihan subyek dg f. resiko positif dari subyek dg efek
negatif
 Memilih subyek yg akan menjadi anggota kelompok
kontrol
 Mengobservasi perkembangan subyek sampai batas
waktu yg ditentukan selanjutnya mengidentifikasi
timbulnya tidaknya efek pd kedua kelompok
 Menganalisis dg membandingkan proporsi subyek yg
mendapat efek positif dg subyek yg mendapay efek
negatif baik pada kel risiko positif maupun kel kontrol
Rancangan cohort

efek +
F.resiko+ prospektif
efek –

Populasi
(sampel)
efek +
F. Resiko - prospektif
efek -
RANCANGAN PENELITIAN
EKSPERIMEN
PENELITIAN EKSPERIMEN (PERCOBAAN )

 Penelitian dg kegiatan percobaan yang bertujuan


untk mengetahui suatu gejala/pengaruh yang
timbul sbg akibat dari adanya perlakuan tertentu
 Ciri khusus pen. Eksperimen : adanya
percobaan(trial) / intervensi thd suatu variabel

 Dari intervensi/perlakuan tsb diharapkan ada


perubahan thd variabel yg lain
TUJUAN PEN.EKSPERIMEN

 Menyelidiki kemungkinan saling hub sebab


akibat dg cara mengadakan intervensi/perlakuan
kepada satu (Lebih) kelompok eksperimen,
kemudian hasil (akibat) intervensi tsb
dibandingkan dengan kelompok yg tidak diberi
perlakuan
Kapan anda menggunakan eksperimen?
 Dalam eksperimen, anda menguji gagasan (atau
prosedur) untuk menentukan apakah
memberikan pengaruh bagi variabel dependent.
 Eksperimen digunakan ketika anda ingin
membangun sebab-akibat antara variabel
dependent dan independent. Ini berarti anda
berupaya mengontrol semua variabel yg
mempengaruhi hasil-hasilnya kecuali
independent variabel.
Karakteristik Utama Eksperimen

 Penugasan acak
 Kontrol atas variabel yang tidak memiliki
relasi
 Manipulasi kondisi perlakuan/treatment
 Ukuran hasil
 Perbandingan kelompok
 Ancaman validitas
Penugasan acak
 Penugasan acak = proses menugaskan individu
secara acak ke kelompok-kelompok dalam suatu
eksperimen.
 Proses ini yg disebut menyetarakan kelompok
(equating the groups)
 Menyetarakan kelompok = individu-individu
secara acak ditugaskan ke dalam kelompok dan
secara sejajar mendistribusikan variabilitas
individu-individu.
 Penugasan acak dilakukan sebelum eksperimen
dimulai.
Kontrol atas variabel yang tidak memiliki relasi
 Faktor-faktor yg tidak berelasi merupakan pengaruh-
pengaruh dalam pemilihan partisipan, prosedur, atau
rancangan penelitian yang mungkin mempengaruhi
hasil dan memberikan penjelasan alternatif atas hasil-
hasil yg kita peroleh ketimbang apa yg kita harapkan.
 Pre-test = menyajikan suatu ukuran pada beberapa
atribut atau karakteristik yang diukur oleh peneliti
sebelum treatment.
 Post-test = menyajikan suatu ukuran pada beberapa
atribut atau karakteristik yang diukur oleh peneliti
setelah treatment.
 Covariates = variabel yang dikontrol peneliti dan
yang berhubungan dengan variabel dependent
tetapi tidak berhubungan dengan variabel
independent.
 Matching of Participants = proses yang
mengidentifikasi satu atau lebih karakteristik
personal yang mempengaruhi hasil dan
menugaskan individu dengan karakter tsb secara
merata pada experimental group dan control
group. Umumnya peneliti eksperimen
mencocokkan 1 atau 2 karakteristik berikut: jenis
kelamin, skor pre-test, atau kemampuan individu.
 Sampel Homogen = memilih partisipan-partisipan
yang memiliki sedikit keragaman karakteristik.
Semakin mirip karakteristik dan atribut personal yang
dimiliki para partisipan maka semakin dikontrol
karakteristik atau atribut tsb.
 Blocking Variabel = variabel yang dikontrol peneliti
sebelum eksperimen dimulai dengan membagi
(blocking) partisipan ke dalam sub-kelompok dan
menganalisis dampak pada masing-masing sub-
kelompok dari hasil yang diperoleh. Variabel-variabel
yang di-block menjadi pria-wanita, level kelas di
sekolah.
Manipulasi Kondisi Perlakuan
 Dalam perlakuan eksperimen (experimental treatment),
peneliti memberikan intervensi untuk mengubah kondisi
yang dialami oleh unit eksperimen.
 Variabel Treatment = variabel independent yang
dimanipulasi oleh peneliti untuk menentukan dampak pada
hasil/variabel dependent. Treatment variabel yg digunakan
dlm eksperimen dapat berupa kategori. Contoh: tipe
pengajaran (kelompok kecil, kelompok besar), tipe
kelompok membaca (pembaca phonic, pembaca reguler)
 Conditions = variabel treatment butuh 2 atau lebih level.
Contoh untuk tipe pengajaran kelompok kecil butuh berapa
macam pengajaran menurut tingkat kompleksitasnya.
Ukuran hasil

