Dosen Pengampu:
Ns. Ledia Restipa, M.kep
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar..................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan............................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Tujuan..............................................................................................3
Bab II Tinjauan Teoritis....................................................................................4
2.1 Definisi Lansia/menua....................................................................4
2.2 Batasan Lansia................................................................................5
2.3 Ciri – ciri lansia..............................................................................6
2.4 Faktor yang mempengaruhi proses menua.....................................7
2.5 Teori proses menua.........................................................................8
Bab III Penutup.................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.....................................................................................13
3.2 Saran...............................................................................................13
Daftar Pustaka...................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1
Sedangkan Lanjut Usia Tidak Potensial adalah lanjut usia yang tidak
berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang
lain. Bagi Lanjut Usia Tidak potensial (ayat 7) pemerintah dan masyarakat
mengupayakan perlindungan sosial sebagai kemudahan pelayanan agar
lansia dapat mewujudkan dan menikmati taraf hidup yang wajar.
Selanjutnya pada ayat 9 disebutkan bahwa pemeliharaan taraf kesejahteraan
sosial adalah upaya perlindungan dan pelayanan yang bersifat terus-menerus
agar lanjut usia dapat mewujudkan dan menikmati taraf hidup yang wajar.
Lanjut usia mengalami masalah kesehatan. Masalah ini berawal dari
kemunduran selsel tubuh, sehingga fungsi dan daya tahan tubuh menurun
serta faktor resiko terhadap penyakit pun meningkat. Masalah kesehatan
yang sering dialami lanjut usia adalah malnutrisi, gangguan keseimbangan,
kebingungan mendadak, dan lain-lain. Selain itu, beberapa penyakit yang
sering terjadi pada lanjut usia antara lain hipertensi, gangguan pendengaran
dan penglihatan, demensia, osteoporosis, dsb.
Data Susenas tahun 2012 menjelaskan bahwa angka kesakitan pada
lansia tahun 2012 di perkotaan adalah 24,77% artinya dari setiap 100 orang
lansia di daerah perkotaan 24 orang mengalami sakit. Di pedesaan
didapatkan 28,62% artinya setiap 100 orang lansia di pedesaan, 28 orang
mengalami sakit.
Berdasarkan Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan,
upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia harus ditujukan untuk
menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif secara sosial maupun
ekonomis. Selain itu, Pemerintah wajib menjamin ketersediaan pelayanan
kesehatan dan memfasilitasi kelompok lansia untuk dapat tetap hidup
mandiri dan produktif, hal ini merupakan upaya peningkatan kesejahteraan
lansia khususnya dalam bidang kesehatan. Upaya promotif dan preventif
merupakan factor penting yang harus dilakukan untuk mengurangi angka
kesakitan pada lansia. Untuk mencapai tujuan tresebut, harus ada koordinasi
yang efektif antara lintas program terkait di lingkungan Kementerian
Kesehatan dan organisasi profesi.
2
1.2 Tujuan Penyusunan
A. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik pada
semester VII, dan diharapkan bagi mahasiswa agar mampu
memahami tentang Teori – teori menua dalam memberikan pelayanan
asuhan keperawatan.
B. Tujuan Khusus
1) Agar mahasiswa mengerti dan memahami pengertian
Lansia/Menua !
2) Agar Mahasiswa mengerti dan memahami batasan Lansia !
3) Agar Mahasiswa mengerti dan memahami Ciri – ciri lansia !
4) Agar Mahasiswa mengerti dan memahami Faktor yang
memehami proses menua!
5) Agar Mahasiswa mengerti dan memahami Teori proses menua !
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
4
Definisi Proses Menua Menurut Constantanides (1994 dalam Siti
Bandiyah, 2009) menua adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau
mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
Proses menua merupakan proses yang terus-menerus (berlánjut) secara
alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami semua makhluk
hidup. Proses menua setiap individu pada organ tubuh juga tidak sama
cepatnya. Ada kalanya orang belum tergolong lanjut usia (masih muda)
tetapi mengalami kekurangan kekurangan yang menyolok atau
diskrepansi (Wahyudi Nugroho, 2005),. Menjadi tua merupakan kodrat
yang harus dijalani oleh semua insan di dunia. Namun, seiring dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, proses penuaan dapat
diperlambat atau dicegah (Smith, 2001). Menjadi tua atau aging adalah
suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan secara perlahan-lahan
untuk memperbaiki atau mengganti diri dan mempertahankan struktur
serta fungsi normalnya. Akibatnya, tubuh tidak dapat bertahan terhadap
kerusakan atau memperbaiki kerusakan tersebut (Cunnningham, 2003).
