Anda di halaman 1dari 4

Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016

Perbandingan prevalensi katarak senilis di daerah pantai


dengan di daerah pegunungan

1
Grace Rumerung
2
Laya M. Rares
2
J. S. M. Saerang

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Ilmu Kesehatan Mata BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Email: grace.rumerung17@yahoo.com

Abstract: Senile cataract is the most common form of cataract in old age, especially over 50
years old. Besides age, environment and geographic status can influence the occurence and
development of senile cataract. This study aimed to compare the prevalence of cataract between
patients living in coastal areas and in mountainous areas. This was a descriptive analytical study
with a cross sectional design using data of the medical record. The results showed that the total
samples were 66 patients; 55 patients (88.3%) living in mountainous areas and 11 patients
(16.7%) in coastal areas. The Mann-Whitney U test showed a P value of 1.000. Conclusion:
There was no significant difference in senile cataract prevalence between patients living in
coastal areas and those living in mountainous areas.
Keywords: senile cataract, coastal areas, mountain areas

Abstrak: Katarak senilis merupakan bentuk katarak yang paling sering didapatkan pada usia
tua, umumnya setelah usia 50 tahun ke atas. Selain faktor usia, lingkungan, dan tempat
tinggal/geografis dapat memengaruhi terjadinya dan kecepatan perkembangan katarak senilis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan prevalensi penderita katarak senilis di
daerah pantai dan di daerah pegunungan. Jenis penelitian ini deskriptif analitik dengan desain
potong lintang menggunakan data rekam medik. Hasil penelitian memperlihatkan total sampel
sebanyak 66 orang. Sebanyak 55 orang (83,3%) berasal dari daerah pegunungan dan sebanyak
11 orang (16,7%) dari daerah pantai. Hasil Mann-Whitney U Test menunjukkan nilai
signifikansi P = 1,000. Simpulan: Tidak terdapat perbedaan bermakna dalam prevalensi katarak
senilis di daerah pantai dan di daerah pegunungan.
Kata kunci: katarak senilis, daerah pantai, daerah pegunungan

Mata merupakan organ yang paling luar. Salah satu gangguan paling umum
berguna dan bernilai tinggi karena sekitar pada mata ialah katarak.1
80% pengetahuan yang diperoleh masuk Katarak dalam bahasa Yunani disebut
melalui organ penglihatan, yaitu mata. kattarhakies, bahasa Inggris cataract, dan
Mata juga merupakan jendela jiwa dan bahasa Latin cataracta) yang berarti air
jendela kesehatan tubuh kita karena mata terjun. Dalam bahasa Indonesia katarak
merupakan satu-satunya organ yang disebut bular dimana penglihatan tertutup
pembuluh darahnya dapat dilihat secara seperti air terjun akibat lensa yang keruh.
langsung. Mata berperan sangat penting Pada katarak terjadi kekeruhan pada
bagi kehidupan manusia dan merupakan serabut atau bahan lensa di dalam kapsul
salah satu organ vital yang cukup sensitif lensa. Jadi katarak merupakan salah satu
dan rentan terhadap berbagai gangguan keadaan patologik lensa dimana lensa
Rumerung, Rares, Saerang: Perbandingan prevalensi katarak senilis ...

menjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa, Oktober 2014 - Desember 2014 di RSU
atau denaturasi protein lensa. Kekeruhan Bethesda GMIM Tomohon dan RS
ini terjadi akibat gangguan metabolisme Kalooran GMIM Amurang. Jenis penelitian
normal lensa yang dapat timbul pada usia yang dilakukan ialah deskriptif analitik
tertentu.2 dengan desain potong lintang dan
Katarak disebabkan oleh beberapa menggunakan data rekam medik. Subjek
faktor seperti fisik, kimia, penyakit penelitian ini ialah semua data rekam
predisposisi, genetik, gangguan perkem- medik pasien katarak senilis periode Juli
bangan, infeksi virus dimasa pertumbuhan 2013-Juli 2014 di RS Kalooran GMIM
janin, dan usia. Berdasarkan usia katarak Amurang dan RSU Bethesda GMIM
dapat diklasifikasikan atas: katarak Tomohon. Populasi penelitian ini ialah
kongenital, yaitu katarak yang sudah pasien katarak senilis yang tinggal di
terlihat pada usia di bawah 1 tahun; katarak daerah pantai dan di daerah pegunungan.
juvenil yaitu katarak yang terjadi sesudah Sampel untuk pasien katarak senilis di
usia 1 tahun; dan katarak senilis yang daerah pantai diambil dari data rekam
disebabkan karena usia tua. Pada keadaan medik di RS Kalooran GMIM Amurang
ini umumnya katarak timbul pada saat usia sedangkan untuk daerah pegunungan
50 tahun keatas. Katarak senilis dibagi diambil dari data rekam medik RSU
dalam empat tingkatan, yaitu: insipen, Bethesda GMIM Tomohon.
imatur, matur, dan hipermatur.2 Data yang diperoleh dikelompokkan
Katarak senilis sampai sejauh ini berdasarkan variabel penelitian dan
merupakan bentuk katarak yang paling dihitung dalam bentuk distribusi frekuensi
sering didapatkan, yaitu sekitar 90% dari dan statistik.
insiden katarak seluruhnya. Keadaan ini
merupakan salah satu penyebab kebutaan HASIL PENELITIAN
terbesar di dunia saat ini.3 Tabel 1 dan Gambar 1 menunjukkan
Berbagai studi potong lintang bahwa pasien katarak senilis di daerah
melaporkan prevalensi katarak pada pegunungan lebih banyak yaitu 55 orang
individu berusia 65-74 tahun sebanyak (83,3%) dari pada di daerah pantai
50%, dan prevalensi ini meningkat hingga sebanyak 11 orang (16,7%).
70% pada individu berusia di atas 75
tahun.4 The Beaver Dam Eye Study juga Tabel 1. Distribusi Berdasarkan Lokasi Tempat
melaporkan bahwa sekitar 38,8% laki-laki Tinggal
dan 45,9% perempuan yang berusia lebih
dari 74 tahun menderita katarak.5 Tempat Tinggal Frekuensi %
Selain faktor usia, lingkungan dan Daerah 55 83,3
tempat tinggal/geografis merupakan Pegunungan
beberapa faktor yang memengaruhi Daerah Pantai 11 16,7
terjadinya dan kecepatan perkembangan Total 66 100,0
katarak senilis.6 Dewasa ini prevalensi
penyakit katarak hampir tersebar merata di
seluruh Indonesia, baik yang berada di 11
16.7%
daerah perkotaan maupun di daerah-daerah
terpencil.7
Penelitian ini bertujuan untuk 55
mengetahui perbandingan prevalensi 83.3%
penderita katarak senilis di daerah pantai
dan di daerah pegunungan. Daerah Pegunungan Daerah Pantai

METODE PENELITIAN Gambar 1. Distribusi pasien katarak


Penelitian ini dilakukan pada bulan Berdasarkan Lokasi Tempat Tinggal
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016

Tabel 2 memperlihatkan uji statistik tanpa pelindung terpapar sinar matahari


yang digunakan yaitu Mann- Whitney U cukup lama.9 Para penderita katarak
Test oleh karena data tidak terdistribusi kebanyakan menyebar di daerah pesisir
secara normal (nonparametrik data). Hasil karena terpapar sinar matahari berlebihan
uji statistik menunjukkan nilai signifikansi dan daerah terpencil karena akses terhadap
P sebesar 1,000 (>0,05) yang menunjukkan layanan kesehatan kurang, terutama di
tidak terdapat perbedaan status katarak wilayah Timur Indonesia yang kondisi
senilis di daerah pantai dan di daerah fasilitas kesehatan kurang memadai.
pegunungan. Kondisi ini menyebabkan kesadaran dan
kemampuan untuk mencegah maupun
Tabel 2. Hasil Analisis Statistik Perbandingan mengobati katarak masih terbatas. Setelah
Prevalensi Penderita Katarak Senilis di Daerah mengalami kebutaan barulah masyarakat
Pantai dan di Daerah Pegunungan mencari pengobatan sehingga jumlah kasus
cenderung meningkat.
Analisis Value Hasil pengujian statistik diperoleh
Mann-Whitney U 302,500 bahwa tidak terdapat perbedaan prevalensi
Z 0,000 katarak baik di daerah pegunungan dan
Sig. 1,000 daerah pantai (P = 1,000). Hal ini
menunjukkan bahwa kejadian katarak
BAHASAN sama-sama berpeluang terjadi di dataran
Hasil pengumpulan data melalui data tinggi dan dataran rendah. Setiap orang
sekunder Rekam Medik mendapatkan mempunyai kesempatan yang sama untuk
bahwa sebagian besar sampel penelitian menderita katarak, akan tetapi untuk
berasal dari daerah pegunungan yaitu mereka yang mempunyai riwayat keluarga
sebanyak 55 orang (83,3%) sedangkan dari katarak maka risiko akan lebih besar.
daerah pantai sebanyak 11 orang (16,7%). Sebagian besar katarak terjadi karena
Selain itu, usia merupakan penyebab yang proses degeneratif atau penuaan. Katarak
umum. Seiring dengan bertambahnya usia, dapat dicegah, antara lain dengan menjaga
protein di dalam lensa mata mengalami kadar gula darah selalu normal pada
denaturasi dan degradasi. Proses ini akan penderita diabetes melitus, senantiasa
dipercepat lagi oleh adanya penyakit menjaga kesehatan mata, mengonsumsi
diabetes dan hipertensi, dan diperparah makanan yang dapat melindungi kelainan
oleh faktor lingkungan yang mengandung degeneratif pada mata dan antioksidan
banyak polutan, radiasi, serta sinar UV. seperti buah-buahan banyak yang
Semua itu mempunyai efek akumulasi mengandung vitamin C, minyak sayuran,
menjadi katarak. Penelitian oleh Hutasoit8 sayuran hijau, kacang-kacangan,
di daerah pegunungan (Tapanuli Selatan) kecambah, buncis, telur, hati, dan susu
diperoleh data bahwa sebagian besar yang merupakan makanan dengan
penderita kebutaan katarak ialah petani; kandungan vitamin E, selenium dan
keadaan ini dimungkinkan oleh pekerjaan tembaga yang tinggi.10
dengan paparan matahari lebih banyak. Di
satu pihak penelitian oleh Wahyudi et al.9 SIMPULAN
tentang hubungan pekerjaan tempat tinggal Berdasarkan hasil penelitian dan
dengan tingkat kematangan katarak, bahasan dapat disimpulkan bahwa
diperoleh hasil bahwa persentase tertinggi walaupun prevalensi katarak yang
penderita katarak senilis ialah pekerja diperoleh terbanyak di daerah pegunungan
lapangan dan dataran rendah sebanyak dibandingkan di daerah pantai tetapi secara
61%. statistik tidak bermakna.
Paparan sinar ultraviolet meningkatkan
risiko terkena katarak, terutama jika mata
Rumerung, Rares, Saerang: Perbandingan prevalensi katarak senilis ...