 Dalam eksperimen, HASIL adalah variabel


dependent yang adalah praduga dampak dari
variabel treatment. Dampak ini yang
diprediksi dalam HIPOTESIS. Variabel
dependent dalam eksperimen dapat berupa
skor tes siswa
Perbandingan Kelompok

 Proses peneliti memperoleh skor individu


atau skor grup pada variabel dependent dan
membandingkan means dan variance baik
dalam grup dan antar grup.
Langkah-langkah Penelitian Eksperimen

1. Putuskan apakah Eksperimen akan menjawab


masalah penelitian anda
2. Bentuk hipotesis untuk menguji relasi sebab-
akibat
3. Pilih unit eksperimen dan identifikasi partisipan
4. Pilih suatu tipe rancangan eksperimen
5. Lakukan eksperimen
6. Organisasikan dan lakukan analisis data
7. Tulis Laporan Penelitian Eksperimen
LANGKAH2 PEN EKSPERIMEN
 Melakukan tinjauan literatur  berhub dg masalah yg
diteliti
 Identifikasi & pembatasan masalah penelit
 Merumuskan hipotesa
 Menyusun rencana eksperimen :
a. menentukan variabel
b. memilih desain penelit
c. menentukan sampel
d. menyusun alat ukur
e. menyusun prosedur pengumpulan data
 Melakukan pengumpulan data tahap pertama (pretest)
 Melakukan eksperimen
 Mengumpulkan data tahap kedua (post test)
 Mengolah data dan analisa data
 Menyusun laporan
Bagaimana Anda Mengevaluasi Penelitian
Eksperimen?
 Eksperimen harus memuat intervensi yang kuat.
 Grup treatment haruslah sedikit jumlahnya setidaknya 1
grup.
 Partisipan memperoleh manfaat dari adanya intervensi.
 Peneliti menentukan jumlah partisipan per grup dengan
cara yang sistematik.
 Jumlah partisipan memadai untuk diteliti
 Peneliti menggunakan pengukuran dan observasi yang
valid dan reliable.
 Peneliti mengontrol faktor-faktor yang tidak memiliki
relasi yang mungkin mempengaruhi hasil.
Tipe-tipe Rancangan Eksperimen

 Rancangan eksperimen paling umum:


 Disain Between Group:
 True experiment (pre- and post-test, posttest only)
 Quasi experiment (pre- and post-test, posttest only)
 Factorial experiment
 Disain Within Group:
 Time series experiment (interrupted, equivalent)
 Repeated measures experiment
DESAIN (RANCANGAN) PEN.EKSPERIMEN

 RANCANGAN PRA EKSPERIMEN


 RANCANGAN EKSP. SUNGGUHAN
 RANCANGAN EKSP. SEMU
I. RANCANGAN PRA EKSP

A. POSTEST ONLY DESIGN


1. Setelah dilakukan perlakuan/intervensi pd kel.eksp dilakukan post
test (02)
2. tidak ada kontrol shg hasil postest tdk bisa dibandingkan
3. disebut juga “The one shot case study”
4. hasil postest hanya memberikan informasi yg bersifat diskriptif
5. Kelemahan : tdk ada control, tdk ada internal validitas, tdk punya
dasar utk melakukan perbandingan, kesimpulan bisa
menyesatkan
6. kelebihan : utk menjajagi masalah yg diteliti
gambar : eksperimen postest

X 02
B. RANCANGAN “ONE GROUP PRETEST POST TEST

 Tidak ada pembanding(kontrol)


 Ada observasi pertama (pretest) shg peneliti dapat menguji
perubahan yg terjadi setelah adanya perlakuan
 Kelemahan : tdk ada jaminan bahwa perubahan yg terjadi pd
variabel terikat karena intervensi
 Kelemahan thd validitas internal
 Gambar :
 pretest perlakuan postest

01 X 02
c. PERBANDINGAN KELOMPOK STATIS

 Hampir sama dengan rancangan I ( postest only design) tapi


dengan kelompok kontrol
 Kel. Eksperimen menerima perlakuan (x) diikuti dg pengukuran
kedua (02)
 Hasil observasi dibandingkan dengan hasil pada kel. Kontrol yg tdk
menerima intervensi
 Faktor pengganggu : history, maturation, testing, dan instrumen
dapat dikontrol.
 Gambar
Kel. Eksp X 02

kel. kontrol 02
II. RANCANGAN EKSPERIMEN SUNGGUHAN

A. RANC PRETEST POSTEST DG KEL. KONTROL


 Pengelompokan anggota kel. Kontrol & kel.eksp. Scr random (R)
 Dilakukan pretest (01) pd kedua kel. Tsb
 Kemudian dilakukan intervensi (x) pada kel. Eksperimen
 Dilakukan post test (02) pada kedua kel tsb
 Karena kedua kel.pada aalnya sama, perbedaan hasil post test
(02) pada ke dua kel tsb dapat disebut sbg pengaruh dari
intervensi
 Validitas internal dapat dikontrol
 pretest perlakuan postest
 ® kel eksp
O1 X 02
 ® kel kontrol O1 O2
KELEMAHAN :