Proses penuaan ini akan terjadi pada seluruh organ tubuh, meliputi organ
dalam tubuh, sepeti jantung, paru-paru, ginjal, indung telur, otak, dan
lain-lain, juga organ terluar dan terluas tubuh, yaitu kulit (Yaar
&Gilchrest, 2007).
5
3) Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun ke atas atau usia 60
tahun ke atas dengan masalah kesehatan.
6
buruk pula. Contoh : lansia yang tinggal bersama keluarga sering
tidak dilibatkan untuk pengambilan keputusan karena dianggap
pola pikirnya kuno, kondisi inilah yang menyebabkan lansia
menarik diri dari lingkungan, cepat tersinggung dan bahkan
memiliki harga diri yang rendah.
Penelitian di bidang
neurobiologi dan
psikologi secara
empiris menyatakan
adanya hubungan antara
gangguan makan dan
rendahnya kemampuan
mengontrol emosi.
Pengontrolan emosi
berhubungan dengan
status mental.
7
Gangguan makan
(eating
disorder) memiliki ciri
kebiasaan makan yang
tidak normal, mulai dari
membatasi asupan
hingga makan
berlebihan. Gangguan
makan bisa dalam
bentuk anoreksia
nervosa,
bulimia nervosa, dan
makan dalam jumlah
berlebihan atau
memilih jenis makanan
tertentu.
8
Penelitian di bidang
neurobiologi dan
psikologi secara
empiris menyatakan
adanya hubungan antara
gangguan makan dan
rendahnya kemampuan
mengontrol emosi.
Pengontrolan emosi
berhubungan dengan
status mental.
Gangguan makan
(eating
disorder) memiliki ciri
kebiasaan makan yang
9
tidak normal, mulai dari
membatasi asupan
hingga makan
berlebihan. Gangguan
makan bisa dalam
bentuk anoreksia
nervosa,
bulimia nervosa, dan
makan dalam jumlah
berlebihan atau
memilih jenis makanan
tertentu.
Menurut Siti Bandiyah (2009) dalam Muhith,Abdul &
Siyoto,Sandu (2016) penuaan dapat terjadi secara fisiologis dan
patologis. Penuaan yang terjadi sesuai dengan kronologis usia. Faktor
yang memengaruhi yaitu hereditas atau genetik, nutrisi atau makanan,
status kesehatan, pengalaman hidup, lingkungan, dan stres.
1) Hereditas atau Genetik
Kematian sel merupakan seluruh program kehidupan yang dikaitkan
dengan peran DNA yang penting dalam mekanisme pengendalian
10
fungsi sel. Secara genetik, perempuan ditentukan oleh sepasang
kromosom X sedangkan laki-laki oleh satu kromosom X. Kromosom
X ini ternyata membawa unsur kehidupan sehingga perempuan
berumur lebih panjang darlpada loki-lakl.
2) Nutrisi/Makanan
Berlebihan atau kekurangan mengganggu keseimbangan reaksi
kekebalan.
3) Status Kesehatan
Penyakit yang selama ini selalu dikaitkan dengan proses penuaan,
sebenarnya bukan disebabkan oleh proses menuanya sendiri,
tetapilebih disebabkan oleh faktor uar yang merugikan yang
berlangsung tetap dan berkepanjangan.
4) Pengalaman Hidup
a. Paparan sinar matahari: kulit yang tak terlindung sinar matahari
akan mudah ternoda oleh flek, kerutan, dan menjadi kusarm.
b. Kurang olahraga: Olahraga membantu pembentukan otot dan
menyebabkan lancarnya sirkulasi darah.
c. Mengonsumsi alkohol: alkohol dapat memperbesar pembuluh
darah kecil pada kulit dan menyebabkan peningkatan aliran
darah dekat permukaan kulit.
5) Lingkungan
Proses menua secara biologik berlangsung secara alami dan tidak
dapat dihindari, tetapi seharusnya dapat tetap dipertahankan dalam
status sehat.
6) Stres
Tekanan kehidupan sehari-hari dalam lingkungan rumah, pekerjaan,
ataupun masyarakat yang tercermin dalam bentuk gaya hidup akan
berpengaruh terhadapap proses penuaan.
11
beda. Masing-masing lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda
sehingga tidak ada satu faktor pun ditemukan untuk mencegah proses
menua. Teori-teori itu dapat digolongkan dalam dua kelompok, yaitu
kelompok teori blologis dan teori kejiwaan sosial.
