Anda di halaman 1dari 14

PERKULIAHAN MEMBACA KRITIS DAN KREATIF

MASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA


INDONESIA (PBSI) BERORIENTASI PADA
PENDIDIKAN KARAKTER

Denik Wirawati
PBSI, FKIP, Universitas Ahmad Dahlan

Abstract
Reading skill of Indonesian people was very low included our students. By
reading, someone not only got knowledge, but also influenced one’s character.
Lecturing Critical and Creative Reading Of Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia (PBSI) Students Oriented In Character Education To Describe
Character education model that integrated in lecturing and giving activity of
critical and creatif reading. Reaserch method used qualitative descriptive. This
article discussed two cases; (i) character education model that integrated in
lecturing critical and creative reading, (ii) giving students’ activity of critical and
creative reading. Research result of character education model can be observed
by; a. Reading organization, b.Writen purpose, c. How to solve problem, d.
Logicallity that be writer in article and, f. Comparing between text and the real
fact.

Abstrak

Keterampilan membaca orang Indonesia sangat rendah, termasuk di anak


didik kita. Dengan membaca, seseorang tidak hanya memperoleh pengetahuan,
namun bisa juga bacaan akan mempengaruhi karakter seseoarang. Perkuliahan
membaca kritis dan kreatif mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
(PBSI) Berorientasi pada Pendidikan Karakter bertujuan mendeskripsikan model
pendidikan karakter yang terintegrasi dalam perkuliahan dan pemberian aktivitas
membaca kritis dan kreatif . Metode penelitian yang digunakan deskriptif
kualitatif. Kajian ringkas ini membahas dua hal yaitu (i) Model pendidikan
karakter yang berintegrasi dalam perkuliahan membaca kritis kreatif mahasiswa
PBSI (ii) Pemberian aktivitas membaca kritis kreatif pada mahasiswa. Hasil
pembahasan model pendidikan karakter dapat ditinjau dari; a. Penjabaran
organisasi bacaan, b. tujuan penulis, c. masalah yang diangkat dalam bacaan, d.
cara mengatasi permasalah yang ada, e. Kelogisan yang disampaikan penulis

17
dalam artikel, dan f. Mengaitkan isi yang ada dalam bacaan dengan fakta
disekitar.

Pendahuluan jika diimbangi dengan


Sumber ilmu pengetahuan pengembangan karakter kritis dan
yang terbanyak berupa dokumen kreatif. Melalui pengembangan sikap
tertulis (buku). Buku merupakan dan respons kritis, masyarakat secara
jendela dunia, hanya orang yang langsung maupun tidak langsung
senang membaca yang mengetahui membangun kekuatan diri, identitas
banyak informasi yang terjadi di pribadi. Pembangunan karakter yang
permukaan bumi. Semakin banyak merupakan upaya perwujudan
membaca semakin banyak informasi amanat Pancasila dan pembukaan
yang diperoleh. Permasalahannya UUD 1945 dilatarbelakangi oleh
adalah membaca merupakan kegiatan realita masalah kebangsaan yang
yang sulit dilakukan dan berkembang saat ini, seperti: disore-
membosankan, banyak orang suka intasi dan belum dihayatinya nilai-
membaca tetapi sulit memahami isi nilai Pancasila; bergesernya nilai
bacaan. Banyak orang yang sudah etika dalam kehidupan berbangsa dan
melakukan kegiatan membaca tetapi bernegara; memudarnya kesadaran
tidak memahami kebenaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa;
informasi yang dibaca, karena tidak ancaman disintegrasi bangsa; dan
mengetahui teknik membaca yang melemahnya kemandirian bangsa
efektif. Di sisi lain informasi yang (Buku Induk Kebijakan Nasional
ada di buku perlu dikritisi, karena Pembangunan Karakter Bangsa
buku karya segelintir orang yang 2010-2025) sekaligus identitas
memiliki keterbatasan. Sangat nasional yang menjadi ciri khas
mungkin informasinya tidak lengkap, bangsa.
keliru, atau bahkan salah. Oleh Peneliti dalam hal ini akan
karena itu, diperlukan teknik menjabarkan kaitannya dengan
membaca secara kritis. pemberian aktivitas membaca kritis
Suatu bangsa akan mampu dan kreatif. Tidak hanya sekedar
membangun negaranya dengan baik aktivitas pemberian materi tetapi

