Anda di halaman 1dari 12

Makalah Hukum Pemerintahan Dan Otonomi Daerah

“Implikasi Dinasti Politik”

Dosen Pengampu : Umi Muslikha S.H., M.H

Disusun Oleh :

Aditya Pratama (181010653)

Hukum Pemerintahan Dan Otonomi Daerah (3/ )

Fakultas Hukum

Universitas Islam Riau

2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur sebanyak-banyaknya kepada Allah SWT atas limpahan


nikmat dan rahmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga
penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kulia
Hukum Pemerintahan Dan Otonomi Daerah dengan judul “Implikasi Dinasti Politik”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Pekanbaru, 04 Desember 2019

Penulis

1 |Hukum Pemerintahan & Otonomi Daerah


DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................1

Daftar Isi..........................................................................................................2

BAB I : Pendahuluan......................................................................................3

A. Latar Belakang......................................................................................3
B. Rumusan Masalah.................................................................................4
C. Tujuan Penulisan..................................................................................4

BAB II : Pembahasan.....................................................................................4

A. Pengertian Implikasi Dinasti Politik.....................................................4


B. Pengertian Dinasti Politik.....................................................................4
C. Hal-Hal Yang Menyebabkan Timbulnya Dinasti Politik......................6
D. Dampak Dari Dinasti Politik.................................................................7
E. Contoh Kasus Dinasti Politik................................................................8

BAB III : Penutup...........................................................................................11

A. Kesimpulan...........................................................................................11
B. Saran.....................................................................................................11

Daftar Pustaka................................................................................................12

2 |Hukum Pemerintahan & Otonomi Daerah


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu musuh negara demokrasi adalah dinasti politik. Selain membunuh
demokrasi, dinasti politik diyakini merupakan pintu masuk tindak korupsi. Karena
dinasti politik dapat mengembangkan dan memjadikan suatu jalan dalam melakukan
tidakan korupsi itulah mengapa dinasti menjadi salah satu musuh dari negara
demokrasi.

Dinasti politik adalah praktik kekuasaan dengan "memberi posisi" anggota


keluarga dalam struktur kekuasaan. Dinasti politik dalam demokrasi Indonesia
termasuk realitas yang tak terhindarkan. Jejaknya dapat terlacak sebelum masa
reformasi dan sesudah reformasi.1

Politik dinasti merupakan penempatan anggota keluarga pada sistempemerintahan


oleh kepala daerah suatu wilayah yang masih aktif ataupunyang sudah non aktif.
Untuk kepala daerah yang sudah non-aktif sendiribiasanya menempatkan anggota
keluarga dalam sistem pemerintahan adalahuntuk melanjutkan pemerintahan dari
anggota keluarga lain sebelumnya. DiIndonesia sendiri sudah banyak pelaksanaan
dari politik dinasti yakni politikdinasti yang terjadi di propinsi Banten yang
menyangkut keluarga darimantan gubernur Banten Ratu Atut Choisiyah dan di
propinsi Sulawesi Selatan. Dari politik dinasti ini akan memiliki dampak yang sangat
pentinguntuk dapat diberantas. Pelaksanaan politik dinasti pada era otonomi saat
ini juga memunculkan berbagai kontroversi.

B. Rumusan Masalah
1
dikutip di https://www.tagar.id/dinasti-politik

3 |Hukum Pemerintahan & Otonomi Daerah


1. Apa itu implikasi dinasti politik ?
2. Apa itu dinasti politik ?
3. Apa hal hal yang menyebabkan dinasti politik ?
4. Apa saja Dampak dampak dari dinasti politik ?

C. Tujuan Penulisan

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan, khususnya bagi


pemakalah sendiri dan umumnya bagi pembaca untuk mengetahui tentang analisis
dinasti politik yang penulis lakukan dan apa itu dinasti politik lebih jelasnya lagi.

