shear. Biasanya diterima sebagai "kekentalan", atau penolakan terhadap penuangan. Viskositas
menggambarkan penolakan dalam fluid kepada aliran dan dapat dipikir sebagai sebuah cara untuk
mengukur gesekan fluid. Air memiliki viskositas rendah, sedangkan minyak sayur memiliki viskositas
tinggi.
Viskositas
Gaya tarik menarik antarmolekul yang besar dalam cairan menghasilkan viskositas yang tinggi. Koefisien
viskositas didefinisikan sebagai hambatan pada aliran cairan. Gas juga memiliki viskositas, tetapi nilainya
sangat kecil. Dalam kasus tertentu viskositas gas memiliki peran penting, misalnya dalam peawat terbang.
Viskositas
1. Viskositas cairan yang partikelnya besar dan berbentuk tak teratur lebih tinggo daripada
yang partikelnya kecil dan bentuknya teratur.
2. Semakin tinggi suhu cairan, semakin kecil viskositasnya.
Dua poin ini dapat dijelaskan dengan teori kinetik. Tumbukan antara partikel yang berbentuk bola atau
dekat dengan bentuk bola adalah tumbukan elastik atau hampir elastik. Namun, tumbukan antara partikel
yang bentuknya tidak beraturan cenderung tidak elastik. Dalam tumbukan tidak elastik, sebagian energi
translasi diubah menjadi energi vibrasi, dan akibatnya partikel menjadi lebih sukar bergerak dan
cenderung berkoagulasi. Efek suhu mirip dengan efek suhu pada gas.
Koefisien viskositas juga kadang secara singkat disebut dengan viskositas dan diungkapkan dalam N s m -2
dalam satuan SI. Bila sebuah bola berjari-jari r bergerak dalam cairan dengan viskositas ηdengan
kecepatan U, hambatan D terhadap bola tadi diungkapkan sebagai.
D = 6πhrU ...
Hubungan ini (hukum Stokes) ditemukan oleh fisikawan Inggris Gabriel Stokes (1819-1903).
belajar viskositas
Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair dengan zat cair yang lain. Oli
mobil sebagai salah satu contoh zat cair dapat kita lihat lebih kental daripada minyak kelapa. Apa
sebenarnya yang membedakan cairan itu kental atau tidak. Kekentalan atau viskositas dapat dibayangkan
sebagai peristiwa gesekan antara satu bagian dan bagian yang lain dalam fluida. Dalam fluida yang kental
kita perlu gaya untuk menggeser satu bagian fluida terhadap yang lain.
Di dalam aliran kental kita dapat memandang persoalan tersebut seperti tegangan dan regangan pada
benda padat. Kenyataannya setiap fluida baik gas maupun zat cair mempunyai sifat kekentalan karena
partikel di dalamnya saling menumbuk. Bagaimana kita menyatakan sifat kekentalan tersebut secara
kuantitatif atau dengan angka, sebelum membahas hal itu kita perlu mengetahui bagaimana cara
membedakan zat yang kental dan kurang kental dengan cara kuantitatif. Salah satu alat yang digunakan
untuk mengukur kekentalan suatu zat cair adalah viskosimeter.
Apabila zat cair tidak kental maka koefesiennya sama dengan nol sedangkan pada zat cair kental bagian
yang menempel dinding mempunyai kecepatan yang sama dengan dinding. Bagian yang menempel pada
dinding luar dalam keadaan diam dan yang menempel pada dinding dalam akan bergerak bersama
dinding tersebut. Lapisan zat cair antara kedua dinding bergerak dengan kecepatan yang berubah secara
linier sampai V. Aliran ini disebut aliran laminer.
Aliran zat cair akan bersifat laminer apabila zat cairnya kental dan alirannya tidak terlalu cepat. Kita
anggap gambar di atas sebagai aliran sebuah zat cair dalam pipa, sedangkan garis alirannya dianggap
sejajar dengan dinding pipa. Karena adanya kekentalan zat cair yang ada dalam pipa, maka besarnya
kecepatan gerak partikel yang terjadi pada penampang melintang tidak sama besar. Keadaan tersebut
terjadi dikarenakan adanya gesekan antar molekul pada cairan kental tersebut, dan pada titik pusat pipa
kecepatan yang terjadi maksimum.
