Anda di halaman 1dari 6

Dampak Virus COVID-19 dalam Sektor Ekonomi

“Menangisnya UMKM ditengah Pandemi COVID-19”

Disusun untuk memenuhi tugas “Pekan Intlektual dan Kebersamaan


Mahasiswa Ekonomi dan Bisnis”

DISUSUN OLEH:
Dito Achmed

UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN
2020
SURVIVE UMKM DITENGAH PANDEMI COVID - 19
Tahun 2020 merupakan tahun yang pilu, banyak kejadian yang terjadi di tahun ini
mulai awal tahun hingga memasuki bulan ke 9 ini. Mulai dari kebakaran hutan hingga virus
COVID - 19 yang melanda dunia hingga berstatus pandemi. COVID - 19 ini merupakan
sebuah virus yang menyerang area pernapasan hingga membuat penderitanya merasakan
sesak nafas. COVID – 19 memiliki gejala seperti panas badan tinggi, batuk kering, sesak
nafas, hilangnya rasa pengecap dan mencium bau, sakit kepala hingga diare. Bahkan di
beberapa kasus penderita COVID – 19 tidak menunjukkan gejala sama sekali yang berarti,
virus ini bisa saja hanya menjadikan tubuh manusia sebagai inang mereka tanpa
menimbulkan gejala yang sangat terlihat. Hingga saat ini COVID – 19 bahkan memeiliki
mutasi yang 10x lebih cepat jika dibandingkan deengan virus COVID – 19 ini pertama kali
ditemukan di wuhan. Kelompok peneliti virus corona dan formulasi vaksin dari Professor
Nidom Foundation (PNF) menumukan mutasi virus yang lebih cepat ini dan bernama
D614G. Virus cororna berjenis D614G ini terbukti cepat menular tapi tidak mematikan
tergantung kepada inangnya (manusia).

COVID – 19 sudah mengakibatkan banyak sekali kerugian. Bukan hanya materi tapi
psikispun terkuras habis oleh virus satu ini. Salah satu yang paling terdampak adalah
ekonomi. Masalah ekonomi bukan hanya melanda negara negara yang pendapatan
perkapitanya di bawah rata rata ataupun negara yang berkembang tapi masalah ekonomi ini
melanda seluruh dunia, bahkan negara adidaya sekelas Amerika Serikat pun ekonominya
runtuh walaupun tidak sehebat negara negara miskin ataupun berkembang. Ekonomi dunia
tercatat oleh bank dunia pada masa pandemi ini terburuk sejak perang dunia II.. Berbeda
dengan bank dunia, IMF mengatakan bahwa perekonomian saat ini terburuk sejak era depresi
besar (Great Depression) 1930-an. Dua hal itu sudah jelas bagaimana pandemi ini benar
benar memukul telak perekonomian dunia. Mematikan perekonomian hingga pada titik
terendahnya. Tidak ada negara yang selamat dari hantaman pandemi ini, dua negara adigdaya
pun ikut terkena yaitu China dan Amerika. Tapi yang membedakan adalah China lolos dari
resesi sedangkan Amerika tidak. Pertanyaan yang menguatkan tulisan saya adalah bagaimana
dengan Indonesia?

Indonesia tidak luput dari badai ekonomi yang melanda dunia ini. Indonesia untuk
sementara selamat dari resesi. Pada kuartal II, ekonomi Indonesia memang mngalami
kontraksi hingga minus 5,32%. Namun, catatan positif ekonomi yang pada kuartal I masih
tumbuh 2,97%, membuat Indonesia secara teknis belum masuk ke resesi. Seluruh sektor
pendukung ekonomi Indonesia mengalami penurunan yang begitu signifikan mulai dari
konsumsi rumah tangga (-5,51%), investasi (-8,61%), ekspor (-11,66%), hingga konsumsi
pemerintah (-6,90%). Indonesia terus berjuang supaya negara ini tidak terjadi resesi. Banyak
cara yang dilakukan oleh pemerintah salah satunya adalah suntikan dana segar melalui BLT
(Bantuan Langsung Tunai). Dana BLT ini lebih ditujukan kepada UMKM yang menjadi
pondasi utama dalam membangun perekonomian Indonesia.

UMKM bukan hanya saat ini saja sebagai pondasi utama dalam membangun ekonomi
Indonesia agar kuat, tapi kita ketika mundur ke belakang pada krisis moneter 1998 dan krisis
keuangan global 2008 tatkala perusahaan perusahaan skala besar satu persatu tumbang,
sebaliknya sektor UMKM berhasil survive dan menjadi penyelamat dan penopang
perekonomian Indonesia pada saat itu. Ketangguhan UMKM sebagai penopang
perekonomian Indonesia sebagai modal utamanya.

