Anda di halaman 1dari 21

Pengembangan

Sumber Daya Air

Kuliah di Program Studi Teknik


Sipil Unsoed
Kegiatan-Kegiatan Pengembangan
Sumber Daya Air
• Perencanaan (Planning)
• Perancangan (Desain)
• Konstruksi (Construction)
• Pengelolaan (Management) serta operasi dan
pemeliharaan.

dari berbagai macam bangunan air, dalam


rangka pemberian atau pelayanan air sesuai
dengan maksud dan tujuan yang diinginkan.
Persoalan pada alokasi dan
manajemen sumberdaya air
• Kekeringan, terutama di musim kemarau
• Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya air untuk:
– Irigasi dalam rangka mendukung swasembada pangan
– PLTA yg menggunakan sumberdaya renewable dengan pencemaran
lingkungan yg minim
– Industri, perikanan, dan rekreasi
– Perlindungan kawasan dari banjir
• Menurunnya mutu baku lingkungan akibat pencemaran oleh buangan
air limbah, baik limbah industri maupun domestik
• Penurunan muka air tanah akibat eksploitasi tak terkendali
• Banjir akibat pengelolaan hutan yg kurang memperhatikan aspek
konservasi tanah dan air
• Keterbatasan dana untuk pembangunan infrastruktur yang diperlukan
• Tidak tersedianya biaya operasi dan pemeliharaan (O&P) yang
memadai
• Dll.
Persoalan perencanaan dapat dipandang
sebagai proses pembuatan keputusan
1. Keputusan yang harus diambil pada saat
sekarang yg umumnya bersifat tetap karena
tidak akan berubah di masa yang akan datang,
misalnya: membangun bendung, membangun
bendungan (dam) untuk reservoir, membangun
tanggul, dan lain-lain.
2. Keputusan yang harus diambil untuk keperluan
masa yang akan datang. Keputusan ini bersifat
tidak tetap, dapat berubah sesuai dengan
perkembangan persoalan di masa yang akan
datang. Misal: penetapan pedoman operasi
bendung, pedoman operasi reservoir, dan lain-
lain.
Keputusan yg bersifat tetap tsb. (no. 1)
dapat dikelompokkan dalam hal2 sbb.
• Apa yang harus dibangun untuk memecahkan persoalan?
Dam, saluran, PLTA, pompa air?
• Dimana bangunan air tersebut harus ditempatkan?
• Bagaimanakah bangunan-bangunan air tersebut?
Menyangkut kapasitas dan dimensi dari bangunan air yang
akan dibuat.
• Kapan bangunan tersebut harus dibuat?

Utk menjawab pertanyaan2 ini selain memperhatikan hasil


kajian secara teknis, paling tidak diperlukan analisis tentang
Ekonomi Teknik untuk menentukan saat kapan bangunan-
bangunan tersebut harus dibuat sehingga diperoleh solusi
permasalahan dengan benefit yang optimal
Keputusan yang menyangkut masa
datang (no. 2) berkaitan dengan operasi
suatu sistem sumber daya air, misalnya:

• Cara dan petunjuk operasi suatu waduk


yang perlu dilakukan peninjauan ulang
karena adanya peningkatan macam dan
jumlah kebutuhan air.
• Cara dan petunjuk operasi suatu bendung
yang harus disesuaikan dengan perubahan
areal irigasi, pola dan jadwal tanam.
Pengambilan keputusan optimal terkait
dengan permasalahan sumberdaya air
memerlukan teknik analisis sistem
berdasarkan model matematik dan riset-
operasi. Salah satu analisis penting yang
selalu harus dilakukan adalah analisis
tentang “benefit-cost” yang hasilnya dapat
digunakan untuk mengukur kelayakan dari
suatu rencana atau skenario pengelolaan
sumberdaya air dari sudut pandang ekonomi
Benefit-Cost Analysis
Maksud dan Tujuan
• Dimaksudkan untuk sebagai upaya untuk membawa
bermacam-macam tipe benefit (misal: peningkatan hasil
pertanian, perlindungan banjir, navigasi, dll.) ke dalam
bentuk benefit yang disajikan secara kuantitatif dengan
satuan yang seragam. Umumnya benefit dan cost
dinyatakan dalam satuan moneter (monetary unit), misal
Rupiah (Rp.), US$, dll.
• Dalam kaitannya dengan perencanaan sumberdaya air
secara serba-tujuan (multi-objective), tujuan dari sudut
pandang ekonomi masih merupakan kajian yang penting
dan pengertian dari prinsip dasarnya diperlukan guna
memperoleh hasil perencanaan yang lebih mantap.
Selain itu benefit-cost analysis dapat diaplikasikan
secara langsung terhadap setiap keperluan
pengembangan wilayah sungai dari sudut pandang
ekonomi pada berbagai tingkat tinjauan.
Benefit-Cost Analysis mengacu
pada dua prinsip dasar ekonomi