18
juga penanaman pendidikan karakter Pembelajaran Membaca
masuk di dalamnya. Membaca adalah suatu proses
yang dilakukan serta dipergunakan
Pembelajaran Bahasa oleh pembaca untuk memperoleh
Pembelajaran merupakan pesan yang hendak disampaikan oleh
pengalaman belajar yang dialami penulis melalui media kata-kata atau
siswa dalam proses mencapai tujuan bahasa tulis (Tarigan, 1984: 7).
khusus pembelajaran. Pembelajaran Anderson, dkk dalam Sabarti
bersinonim dengan pengalaman Akhadiah (1993: 22 ) memandang
belajar aktivitas belajar, proses membaca sebagai suatu proses untuk
belajar, dan kegiatan belajar memahami makna suatu tulisan.
(Tarigan, 1997: 18) Dalam kegiatan membaca di
Menurut Oemar Hamalik kelas, guru seharusnya menyusun
(1999: 8) pembelajaran adalah suatu tujuan membaca dengan
kombinasi yang tersusun meliputi menyediakan tujuan khusus yang
unsur-unsur manusiawi, material, sesuai atau dengan membantu
fasilitas, perlengkapan, dan prosedur mereka menyusun tujuan membaca
yang saling mempengaruhi mencapai siswa itu sendiri. Menurut Farida
tujuan pembelajaran. Manusia Rahim (2008: 11) tujuan membaca
terlibat dalam sistem pengajaran mencakup: (1) Kesenangan, (2)
terdiri dari siswa, guru, dan tenaga menyempurnakan membaca nyaring,
lainnya misalnya tenaga (3) menggunakan strategi tertentu,
labolatorium. Material meliputi (4) memperbaharui pengetahuannya
buku-buku, papan tulis, dan kapur, tentang suatu topik, (5) mengaitkan
fotografi, slide, audio, dan video. informasi baru dengan informasi
Fasilitas dan perlengkapan terdiri yang telah diketahuinya, (6)
dari ruangan kelas, perlengkapan memperoleh informasi untuk laporan
audio visual, juga komputer. lisan atau tulisan, (7)
Prosedur meliputi jadwal dan metode menginformasikan atau menolak
penyampaian informasi, praktik, prediksi, (8) menampilkan suatu eks-
belajar, ujan dan sebagainya. perimen atau mengaplikasikan
informasi yang diperoleh dari suatu

19
teks dalam beberapa cara lain dan Penekanan Tes Kompetensi
mempelajari tentang struktur teks, Membaca
(9) menjawab pertanyaan-pertanyaan Pada kenyataanya ada banyak
yang spesifik. tujuan orang membaca, misalnya
karena ingin memperoleh dan
Evaluasi Pembelajaran Membaca menanggapi informasi, memperluas
Dunia pendidikan, terdapat pengetahuan, memperoleh hiburan
tiga istilah yang selalu terkadang dan menyenangkan hati, dan lain-
disalahartikan, yaitu penilaian, lain. Demikian juga ada sekian
pengukuran, dan tes. Menurut macam ragam bacaan yang biasa
Tuckman dalam Burhan dibaca orang seperti membaca koran
Nurgiyantoro (2010: 6), penilaian dan majalah, buku literatur, tabel,
merupakan suatu proses untuk iklan, dan sastra (fiksi, puisi, drama).
mengetahuai (menguji) apakah suatu wacana yang dipergunakan sebagai
kegiatan, proses kegiatan, keluaran bahan untuk tes kompetensi
suatu program telah sesuai dengan membaca dapat wacana yang
tujun atau kriteria yang ditentukan. berjenis prosa nonfiksi, dialog, teks,
Sedangkan pengukuran merupakan kesusastraan, tabel, diagram, iklan,
bagian atau alat penilaian saja, dan dan lain-lain. Pada umumnya wacana
selalu berhubungan dengan data-data yang berbentuk prosa yang banyak
kuantitatif, misalnya merupakan dipergunakan orang, tetapi jika
skor-skor peserta didik. Tes dimanfaatkan secara tepat, berbagai
merupakan suatu instrumen atau jenis wacana tersebut dapat sama
prosedur yang sistematis utuk efektif. Wacana jenis prosa nonfiksi
mengukur suatu sampel tingkah laku. dimaksudkan sebagai berbagai
Penilaian sendiri tidak dapat lepas tulisan berbentuk prosa bukan karya
dari kegiatan pembelajaran di kelas. sastra seperti tulisan ilmiah, artikel
Tanpa adanya suatu penilaian, kita ilmiah, atau ilmiah populer, tajuk
tidak mungkin dapat menilai dan rencana, berita,dan lain-lain yang
melaporkan hasil pembelajaran diambil dari buku literatur, buku
peserta didik secara objektif. pelajaran, majalah, jurnal, surat
kabar, dan sebagainya.

