Anda di halaman 1dari 4

 Audit Sampling

Auditor melakukan pemilihan sampel dengan maksud untuk memperoleh sampel yang
representatif. sampel yang representatif adalah sampel yang mempunyai karakteristik
yang sama dengan karakteristik populasi. sebagai contoh auditor menemukan 2%
kesalahan atas faktur penjualan seandainya ia melakukan inspeksi atas seluruh faktur
penjualan. misalkan, auditor ada 100 buah jumlah faktur penjualan sebagai sampel dari
suatu populasi. sampel tersebut dapat dikatakan sebagai sampel representatif apabila
auditor menemukan dua buah faktur yang mengandung kesalahan.

Sampel harus mengandung stabilitas. yang dimaksudkan disini adalah apabila jumlah
sampel yang ditambah , maka hasilnya harus sama, dan tidak berubah. pada
kenyataannya, auditor tidak akan dapat mengetahui apakah sampel yang diambil
merupakan sampel yang representatif, meskipun ia telah selesai melaksanakan seluruh
pengujian. auditor maksimal hanya dapat meningkatkan kualitas pengambilan sampel
menjadi mendekati kualitas sampel yang representatif. hal tersebut dapat dilaksanakan
auditor dengan cara merancang dan melakukan seleksi sampel, dan mengevaluasi hasil
sampel secara cermat dan teliti sebagai sampel.

Sampling merupakan prosedur yang umum digunakan oleh auditor. IAI melalui Standar
Profesional Akuntan Publik Seksi 350 mendefinisikan sampling sebagai:

Penerapan prosedur audit terhadap unsur-unsur suatu saldo akun atau kelompok transaksi
yang kurang dari seratus persen dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo
akun atau kelompok transaksi tersebut.

Untuk memperoleh bukti yang memadai, auditor tidak harus memeriksa seluruh transaksi
yang ada. Dalam setiap pemeriksaan auditor harus mempertimbangkan manfaat dan biaya
karena pertimbangan ini kemudian dalam profesi dikenal secara luas bahwa sebagian
besar bukti diperoleh melalui sampel.

 Risiko Sampling

risiko sampling berkaitan dengan kemungkinan bahwa sampel yang diambil bukanlah
sampel yang representatif. risiko sampling timbul dari kemungkinan bahwa
kesimpulan auditor bila menggunakan sampling mungkin menjadi lain dari
kesimpulan yang akan dicapai bila cara pengujian yang sama diterapkan tanpa
sampling. tingkat risiko sampling mempunyai hubungan yang terbalik dengan ukuran
sampel. semakin kecil ukuran sampel, semakin tinggi risiko samplingnya. sebaliknya,
semakin besar ukuran sampel, semakin rendah risiko samplingnya.

seluruh risiko baik yang berkaitan maupun yang tidak berkaitan dengan sampling,
memungkinkan kesalahan pemberian pendapat. auditor kemungkinan dapat
memberikan pernyataan wajar atas nilai buku yang mengandung salah saji yang
material. kesalahan pemberian pendapat auditor dapat disebabkan oleh kombinasi
kemungkinan kesalahan berikut:

a. kesalahan material yang terjadi dalam laporan keuangan


b. struktur pengendalian intern gagal mendeteksi dan melakukan kesalahan
c. prosedur audit yang dilaksanakan auditor, gagal mendeteksi kesalahan.

 Risiko Non Sampling

risiko non sampling meliputi semua aspek risiko audit yang tidak berkaitan dengan
sampling. risiko ini tidak akan pernah dapat diukur secara mateatis. risiko non
sampling timbul karena:

 kesalahan manusia seperti gagal mengakui kesalahan dalam dokumen


 kesalahan pemilihan maupun penerapan prosedur audit yang tidak sesuai dengan tujuan
audit
 salah interpretasi hasil sampel

walaupun tidak dapat diukur secara matematis, risiko non sampling ini dapat ini
dapat ditekan auditor dengan cara sebagai berikut:

 melakukan perencanaan yang tepat


 melakukan pengawasan atau supervisi yang tepat
 menerapkan standar pengendalian kualitas yang ketat atas pelaksanaan audit.