• Keterbatasan, yaitu pemenuhan kebutuhan oleh


hasil alam, buatan manusia maupun
sumberdaya manusia umumnya sangat
terbatas, oleh karena itu harus dimanfaatkan
secara efisien.
• Substitusi, yaitu pada dasarnya terdapat suatu
nilai atau jumlah tertentu yang dikehendaki
untuk dicapai oleh tujuan tertentu dengan
ukuran yang lebih dari tujuan yang lain.
Kurva Transformasi Optimasi 2 Variabel
Y (orang-hari) Jika benefit atau total pendapatan
dapat dianggap linear terhadap nilai
variable2 tersebut, maka dapat ditulis
hubungan sederhana sbb.

I = px X + py Y
Rekreasi

A(X*,Y*)
I = total benefit
X = jumlah air yg dilepas utk irigasi
Y = jumlah kunjungan wisata air
α
px = harga satuan air irigasi
py = satuan pendapatan dari hasil
Irigasi X (m3) usaha rekreasi wisata air

Daerah kemungkinan Daerah yang dibatasi kedua sumbu (X dan Y) dan kurva
kombinasi X dan Y transformasi merupakan tempat kedudukan titik alternatif
kombinasi variable X dan Y yang memenuhi batasan
persoalan. Kombinasi optimal secara ekonomi adalah titik
A(X*,Y*) X* dan Y* adalah nilai X dan Y yang dioptimal
Tingkat Benefit-Cost Analysis

• Level Industri: analisis benefit dari usaha di bidang


industri, misal pada analisis ekonomi teknik untuk
perencanaan PLTA, perkebunan kelapa sawit, dll.
• Level Regional: misal kajian benefit yang diperoleh
dari suatu rencana pembukaan atau peningkatan
daerah irigasi yang mencakup areal cukup luas.
• Level Nasional: mencakup analisis benefit dari
pengembangan sumberdaya air berskala nasional.
• Level Internasional: analisis benefit terhadap suatu
wilayah (dapat berupa DPS) yang pemilikannya
oleh lebih dari suatu negara, shg
parameterisasinya harus didasarkan pada ukuran
nilai dengan standar international.
Tipe Benefit

• Benefit langsung (direct benefit), contoh


manfaat air yang dilepas dari waduk untuk
kepentingan PLTA atau irigasi.
• Benefit tidak langsung (indirect-benefit),
contoh tumbuhnya kesempatan kerja baru,
berkembangnya daerah pemukiman di
sekitar waduk.
Macam Benefit berdasarkan
tujuan yang dicapai dari suatu
skenario tertentu

• Benefit terukur (tangible benefit), contoh


hasil penjualan air waduk krn dapat
dinyatakan dalam satuan moneter.
• Benefit tak terukur (intangible benefit),
contoh rasa aman penduduk di hilir waduk
krn banjir yang lebih terkendali.
Diagram Cash-Flow
Benefit
Kenaikan benefit Benefit tetap
awal

N T (tahun)

Capital cost
Operation and Replacement
maintenance cost cost
Cost Planning horizon
Komponen-komponen cash-flow
• Capital cost (Cn) sebagai investasi awal
• Operation and maintenance cost (OMn) sebagai biaya operasi dan pemeliharaan
• Replacement cost (Rn) atau biaya penggantian
• Benefit (Bn) atau hasil keuntungan yang dapat mempunyai nilai tetap atau berubah

Untuk setiap proyek ditentukan umur perkiraan dari kemampuan eksploitasi (umur manfaat)
yang dapat memberikan hasil (planning horizon). Benefit cost analysis dilakukan dengan
menggunakan kriteria tertentu untuk menentukan kelayakan dari suatu skenario atau untuk
menentukan pilihan dari beberapa alternatif solusi permasalahan yang dapat diukur secara
ekonomi. Umumnya digunakan acuan waktu tinjauan yang sama dalam menganalisis setiap
komponen cash-flow tersebut.
Kriteria utk pemilihan alternatif yang
paling layak secara ekonomi teknik
Net Benefit (K)
Nilai keuntungan bersih dapat dinyatakan

