Dasar Akuntansi Pajak PDF
Dasar Akuntansi Pajak PDF
I KETUT SUASTIKA
DEFINISI AKUNTANSI
Akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan
laporan kepada pihak-pihak yg berkepentingan mengenai
aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.
Akuntansi sebagai proses mengidentifikasi, mengukur,
dan melaporkan informasi ekonomi utk memungkinkan
adanya penilaian dan keputusan yg jelas dan tegas bagi
mereka yg menggunakan informasi tersebut.
Neraca Saldo
Neraca Saldo
Setelah
Penyesuaian
Ketentuan Pasal 9 ayat (1) dan Pasal 5 ayat (3) b UU PPh - Biaya
Worksheet
Laporan Keuangan
Rekonsiliasi Fiskal
Laporan Keuangan
Fiskal
Pembukuan
Sesuai Pasal 1 angka 29 UU KUP, disebutkan bahwa
PEMBUKUAN adalah:
suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur
untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang
meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya,
serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau
jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan
berupa neraca, dan laporan laba rugi untuk periode Tahun
Pajak tersebut.
Tujuan Pembukuan
Berdasarkan penjelasan pasal 14 UU PPh adalah
mendapatkan informasi yang benar dan lengkap tentang
penghasilan Wajib Pajak untuk dapat mengenakan pajak
secara adil, benar dan wajar sesuai kemampuan ekonomis
Wajib Pajak
Pelaksanaan Pembukuan
Berdasarkan pasal 28 UU KUP diatur sebagai berikut:
Diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan
mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya
Diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf latin,
angka arab, satuan mata uang rupiah, dan disusun dalam bahasa
Indonesia atau bahasa asing yang diizinkan menteri keuangan
(dalam hal ini bahasa inggris)
Diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel
akrual, kas atau stelsel campuran
Sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai harta,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan
pembelian.
Diselenggarakan dengan cara atau sistem yang lazim dipakai di
Indonesia. Misalnya SAK dan UU pajak.
Penghasilan
Menurut PSAK 23, penghasilan (income) berarti suatu
penambahan aset atau penurunan kewajiban yg
mengakibatkan ekuitas yg tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal
Berdasarkan Pasal 4 (1) UU No. 36/2008 Penghasilan
adalah “ Setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik berasal dari
Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai
untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak
yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk
apapun”.
Stelsel Pengakuan Penghasilan
Stelsel akrual
Contoh pengakuan penghasilan dengan metode
persentase tingkat penyelesaian misalnya di bidang
konstruksi, BOT dan real estat
stelsel kas
contoh restoran, warung, jasa transportasi dll
stelsel campuran
Adalah stelsel kas yang dimodifikasi untuk penghitungan
PPh.
Pengelompokan Penghasilan
Penghasilan yg merupakan obyek pajak
Penghasilan yg dikenakan pajak bersifat
final
Penghasilan yg bukan merupakan obyek
pajak
See Psl 4 UU PPh
Biaya/Pengeluaran
Biaya yg dapat dikurangkan utk menentukan
Penghasilan Kena Pajak
(Psl 6 UU PPh)
Biaya yg tidak dapat dikurangkan utk menentukan
Penghasilan Kena Pajak
(Psl 9 UU PPh)
Biaya/Beban
Y Ps. 11 UU PPh
Y Aktiva
Berwujud? Penyusutan
Tetap
T Ps. 11 A UU PPh
Y Alokasi
B. dimuka
biaya
Perolehan Aktiva Tetap
Pembelian
HP = HP =
Jumlah yg sebenar Jumlah yg seharus
nya dikeluarkan nya dikeluarkan
(Historical Cost) (Market Price)
Kelompok Aktiva dan Tarif Penyusutan
Pasal 11 ayat (6) PPh
Ps. 9 PP 94/2010
Contoh:
PT A bergerak di bidang penyewaan apartemen. Sesuai dgn kontrak,
sewa apartemen tiap bulan adalah US$1,000 dan diterbitkan invoice
setiap tgl 1.
Pada tgl 1 September 2010 PT A menerbitkan invoice sebesar US$
1,000 kpd penyewa. Pada tgl tsb, kurs yg berlaku adalah Rp9.000,00
per 1 US$.
Pada tgl 1 September 2010 tsb PT A mengakui penghasilan atas sewa
apartemen Rp9.000.000,00 (US$ 1,000 x Rp9.000,00).
Pada tgl 15 September 2010 penyewa membayar sewa apartemen.
