Makalah Hujan Asam
Makalah Hujan Asam
PENDAHULUAN
Istilah hujan asam pertama kali dicetuskan oleh Robert Angus Smith pada tahun 1872.
Dia menemukan hujan asam di kota Manchester, Inggris, yang menjadi kota penting dalam
Revolusi Industri. Robert Angus Smith menemukan hubungan antara hujan asam dengan
pencemaran udara 20 tahun sebelumnya, yaitu pada tahun 1852. Ia mengamati bahwa hujan
asam dapat mengarah pada kehancuran alam dan kehidupan manusia. Smith menjelaskan
fenomena hujan asam pada bukunya yang berjudul “Air and Rain: The Beginnings of
Chemical Technology“.
Fenomena hujan asam mulai dikenal sejak akhir abad 17.Hal ini diketahui dari buku
karya Robert Boyle pada tahun 1960 dengan judul “A General History of the Air“.Buku
tersebut menggambarkan fenomena hujan asam sebagai “nitrous or salino-sulforus
spiris“.Selanjutnya revolusi industri di Eropa yang dimulai sekitar awal abad ke 18 memaksa
penggunaan bahan bakar batubara dan minyak sebagai sumber utama energi untuk mesin-
mesin.Sebagai akibatnya, tingkat emisi precursor (faktor penyebab) dari hujan asam yakni
gas-gas SO2, NOX dan HCl meningkat.Padahal biasanya precursor hanya berasal dari gas-gas
gunung berapi dan kebakaran hutan.
Masalah hujan asam dalam skala yang cukup besar pertama terjadi pada tahun 1960-
an ketika sebuah danau di Skandinavia meningkat keasamannya hingga mengakibatkan
berkurangnya populasi ikan. Hal tersebut juga terjadi di Amerika Utara, pada masa itu pula
banyak hutan-hutan di bagian Eropa dan Amerika yang rusak.Sejak saat itulah dimulai
berbagai usaha penaggulangannya, baik melalui bidang ilmu pengetahuan maupun teknis.
Hujan asam adalah segala jenis hujan yang memiliki pH dibawah 5,6. Hujan yang
dimaksud disini bukan hanya hujan yang turun sebagai butiran air saja tetapi dapat berupa
salju maupun kabut. Istilah hujan asam juga digunakan sebagai istilah umum untuk
mendeskripsikan semua material asam baik kering maupun basah yang jatuh dari atmosfer.
Sehingga dikenal adanya deposisi basah dan deposisi kering.
Hujan asam yang turun dalam bentuk hujan, salju maupun kabut disebut deposisi
basah. Deposisi basah ini biasanya terjadi jauh dari sumber pencemar. Hujan asam yang
turun dalam bentuk gas, debu, dan partikel padat lainnya yang menyebabkan kondisi asam
disebut deposisi kering. Deposisi kering ini biasanya terjadi di dekat sumber pencemar.
BAB III
PEMBAHASAN
Pada proses terbentuknya hujan asam, evaporasi dan transpirasi berlangsung seperti
pada siklus air yang biasanya. Uap air hasil evaporasi dan transpirasi ini juga akan naik ke
atmosfer. Namun karena adanya pencemaran udara oleh gas NO x dan SO2, uap air kemudian
bereaksi dengan gas NOx dan SO2 membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4).
Asam-asam ini kemudian bergabung dengan uap air membentuk awan. Awan yang
mengandung asam ini akan berkumpul awan-awan lain hingga terjadi presipitasi. Presipitasi
yang terjadi inilah yang disebut dengan hujan asam.
Hujan asam terjadi akibat pencemaran udara. Pencemaran udara ini dapat terjadi
secara alami maupun akibat aktivitas manusia. Udara yang tercemar mengandung bahan-
bahan antara lain karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), Hidrocarbon (HC), karbon
dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), dll. Namun bahan pencemar utama yang menyebabkan
terbentuknya hujan asam adalah nitrogen oksida (NOx) dan sulfur dioksida (SO2).
Sumber pencemar oleh aktivitas manusia(a) Asap pabrik dan (b) asap kendaraan
Sumber: National Geographic
Hujan asam dapat melepas zat gizi tanah seperti kalsium dan magnesium dari tanah
dan membawanya ke sungai-sungai dan kolam-kolam. Hujan asam menyebabkan air sungai
menjadi terlalu asam sehingga beberapa hewan perairan seperti ikan, telur hewan amfibi
terancam hidupnya. Hujan asam juga menyebabkan endapan logam beracun seperti oksida
BAB IV
KESIMPULAN
Daftar Pustaka