20
Pembelajaran membaca gagasan penjelas, makna tersurat
kkritis dan kreatif ini menggunakan dan tersirat, bahkan juga makna
wacana jenis prosa nonfiksi yaitu istilah dan ungkapan.
berupa artikel yang diambil dari b. Tes Kemampuan dengan
internet dengan judul Memudarnya Mengkontruksi Jawaban
Sekolah-Sekolah Tua Rhenanald Tes kemampuan
Kasali Founder Rumah Perubahan membaca jenis kedua ini tidak
(dipakai pada pertemuan pertama sekedar meminta peserta ujian
pembelajaran), dan Hilangnya memilih jawaban benar dari
Kemampuan Mendongeng Para sejumlah jawaban yang
Pejabat (dipakai pada pertemuan ke disediakan, melainkan harus
dua pembelajaran). mengemukakan jawaban sendiri
Pembuatan Tes Kompetensi dengan mengreaksikan bahasa
Membaca berdasarkan informasi yang
a. Tes Pemahaman Wacana diperoleh dari wacana yang
Bahan ujian membaca diberikan kemudian
pemahaman dan paling banyak mengerjakannya. Pemahaman
dijadikan bahan tes kemampuan terhadap isi pesan wacana adalah
membaca adalah wacana yang prasyarat untuk dapat
berbentuk prosa, nonfiksi, atau mengkontruksi jawaban tugas.
fiksi, singkat atau agak panjang, Tugas dengan bentuk demikian
dengan isi tentang berbagai hal disebut dengan tugas otentik.
menarik. Peserta didik Tugas otentik ini
diharapkan dapat membaca dan menuntut peserta didik untuk
memahami benar-benar teks berunjuk kerja secara aktif
bacaan dan isi bacaan yang produktif, maka tes kompetensi
diberikan pun tidak berisi membca yang bersifat reseptif
mengenai hal-hal umum yang diubah menjadi tugas reseptif
dapat diketahui tanpa suatu dan produktif sekaligus. Unjuk
kegiatan membaca. Soal yang kerja berbahasa menanggapi dan
umum ditanyakan dalam tes mengkontruksi jawaban dapat
adalah tema, gagasan pokok, dilakukan secara lisan atau

21
tertulis, misalnya berupa tepat dari sekumpulan data, (3)
“menjawab pertanyaan secara Kemampuan untuk menentukan
terbuka”, atau tugas ketidakkonsistenan dan kontradiksi
“menceritakan kembali isi dari sekumpulan data, dan (4)
informasi” wacana yang Berpikir kritis bersifat analitis dan
bersangkutan. Tugas ini lebih refleksif.
alamiah karena kompetensi itu Pengertian membaca kritis
dibutuhkan untuk berbagai adalah: (1) membaca kritis (critical
keperluan pekerjaan, misalnya reading) adalah aktifitas membaca
untuk memenuhi tuntutan yang ditempuh secara bijak,
pekerjaan. Selain itu dengan mendalam, evaluatif, serta analisis
adanya tugas ini, dapat menggali dan bukan sekedar mencari-cari
dan memaksimalkan potensi kesalahan isi atau pilihan kata yang
peserta didik dengan mengkreasi terdapat dalam objek kajian. (2)
dan memaksimalkan jawaban membaca kritis sebagaimana
dengan dengan bahasa membaca intensif merupakan modal
pilihannya sendiri. Dengan cara utama bagi mahasisiwa untuk
ini akan terjadi pengintegrasian mencapai kesuksesan studi.
antara kompetensi reseptif dan
produktif berbahasa, dan itu Membaca Kritis Tulisan/Artikel
lebih mencerminkan dalam Populer
kegiatan berbahasa dalam Membaca kritis tulisan
kehidupan nyata. popular lebih mudah dipahami
karena sifatnya yang terbaru hangat
Kemampuan Berpikir Kritis dan dibicarakan dan bahasa yang
Kreatif digunakan juga bahasa komunikatif
Berpikir kritis melingkupi: yang mudah dimengerti pembaca.
(1) Kemampuan membaca dengan 1) Mengenali persoalan utama atau
pemahaman, mengidentifikasi materi isu yang dibahas dalam artikel
penting dan materi yang tidak popular
relevan, (2) Kemampuan untuk Perlu diperhatikan dalam
menggambarkan kesimpulan yang membaca tulisan popular adalah