SARAN http://repository.unhas.ac.id:4001/digili
Perlu adanya tindakan upaya b/files/disk1/437/--vindynugra-21803-
pencegahan katarak senilis, berupa 1-skripsi-%29.pdf.
penyuluhan gizi (konsumsi protein cukup 6. Wahyudi D, Rinayati. 2013. Hubungan
baik hewani maupun nabati), kesehatan Kebiasaan Merokok Konsumsi Vitamin
E dengan Tingkat Kematangan Katarak
kerja seperti menghindari bekerja langsung
Senilis. Prosiding Seminar Ilmiah
di bawah sinar matahari, dan penggunaan Nasional Kesehatan. STIKES Widya
kacamata pelindung sinar matahari. Husada Semarang.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut 7. Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.
dengan memperhitungkan faktor-faktor lain 2009. Katarak Senilis. Makalah diskusi
yang dapat mepengaruhi prevalensi katarak kelompok. Available from:
senilis. http://musaahmad.blog.co.id
8. Hutasoit H. Prevalensi Kebutaan akibat
DAFTAR PUSTAKA Katarak di Kabupaten Tapanuli Selatan
1. Wesscot AS. Visual Identity: Promoting and [Tesis Dokter Spesialis Mata]. Medan:
Protecting the Public Face of Departemen Ilmu Kesehatan Mata FK
Organization. New York: M. E. USU; 2009..
Sharpe.Inc., 2009. 9. Wahyudi D Rinayati, Erawati AD.
2. Ilyas S. Penglihatan turun perlahan tanpa Hubungan Pekerjaan Tempat Tinggal
mata merah. Ilmu penyakit mata (3rd dengan Tingkat Kematangan Katarak.
ed). Jakarta: Balai penerbit FKUI, Prosiding SNST ke-4 tahun 2013.
2007; p. 200-11. Semarang: Fakultas Teknik Universitas
3. Ocampo VVD, Foster S, Talavera F, Wahid Hasyim; 2013.
Rowsey JJ, Sheppard JD. Senile 10. Luthi T, WulanA, Hesti PR, Waya AW.
cataract. 15 September 2005. Available Makalah Katarak dan Asuhan
from: Keperawatan. Surakarta: Universitas
http://www.emedicine.com/oph/topic49 Muhamadiyah; 2014. P. 11
.htm. 11. Ismu PT. Faktor-Faktor Risiko Yang
4. Vaughan DG, Asbury T, Riordan P. Berpengaruh Terhadap Kejadian
Oftalmologi Umum. Jakarta: Widya Katarak Senilis. Studi Kasus di Kota
Medika, 2000; p. 175-7. Semarang dan Sekitarnya [Master
5. Nugraha SV. Karakterististik Penderita Tesis]. Semarang: Program
Katarak Balai Kesehatan Mata Pascasarjana Universitas Diponegoro,
Masyarakat Makassar. 2010. p. 16. 2004.
Available from:

Anda mungkin juga menyukai