1. Teori Biologi
Teori biologi adalah ilmu alam yang mempelajari kehidupan dan
organisme hidup, termasuk struktur, fungsi, pertumbuhan, evolusi,
persebaran, dan taksonominya. Ada beberapa macam teori biologis,
di antaranya sebaga berikut:
a. Teori Genetik dan Mutasi (Somotic Mutatie Theory)
Menurut Hayfliek (1961 dalam Sri Surini Pudjiastuti, 2003),
menua telah terprogram secara genetik untuk spesies-spesies
tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia
yang diprogram oleh molekul molekul atau DNA dan setiap sel
pada saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang kthas
adalah mutasi dari sel-sel kelamin (terjadi penurunan kemampuan
fungsional sel).
b. Teori Interaksi Seluler
Menurut Berger (1994 dalam Noorkasiani, 2009), bahwa sel-sel
yang saling berinteraksi satu sama lain dan memengaruthi keadaan
tubuh akan baik-baik saja selama sel-sel masih berfungsi dalam
suatu harmoni. Akan tetapi, bila tidak lagi demikian maka akan
terjadi kegagalan mekanisme feed-bock di mana lambat laun sel-
sel akan mengalami degenerasi.
c. Teori Replikasi DNA
Menurut Cunnningham (2003), teori ini mengemukakan bahwa
proses penuaan merupakan akibat akumulasi bertahap kesalahan
dalam masa replikasi DNA sehingga terjadi kematian sel.
Kerusakan DNA akan menyebabkan pengurangan kemampuan
replikasi ribosomat DNA (rDNA) dan memengaruhi masa hidup
sel, Sekitar 50% DNA akan menghilang dari sel jaringan pada usia
kira-kira 70 tahun.
12
d. Teori lkatan Silang
Menurut Yaar & Gilchrest (2007), proses penuaan merupakan
akibat dari terjadinya lkatan silang Yane progresif antara protein-
protein intraselular dan interselular serabut kolagen. Ikatan silang
meningkat sejalan dengan bertambahnya umur. Hal ini
mengakibatkan penurunan elastisitas dan kelent uran kolagen di
membran basalis atau di substansi dasar jaringan penyambung.
Keadaan ini akan mengaklbatkan kerusakan fungsi organ.
e. Teori Radikal Bebas
Menurut Cunnningham (2003), teori radikal bebas dewasa ini lebih
banyak dianut dan dipercaya sebagai mekanisme proses penuaan.
Radikal bebas adalah sekelompok elemen dalam tubuh yang
mempunyai elektron yang tidakberpasangansehinggatidak stabil
dan reaktif hebat.Sebelummemiliki pasangan, radikal bebas akan
terus-menerus menghantam sel-sel tubuh guna mendapatkan
pasangannya, termasuk menyerang sel-sel tubuh yang normal.
Teori ini mengemukakan bahwa terbentuknya gugus radikal bebas
thydroxyl, superoxide, hydrogenperoxide, dan sebagainya) adalah
akibat terjadinya otoksidasi dari molekul intraselular karena
pengaruh sinar UV. Radikal bebas ini akan merusak enzim
superoksida-dismutase (SOD) yang berfungsi mempertahankan
fungsi sel sehingga fungsi sel menurun dan menjadi rusak. Proses
penuaan pada kulit yane dipicu oleh sinar UV (photoogingo)
merupakan salah satu bentuk implementasi dari teori ini.
f. Reaksi dai Kekebalan Sendiri (Auto Immune Theory)
Menurut Goldteris & Brocklehurst (1989 dalam SItt Bandiyah,
2009) di dalarm proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi
suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan
terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan
sakit. Sebagai contoh lalah tambahan kelenjar timus yang ada pada
usia dewasa berinvolusi dan semenjak tulah terjadilah kelalnan
autoimun.
13
2. Teori Kejiwaan Sosial
Teori kejiwaan sosial meneliti dampak atau pengaruh sosial
terhadap perilaku manusia. Teori ini melihat pada sikap, keyakinan,
dan perilaku lansia. Ada beberapa macam teori kejiwaan sosial, di
antaranya sebagai berikut:
a. Aktvitas atau Kegiatan (Actvity Theory)
Menurut Maslow (1954 dalam Noorkasiani, 2009), menyatakan
bahwa para lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan
ikut banyak dalam kegiatan sosial.Ukuran optimum (pola hidup)
dilanjutkan pada cara hidup darl lanjut usia. Mempertahankan
hubungan antara sistem soslal dan individu agar tetap stabil dari
usia pertengahan ke lanjut usia.
b. Kepribadian Berlanjut (Continuity Theory)
Menurut Kuntjoro (2002), dasar kepribadian atau tingkah laku
tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini merupakan gabungan dari
teori di atas Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi
pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe
kepribadian yang dimillkinya.