22
mengenali persoalan utama atau Indikator keterampilan
isu yang dibahas. berpikir kritis yang terbagi ke dalam
2) Menentukan lima kelompok besar berikut ini.
signifikasi/relevansi isu dengan 1. Memberikan penjelasan
tulisan yang akan dihasilkan sederhana: a) memfokuskan
Isu yang dibicarakan pertanyaan, b) menganalisis
dalam sebuah tulisan mungkin argumen, c) bertanya dan
tidak mempunyai relevansi menjawab tentang suatu
untuk tulisan yang akan kita penjelasan atau tantangan.
buat. 2. Membangun keterampilan dasar:
3) Memanfaatkan isu artikel d) mempertimbangkan
popular untuk bahan/inspirasi kredibilitas sumber, e)
dalam menulis mengobservasi dan
Isi artikel popular dapat mempertimbangkan suatu
menjadi inspirasi karena isu laporan hasil observasi.
artikel popular biasanya tentang 3. Menyimpulkan: f) mendeduksi
masalah sosial. dan mempertimbangkan hasil
4) Membedakan isi artikel popular deduksi, g) menginduksi dan
dengan isi artikel ilmiah dan mempertimbangkan hasil
buku ilmiah induksi, h) membuat dan
Artikel popular biasanya menentukan nilai pertimbangan.
berisi pemahaman tentang 4. Memberikan penjelasan lebih
sebuah isu yang sedang diminati lanjut: i) mendefinisikan istilah
masyarakat, dan tidak dan mempertimbangkan definisi,
mementingkan teori dan data. j) mengidentifikasi asumsi.
Artikel/buku ilmiah biasanya 5. Mengatur strategi dan taktik: k)
berisi tentang pemahaman menentukan tindakan, l) berin-
tentang isu yang tidak diminati teraksi dengan orang lain.
masyarakat, peranan teori dan
data sangat penting dalam artikel Deskripsi dan Analisis Data
ini. Menumbuhkan data kritis
peserta didik akan lebih efektif jika