Akibat lain adalah kecepatan rata-rata partikel lebih kecil daripada kecepatan partikel bila zat cairnya
bersifat tak kental. Hal itu terjadi akibat adanya gesekan yang lebih besar pada zat cair yang kental.
Jika aliran kental dan tidak terlalu cepat maka aliran tersebut bersifat laminer dan disebut turbulen jika
terjadi putaran/pusaran dengan kecepatan melebihi suatu harga tertentu sehingga menjadi kompleks dan
pusaran-pusaran itu dinamakan vortex.
h . r4 . t . P
= ……………(1)
8V.L
Persamaan diatas dinamakan persamaan stokes, merupakan salah satu rumus untuk mengukur viskositas
cairan dimana:
V = Volume cairan
r = Jari - jari tabung kapiler
t = Waktu mengalir melalui tabung kapiler
P = Tekanan
L = Panjang aliran terhadap tekanan t
Untuk menentukan viskositas suatu cairan dengan persamaan diatas tidak terlalu penting untuk mengukur
semua kuantitas yang ada bila satu viskositas dari beberapa cairan referensi yaitu air yang telah diketahui
secara tepat.
Dua cairan yang berbeda bila diukur waktu alirannya pada volume yang sama dan melalui kapiler yang
sama maka menurut persamaan dua caran yaitu :pouseville, perbandingan dari
1 .P1.r4.t1.8.V.L
= …………( 2 )
2 .P2.r4.t28.V.L.
Dari persamaan diatas dapat diketahui bahwa P1 dan P2 berbanding lurus dengan massa jenis atau
densitas kedua cairan (P1 dan P2), maka persamaan diatas dapat ditulis sebagai :
1 P1 . t1
= …………..( 3 )
2 P2 . t2
Viskositas Ostwald adalah cara yang paling baik untuk mengukur kuantitas t1 dan t2 (lihat gambar).
Mulut
Penyumbat T
S
bola)cair - 2 g r2 (
=
g.v
Dari persamaan diatas dapat diturunkan persamaan apabila r bola dibanding r tabung tidak terlalu kecil
maka akan diberi ralat :
Fr = (1+1,36 r/B) dengan r = jari-jari tabung sebelah dalam
Sehingga persamaan diatas menjadi :
cair)bola - N . (
=
F.v
dimana N = 2 r2 g/9
Fluida ( zat alir ) adalah zat yang dapat mengalir, misalnya zat cair dan gas.
Fluida dapat digolongkan dalam dua macam, yaitu fluida statis dan dinamis.
Didalam fluida yang tidak diidealisir terdapat aktivitas molekuler antara bagian-bagian
lapisannya. Salah satu akibat dari adanya aktivitas ini adalah timbulnya gesekan internal antara bagian-
bagian tersebut, yang dapat digambarkan sebagai gaya luncur diantara lapisan-lapisan fluida tadi. Hal ini
dapat dilihat dari perbedaan kecepatan bergerak lapisan-lapisan fluida tersebut. Bila pengamatan
dilakukan terhadap aliran fluida makin mengecil ditempat-tempat yang jaraknya terhadap dinding pipa
semakin kecil, dan praktis tidak bergerak pada tempat di dinding pipa. Sedangkan kecepatan terbesar
terdapat ditengah-tengah pipa aliran.
