Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SAMPAH
MAKALAH TEORI
Oleh :
Kelompok 1 Offering I-L 2018
1. Aisyah Salma Nurfahima (180342618049)
2. Muhammad Noorjazuli Abdillah (180342618087)
3. Oktaviani Jannati Kolbi (180342618038)
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya berupa waktu dan juga kesehatan sehingga pada kesempatan ini kami dapat
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Karakteristik limbah beracun dan berbahaya (b3)
serta daur sampah” dengan tepat waktu. Terima kasih kepada Bapak Dr. H. Sueb, M.Kes selaku
dosen mata kuliah. Kami menyadari masih banyak kekurangan pada makalah kami. Oleh karena
itu, kami berharap pembaca memberikan kritikan untuk membangun kesempurnaan makalah
kami selanjutnya.
Tim Penyusun
Aisyah Salma Nurfahima1)*), Muhammad Noorjazuli Abdillah 1), Oktaviani Jannati Kolbi1),
Sueb1)**)
1)
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang,
Jalan Semarang Nomor 05 Malang 65145, Indonesia
*)
Corresponding email: *) aisyah.salma.1803436@students.um.ac.id **)sueb.fmipa@um.ac.id
Abstrak:
Limbah bahan berbahaya dan beracun(B3) merupakan limbah yang dapat mencemari lingkungan
yang disebabkan sifat atau konsentrasinya. Bahan berbahaya beracun memiliki karakteristik yang
sangat berbahaya seperti beracun, korosif, mudah terbakar, dan mudah meledak, yang pada
akhirnya menjadi ancaman bagi lingkungan di sekitar tempat pembuangan sampah. Kurangya
edukasi, lemahnya penegak hukum dan undang-undang yang buruk akan meningkatkan resiko
pencemaran lingkungan yang disebabkan dari limbah ini. Untuk mengatasi hal tersebut kita
harus memahami pencemaran lingkungan dan sumbernya yang akan dibahas pada makalah ini.
Kata Kunci: Limbah bahan berbahaya dan beracun(B3), beracun, korosif, mudah terbakar,
mudah meledak
Abstract:
Hazardous and toxic waste (B3) is waste that can pollute the environment due to its nature or
concentration. Toxic hazardous materials have very dangerous characteristics such as poisonous,
corrosive, flammable, and explosive, which in turn become a threat to the environment around
the landfill. Lack of education, weak law enforcement and bad laws will increase the risk of
environmental pollution caused by this waste. To overcome this we must understand
environmental pollution and its sources which will be discussed in this paper.
Keywords: Hazardous and toxic waste (B3), poisonous, corrosive, flammable, explosive
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian limbah B3.
2. Mengetahui karakteristik limbah B3.
3. Mengetahui mekanisme pengelolaan limbah B3.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Limbah Bahan Berbahaya Beracun
Limbah adalah sisa bahan dari proses produksi rumah tangga (domestik), industry,
pertambangan, dan sebagainya. Limbah dapat berupa padat, cair, maupun gas yang diantaranya
terdapat bahan yang beracun dan berbahaya. Oleh karena itu limbah tersebut dikenal sebagai
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya Beracun
(B3) merupakan zat, energi, maupun bahan lain yang karena sifat, konsentrasi, maupun
jumlahnya secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak lingkungan dan
membahayakan makhluk hidup.
Limbah bahan berbahaya dan beracun diantaranya adalah bahan yang sudah tidak
digunakan karena sisa bahan, sisa proses, rusak, kadaluarsa, tumpahan, oli sisa, dan sisa
pembersihan kapal yang memerlukan pengelolaan khusus. Limbah cair dan limbah gas yang
pengelolaannya diawasi oleh pemerintah dan diatur dalam peraturan pemerintah. Limbah
beracun adalah limbah yang mengandung zat yang dapat merusak lingkungan dan menyebabkan
kematian atau penyakit serius saat masuk ke dalam tubuh manusia. Tercantum dalam PP No. 85
tahun 1999 pengujian tiingkat racun dengan menggunakan baku mutu konsentrasi Toxicity
Characteristic Leaching Procedure (TCLP).