BAB II

4 |Hukum Pemerintahan & Otonomi Daerah


PEMBAHASAN

A. Pengertian Implikasi Dinasti Politik

Implikasi adalah keterlibatan atau suasana terlibat. Sehingga setiap kata imbuhan
berasal dari implikasi seperti kata berimplikasi atau mengimplikasikan yakni berarti
membawa jalinan keterlibatkan atau melibatkan dengan suatu hal.

Dinasti adalah sistem reproduksi kekuasaan yang primitif karena mengandalkan


darah dan keturunan dari segelintir orang. Maka, di dalam dinasti tidak ada politik
publik karena peran publik sama sekali tidak dipertimbangkan. Dengan sendirinya,
dinasti juga adalah musuh demokrasi dalam arti yang paling substansial. Memang, di
dalam demokrasi modern politik dinasti juga tetap bisa muncul. Kita bisa melihat
beberapa tipe politik dinasti dalam kepolitikan sekarang

Implikasi dinasti politik merupakan sebuah serangkaian keterlibatan dalam


strategi politik manusia yang bertujuan untuk memperoleh kekuasaan, agar kekuasaan
tersebut tetap berada di pihaknya dengan cara mewariskan kekuasaan yang sudah
dimiliki kepada orang lain yang mempunyai hubungan keluarga dengan pemegang
kekuasaan sebelumnya.

B. Pengertian Dinasti Politik

Politik dinasti dapat diartikan sebagai sebuah kekuasaan politik  yang


dijalankan oleh sekelompok orang yang masih terkait dalam hubungan keluarga.
Dinasti politik lebih indenik dengan kerajaan. sebab kekuasaan akan diwariskan
secara turun temurun dari ayah kepada anak. agar kekuasaan akan tetap berada di
lingkaran keluarga.

Tren politik kekerabatan itu sebagai gejala neopatrimonialistik. Benihnya


sudah lama berakar secara tradisional. Yakni berupa sistem patrimonial, yang
mengutamakan regenerasi politik berdasarkan ikatan genealogis, ketimbang merit

5 |Hukum Pemerintahan & Otonomi Daerah


system, dalam menimbang prestasi. Menurutnya, kini disebut neopatrimonial, karena
ada unsur patrimonial lama, tapi dengan strategi baru. "Dulu pewarisan ditunjuk
langsung, sekarang lewat jalur politik prosedural." Anak atau keluarga para elite
masuk institusi yang disiapkan, yaitu partai politik. Oleh karena itu, patrimonialistik
ini terselubung oleh jalur procedural.2
Dinasti politik harus dilarang dengan tegas, karena jika makin maraknya
praktek ini di berbagai pilkada dan pemilu legislatif, maka proses rekrutmen dan
kaderisasi di partai politik tidak berjalan atau macet. Jika kuasa para dinasti di
sejumlah daerah bertambah besar, maka akan kian marak korupsi sumber daya alam
dan lingkungan, kebocoran sumber-sumber pendapatan daerah, serta penyalahgunaan
APBD dan APBN.3

C. Hal-Hal Yang Menyebabkan Timbulnya Dinasti Politik

Adapun hal - hal yang mengakibatkan munculnya dinasti politik adalah :

A. Adanya keinginan dalam diri atau pun keluarga untuk memegang kekuasaan. 
B. Adanya kelompok terorganisir karena kesepakatan dan kebersamaan dalam
kelompok sehingga terbentuklah penguasa kelompok dan pengikut kelompok. 
C. Adanya kolaborasi antara penguasa dan pengusaha untuk mengabungkan
kekuatan modal dengan kekuatan politisi.
D. Adanya pembagian tugas antara kekuasaan politik dengan kekuasaaan modal
sehingga mengakibatkan terjadinya korupsi4

D. Dampak Dari Dinasti Politik

2
Menurut Dosen ilmu politik Fisipol UGM, A.G.N. Ari Dwipayana, dikutip dalam artikael https://mkri.id/index.php?page= web.
Berita&id=11428.
3
(AG Paulus, Purwokerto)dikutip di sumber yang sama.
4
https://geotimes.co.id/opini/politik-dinasti-telah-mengebiri-demokrasi/

6 |Hukum Pemerintahan & Otonomi Daerah


adapun dampak dari dinasti politik yang penulis ketahui adalah sebagai berikut :