UMKM adalah Usaha Micro Kecil dan Menengah yang merupakan usaha milik
masyarakat yang masih terhitung sangat kecil tapi sangat berpengaruh bagi perekonomian
Indonesia. UMKM ini salah satu contohnya adalah penjual sepatu sepatu yang biasa kita
kenal seperti compass, ventela, dan lain lain. Dalam paper saya memuat pertanyaan apakah
UMKM ini terkena dampak dari pandemi ini? Jawabnnya adalah pasti iya. UMKM adalah
usaha yang bergerak dari dana pribadi dan perputaran uangnya adalah kebnayakan dalam
hitungan hari bukan bulan bahkan tahun. Modal mereka di dapat dari berapa hari itu di dapat
dan itu yang akan diputar untuk hari berikutnya. Oleh karena itu UMKM pasti terdampak
dengan adanya pandemi ini mulai dari omzet yang menurun hingga beberapa UMKM milih
menutup gerainya demi meringankan biaya untuk mereka hidup.

UMKM bergerak dengan dananya sendiri hingga usaha ini seperti tidak terkena oleh
adanya pandemi. Tapi mereka memangis memikirkan bagaimana kelangsungan perusahaan
mereka. Pemerintah yang tahu akan hal itu memberikan suntikan dana segar yang bertujuan
agar UMKM lah yang kelak bisa membawa perekonomian Indonesia untuk tetap positif.
Selain melalui BLT pemerintah juga melakukan beberapa program diantaranya adalah
relaksasi pajak, program kartu prakerja dan lainnya.

Pelaku UMKM yang menyadari zaman yang makin susah melakukan banyak inovasi
untuk menunjang masa depan usaha mereka salah satunya yaitu masuk ke perdagangan
elektronik atau biasa dikenal e-commerce. Pelaku usaha yang sudah mendapat bantuan
pemerintah dengan mengandalkan inovasi yang ditunjang oleh perkembangan zaman dengan
mudah bisa menjual barang usaha mereka melalui e-commerce. Inovasi itu dilakukan untuk
menarik minat para pembeli yang lebih banyak menghabiskan waktu dirumah. Bukan hanya
menjadi mitra dari e-commerce tapi juga sebagian UMKM bekerja sama dengan perusahaan
ojek online untuk meningkatkan pemasokkan melalui pelanggan yang lebih akrab dengan
handphone . dengan inovasi ini para pelaku UMKM percaya bahwa dapat mengembalikan
omset mereka yang sebelumnya terpuruk karena pandemi virus COVID – 19.

Dengan berbagai alasan diatas sekiranya dorongan pemerintah, dorongan masyarakat


serta mudahnya kerjasama instansi satu dengan instansi yang lain merupakan salah satu cara
untuk menumbuhkan kembali geliat perekonomian dan memebuat Indonesia terbebas dari
resesi yang mengancam seluruh dunia. Bukan hanya itu daya beli masyarakat juga harus
ditingkatkan guna mendukung UMKM agar tetap hidup dan bergeliat di pasar domestik
maupun internasional. Pemerintah mulai menunjukkan dukungannya terhadap UMKM
dengan beberapa program yang sudah saya jelaskan diatas sehingga UMKM mampu bersaing
ditengah ancaman resesi yang makin nyata. Inovasi inovasi yang terus dilakukan oleh para
pelaku UMKM menunjukkan bagaimana mereka bisa survive dimasa yang sulit bagi kita
semua. Dengan dukungan pemerintah dan relasi masyarakat, UMKM tidak akan “menagis”
di tengah pandemi ini dengan menutup toko mereka. Bahkan sebaliknya mereka akan terus
bergeliat di pasar perekonomian Indonesia dengan inovasi inovasi baru mereka. Tidak hanya
itu mereka juga terus berusaha berkembang dengan mengikuti zaman supaya mereka tahu
pasar mana yang akan mereka tuju.

Masyarakat menjadi faktor penting dalam hidup kembalinya UMKM yang mati suri
di tengah pandemi. Oleh karena itu mari kita bersama sama dengan bantuan pemerintah juga
mewujudkan ekonomi Indonesia yang terus positif hingga akhir tahun nanti dengan cara
menumbuhkan daya beli kita terutama terhadap UMKM yang bermodalkan dari dana mereka
sendiri. Mari kita mendukung gerakan pemerintah yang terus mendukung UMKM untuk terus
hidup bahkan menjadi saingan korporasi koporasi besar pada geliat pasar perekonomian
nasional.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompas.com/sains/read/2020/08/31/102353623/6-fakta-mutasi-virus-corona-
d614g-lebih-menular-dan-dominan-di-dunia?page=all

https://www.alodokter.com/virus-corona

https://www.medcom.id/ekonomi/bisnis/Rb109w2N-masalah-umkm-di-tengah-pandemi-
covid-19

https://money.kompas.com/read/2020/06/25/134219326/2-ciri-umkm-yang-bisa-bertahan-di-
tengah-pandemi
https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian-jenis-dan-perkembangan-umkm-di-indonesia/

https://investor.id/opinion/nasib-umkm-di-tengah-pandemi-covid19

Anda mungkin juga menyukai