di tempat yang steril, yaitu dilaminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga
steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol
yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang
melakukan kultur jaringan juga harus steril.
Salah satu ruang yang harus dijaga kesterilannya adalah ruang transfer
yang digunakan untuk inokulasi, isolasi dan subkultur. Ruangan ini
biasanya tidak terlalu besar agar proses sterilisasinya tidak lama dan
mudah. Sterilisasi ruangan dilakukan dengan menyemprotkan alkohol
90%, dan sterilisasi lantai dengan kain pel yang dibasahi dengan alkohol
90% atau phenol. Sterilisasi ini mutlak dilakukan menjelang ruang
inokulasi akan digunakan. Lampu ultraviolet dapat digunakan untuk
sterilisasi ruang, dan biasanya selalu dinyalakan apabila ruang inokulasi
tidak digunakan, serta dimatikan saat masuk dalam ruang ini (Edhi
Sandra, 2013).
1. Sterilisasi Ruang:
Sapu bersih lantai dan dinding ruang transfer dengan sapu yang telah
disediakan. Pel lantai dengan larutan desinfektan (alkohol 90%-70%
larutan phenol, dll)
Semprot diding ruang dengan alkohol 95-70% tau cukup dengan lampu
UV(Ultra Violet) bila ada selam satu jam sebelum ruang tersebut di
pergunaan
3. Sterilisasi Media
Ada dua metoda untuk sterilisasi media yang umum digunakan, yaitu
dengan autoclave dan filter membran. Media kultur, air destilasi dan
campuran yang stabil dapat disterilisasi dalam autoclave dengan
menggunakan wadah yang ditutup dengan kapas, aluminium foil atau
plastik. Akan tetapi, larutan dari bahan-bahan yang bersifat tidak stabil
(heat-labile) harus menggunakan filter. Umumnya media diautoclave
pada tekanan 15 psi dengan suhu 121oC. Untuk volume larutan per
wadah yang sedikit (< 100 ml), waktu yang dibutuhkan adalah 15-20
menit, tetapi untuk jumlah yang besar (2-4 liter) selama 30-40 menit.
Tekanan jangan melebhi dari 20 psi karena dapat mengakibatkan
dekomposisi karbohidrat dan bahan lain dalam media yang bersifat
thermolabile.
Tidak ada metode yang baku untuk sterilisasi eksplan, sehingga waktu
perendaman dalam larutan disinfektan merupakan kisaran karena
tergantung pada jenis bahan dan tanaman yang akan disterilisasi.
Larutan yang digunakan harus yang aman bagi jaringan/eksplan tetapi
bersifat dapat membunuh kontaminan baik bakteri maupun jamur.
Untuk tanaman berkayu, umbi dll. biasanya sebelum disterilisasi dengan
larutan disinfektan harus dibersihkan dahulu dengan sabun dan dibilas
dengan air mengalir, tetapi tidak untuk tanaman jenis herbaceous.
Semua permukaan eksplan yang disteriliasi harus terendam dalam
sterilan, dan setelahnya harus dibilas dengan akuades steril sekurang-
kurangnya tiga kali.