 Sampling Non Statistik


Sampling non statistik merupakan pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan
kriteria subyektif berdasarkan pengalaman auditor. sehingga proses pemilihan sampel
tidak random dan hasil penyampelan tidak dievaluasi secara matematis

 Sampling Statistik
Sampling statistik adalah penggunaan rencana sampling (sampling plan) dengan cara
sedemikian rupa sehingga hukum probabilitas digunakan untuk membuat statement
tentang suatu populasi. Ada dua syarat yang harus dipenuhi agar suatu prosedur audit bisa
dikategorikan sebagai sampling statistik.

Pertama, sampel harus dipilih secara random. Random merupakan lawan arbritrari atau
judgemental. Seleksi random menawarkan kesempatan sampel tidak akan bias.
Kedua, hasil sampel harus bisa dievaluasi secara matematis. Jika salah satu syarat ini
tidak terpenuhi maka tidak bisa disebut sebagai sampling statistik. Berikut digambarkan
tipe sampling audit syarat pengkategorian tipe-tipe tersebut.
Audit Sampling adalah penerapan prosedur audit terhadap kurang dari 100% (seratus persen)
unsur dalam suatu saldo akun atau kelompok transaksi dengan tujuan untuk menilai beberapa
karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi tertentu (Pernyataan Standar Audit (PSA)
N0. 26).

Sedangkan pengertian sampling adalah salah satu metode yang digunakan menarik
kesimpulan terhadap populasi yang diteliti didasarkan pada hasil pengujian terhadap sampel.
Populasi adalah kumpulan yang lengkap dari kelompok data yang menjadi objek penelitian.
Sampel adalah bagian dari populasi, yang di pilih untuk diteliti, berfungsi sebagai perwakilan
dari seluruh anggota populasi.

 Teknik Audit Sampling


Teknik Audit Sampling merupakan teknik pengujian substantif yang dilakukan dengan
tingkat kurang dari 100% oleh tim audit berdasarkan data dan informasi yang diterima
dari Auditee (pihak yang diaudit).

Ada alasan lain bagi auditor untuk memeriksa kurang dari 100% unsur yang membentuk
akun atau kelompok transaksi. Sebagai contoh, auditor mungkin hanya memeriksa
beberapa transaksi dari suatu akun atau kelompok untuk memperoleh pemahaman
atas,sifat operasi entitas atau memperjelas pemahaman atas pengendalian intern entitas.

 Pengertian Profesionalitas
Audit sampling ini mengharuskan auditor menggunakan pertimbangan profesionalnya
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian sampel, serta dalam menghubungkan
bukti audit yang dihasilkan dari sampel dengan bukti audit lain dalam penarikan
kesimpulan atas saldo akun atau kelompok transaksi yang berkaitan.

Audit sampling dapat diterapkan baik untuk melakukan pengujian pengendalian, maupun
pengujian subtantif.

Audit sampling banyak diterapkan auditor dalam prosedur pengujian yang berupa
voucing, tracing, dan konfirmasi. Sampling dipergunakan kalau waktu dan biaya tidak
memungkinkan untuk memeriksa seluruh transaksi/kejadian dalam suatu populasi.

Populasi adalah seluruh item yang harus diperiksa. Sub dari populasi disebut dengan
istilah sampel.

Sampling dipergunakan untuk menginferensi karakteristik dari populasi. Inferensi adalah


tindakan atau proses yang berasal kesimpulan logis dari premis-premis yang diketahui
atau dianggap benar. Keuntungan dari sampling itu sendiri adalah :
1. Menghemat sumber daya: biaya, waktu, tenaga
2. Kecepatan mendapatkan informasi (up date)
3. Ruang lingkup (cakupan) lebih luas
4. Data/informasi yang diperoleh lebih teliti dan mendalam
5. Pekerjaan lapangan lebih mudah
Dalam tahapan audit sampling ada enam tahapan adalah sebagai berikut :

1. Menyusun rencana audit


2. Menetapkan jumlah/unit sampel
3. Memilih sampel
4. Menguji sampel
5. Mengestimasi keadaan populasi
6. Membuat simpulan hasil audit
Ada dua pendekatan umum dalam sampling audit yaitu non statistik dan statistik. Kedua
pendekatan ini mengharuskan auditor menggunakan pertimbangannya profesionalnya dalam
perencanaan , pelaksanaan, dan penilaian sample.

Anda mungkin juga menyukai