1. Dinasti politik dianggap hanya melenggangkan kekuasaan segelintir


orang
Dinasti politik hanya melanggengkan kekuasaan bagi segelintir orang. Karena
partai politik lebih mengutamakan popularitas dan kekayaan, ketimbang kader partai
yang memiliki kapabilitas. Dengan menjadikan partai sebagai mesin politik semata
yang pada gilirannya menyumbat fungsi ideal partai, sehingga tak ada target lain
kecuali kekuasaan. Dalam posisi ini, rekrutmen partai lebih didasarkan pada
popularitas dan kekayaan caleg untuk meraih kemenangan. Di sini kemudian muncul
calon instan dari kalangan selebriti, pengusaha, 'darah hijau' atau politik dinasti yang
tidak melalui proses kaderisasi.

2. Tidak memberi ruang kepada orang lain yang lebih kompeten, untuk
bergabung ke dalam partai atau pemerintahan
Dengan adanya dinasti poliik maka akan tertutupnya kesempatan masyarakat
yang seharusnya merupakan kader handal dan berkualitas untuk bergabung dalam
pasrtai ataupun pemerintahan karena adanya dinasti politik itu. Sirkulasi kekuasaan
hanya berputar di lingkungan elite dan pengusaha semata, sehingga sangat potensial
terjadinya negosiasi dan penyusunan konspirasi kepentingan dalam menjalankan
tugas kenegaraan.

3. Sulit menciptakan pemerintahan yang baik dan bersih


Sulitnya mewujudkan cita-cita demokrasi, karena tidak terciptanya
pemerintahan yang baik dan bersih. Fungsi kontrol kekuasaan melemah dan tidak
berjalan efektif, sehingga kemungkinan terjadinya penyimpangan kekuasaan seperti
korupsi, kolusi, dan nepotisme.

E. Contoh Kasus Dinasti Politik

7 |Hukum Pemerintahan & Otonomi Daerah


Salah satu contoh kasus dinasit politik di Indonesia adalah dinasti politik Ratu
Atut Chosiyah beriku ini :

Dalam hal ini, dinasti politik atau kekuasaan memiliki berbagai macam
bentuk, misalnya saja yang paling terkenal adalah dinasti politik Ratu Atut Chosiyah
di Banten. Nama Atut ini sudah tak asing lagi di telinga publik, sayangnya ia lebih
sering diingat sebagai sosok pemimpin yang lumrah mempraktikan politik dinasti.
Tengok saja saat ia menjabat sebagai Gubernur Banten.

Atut tak sendiri menjalankan kekuasaannya. Sejumlah kerabatnya menduduki


sejumlah posisi strategis di instansi pemerintahan. Ada adik kandungnya bernama
Ratu Tatu Chasanah, yang pernah menjabat Wakil Bupati Serang (2010-2015) dan
berlanjut menjadi Bupati Serang (2016-2021). 

Ada pula adik tiri Atut bernama Tubagus Haerul Jaman yang pernah menjabat
sebagai Wali Kota Serang (2011-2018). Ipar Atut yang cukup dikenal, Airin Rachmi
Diany, menjabat sebagai Wali Kota Tangerang Selatan (2011-2021). 

Tak berhenti sampai di situ, anak Atut bernama Andika Hazrumy bahkan
berhasil menjadi Wakil Gubernur Banten periode 2017-2022. Istri Andika, Hj. Adde
Rosi Khoerunnisa, S.Sos., M.Si juga tak jauh-jauh dari panggung politik. Ia
merupakan Wakil Ketua DPRD Provinsi Banten 2014-2019 dari Fraksi Partai Golkar.

Selain model dinasti politik Atut, praktik dinasti politik lainnya adalah kepala
daerah mewariskan kekuasaannya secara turun-temurun dalam satu keluarga, baik
dari bapak ke anak seperti terjadi di Bangkalan dan Banyuasin, maupun dari suami ke
istri seperti di Cimahi dan Indramayu. 