Viscositas suatu fluida adalah sifat yang menunjukkan besar dan kecilnya tahan dalam fluida
terhadap gesekan. Fluida yang mempunyai viscositas rendah, misalnya air mempunyai tahanan dalam
terhadap gesekan yang lebih kecil dibandingkan dengan fluida yang mempunyai viscositas yang lebih
besar’
gaya
L cm
Gambar diatas merupakan 2 lapisan fluida sejajar dengan masing-masing mempunyai luas A
cm2 dan jarak kedua lapisan L cm. Bila lapisan atas bergerak sejajar dengan lapisan bawah pada
kecepatan V cm/detik relatif terhadap lapisan bawah, supaya fluida tetap mempunyai kecepatan V
cm/detik maka harus bekerja suatu gaya sebesar F dyne. Dari hasil eksperimen didapatkan bahwa gaya F
berbanding lurus dengan kecepatan V, luas A dan berbanding terbalik dengan jarak L. Persamaannya :
F= n.γ.A :L n= F. L : V.A N (tetapan viscositas gr/cm detik).
Gejala ini dapat dianalisis dengan mengintrodusir suatu besaran yang disebut kekentalan atau
viscositas (viscosity). Oleh karena itu, viscositas berkaitan dengan gerak relatif antar bagian-bagian
fluida, maka besaran ini dapat dipandang sebagai ukuran tingkat kesulitan aliran fluida tersebut. Makin
besar kekentalan suatu fluida makin sulit fluida itu mengalir.
Viscositas suatu cairan murni atau larutan merupakan indeks hambatan alir cairan. Beberapa zat
cair dan gas mempunyai sifat daya tahan terhadap aliran ini, dinyatakan dengan Koefisien Viscositas (ไ).
Viscositas ialah besarnya gaya tiap cm2 yang diperlukan supaya terdapat perbedaan kecepatan
sebesar 1 cm tiap detik untuk 2 lapisan zat cair yang parallel dengan jarak 1 cm. Viscositas dapat dihitung
dengan rumusPo i sev i ll e.
N=
Fluiditas yaitu kemudahan suatu zat cair untuk mengalir. Dari rumus diatas dapat dilihat bahwa
Fluiditas berbanding terbalik dengan kekentalan (Koefisien Viscositas).
Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir dan bentuknya selalu berubah dengan
perubahan volume. Yang termasuk dalam kategori fluida adalah zat cair dan gas.
Fluida mempunyai kerapatan yang harganya tertentu pada temperatur dan tekanan tertentu.
Harga kerapatannya tergantung pada temperatur dan tekanan, apabila temperatur dan tekanan suatu fluida
berubah maka kerapatannya akan berubah.
Bagi zat cair kerapatannya tidak akan terpengaruh oleh perubahan temperatur dan tekanan, hal
ini juga dinamakan fluida tidak dapat mampat (incompresible) sedangkan gas sangat dipengaruh oleh
perubahan temperatur dan tekanan dan dikenal juga sebagai fluida dapat mampat (compresible).
Umpamanya waktu yang diperlukan air untuk bergerak dari permukaan a sampai b sama dengan t1,
setelah itu percobaan diganti dengan zat cair lain dengan cara yang sama seperti disamping.
a Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah cairan tertentu untuk
mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri, jadi waktu yang
dibutuhkan oleh cairan untuk melalui batas “a” dan “b” dapat diukur menggunakan stop watc
VISCOMETER LEHMAN
Nilai viscositas Lehman didasarkan pada waktu kecepatan alir cairan yang akan diuji atau
dihitung nilai viscositasnya berbanding terbalik dengan waktu kecepatan alir cairan pembanding, dimana
cairan pembanding yang digunakan adalah air. Persamaannya adalah sebagai berikut :
B.
Tair
Tcairan
=
η
C. VISCOMETER BOLA JATUH – STOKES
Terhadap sebuah benda yang bergerak jatuh didalam fluida bekerja tiga
macam gaya, yaitu :
Gaya gravitasi atau gaya berat (W). gaya inilah yang menyebabkan benda
bergerak ke bawah dengan suatu percepatan.
Gaya apung (buoyant force) atau gaya Archimedes (B). arah gaya ini
keatas dan besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh
benda itu.
Gaya gesek (Frictional force) Fg, arahnya keatas dan besarnya seperti
yang dinyatakan oleh persamaan
V
k
Fg
.