23
dilakukan melalui pembelajaran yang membaca kritis dan kreatif sebagai
komprehensif dan progresif. Artinya, berikut. a). Tujuan membaca, b)
pembelajaran yang dilakukan pemilihan bahan wacana.
mengolaborasi berbagai kemampuan a. Tujuan membaca
peserta didik, mengaktivasi peserta Hal yang paling utama
didik, melibatkan konteks di ketika membaca adalah tujuan.
sekitarnya, melibatkan kegiatan Tujuan utama membaca artikel ini
diskusi, dan lain-lain. mengarahkan kepada mahasiswa
Dalam hal ini peneliti melihat untuk memahami bacaan kemudian
pendidikan karakter muncul pada berpikir kritis terhadap artikel
pembelajaran komprehensi tulis tersebut. Artikel yang berisi kritik
dengan model pembelajaran akan memancing siswa untuk
pemberian wacana artikel. berpikir kritis. Berpikir kritis
Mahasiswa diberikan bacaan tentang mengenai permasalahan yang
artikel yang berkaitan dengan dunia dibicarakan dalam artikel, mencari
pendidikan, kaitannya kritik sosial solusi, dan mengaitkan di Indonesia
yang terjadi pada masyarakat. Salah saat ini. Tujuan selanjutnya yaitu
satu alasan mengapa memilih artikel memahami organisasi dasar tulisan
karya Renald Kasali karena tokoh ini dan menilai penyajian penulis.
kebanyakan tulisannya berupa kritik Tujuan akhir dari membaca artikel
sosial di masayarakat. Tulisannya tersebut meningkatkan minat
banyak mengangkat hal-hal sosial keterampilan membaca serta selalu
dan keprihatinan terhadap kondisi berfikir kritis.
yang muncul. Penulis artikel tersebut
seorang ilmuan bidang ekonomi, b. Pemilihan Bahan Bacaan
namun dalam tulisannya banyak Secara pedagogis orang
menyampaikan fakta atau kritik mengatakan bahwa bacaan yang baik
tentang sosial, pendidikan, dan adalah yang sesuai dengan tingkat
budaya yang terjadi pada perkembangan jiwa, minat,
masyarakat. kebutuhan, aau menarik perhatian
Hal-hal yang perlu peserta didik. Melalui pembelajaran
diperhatikan dalam pembelajaran membaca sebenarnya kita dapat

24
berperan serta mengembangkan mengankat masalah yang ada di
sikap nilai-nilai pada diri peserta Indonesia.
didik, misalnya dengan sejarah Berpikir kritis dan kreatif
perjuangan bangsa, pendidikan dimulai dengan cara sebagai berikut.
moral, kehidupan beragama, a. Menggenerasikan ide. Tahap ini
berbagai karya seni, berbagai ilmu melibatkan seseorang utuk
pengetahuan popular, tidak memihak berpikir secara lancar kaitannya
golongan teretntu, dan sebagainya. dengan bacaan.
Di pihak lain, juga perlu selektif Tahap pertama ini
menghindari bacaan-bacaan yang dilakukan dengan cara, pengajar
bersifat kontra dan kontroversial. membagikan teks wacana untuk
Kemampuan kekritisan maha- kemudian dibaca oleh
siswa dalam menganalisis suatu mahasiswa. Setelah mahasiswa
wacana tentu saja dimulai dari selesai membaca, pengajar
pemilihan bahan bacaan. Sebagai memberikan kesempatan kepada
pendidik ketika akan memberikan tes mahasiswa untuk maju
wacana kemampuan pemahaman dan menceritakan kembali apa yang
kekritisan suatu isi wacana, sudah di baca. Sedangkan
hendaknya dimulai dari pemilihan mahasiswa yang tidak maju,
bacaan. Artikel yang peneliti diberi instruksi untuk menyimak
gunakan sebagai evaluasi membaca dan mengajukan pertanyaan.
kritis ini merupakan bacaan yang b. Perilaku (Attitude) dan watak
memiliki isi memancing siswa (dispositions)
berpikir kritis. Karena wacana yang Perilaku (Attitude) dan
dibuat oleh Renald Kasali ini watak (disposotion) yang
merupakan artikel kritik sosial yang kemudian hal ini dapat disebut
berupa kritik pendidikan. Pemilihan sebagai karakter merupakan
tema juga berkaitan dengan komponen penting dalam
pendidikan. Sesuai dengan jurusan berpikir kritis dan kreatif. Hal ini
yang diambil oleh para mahasiswa akan mendukung kemampuan
yaitu pendidikan. Permasalahan yang produktif peserta didik yang
dibahas dalam artikel tersebut juga dapat dilihat dari pemahaman