Dinasti politik Fuad Amin Imron atau Lora Fuad di Bangkalan, Madura,
menjadi cerita lain. Ia menjabat sebagai Bupati Bangkalan selama 10 tahun atau dua
periode, mulai 2003 hingga 2013. Menariknya, pada 2003, saat Fuad mencalonkan

8 |Hukum Pemerintahan & Otonomi Daerah


diri sebagai bupati sementara masih menjabat anggota dari DPR RI, ia pernah
dikaitkan dalam kasus pemalsuan ijazah yang diusut Polri, meski akhirnya kasus itu
hilang begitu saja.

Saat jabatan selama dua periodenya mulai memasuki masa-masa akhir, nama
putra Fuad yakni Makmun Ibnu Fuad alias Ra Momon, justru muncul sebagai
kandidat kuat pengganti Fuad sebagai orang nomor satu di Bangkalan. Saat itu, Ra
Momon yang baru berusia 26 tahun menjabat Ketua DPRD Bangkalan. 

Jadi, kekuasaan di Bangkalan saat itu dikuasai penuh oleh satu keluarga,
dalam hal ini ayah di pemerintahan dan anak di DPRD.  Ra Momon bukanlah satu-
satunya nama yang saat itu dijagokan di Pilkada Bangkalan 2012. Istri muda Fuad,
yakni Siti Masnuri atau Masnuri Fuad sempat digadang-gadang juga bakal ikut
bersaing, meski akhirnya tidak jadi karena Fuad lebih memilih sang anak yang sudah
berpengalaman menjabat sebagai Ketua DPRD dan mengorbankan istri mudanya.

Pertukaran kekuasaan pun akhirnya terjadi pada Ra Momon dan Fuad. Saat
itu, Ra Momon menggantikan Fuad sebagai Bupati Bangkalan, sementara sebaliknya
Fuad menggantikan Ra Momon sebagai Ketua DPRD. 

Kisah menarik pun terjadi dalam pelantikan anggota DPRD terpilih periode
2014-2019 Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, yang berlangsung Minggu (24/08/14)
lalu. Ra Momon sebagai Bupati Bangkalan menyematkan lencana kepada Fuad Amin
sebagai perwakilan simbolis anggota DPRD baru. Akhirnya prosesi ini layaknya anak
melantik ayah sendiri.5

BAB III

PENUTUP

5
https://www.asumsi.co/post/perjalanan-panjang-politik-dinasti-di-indonesia

9 |Hukum Pemerintahan & Otonomi Daerah


A. KESIMPULAN

Politik dinasti dapat diartikan sebagai sebuah kekuasaan politik  yang dijalankan
oleh sekelompok orang yang masih terkait dalam hubungan keluarga. Dinasti politik
lebih indenik dengan kerajaan. sebab kekuasaan akan diwariskan secara turun
temurun dari ayah kepada anak. agar kekuasaan akan tetap berada di lingkaran
keluarga. Yang timbul akibat Adanya keinginan dalam diri atau pun keluarga untuk
memegang kekuasaan yang tentunya akan dapat mengganggu Demokrasi suatu
negara sehingga dapat menghancurnkan suatu negara demokrasi apalagi jika tidak
berkompetennya keluarga ataupun salah satu anggota keluarga dalam menjalakan
tuugasnya maka daerah yang di pimpinnya tidak akan maju .

B. SARAN

Makalah ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangan karenareferensi
yang kami dapatkan masih minim, maka dari itu kami selakupembuat makalah
meminta saran berupa kritik dan masukan yang membangun dari pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

 https://geotimes.co.id/opini/politik-dinasti-telah-mengebiri-demokrasi/

10 |Hukum Pemerintahan & Otonomi Daerah


 https://www.asumsi.co/post/perjalanan-panjang-politik-dinasti-di-indonesia
 https://mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=11428
 https://www.idntimes.com/news/indonesia/fitang-adhitia/3-dampak-buruk-
dinasti-politik-jika-terus-diterapkan-di-indonesia/full

11 |Hukum Pemerintahan & Otonomi Daerah

Anda mungkin juga menyukai