Dampak limbah yang langsung dibuang ke lingkungan sangat besar dan akumulatif,
karena dapat masuk dalam rantai makanan dan merusak keseimbangan.[3] Limbah sebelum di
buang ke lingkungan perlu dilakukan identifikasi untuk menentukan jenis dan tingkat kadar
racun yang dimiliki dengan cara uji toksikologi.
1. Buangan bahan kimia, umumnya digolongkan menjadi (a) sintetik organic (b) organic
logam, garam-garam, asam, basa (c) flammamble (d)explosive.
2. Buangan radioaktif, buangan berupa emisi radioaktif yang berbahaya dan persistensi
dalam waktu yang lama.
3. Buangan biological, berasal dari penelitian biologi atau dari rumah sakit, yang dapat
menyebabkan sakit pada makhluk hidup dan bersifat toksik.
4. Buangan mudah meledak (explosive).
5. Buangan mudah terbakar (flammamble).
7. Berbahaya (harmful)
8. Iritasi (iritant)
Pada pasal 9 Bagian Pertama Tentang Penghasil Bab III Tetang Pelaku Pengelolaan
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun disebutkan bahwa “setiap orang yang melakukan usaha atau kegiatan yang
menggunakan bahan berbahaya dan beracun atau menghasilkan limbah B3 wajib melakukan
reduksi limbah B3, mengolah limbah B3, atau menimbun limbah B3”.
Prinsip pengelolaan limbah adalah “cradle to grave” dimana jejak limbah harus diikuti
sampai pembuangan akhir. Penghasil limbah wajib membuat dan menyimpan catatan jenis,
karakteristik, jumlah, dan waktu limbah B3 yang dikirimkan pada pengolah limbah B3.
2.3.1 Reduksi limbah
Pemanfaatan limbah dilakukan dengan perolehan kembali atau penggunaan Kembali atau
daur ulang yang bertujuan utuk mengurangi limbah B3.
BAB III
PEMBAHASAN
Menurut Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng, suatu limbah tergolong sebagai
bahan berbahaya dan beracun jika ia memiliki sifat-sifat tertentu, seperti mudah meledak, mudah
teroksidasi, mudah menyala, mengandung racun, bersifat korosif, menyebabkan iritasi, atau
menimbulkan gejala-gejala kesehatan seperti karsinogenik, mutagenik, dan sebagainya.
Limbah mudah meledak adalah limbah yang pada suhu dan tekanan standar dapat meledak
karena dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi lewat reaksi fisika atau kimia
sederhana. Limbah ini sangat berbahaya baik saat penanganannya, pengangkutan, hingga
pembuangannya karena bisa menyebabkan ledakan besar tanpa diduga-duga. Adapun contoh
limbah B3 dengan sifat mudah meledak misalnya limbah bahan eksplosif dan limbah
laboratorium seperti asam prikat.
b. Pengoksidasi (oxidizing)
Limbah pengoksidasi adalah limbah yang dapat melepaskan panas karena teroksidasi sehingga
menimbulkan api saat bereaksi dengan bahan lainnya. Limbah ini jika tidak ditangani dengan
serius dapat menyebabkan kebakaran besar pada ekosistem. Contoh limbah b3 dengan sifat
pengoksidasi misalnya kaporit.
Limbah yang memiliki sifat mudah sekali menyala adalah limbah yang dapat terbakar karena
kontak dengan udara, nyala api, air, atau bahan lainnya meski dalam suhu dan tekanan standar.