Pada tgl tsb, kurs yg berlaku adalah Rp8.700,00 per 1 US$, shg nilai
sewa yg dibayar adalah Rp8.700.000,00 (US$ 1,000 x Rp8.700,00).
Atas perbedaan waktu antara tgl penerbitan invoice dan tgl
pembayaran timbul kerugian selisih kurs bagi PT A sebesar
Rp300.000,00 ((Rp9.000,00 - Rp8.700,00) x US$ 1,000)).
Atas kerugian selisih kurs tsb tidak diakui sbg biaya bagi PT A karena
berasal dari penyewaan apartemen yg telah dikenai PPh bersifat final.
Ps. 9 PP 94/2010
KEUNTUNGAN (KERUGIAN) SELISIH KURS
Ps. 9 PP 94/2010
Contoh:
PT A, usaha penyewaan apartemen, bulan September 2010
mendapatkan pinjaman US$10,000,000 yg digunakan:
US$ 9,000,000 untuk membangun apartemen,
US$ 1,000,000 untuk membeli alat transportasi yg akan
dipergunakan untuk usaha jasa angkutan.
Atas keuntungan atau kerugian selisih kurs mata uang asing yg berasal
dari pinjaman sebesar US$ 1,000,000 tsb dapat diakui sebagai
penghasilan atau biaya karena:
a. tidak berkaitan langsung dengan usaha PT A di bidang penyewaan
apartemen yang atas penghasilannya dikenai PPh bersifat final; dan
b. merupakan pengeluaran untuk 3M penghasilan lainnya berupa
usaha jasa angkutan yang atas penghasilannya dikenai PPh dgn tarif
Pasal 17 UU PPh.
Ps. 9 PP 94/2010
PAJAK MASUKAN YG TIDAK DAPAT DIKREDITKAN
Ps. 10 PP 94/2010
BIAYA PENGEMBANGAN TANAMAN INDUSTRI
Ps. 11 PP 94/2010
BIAYA PEMELIHARAAN TERNAK
Ps. 11 PP 94/2010
PINJAMAN TANPA BUNGA
DARI PEMEGANG SAHAM
Ps. 12 PP 94/2010
PINJAMAN TANPA BUNGA
DARI PEMEGANG SAHAM
Ps. 12 PP 94/2010
TERMASUK BIAYA
YANG TIDAK BOLEH DIKURANGKAN
Pengeluaran dan biaya yg tidak boleh dikurangkan dalam
menentukan besarnya PhKP bagi WPDN dan BUT, termasuk:
a. biaya untuk 3M penghasilan yang:
1) bukan merupakan objek pajak;
2) pengenaan pajaknya bersifat final; dan/atau
3) dikenakan pajak berdasarkan NPPN sdd Ps. 14 UU PPh
dan NPK sdd Ps. 15 UU PPh.
b. PPh yg ditanggung oleh pemberi penghasilan.
Ps. 13 PP 94/2010
Biaya lain-lain
SE-46/PJ.4/1995
Beban PPh terdiri atas beban pajak kini dan beban pajak
tangguhan/pendapatan pajak tangguhan.
1.Pajak kini adalah jumlah PPh terutang atas Penghasilan Kena Pajak pada
satu periode.
2.Beban pajak tangguhan akan menimbulkan kewajiban pajak tangguhan,
sedangkan pendapatan pajak tangguhan menimbulkan aset pajak tangguhan.
Aset pajak tangguhan timbul apabila beda waktu menyebabkan terjadinya
koreksi positif dan merupakan jumlah PPh terpulihkan pada periode
mendatang sbg akibat adanya perbedaan temporer yg boleh dikurangkan dan
sisa kompensasi kerugian.
Kewajiban pajak tangguhan timbul apabila beda waktu menyebabkan
terjadinya koreksi negatif dan merupakan jumlah PPh terutang utk periode
mendatang sbg akibat adanya perbedaan temporer kena pajak.
Pencatatan dan Penyajian
Pengakuan aset dan kewajiban pajak tangguhan dilakukan thd fiskal yg
masih dapat dikompensasikan dan beda waktu antara laporan
keuangan komersial dg laporan keuangan fiskal yg dikenakan pajak,
dikalikan dg tarif pajak yg berlaku, yg dalam aplikasinya, tarif
maksimum PPh 25% digunakan karena alasan kepraktisan.
Jurnal timbulnya aset pajak tangguhan:
Debit Kredit
Aset Pajak Tangguhan ..……………………….. xxx
Pendapatan Pajak Tangguhan ……… xxx