=
; Fg = Gaya gesek
k = Konstanta
V = Kecepatan benda (
ik
m
det
)
Benda yang jatuh mempunyai kecepatan yang makin lama makin besar, tetapi dalam
medium ada gaya gesek yang makin besar bila kecepatan benda jatuh makin besar. Benda yang
bentuknya tidak beraturan dan rumit serta besar akan menghasilkan harga k yang besar.
Alat ini terdiri dari sebuah tabung yang di bagian dinding luarnya diselubungi dengan
air agar suhu di dalamnya konstan. Digunakan untuk menentukan Viscositas cairan yang kental tetapi
yang tembus cahaya agar dapat mengamati jatuhnya bola peluru sampai ke dasar tabung.. menurut
hokumSt o ke s :
(
)
V
gR
9
2
1
2
γ
γ
η
−
=
;
η
= Koefisien Viscositas (centipoise)
R = Jari-jari bola (cm)
γ
= Massa jenis bola peluru
1
γ
= Massa jenis zat cair
V = Kecepatan (
ik
m
det
)
g = Kecepatan gravitasi (
2
detik
m
)
HukumSto ke s merupakan dasar viscositas bola jatuh. Viscositas ini terdiri atas gelas silinder
dengan cairan yang akan diteliti dan dimasukkan kedalam termostat.
Untuk mendapatkan viscositas cairan yang lebih teliti maka diperlukan cairan pembanding.
Sebagai bahan pembanding dipakai air. Setelah tabung diisi air lalu bola peluru dilepaskan dari
permukaan a sampai dasar b dan waktu dicatat missal t1, kemudian percobaan diganti dengan zat cair x
umpamanya diperlukan waktu t2.
Viscositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk
silinder, cara ini dapat digunakan untuk cairan maupun gas. Harga kekentalan mutlak sukar untuk
ditentukan, dalam prakteknya yang dicari adalah kekentalan relatifnya yaitu perbandingan antara
kekentalan zat itu dengan kekentalan zat cair lainnya (biasanya sebagai pembanding digunakan air).
Besaran-besaran yang terkandung dalam hukumStokes merupakan besaran-besaran yang secara teknis
sudah ditentukan besarnya., kecuali harga
η
(koefisien viscositas)dan V (kecepatan benda). Oleh karena itu, terbuka
kemungkinan untuk memanfaatkan hubungan ini untuk menentukan
Sebelum Percobaan
• T (suhu) : 29oC
• ρ0 air
: 0,9976 gr/ml
• ρ0 zat
: 0,8535 gr/m
Viscositas juga dapat dihitung dengan rumusP oi se v il le.
LV
R
4
8
Τ
Ρ
=
π
η
R = Jari-jari pipa dialiri cair (cm)
T = Waktu alir (detik)
P = Tekanan yang menyebabkan zat cair mengalir
(
2
cm
dyne
)
V = Volume zat cair (liter)
L = Panjang pipa (cm)
η
= Koefisien Viscositas (centipoise)
Pengukuran viscositas yang tepat dengan menggunakan metode viscometer Ostwald atau
hukumP oise v ille sukar dicapai. Hal ini disebabkan karena harga R (jari-jari pipa) dan L (panjang pipa)
sulit untuk ditentukan secara tepat, maka untuk menghindari hal itu digunakan cairan pembanding seperti
air dan harga V (volume cairan), L (panjang pipa) dan R (jari-jari pipa)dianggap sama, maka didapat
persamaan sebagai berikut ;
2
2
1
1γγ
ηη
ΤΤ
=
21
;
1
γ
= Massa jenis air
2
γ
= Massa jenis zat cair yang dicar
Viscositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk
silinder, cara ini dapat digunakan untuk cairan maupun gas. Harga kekentalan mutlak sukar untuk
ditentukan, dalam prakteknya yang dicari adalah kekentalan relatifnya yaitu perbandingan antara
kekentalan zat itu dengan kekentalan zat cair lainnya (biasanya sebagai pembanding digunakan air).