Contoh limbah B3 yang mudah menyala misalnya pelarut benzena, pelarut toluena atau pelarut
aseton yang berasal dari industri cat, tinta, pembersihan logam, dan laboratorium kimia.
f. Berbahaya (harmful)
Limbah berbahaya adalah limbah yang baik dalam fase padat, cair maupun gas yang dapat
menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu melalui kontak inhalasi ataupun
oral.
g. Korosif (corrosive)
Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang memiliki ciri dapat menyebabkan iritasi
pada kulit, menyebabkan pengkaratan pada baja, mempunyai pH ≥ 2 (bila bersifat asam) dan pH
≥ 12,5 (bila bersifat basa). Contoh limbah B3 dengan ciri korosif misalnya, sisa asam sulfat yang
digunakan dalam industri baja, limbah asam dari baterai dan accu, serta limbah pembersih
sodium hidroksida pada industri logam.
Limbah yang dapat menyebabkan iritasi adalah limbah yang menimbulkan sensitasi pada
kulit, peradangan, maupun menyebabkan iritasi pernapasan, pusing, dan mengantuk bila terhirup.
Contoh limbah ini adalah asam formiat yang dihasilkan dari industri karet.
Limbah dengan karakteristik ini adalah limbah yang dapat menyebabkan kerusakan pada
lingkungan dan ekosistem, misalnya limbah CFC atau Chlorofluorocarbon yang dihasilkan dari
mesin pendingin
1. Penyimpanan
Reduksi limbah dengan mengoptimalkan penyimpanan bahan baku dalam proses kegiatan
atau disebut house keeping, substitusi bahan, modifikasi proses, maupun upaya reduksi lainnya.
Kemudian kegiatan pengemasan dilakukan dengan penyimbolan dan pelabelan yang
menunjukkan karakteristik dan jenis limbah B3 berdasarkan acuan Keputusan Kepala Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor : Kep-05/Bapedal/09/1995.
Penyimpanan dapat dilakukan di tempat yang sesuai dengan persyaratan yang berlaku acuan
Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor: Kep-01l/Bapedal/09/1995.
Limbah B3 yang diproduksi dari sebuah unit produksi dalam sebuah pabrik harus disimpan
dengan perlakuan khusus sebelum akhirnya diolah di unit pengolahan limbah. Penyimpanan
harus dilakukan dengan sistem blok dan tiap blok terdiri atas 2×2 kemasan. Limbah-limbah harus
diletakkan dan harus dihindari adanya kontak antara limbah yang tidak kompatibel. Bangunan
penyimpan limbah harus dibuat dengan lantai kedap air, tidak bergelombang, dan melandai ke
arah bak penampung dengan kemiringan maksimal 1%. Bangunan juga harus memiliki ventilasi
yang baik, terlindung dari masuknya air hujan, dibuat tanpa plafon, dan dilengkapi dengan sistem
penangkal petir. Limbah yang bersifat reaktif atau korosif memerlukan bangunan penyimpan
yang memiliki konstruksi dinding yang mudah dilepas untuk memudahkan keadaan darurat dan
dibuat dari bahan konstruksi yang tahan api dan korosi.
2. Pengumpulan
4. Pengangkutan
5. Pemanfaatan
Upaya pemanfaatan dapat dilakukan melalui kegiatan daur ulang (recycle), perolehan
kembali (recovery) dan penggunaan kembali (reuse) limbah B3 yang dlihasilkan ataupun bentuk
pemanfaatan lainnya.
6. Pengolahan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
1. Suatu limbah tergolong sebagai bahan berbahaya dan beracun jika ia memiliki sifat-sifat
tertentu, di antaranya mudah meledak, mudah teroksidasi, mudah menyala, mengandung
racun, bersifat korosif, menyebabkan iritasi, atau menimbulkan gejala-gejala kesehatan
seperti karsinogenik, mutagenik dan sebagainya.
2. Pengelolaan Limbah B3 merupakan satu rangkaian kegiatan yang mencakup
penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan, pengangkutan, dan pengolahan limbah B3
termasuk penimbunan hasil pengolahan tersebut. Pada dasarnya prinsip pengolahan
limbah adalah upaya untuk memisahkan zat pencemar dari cairan atau padatan.
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 1999 tentang tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
Dan Beracun [JDIH BPK RI]