25
dan fleksibitas, motivasi, dan pertanyaan yang membu-
kepercayaan diri. Kaitannya tuhkan jawaban dengan ala-
dengan indikator berpikir kritis san. Hal ini dapat
dan kreatif. ditunjukkan mahasiswa
1). Mencari pertanyaan jelas dengan lancar mampu
dari wacana. Dalam menjawab pertanyaan
pembelajaran dapat tersebut.
ditunjukkan dengan adanya Proses belajar setelah
interaksi antar mahasiswa mahasiswa membaca, memahami,
yang maju menceritakan menceritakan kembali didepan.
kembali wacana dengan Pertanyaan ini merupakan evaluasi
mahasiswa yang sedang untuk mengetahui sejauh mana
menyimak. Mahasiswa yang kepemahaman, kekitrisan, dan
menyimak diberikan kesem- kreativitas mahasiswa.
patan untuk bertanya kaitan- a. Menggenerasikan ide. Tahap ini
nya dengan bacaan. Perilaku melibatkan seseorang untuk
yang demikian dapat berpikir secara lancar kaitannya
menunjukkan bahwa maha- dengan bacaan.
siswa memiliki karakter Tahap ini masuk dalam
keberanian dan kekritisan. soal pertama yaitu mahasiswa
2). Berpikir terbuka. Berpikir membaca kemudian menemukan
terbuka artinya mahasiswa ide pokok dalam bacaan
dengan lancar menceritakan tersebut. Menurut Ennis,
kembali wacana yang sudah berpikir kritis terdapat 13
dibacanya. Mampu indikator, salah satunya adalah
menyimpulkan dan mencari-cari dokumen dengan
berpendapat tentang wacana penuh ketelitian.hampir seluruh
dan kaitannya dengan mahasiswa dapat menemukan
lingkungan sekitar. ide pokok dengan benar. Ketika
3). Mencari alasan. Dalam proses pembelajaran, mahasiswa
pertanyaan yang diajukan dalam mengerjakan intruksi soal
dosen salah satunya adalah juga dengan kesungguhan,

26
keseriusan, bahkan pembelajaran bacaan sendiri. Karakter
membaca individu. Selain itu, mandiri dan kreatif serta
saat pembelajaran berlangsung kritis disini jelas dapat
mahasiswa tidak mengeluh. dilihat dari jawaban
Dengan kesungguhn pantang mahasiswa.
menyerah mereka 2). Menjelaskan tujuan penulis.
menyelesaikan soal evaluasi. Sebagian mahasiswa
Seperti halnya yang memberikan jawaban yang
dikemukakan oleh John Dewey rata-rata sama. Dari jawaban
bahwa karakter (disposition) yang dikemukakan oleh
tampak dalam diri seseorang mahasiswa tujuan penulis
sebagai pemberani, tidak membuat artikel
penakut, pantang menyerah, Memudarnya Sekolah-
tidak mudah putus asa, dan lain sekolah Tua yaitu
sebagainya. John Dewey mengangkat masalah
menggambarkan aspek karakter kurikulum yang penuh pro
dari berpikir sebagai “atribut dan kontra, mengangkat
personal” bagaimana suasana belajar
b. Menjawab soal dengan alasan anak yang tidak kondusif,
serta penalaran juga mengaitkan serta permasalahan-
dengan kenyataan yang ada permasalahan pendidik yang
disekitar. Soal yang tercantum dihadapi di Indonesia. Di
dalam proses ini yaitu; sini dapat terlihat dari
1). Menjelaskan organisasi jawaban mahasiswa mereka
bacaan. Organisasi bacaan mampu menjelaskan tujuan
terdiri dari pendahuluan, isi penulis. Sikap ini
dan penutup. Mahasiswa menunjukkan karakter
ketika menjawab pertanyaan kritis, karakter kritis ini
ini, hampir seluruhnya dapat tercapai jika
menjawab dengan benar. mahasiswa mampu
Mereka mampu memahami bacaan.
mengelompokkan organisasi