Bn − Cn − OM n − Rn
N
K =∑
n =1 (1 + i ) n

• N = planning horizon (umumnya dalam tahun)


• Cn = keperluan biaya (cost) pada periode n
• OMn = operasi dan pemeliharaan pada periode n
• Rn = biaya penggantian pada periode n
• Bn = benefit pada periode n

Dengan kriteria ini dapat diambil keputusan sbb.:


• Semua proyek dengan nilai K>0 dapat dipertimbangkan untuk dilaksanakan
• Untuk proyek dg beberapa alternatif penyelesaian, dipilih proyek dengan nilai K yang
paling besar
Kriteria utk pemilihan alternatif yang paling
layak secara ekonomi teknik (lanjutan)

Internal Rate of Return


Adalah nilai tingkat bunga yang berlaku pada keadaan net benefit nol (0).

N
Bn − Cn − OM n − Rn
K (is ) = ∑ =0
n =1 (1 + is ) n

Dengan kriteria ini dapat ditetapkan:


• Semua proyek dengan nilai is > i (tingkat bunga di pasaran) layak untuk dilaksanakan
• Untuk proyek dg beberapa alternatif penyelesaian, dipilih proyek dengan nilai is yang
maksimal di antara proyek yang is > i
Kriteria utk pemilihan alternatif yang paling
layak secara ekonomi teknik (lanjutan)

Benefit-Cost Ratio (BCR)


Ratio antara total hasil (benefit) dan total biaya (cost).

N
Bn
∑ (1 + i ) n
BCR = N n =1
(Cn + OM n + Rn )
∑n =1 (1 + i ) n

Dengan kriteria ini dapat ditetapkan:


• Semua proyek dengan nilai BCR > 1 layak untuk dilaksanakan
• Jika ada kendala finansial (pendanaan) maka dapat dibangun dengan menurunkan skala
(dapat berarti kapasitas) sesuai dengan ketersediaan dana (BCR harus tetap > 1)
Kriteria utk pemilihan alternatif yang
paling layak secara ekonomi teknik
(lanjutan)
Annuity (A)
Menunjukkan pernyataan pembayaran seragam secara periodik untuk suatu
skenario pembayaran yang dilakukan tidak kontinu, baik periodenya maupun
besarnya setiap pembayaran.
i (1 + i ) N
A=K
i (1 + i ) N − 1
i (1 + i ) N
= faktor pengembalian modal (capital recovery factor)
i (1 + i ) N − 1
Dengan kriteria ini dapat ditetapkan:
• Semua proyek dengan nilai A > 0 layak untuk dilaksanakan
• Beberapa alternatif proyek dengan “planning horizon” yg berbeda akan memberikan nilai
A yang berbeda pula, meskipun nilai setiap komponen biaya dan benefit mungkin sama.
Utk kasus ini dapat dipilih proyek dengan nilai A yang maksimum sebagai proyek yang
paling layak secara ekonomi.
Kriteria utk pemilihan alternatif yang paling
layak secara ekonomi teknik (lanjutan)

Minimum Cost (MC)


Komponen biaya (cost) dapat dihitung secara terpisah dengan rumus.

N
(Cn + OM n + Rn )
MC = ∑
n =1 (1 + i ) n

Untuk beberapa proyek dengan nilai benefit yang sama, tentunya dapat dipilih
proyek yang memerlukan total biaya minimum.
Rumus-rumus Dasar
Beberapa rumus dasar umum dapat digunakan
1. Hubungan antara Future Value (F) dengan Present Value (P)
F = P(1 + i ) n
2. Hubungan antara Future Value (F) dengan Annuity (A)
 (1 + i ) n − 1
F = A
 i 
3. Hubungan antara Present Value (P) dengan Annuity (A)
 (1 + i ) n − 1
P= n 
A
 i (1 + i ) 
4. Hubungan antara Annuity (A) dengan Uniform Gradient Series (G)
1 n 
A= −  G
 i (1 + i ) − 1
5. Hubungan antara Present Value (P) dengan Uniform Gradient Series (G)
 (1 + i ) n +1 − (1 + ni + i ) 
P= G
 i (1 + i )
2 n

Anda mungkin juga menyukai