 Randomisasi sulit dilaksanakan dilapangan


 Etika : tidak mungkin melakukan intervensi pada
kelompok satu dan tidak yang lain
B. RANCANGAN “ RANDOM SALOMON FOUR GROUP”

pretest perlakuan postest


R ( Kel. Eksp) 01 X 02

R. (kel. Kontrol) 01 02

R. (kel. Kontrol) x 02

R. (kel. Kontrol) 02
 Adanya kelompok ke 3 (dg perlakuan, tanpa
pretest) dan kel ke 4 ( tanpa perlakuan tanpa
pretest )  mengatasi eksternal validitas,
karena subyek lebih sensitif thd perlakuan
karena adanya pretest dan adanya interaksi
antara pretest dg perlakuan
C. RANCANGAN POSTEST DG KEL. KONTROL

 Tidak ada pretest


 Kel.eksperimen dan kel. Kontrol dirandom
 Peneliti dapat mengukur pengaruh perlakuan (intervensi) pd
kelompok eksperimen dengan membandingkan kel. Eksperimen dg
kel. Kontrol.
 perlakuan postest
 ® kel. Eksp X 02

 ® kel kontrol 02
III. RANC. EKSPERIMEN SEMU (QUASI EKSP)

 Disebut eksp semu karena syarat2 sbg penelit. Eksp tdk


memenuhi yaitu :
1. Tidak ada randomisasi pada pengelompokan anggota
sampel (kel. Eksp maupun kel. Kontrol)
2. Kontrol thd variabel yg berpengaruh thd eksperimen
tdk dilakukan  validitas kurang

Rancangan ini biasa digunakan di masyarakat


A. RANCANGAN RANGKAIAN WAKTU

 Seperti rancangan pretest post test


 Dilakukan observasi (pengukuran yg berulang-ulang)
sebelum dan sesudah perlakuan
 Dengan serangkaian observasi (test)  validitas lebih
tinggi
 Karena observasi dilakukan > 1 x (sebelum &sesudah
perlakuan )  pengaruh faktor luar dapat dikurangi

pretest perlakuan postest


01 02 03 04 X 05 06 07 08
B. RANC. SERANGKAIAN WAKTU DG PEMBANDING

 Ranc rangkaian waktu dg menggunakan kel.


Pembanding (kontrol) shg validitas internal lebih tinggi
pretest perlakuan postest
kel. Eksp
01 02 03 04 X 05 06 07 08

kel kontrol 01 02 03 04 X 05 06 07 08
C. RANC . “ NON EQUIVALENT CONTROL GROUP”

 Membandingkan hasil intervensi suatu kontrol yang serupa tetapi


tidak perlu kelompok yg benar2 sama
 Contoh : study ttg pengaruh pelatihan kader terhadap cakupan
posyandu. Kel kader yg akan diberi pelatihan tdk mungkin sama
benar dg kel.kader yg tdk akan diberi pelatihan (kel.kontrol)
 Rancangan ini baik digunakan untuk evaluasi program pendidikan
kes (pelatihan)
 Karena anggota sampel tdk dilakukan secara random  disebut
juga non random control group pretest postest design
pretest perlakuan postest
kel. Eksp

kel kontrol 01 X 02

01 02
APLIKASI PENELITIAN EKSPERIMEN
DLM KESEHATAN
A. PEN. INTERVENSI (penelit operasional)
Digunakan dlm bidang kesehatan masyarakat (penelit
operasional)
Yaitu penelit eksp yg dikenakan pd masy sbg kesatuan subyek
Dengan menggunakan pendekatan kelompok perlakuan yg
diberikan dlm bentuk paket pada subyek scr kolektif dlm
komunitas
Efek perlakuan diamati dan dianalisa scr individual maupun
kelompok

B. PENELITIAN KLINIK
A. PENELITIAN INTERVENSI PREVENTIF

 Mempelajari hub faktor resiko dg suatu penyakit dg


memberikan perlakuan pd faktor resiko tsb pd subyek
 Pengamatan efek dg pendekatan kelompok
 Contoh :
 perlakuan berupa penyuluhan immunisasi untuk ibu-ibu
efeknya akan dilihat dg meningkatnya cakupan
immunisasi anak balita
B. PENELITIAN INTERVENSI KURATIF

 Memberikan perlakuan thd perkembanan suatu penyakit


(mengungkapkan apakah riwayat alamiah suatu
penyakit dapat diinventarisasi scr spesifik)
 Perlakuan berupa pemberian penatalaksanaan tindakan
kuratif kepada masy untuk menanggulangi penyakit
endemik masy
 Contoh : pengobatan massal cacingan pada anak balita
dlm rangka menurunkan prevalensi penyakit cacing
perut
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai