Anda di halaman 1dari 7

Masalah Kesehatan

Untuk memudahkan pengenalan gejala stroke


Stroke adalah defisit neurologis fokal (atau bagi masyarakat awam, digunakan istilah
global) yang terjadi mendadak, berlangsung FAST (Facial movement, Arm Movement,
lebih dari 24 jam dan disebabkan oleh faktor Speech, Time: acute onset). Maksudnya, bila
vaskuler. Secara global, saat ini stroke seseorang mengalami kelemahan otot wajah
merupakan salah satu penyebab kematian dan anggota gerak satu sisi, serta gangguan
utama, dan penyebab utama kecacatan pada bicara, yang terjadi mendadak, patut diduga
orang dewasa. Dari laporan Riskesdas (Riset mengalami serangan stroke. Keadaan seperti
Kesehatan Dasar) Departemen Kesehatan itu memerlukan penanganan darurat agar
Republik Indonesia tahun 2007, stroke tidak mengakibatkan kematian dan kecacatan.
merupakan penyebab kematian utama di Karena itu pasien harus segera dibawa ke
Indonesia. rumah sakit yang memiliki fasilitas untuk
penanganan tindakan darurat bagi penderita
Hasil Anamnesis (Subjective) stroke.
Keluhan Seperti halnya TIA, pada stroke diperlukan
Gejala awal serangan stroke terjadi mendadak anamnesis yang teliti tentang faktor risiko TIA/
(tiba-tiba), yang sering dijumpai adalah stroke.

1. Kelemahan atau kelumpuhan salah satu sisi Faktor Risiko


wajah, lengan, dan tungkai (hemiparesis, Beberapa faktor risiko yang dapat
hemiplegi) mempermudah terjadinya serangan stroke,
2. Gangguan sensorik pada salah satu sisi misalnya usia tua, jenis kelamin (laki-laki), berat
wajah, lengan, dan tungkai (hemihipestesi, badan lahir rendah, faktor herediter (familial),
hemianesthesi) ras (etnik), memang tidak bisa dihindari atau
diubah (non modifiable risk factors). Sedangkan
3. Gangguan bicara (disartria)
faktor risiko lainnya mungkin masih bisa
4. Gangguan berbahasa (afasia) dihindari, diobati atau diperbaiki (modifiable
risk factors).
5. Gejala neurologik lainnya seperti jalan
sempoyongan (ataksia), rasa berputar Tabel 8.13 Faktor risiko stroke
(vertigo), kesulitan menelan (disfagia),
melihat ganda (diplopia), penyempitan
lapang penglihatan (hemianopsia, kwadran-
anopsia)
Catatan:
Kebanyakan penderita stroke mengalami lebih
dari satu macam gejala diatas. Pada beberapa
penderita dapat pula dijumpai nyeri kepala,
mual, muntah, penurunan kesadaran, dan
kejang pada saat terjadi serangan stroke.
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang f. Darah lengkap
Sederhana (Objective) g. Faal hemostasis
2. Pemeriksaan lain (sesuai indikasi):
1. Pemeriksaan tanda vital: pernapasan, nadi,
a. Foto toraks
suhu, tekanan darah harus diukur kanan
b. Tes faal hati
dan kiri
c. Saturasi oksigen, analisis gas darah
2. Pemeriksaaan jantung paru
d. Toksikologi
3. Pemeriksaan bruitkarotis dan subklavia
e. Kadar alkohol dalam darah
4. Pemeriksaan abdomen
f. Pungsi lumbal (pada perdarahan
5. Pemeriksaan ekstremitas
subaraknoid)
6. Pemeriksaan neurologis
g. TCD (transcranial Doppler)
a. Kesadaran: tingkat kesadaran diukur
h. EEG (elektro-ensefalografi.
dengan menggunakan Glassgow Coma
Scale (GCS) Penegakan Diagnostik (Assessment)
b. Tanda rangsang meningeal: kaku
kuduk, tanda Laseque, Kernig, dan Diagnosis klinis
Brudzinski Diagnosis awal ditegakkan berdasarkan
c. Saraf kranialis: terutama Nn. VII, XII, anamnesis dan pemeriksaan fisik. Cara skoring
IX/X,dan saraf kranialis lainnya ROSIER (Recognition of Stroke in Emergency
d. Motorik: kekuatan, tonus, refleks Room) dapat digunakan pada stroke akut.
fisiologis, refleks patologis
e. Sensorik Tabel 8.14 Skor ROSIER untuk stroke
f. Tanda serebelar: dismetria,
disdiadokokinesia, ataksi, nistagmus
g. Pemeriksaan fungsi luhur, terutama
fungsi kognitif (bahasa, memori dll)
h. Pada pasien dengan kesadaran
menurun, perlu dilakukan pemeriksaan
refleks batang otak:
• Pola pernafasan: Cheyne-Stokes,
hiperventilasi neurogenik sentral,
apneustik, ataksia
• Refleks cahaya (pupil)
• Refleks kornea
Klasifikasi
• Refleks muntah
• Refleks okulo-sefalik (doll’s eyes Stroke dibedakan menjadi:
phenomenon)
1. Stroke hemoragik biasanya disertai dengan
Pemeriksaan Penunjang: sakit kepala hebat, muntah, penurunan
kesadaran, tekanan darah tinggi.
Pemeriksaan pendukung yang diperlukan
2. Stroke iskemik biasanya tidak disertai
dalam penatalaksanaan stroke akut di fasilitas
dengan sakit kepala hebat, muntah,
pelayanan kesehatan tingkat lanjut
penurunan kesadaran dan tekanan darah
1. Pemeriksaan standar: tidak tinggi.
a. CT scan kepala (atau MRI)
Diagnosis Banding
b. EKG (elektrokardiografi)
c. Kadar gula darah Membedakan stroke iskemik dan
d. Elektrolit serum stroke hemoragik sangat penting untuk
e. Tes faal ginjal penatalaksanaan pasien.
Intensitas sedang dapat didefinisikan
Komplikasi
Komplikasi stroke yang harus diwaspadai
karena dapat mengakibatkan kematian dan
kecacatan adalah komplikasi medis, antara lain
komplikasi pada jantung, paru (pneumonia),
perdarahan saluran cerna, infeksi saluran
kemih, dekubitus, trombosis vena dalam, dan
sepsis. Sedangkan komplikasi neurologis
terutama adalah edema otak dan peningkatan
tekanan intrakranial, kejang, serta transformasi
perdarahan pada infark.
Pada umumnya, angka kematian dan kecacatan
semakin tinggi, jika pasien datang terlambat
(melewati therapeutic window) dan tidak
ditangani dengan cepat dan tepat di rumah
sakit yang mempunyai fasilitas pelayanan stroke
akut.
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Pertolongan pertama pada pasien stroke akut.
1. Menilai jalan nafas, pernafasan, dan
sirkulasi
2. Menjaga jalan nafas agar tetap adekuat
3. Memberikan oksigen bila diperlukan
4. Memposisikan badan dan kepala lebih
tinggi (head-and-trunk up) 20-30 derajat
5. Memantau irama jantung
6. Memasang cairan infus salin normal atau
ringer laktat (500 ml/12 jam)
7. Mengukur kadar gula darah (finger stick)
8. Memberikan Dekstrose 50% 25 gram
intravena (bila hipoglikemia berat)
9. Menilai perkembangan gejala stroke selama
perjalanan ke rumah sakit layanan
sekunder
10. Menenangkan penderita
Rencana Tindak Lanjut
1. Memodifikasi gaya hidup sehat
a. Memberi nasehat untuk tidak merokok
atau menghindari lingkungan perokok
b. Menghentikan atau mengurangi
konsumsi alkohol
c. Mengurangi berat badan pada
penderita stroke yang obes
d. d. Melakukan aktivitas fisik sedang
pada pasien stroke iskemik atau TIA.
sebagai aktivitas fisik yang cukup
berarti hingga berkeringat atau
meningkatkan denyut jantung 1-3 kali
perminggu.
2. Mengontrol faktor risiko
a. Tekanan darah
b. Gula darah pada pasien DM
c. Kolesterol
d. Trigliserida
e. Jantung
3. Pada pasien stroke iskemik diberikan obat-
obat antiplatelet:asetosal, klopidogrel
Konseling dan Edukasi
1. Memberikan edukasi kepada pasien dan
keluarganya agar tidak terjadi kekambuhan
atau serangan stroke ulang
2. Jika terjadi serangan stroke ulang, harus
segera mendapat pertolongan segera
3. Mengawasi agar pasien teratur minum obat.
4. Membantu pasien menghindari faktor risiko.
Tabel 8.15 Membedakan stroke iskemik dan
stroke hemoragik
210 PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
Kriteria rujukan
Semua pasien stroke setelah ditegakkan diagnosis secara klinis dan diberikan penanganan awal, segera mungkin harus dirujuk ke
fasilitas pelayanan kesehatan sekunder yang memiliki dokter spesialis saraf, terkait dengan angka kecacatan dan kematian yang
tinggi. Dalam hal ini, perhatian terhadap therapeutic window untuk penatalaksanaan stroke akut sangat diutamakan.
Peralatan
1. Alat pemeriksaan neurologis.
2. Senter
3. Infus set.
4. Oksigen.
Prognosis
Prognosis adalah dubia, tergantung luas dan letak lesi. Untuk stroke hemoragik sebagian besar dubia ad malam. Penanganan yg
lambat berakibat angka kecacatan dan kematian tinggi.
Referensi
1. Misbach J dkk. Kelompok Studi Stroke. Guideline Stroke 2011. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI),
Jakarta, 2011. (Misbach, 2011)
2. Jauch EC et al. Guidelines for the Early Management of Patients with Acute Ischemic Stroke. A Guideline for Healthcare
Professionals From the American Heart Association/American Stroke Association. Stroke 2013; 44:870-947.(Jauch, 2013)
3. Morgenstern LB et al. Guidelines for the Management of Spontaneous Intracerebral Hemorrhage. Guideline for Healthcare
Professionals From the American Heart Association/American Stroke Association. Stroke 2010;41:1-23. (Morgenstern, 2010)
4. Furie K et al. Guidelines for the Prevention of Stroke in Patients With Stroke or Transient Ischemic Attack : A Guideline for
Healthcare Professionals From the American Heart Association/American Stroke Association. Stroke 2011;42:227-276.
(Furie, 2011)

Anda mungkin juga menyukai