27
3). Menjelaskan masalah yang disampaikan penulis dalam
diangkat dalam bacaan. artikel tersebut logis, namun
Hampir seluruh mahasiswa ada yang menjawab bahwa
mampu mengungkapkan apa yang ditulis oleh Renald
masalah yang ada dalam Kasali tidak logis.
wacana. Yaitu; masalah 6) mengaitkan isi yang ada
kurikulum yang pro dan dalam bacaan dengan fakta
kontra dan suasana yang sekitar.
tidak kondusif dalam Soal ini kaitannya dengan
pembelajaran. berpikir kritis dan peka
4). Menjelaskan solusi dari terhadap lingkungan sekitar.
permasalahan yang ada. setelah seluruh artikel
Pertanyaan ini merupakan selesai dibaca. Mahasiswa
lanjutan dari pertanyaan diarahkan untuk mampu
sebelumnya. Pertanyaan ini mengaitkan artikel tersebut
untuk melihat sejauh mana dengan lingkungan sekitar.
seorang mahasiswa mampu Baik persoalan dan
mengungkapkan penjelasan fenomena yang diangkat
cara mengatasi oleh penulis kemudian
permasalahan yang ada mahasiswa diarahkan untuk
dalam wacana. memperhatikan apakah ada
Sebagaimana mahasiswa persamaan atau mungkin
memberikan solusi yang perbedaan dari isi artikel
hampir sama yaitu membuat dengan lingkungan sekitar.
suasana belajar yang Dosen memberikan
menyenangkan. tambahan keterangan bahwa
5). Kelogisan yang disampaikan lingkungan yang dimaksud
penulis dalam artikel disini adalah lingkungan
Pada soal ini mahsiswa asal daerah. Mengingat
memiliki jawaban pro dan mahasiswa yang digunakan
kontra. Ada mahsiswa yang untuk penelitian adalah
menjawab bahwa hal yang mahasiswa baru sehingga

28
sebagian mahasiswa yang Departemen Pendidikan
Nasional.
berasal luar Yogyakarta
pasti akan kesulitan jika Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta:
harus mengaitkan dengan
Rineke Cipta.
lingkungan sekitar. Jadi di
Hamalik, Oemar. 1999. Kurikulum
sini yang dimaksud
dan Pembelajaran. Jakarta:
lingkungan sekitar adalah Bumi Aksara.
lingkungan asal tempat
Hidayatullah, Furqon. 2010.
tinggal. Pendidikan Karakter:
Membangun Peradaban
Bangsa. Surakarta: Yuma
Kesimpulan Pustaka.
Perkuliahan Membaca Kritis
Kementrian Pendidikan Nasioanal.
dan Kreatif Mahasiswa Pendidikan 2010. Pengembangan
Pendidikan Budaya dan
Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI)
Karakter Bangsa. Pedoman
Berorientasi pada Pendidikan Sekolah. Jakarta: Puskur
Balitbang Kemendiknas.
Karakter. Pembelajaran dapat
dilakukan dengan penekanan tes Kusuma, Dharma, dkk. 2011.
Pendidikan Karakter:
kompetensi membaca. Pembelajaran
Kajian Teori dan Praktik di
berorientasi pada pendidikan Sekolah. Bandung: PT
Rosdakarya.
karakter dapat diciptakan dengan
model pembelajaran teks. Pemilihan Mulyasa. 2006. Kurikulum Satuan
Pendidikan. Bandung: Remaja
bahan bacaan menjadi peran penting
Rosdakarya.
dalam penelitian ini. Hal penting lain
Nurgiyantoro, Burhan. 2010.
dalam proses keberhasilan membaca
Penilaian Pembelajaran
kritis dan kreatif adalah tujuan Bahasa: Berbasis
Kompetensi. Yogyakarta:
membaca, menggenerasikan ide,
BPFE.
perilaku, watak, pemberian soal yang
Nurhadi. 2008. Membaca Cepat dan
berkaitan dengan bacaan.
Efektif. Malang: Sinar
Baru Algesindo.
Daftar Pustaka
Rahim, Farida. 2008. Pengajaran
Akhadiah, Sabarti, dkk. 1993.
Membaca di sekolah Dasar. Jakarta:
Bahasa Indonesia I. Jakarta:
Bumi Aksara.
Direktoral Jenderal
Pendidikan Tinggi

29
Samami, Muchlas. 2013. Pendidikan
Karakter. Bandung: Remaja
rosdakarya.

Sutopo. 2006. Metodologi Penelitian


Kualitatif. Solo: Universitas Sebelas
Maret.

Tarigan, Djago. 1997. Pendidikan


dan bahasa sastra
Indonesia di Kelas Rendah.
Jakarta: Universitas terbuka.

Tarigan, Henry Guntur. 1984.


Membaca sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa.
Bandung: angkasa.

Waluyo, Herman.J. 1999. Penelitian


Pendidikan Bahasa dan
Sastra. Solo: Universitas
Sebelas Maret.

30

Anda mungkin juga menyukai