c. Teori Pembebasan (Didengagement Theory)
14
berkurangnya komitmen freduced commitment to sociaf mores and
vatues).
d. Teori Subkultur
Menurut Rose (1962 dalam Noorkasiani, 1992), lansia merupakan
kelompok yang memilikinorma, harapan, rasa percaya, dan adat
keblasaan tersendiri sehingga dapat digolongkan sebagal
subkultur. Akan tetapi, mereka ini kurang terintegrasi pada
masyarakat luas dan lebih banyak berinteraksi antarsesama. Di
katangan lansia, status lebih ditekankan pada bagaimana tingkat
kesehatan dan kemampuan mobilitasnya, bukan pada hasil
pekerjaan, pendidikan, ekonomi, yane pernah dicapainya.
Kelompok-kelompok lansia seperti ini bila terkoordinasi dengan
baik dan dapat menyalurkan aspirasinya di mana hubungan
antargrup dapat meningkatkan proses penyesuaian pada masa
lansia.
e. Teori Strati Kasi Usia
Menurut Riley (1972 dalam Noorkasiani, 2009), teori ini
menerangkan adanya saling ketergantungan antara usia dengan
struktur sosial yarng dapat dijelaskan sebagai berikut; orang-orang
tumbuh dewasa bersama masyarakat dalam bentuk kohor dalam
artian sosial, biologis, dan psikologis. Kohor muncul dan masing-
masing kohor memiliki pengalaman dan selera tersendiri. Suatu
masyarakat dibagi ke dalam beberapa strata sesuai dengan lapisan
usia dan peran. Masyarakat sendirl senantiasa berubah, begitu pula
individu dan perannya dalam masing-masing strata, terdapat saling
keterkaitan antara penuaan individu dengan perubahan sosial.
Kesimpulannya adalah lansla dan mayoritas masyarakat senantiasa
saling memengaruhi dan selalu terjadi perubahan kohor maupun
perubahan dalam masyarakat.
f. Teori Penyesuaian Individu dengan Lingkungan
Menurut Lawton (1982 dalam Noorkasianil, 2009), ada hubungan
antara kompetensi individu dengan lingkungannya. Kompetensi ini
15
merupakan ciri fungsional individu, antara lain kekuatan ego,
keterampilan kompetensi individu dengan lingkungannya.
Kompetensi ini merupakan ciri fungsional individu, antara ain
kekuatan ego, keterampilan motorik, kesehatan biologis, kapasitas
kognitit, dan fungsi sensorik. Adapun lingkungan yang dimaksud
adalah mengenal potensinya dalam menimbulkan respons perilaku
dari seseorang. bahwa untuk tingkat kompetensi seseorang terdapat
suatu tingkatan suasana atau tekanan lingkungan tertentu yang
menguntungkan baginya. Orang yang berfungsi pada level
kompetensi yang rendah hanya mampu bertahan pada level
tekanan lingkungan yang rendah. Suatu korelasi yang sering
berlaku adalah semakin terganggu (cacat) seseorang, maka tekanan
lingkungan yang dirasakan akan semakin besar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60
tahun ke atas. Batasan lansia menurut WHO (1999) menjelaskan
batasan lansia adalah Usia lanjut (elderly) antara usia 60-74 tahun, usia
tua (old) :75-90 tahun, dan usia sangat tua (very old) adalah usia > 90
tahun. Menurut Depkes RI (2005) menjelaskan bahwa batasan lansia
dibagi menjadi tiga katagori, yaitu usia lanjut presenilis yaitu antara
usia 45-59 tahun, Usia lanjut yaitu usia 60 tahun ke atas, Usia lanjut
beresiko yaitu usia 70 tahun ke atas atau usia 60 tahun ke atas dengan
masalah kesehatan.
Ciri–Ciri Lansia :
16
a. Usia lanjut merupakan periode kemunduran.
b. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas.
c. Menua membutuhkan perubahan peran.
d. Penyesuaian yang buruk pada lansia.
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
Faktor yang memengaruhi proses menua yaitu hereditas atau
genetik, nutrisi atau makanan, status kesehatan, pengalaman hidup,
lingkungan, dan stres.
Teori-teori itu dapat digolongkan dalam dua kelompok, yaitu
kelompok teori blologis dan teori kejiwaan sosial.
3.2 Saran
Sebagai tenaga kesehatan terutama sebagai seorang perawat
kita harus mampu melakukan asuhan keperawatan gerontik atau
asuhan keperawatan pada lansia baik lansia yang sehat, sakit
maupun yang berisiko.
DAFTAR PUSTAKA
17